Anda di halaman 1dari 3

ISPA

S No. Dokumen : T-400.7.2.6/ 462/PKM-KBN


No. Revisi :0
O
Tanggal Terbit : 02 Januari 2023
P Halaman : 1/3-2/3
BLUD PUSKESMAS drg. Purwantiningsih
NIP.198409032014032002
KAUBUN
1. Pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut(ISPA) adalah infeksi yang menyerang
saluran pernafasan baik saluran atas maupun bawah yang disebabkan
oleh bakteri virus dan riketsia ISPA salah satu penyakit menular dan
rentan mengenai anak-anak dimana amunisi mereka mmng masih dalam
perkembangan selain itu kondisi ini juga banyak terjadi pada lansia yang
biasanya telah mengalami penurunan kekebalan tubuh.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan SOP ISPA
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kaubun B-400.7.13/143/PKM-KBN Tentang
Pelayanan Klinis.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang standar Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur/ 1. Petugas Melakukan Anamnesa


Langkah-langkah  Pasien datang mengeluh Sesak nafas
Awalnya Demam batuk pilek kurang lebih 2 hari, keluhan ini
meluas menjadi tidak mau makan,tidak mau minum air
putih/susu/ASI.
 Kemudian hari ke 3 Demam tidak turun susah bernafas,dan
batuk yang di sertai lender kental.
Faktor Risiko
 Usia
 Mengalami kondisi medis tertentu
 Kekebalan tubuh lemah
 Lingkungan tempat tinggal
 Perokok aktif
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
 Infeksi Saluran pernafasan (ISPA) bagian atas atau upper
respiratory tract infections (URI/URTI) adalah infeksi yang
terjadi pada saluran pernafasan (mulai dari rongga
hidung,sinus,tenggorokan sampai paru-paru) yang berlangsung
sampai 14 hari dan timbul dengan gejala batuk,pilek,dan panas.
 Infeksi saluran pernafasan bagian bawah atau lower respiratory
tract infections (LRTI) adalah sekumpulan penyakit yang
memengaruhi sistem pernafasan di bawah tenggorokan.
3. Petugas melakukan penegakkan diagnosa
Penegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik
4. Petugas memberikan penatalaksanaan
A. Terapi Non –farmakologis
 Memperbanyak minum
 Kompres hangat
 Irigasi Nasal
B. Terapi farmakologis bersifat suportif untuk meringankan gejala
C. Terapi siptomatik
 Dekongestan oral topikal dapat membantu mengurangi
keluhan pada pasien rhinorrhea sebaiknya dekongestan
diberikan pada anak usia di atas 2 tahun dekongestan
topikal seperti fenilepinefrin atau oxymetazoline lebih
banyak di pakai sebaiknya digunakan 3-4 hari saja untuk
menghindari efek rebound
 Antihistmin oral generasi satu di nilai memiliki efek
antikolinergik sehingga dapat di gunakan untuk
menghindari rhinorrhea dan bersin Antihistamin yang
biasa di gunakan adalah chlorpheniramine maleate atau
diphenhydramine.
 Codein berperan sebagai antitusif yang bekerja secara
sentral untuk batuk berdahak pada orang dewasa .
D. Terapi antibiotic
Kebanyakan kasusu ISPA disebabkan oleh virus sehingga
penggunaan antibiotic tidak efektif dan hanya boleh di gunakan

2/3
jika terjadi kecurigaan atau konfirmasi adanya infeksi bakteri.
5. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi
Edukasi Pasien dan keluarga untuk menghindari penularan kepada
orang lain minta untuk menutup hidung dan mulut ketika
bersin ,kemudian segera membuang tissue yang sudah di
pakai,mencuci tangan menggunakan air yang mengalir,saat berada
di tempat umum menggunakan masker bedah berstandar.
6. Petugas melakukan Rujukan bila di perlukan:
Kriteria Rujukan :
 Terdapat tanda Sumbatan jalan nafas
 Usia Penderita di bawah 3 tahun
 Tampak toksis,sianosisi,dehidrasi,atau exhausted.

6 Unit Terkait 1. Poli Umum


2. Rawat Inap
3. UGD
4. Poli MTBS,KIA,KB

7 Rekaman Histori Perubahan

No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

1.
2.
3.

3/3

Anda mungkin juga menyukai