Anda di halaman 1dari 3

RINITIS AKUT (COMMON COLD)

No. Dokumen : SOP/UKP/PU/003


No. Revisi : 01
SOP Tanggal terbit : 16 Oktober 2020
Halaman : 1/4

dr. I Gede Jaya Putra


UPT. Puskesmas
NIP.
Abiansemal II
19710615 200312 1 010
1. Pengertian Rinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung yangberlangsung
akut (<12 minggu). Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, ataupun
iritan.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam mendiagnosa dan penatalaksanaan rinitis akut
(common cold)
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abiansemal II No.08/UKP.IX/ABS II/X/2020
tentang Standar Layanan Klinis
4. Referensi Kemenkes RI No. Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
5. Prosedure Prosedur
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Diagnosa
4. Penatalaksanaan
5. Prognosis

Peralatan
1. Lampu kepala /Senter
2. Spekulum hidung
6. Langkah- 1. Anamnesis (Subjective)
langkah Keluhan
1. Keluar ingus dari hidung (rinorea)
2. Hidung tersumbat
3. Dapat disertai rasa panas atau gatal pada hidung
4. Bersin-bersin
5. Dapat disertai batuk

2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Objective)


Pemeriksaan Fisik
1. Suhu dapat meningkat
2. Rinoskopi anterior
 tampak kavum nasi sempit, terdapat sekret serous atau
mukopurulen, mukosa konka udem dan hiperemis.

1/3
3. Penegakan diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
a. Istirahat yang cukup
b. Menjaga asupan yang bergizi dan sehat
2. Medikamentosa
a. Simtomatik: analgetik dan antipiretik (Paracetamol),
dekongestan oral (Pseudoefedrin, Fenilpropanolamin, Fenilefrin).
b. Antibiotik: bila terdapat komplikasi seperti infeksi sekunder
bakteri, Amoksisilin, Eritromisin, Cefadroksil.
c. Untuk rinitis difteri: Penisilin sistemik dan anti-toksin difteri.

Rencana Tindak Lanjut


Jika terdapat kasus rinitis difteri dilakukan pelaporan ke dinas
kesehatan setempat dan merujuk pasien ke Fasyankes tingkat Pertama

Konseling dan Edukasi


Memberitahu individu dan keluarga untuk:
1. Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat.
2. Lebih sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh
wajah.
3. Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi.
4. Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
5. Mengikuti program imunisasi lengkap, seperti vaksinasi influenza,
vaksinasi MMR untuk mencegah terjadinya rinitis eksantematosa.
6. Menghindari pajanan alergen bila terdapat faktor alergi sebagai
pemicu.
7. Melakukan bilas hidung secara rutin.

5. Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam

2/3
7. Diagram Alir
Anamnesis Pemeriksaan Penegakan
fisik diagnosa

Penataksanaan
1. Non medikamentosa
a. Istirahat yang cukup
b. Menjaga asupan yang bergizi dan sehat
2. Medikamentosa
a. Simtomatik: analgetik dan antipiretik (Paracetamol),
dekongestan oral (Pseudoefedrin, Fenilpropanolamin,
Fenilefrin).
b. Antibiotik: bila terdapat komplikasi seperti infeksi
sekunder bakteri, Amoksisilin, Eritromisin, Cefadroksil.
c. Untuk rinitis difteri: Penisilin sistemik dan anti-toksin
difteri.

8. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait  Loket
 Poli Umum
 Ruang farmasi
10. Dokumen  Rekam medis
Terkait  Lembar registrasi
11. Rekaman
histori Tanggal mulai
perubahan No Yang dirubah Isi perubahan
diberlakukan
SK Kepala UPT 16 Oktober 2020
Puskesmas SK Kepala UPTD
Abiansemal II Puskesmas
No. Abiansemal II
1 08/UKP.IX/ABS No.08/UKP.IX/A
II/V/2017 BS II/X/2020
tentang tentang Standar
Standar Layanan Klinis
Layanan Klinis

3/3

Anda mungkin juga menyukai