UPTD
Dasep Hidayat, SKM
PUSKESMAS
NIP. 196504021992031008
LIMBANGAN
1. Pengertian Rinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung yangberlangsung
akut (<12 minggu) yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri,
ataupun iritan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendiagnosa dan
melakukan terapi pada penemuan kasus rinitis akut.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Limbangan Nomor
.................. tentang Layanan Klinis.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur 1. Anamnesa
1.1 Menanyakan apakah ada keluar ingus dari hidung (rinorea);
1.2 Menanyakan apakah ada hidung tersumbat;
1.3 Menanyakan apakah gejala disertai rasa panas atau gatal pada
hidung;
1.4 Menanyakan apakah ada bersin-bersin;
1.5 Menanyakan apaah ada dapat disertai batuk;
1.6 Menanyakan apakah ada faktor risiko penurunan daya tahan
tubuh, paparan debu, asap, atau gas yang bersifat iritatif serta
paparan dengan penderita infeksi saluran napas.
2. Pemeriksaan Klinis
2.1 Suhu dapat meningkat;
2.2 Pada pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan kavum nasi
sempit, terdapat seret serous atau mukopurulen, mukosa, konka
udem dan hiperemis. Pada rinitis difteri tampak sekret yang
bercampur darah. Mebran keabu-abuan tampak menutup konka
inferior dan kavum nasi bagian bawah, membrannya lengket dan
bila diangkat mudh berdarah.
3. Pemeriksaan Penunjang tidak diperlukan
1
4. Diagnosis
4.1 Klasifikasi
a. Rinitis Virus
- Rinitis simplek;
- Rinitis influenza;
- Rinitis eksantematos.
b. Rinitis Bakteri
- Infeksi non spesifik;
- Rinitis difteri. Jika terdapat kasus difteri dilakukan pelaporan ke
dinas kesehatan setempat.
c. Rinitis iritan
5. Diagnosis Banding
- Rinitis alergi pada serangan akut;
- Rinitis vasomotor pada serangan akut.
6. Komplikasi
- Rinosinusitis;
- Otitis Media akut;
- Otitis Media efusi;
- Infeksi traktus respiratorius bagian bawah seperti laringitis,
trakeobronkitis, pneumonia.
7. Terapi
7.1 Non medikamentosa
a. Istirahat yang cukup;
b. Menjaga asupan yang bergizi dan sehat.
7.2 Medikamentos
a. Simtomatik: analgetik dan antipireti (Paracetamol), dekongestan
topikal atau oral (Pseudroefedrin, Fnilpropanolamin, Fenilefrin);
b. Antibiotik : bila terjadi infeksi sekunder bakteri, Amoxcisillin,
Eritromisin, cefadroxil;
c. Untuk rinitis difteri : Penisilin sistemik dan anti-toksin difteri.
8. Konseling dan Edukasi
Memberitahu individu dan keluarga untuk:
- Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat;
- Lebih sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh
wajah;
- Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi;
- Menutup mulut ketika batuk dan bersin;
- Mengikuti program imunisasi lengkap, sepertivaksinasi influenza,
2
vaksinasi MMR untuk mencegah terjadinya rinitis eksantematosa;
- Menghindari pajanan alergen bila terdapat faktor alergi sebagai
pemicu;
- Melakukan bilas hidung secara rutin.
6. Diagram Alir
Pasien datang dengan
gejala rinitis akut
1 Anamnesa
2 Pemeriksaan
fisik
Diagnosis
campak
tidak ya
Sembuh Komplikasi
h
1. Rinosinusitis
2 Otitis Media akut
3 Otitis Media efusi
4. Infeksi traktus
respiratorius bagian bawah
seperti laringitis,
trakeobronkitis, pneumonia
Rujuk
7. Hal-hal yang -
harus
diperhatikan
3
8. Unit Terkait Pendaftaran
Rawat Jalan ( poli umum,poli lansia, KIA, MTBS/MTBM, apotik)