Anda di halaman 1dari 3

RINITIS AKUT

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/ /2018

No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbi : 5 Januari 2018
t
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS Heri Suherman SKM.M.Si


PALABUHANRATU NIP.196602271988031001

1. Pengertian Rinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung yangberlangsung akut
(<12 minggu) yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun
iritan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendiagnosa dan
melakukan terapi pada penemuan kasus rinitis akut
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Palabuhanratu Nomor 103 Tahun 2018
tentang Layanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur 1. Anamnesa
1.1 Menanyakan apakah ada keluar ingus dari hidung (rinorea)
1.2 Menanyakan apakah ada hidung tersumbat
1.3 Menanyakan apakah gejala disertai rasa panas atau gatal pada hidung
1.4 Menanyakan apakah ada bersin-bersin
1.5 Menanyakan apaah ada dapat disertai batuk
1.6 Menanyakan apakah ada faktor risiko penurunan daya tahan tubuh,
paparan debu, asap, atau gas yang bersifat iritatif serta paparan dengan
penderita infeksi saluran napas
2. Pemeriksaan Klinis
2.1 Suhu dapat meningkat
2.2 Pada pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan kavum nasi sempit,
terdapatseret serous atau mukopurulen, mukosa, konka udem dan
hiperemis. Pada rinitis difteri tampak sekret yang bercampur darah.
Mebran keabu-abuan tampak menutup konka inferior dan kavum nasi
bagian bawah, membrannya lengket dan bila diangkat mudh berdarah
3. Pemeriksaan Penunjang tidak diperlukan
4. Diagnosis
1. Klasifikasi
a. Rinitis Virus
- Rinitis simplek
- Rinitis influenza
- Rinitis eksantematos
b. Rinitis Bakteri
- Infeksi non spesifik
- Rinitis difteri. Jika terdapat kasus difteri dilakukan pelaporan ke
dinas kesehatan setempat.
c. Rinitis iritan
5. Diagnosis Banding
- Rinitis alergi pada serangan akut
- rinitis vasomotor pada serangan akut
6. Komplikasi
- Rinosinusitis
- Otitis Media akut
- Otitis Media efusi
- Infeksi traktus respiratorius bagian bawah seperti laringitis,
trakeobronkitis, pneumonia
7. Terapi
7.1 Non medikamentosa
a. Istirahat yang cukup
b. Menjaga asupan yang bergizi dan sehat
7.2 Medikamentos
a. Simtomatik: analgetik dan antipireti (Paracetamol), dekongestan
topikal atau oral (Pseudroefedrin, Fnilpropanolamin, Fenilefrin)
b. Antibiotik : bila terjadi infeksi sekunder bakteri,Amoksisilin,
Eritromisin, sefadroxil
c. Untuk rinitis difteri : Penisilin sistemik dan anti-toksin difteri
8. Konseling dan Edukasi
Memberitahu individu dan keluarga untuk:
- Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat.
- Lebih sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh wajah.
- Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi.
- Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
- Mengikuti program imunisasi lengkap, sepertivaksinasi influenza,
vaksinasi MMR untuk mencegah terjadinya rinitis eksantematosa.
- Menghindari pajanan alergen bila terdapat faktor alergi sebagai
pemicu.
- Melakukan bilas hidung secara rutin.
6. Diagram
Pasien datang
Alir dengan gejala rinitis
akut

1 Anamnesa
2 Pemeriksaan fisik

Diagnosis
tidak ya
Diagnosis Lain Terapi
1 Rinitis alergi pada serangan
1. Non medikamentosa
akut
2. Medikamentosa
2 Rinitis vasomotor pada serangan
a. Simtomatik
akut
b. Antibiotik (sesuai indikasi)
3. Konseling dan Edukasi

Sembuhh Komplikasi

1. Rinosinusitis
2 Otitis Media akut
3 Otitis Media efusi
4. Infeksi traktus respiratorius bagian
bawah seperti laringitis,
trakeobronkitis, pneumonia

RUJUK

7.Hal-hal yang -
harus
diperhatikan
8. Unit Terkait Pendaftaran
Rawat Jalan ( poli umum,poli lansia, KIA, MTBS/MTBM, apotik)
9. Dokumen Rekam Medis
Terkait
10. Rekaman Tanggal mulai
NO Yang Dirubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai