Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PELAYANAN KLINIS

RHINITIS AKUT

No. Dokumen PPK-052/YANKES-TEBET/UKP

PPK No. Revisi 00

Tanggal Terbit 02 Mei 2017


Halaman 1/4 Halaman
PUSKESMAS dr. Hilda
KECAMATAN TEBET NIP:197010072002122001

Rinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung yangberlangsung akut


(<12 minggu). Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun
iritan. Radang sering ditemukan karena manifestasi dari rinitis simpleks
1. Definisi
(common cold), influenza, penyakit eksantem (seperti morbili, variola,
varisela, pertusis), penyakit spesifik, serta sekunder dari iritasi lokal atau
trauma.
2. Kode ICD X J00. Acute nasopharyngitis (common cold)
Keluhan
1. Keluar ingus dari hidung (rinorea)
2. Hidung tersumbat
3. Dapat disertai rasa panas atau gatal pada hidung
4. Bersin-bersin
3. Anamnesa
5. Dapat disertai batuk
(Subjektif)

Faktor Risiko
1. Penurunan daya tahan tubuh.
2. Paparan debu, asap, atau gas yang bersifat iritatif.
3. Paparan dengan penderita infeksi saluran napas.
Pemeriksaan Fisik
1. Suhu dapat meningkat
2. Rinoskopi anterior:
4. Pemeriksaan
a. Tampak kavum nasi sempit, terdapat sekret serous atau mukopurulen,
Fisik dan
mukosa konka udem dan hiperemis.
penunjang
b. Pada rinitis difteri tampak sekret yang bercampur darah. Membran
sederhana
keabu-abuan tampak menutup konka inferior dan kavum nasi bagian
(objektif)
bawah, membrannya lengket dan bila diangkat mudah berdarah.

Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan


5. Penegakan Diagnosis Klinis
Diagnostik Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
(assesment)
Klasifikasi berdasarkan etiologi:
1. Rinitis Virus
a. Rinitis simplek (pilek, selesma, common cold, coryza)

Hal. 1 dari 4 hal. PPK RHINITIS AKUT


Rinitis simplek disebabkan oleh virus. Infeksi biasanya terjadi melalui droplet
di udara. Beberapa jenis virus yang berperan antara lain, adenovirus,
picovirus, dan subgrupnya seperti rhinovirus, dan coxsackievirus. Masa
inkubasinya 1-4 hari dan berakhir dalam 2-3 minggu.
b. Rinitis influenza
Virus influenza A, Batau C berperan dalam penyakit ini. Tanda dan gejalanya
mirip dengan common cold. Komplikasi berhubungan dengan infeksi bakteri
sering terjadi.
c. Rinitis eksantematous
Morbili, varisela, variola, dan pertusis, sering berhubungan dengan rinitis,
dimana didahului dengan eksantema sekitar 2- 3 hari. Infeksi sekunder dan
komplikasi lebih sering dijumpai dan lebih berat.

2. Rinitis Bakteri
a. Infeksi non spesifik
• Rinitis bakteri primer. Infeksi ini tampak pada anak dan biasanya akibat
dari infeksi pneumococcus, streptococcus atau staphylococcus. Membran
putih keabu-abuan yang lengket dapat terbentuk di rongga hidung, dan
apabila diangkat dapat menyebabkan pendarahan / epistaksis.
• Rinitis bakteri sekunder merupakan akibat dari infeksi bakteri pada rinitis
viral akut.
b. Rinitis Difteri
Disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae, dapat berbentuk akut atau
kronik dan bersifat primer pada hidung atau sekunder pada tenggorokan.
Harus dipikirkan pada penderita dengan riwayat imunisasi yang tidak
lengkap. Penyakit ini semakin jarang ditemukan karena cakupan program
imunisasi yang semakin meningkat.
3. Rinitis Iritan
Disebabkan oleh paparan debu, asap atau gas yang bersifat iritatif seperti
ammonia, formalin, gas asam dan lain-lain. Dapat juga disebabkan oleh
trauma yang mengenai mukosa hidung selama masa manipulasi intranasal,
contohnya pada pengangkatan corpus alienum. Pada rinitis iritan terdapat
reaksi yang terjadi segera yang disebut dengan “immediate
catarrhalreaction” bersamaan dengan bersin, rinore, dan hidung tersumbat.
Gejalanya dapat sembuh cepat dengan menghilangkan faktor penyebab
atau dapat menetap selama beberapa hari jika epitel hidung telah rusak.
Pemulihan akan bergantung pada kerusakan epitel dan infeksi yang terjadi.

Diagnosis Banding
Rinitis alergi pada serangan akut, Rinitis vasomotor pada serangan akut

Komplikasi
1. Rinosinusitis
2. Otitis media akut.
3. Otitis media efusi
4.Infeksi traktus respiratorius bagian bawah seperti laringitis,
trakeobronkitis, pneumonia.

Hal. 2 dari 4 hal. PPK RHINITIS AKUT


Penatalaksanaan
Non medikamentosa
a. Istirahat yang cukup
b. Menjaga asupan yang bergizi dan sehat
Medikamentosa
a. Simtomatik: analgetik dan antipiretik (Paracetamol), dekongestan oral
(Efedrin).
b. Antibiotik: bila terdapat komplikasi seperti infeksi sekunder bakteri,
Amoksisilin dan Sefadroksil.

Rencana Tindak Lanjut


6. Penatalaksanaan
Jika terdapat kasus rinitis difteri dilakukan pelaporan ke dinas kesehatan
(Plan)
setempat.

Konseling dan Edukasi


Memberitahu individu dan keluarga untuk:
1. Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat.
2. Lebih sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh wajah.
3. Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi.
4. Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
5. Mengikuti program imunisasi lengkap, sepertivaksinasi influenza,
vaksinasi MMR untuk mencegah terjadinya rinitis eksantematosa.
6. Menghindari pajanan alergen bila terdapat faktor alergi sebagai pemicu.
7. Melakukan bilas hidung secara rutin.
7. Kriteria Rujukan -
8. Sarana dan 1. Lampu kepala
prasarana 2. Spekulum hidung

1. Ad vitam : Bonam
9. Prognosis 2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


10. Referensi HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Pelayanan Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Rekaman historis perubahan :

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan

Hal. 3 dari 4 hal. PPK RHINITIS AKUT

Anda mungkin juga menyukai