Anda di halaman 1dari 10

Menunaikan ibadah haji diwajibkan atas setiap muslim yang mampu mengerjakannya dan seumur

hidup sekali. Bagi mereka yang mengerjakan haji lebih dari satu, hukumnya sunah. Allah SWT.
berfirman dalam Surah Ali Imran Ayat 97 yaitu: 

Artinya: 
....Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah,
yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari
(kewajiban) haji maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh
Alam. (Q.S. Ali Imran/3:97). 

Syarat-Syarat Haji
Syarat-Syarat Haji-Yang dimaksud mampu sebagai salah satu syarat haji adalah sebagai berikut.... 
1. Beribadah Sehat. Orang sakit atau lemah fisiknya dapat mewakilkan kepada orang lain jika ia
mampu membiayainya. 
2. Ada kendaraan yang dapat mengantar ulang dan pergi ke Mekah bagi orang yang di luar mekah. 
3. Aman dalam perjalanan. Artinya, jiwa dan hartanya terjamin keselamatannya. 
4. Memiliki bekal yang cukup. Artinya, harta yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
selama mengerjakan haji, termasuk juga cukup untuk menjamin kebutuhan keluarga yang
ditinggalkannya. 
5. Bagi perempuan harus dengan suaminya atau diserta mahram atau dengan perempuan lain yang
ada mahramnya. 
Syarat-Syarat Haji yang harus dipenuhi 

 Beragama Islam 
 Berakal sehat
 Balig atau dewasa
 Merdeka (bukan budak) dan 
 Kuasa atau mampu untuk melakukannya

Rukun-Rukun Haji
Rukun-Rukun Haji - Rukun Haji adalah perbuatan yang wajib dikerjakan dan tidak dapat diganti
dengan membayar denda. Meninggalkan salah satu rukun haji akan gugur atau tidak sah ibadah haji
tersebut. Rukun haji ada enam, yaitu sebagai berikut... 
1. Ihram 
Ihram adalah berniat mengerjakan ibadah haji atau umrah dengan memakai pakaian ihram, pakaian
berwarna putih bersih dan tidak berjahit. Pakaian tidak berjahit hanya berlaku bagi laki-laki. 
2. Wukuf di Padang Arafah  
Wukuf adalah hadir di Padang Arafah pada waktu zuhur, dimulai sejak tergelincir matahari tanggal 9
Zulhijah sampai terbit fajat tanggal 10 Zulhijah (pada bulan haji). 
3. Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari Hajar Aswad dengan
posisi Ka'bah di sebelah kiri orang yang bertawaf (berputar kebalikan arah jarum jam). Orang yang
tawaf harus menutup aurat serta suci dari hadas dan najis. 
Macam-Macam Tawaf

 Tawaf qudum, dilakukan ketika baru sampai di Mekah


 Tawaf ifadah, dilakukan karena melaksanakan rukun haji
 Tawaf nazar, dilakukan karena nazar
 Tawaf sunah, dilakukan tidak karena sebab-sebab tertentu (mencari keutamaan dalam
ibadah). 
 Tawaf wadak, dilakukan karena hendak meninggalkan mekah

4. Sai
Sai adalah berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah. Ketentuan sai harus dimulai dari Bukit Safa
dan diakhiri di Bukit Marwah. Sai dilakukan sebanyak tujuh kali dan dikerjakan setelah tawaf.   
5. Menggunting (Mencukur) Rambut
Waktu mencukur rambut setelah melempar Jamrah Aqabah pada hari Nahar. Apabila mempunyai
kurban, mencukup dilakukan setelah menyembelih hewan kurban. Mencukur rambut sekurang-
kurangnya tiga helai rambut. 
6. Tertip
Tertip berarti menertipkan rukun-rukun haji tersebut. Artinya, harus berurutan dimulai dari niat
(ihram), wukuf, tawaf, sai, dan menggunting rambut.

Jenis-Jenis Haji dan Tata Cara Haji Beserta Kegiatan Yang Dilakukan Selama Haji
Dalam pratiknya, pelaksanaan ibadah haji terdiri dari tiga cara yaitu sebagai berikut... 
a. Pelaksanaan Haji Ifrad 

Haji Ifrad adalah pelaksanaan haji saja. Jamaah haji yang memilih cara ini tidak diwajibkan
membayar dam. Pelaksanaan haji ifrad biasa dipilih oleh jamaah haji yang masa waktu wukufnya
sudah dekat (kurang lebih) lima hari. 

Haji ifrad  dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu sebagai berikut.. 

1. Melaksanakan haji saja, tanpa melakukan umrah

2. Melaksanakan haji lebih dahulu baru melakukan umrah 

3. Melaksanakan umrah sebelum bulan-bulan haji, lalu berihram haji pada bulan haji

4. Melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji, lalu pulang ke tanah air dan berangkat kembali ke
tanah suci untuk melaksanakan haji 

Namun pada umumnya, dikatkana haji ifrad ialah mendahulukan haji daripada umrah. Artinya
melaksanakan haji dahulu dan setelah selesai haji, baru melaksanakan umrah. 

Beberapa perbuatan berikut dilakukan bagi jamaah haji ifrad ketika melaksanakan haji

1. Bersuci (mandi dan berwudu) 

2. Berpakaian ihram 

3. Salat sunah dua rakaat

4. Berniat haji dengan mengucapkan 

Niat Haji Ifrad:

Artinya: 

Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji.

5. Ketika tiba di Mekah 

Jamaah haji ifrad ketika tiba di Mekah disunahkan melaksanakan tawaf qudum (baru datang). Tawaf
ini bukan tawaf umrah dan bukan tawaf haji. Tawaf qudum bagi jamaah haji ifrad boleh dilanjutkan
dengan sai atau tidak dengan sai. 

Apabila tawaf dilanjutkan dengan sai, sainya sudah termasuk sai haji sehingga pada waktu tawaf
ifadah (rukun haji) tidak perlu lagi melakukan sai. 

Setelah melakukan tawaf qudum, jamaah haji ifrad tidak diakhiri dengan tahalul sampai selesai
semua kegiatan haji. Hal itu dikarenakan pada waktu memakai ihram diniatkan ibadah haji.
Selanjutnya, menunggu waktu wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah. 

Adapun urutan kegiatan dan doa pada pelaksanaan haji ifrad, sejak dari wukuf sampai tawaf ifadah
sama dengan pelaksanaan haji tamattu. 

Apabila jamaah haji ifrad hendak melaksanakan umrah, umrah tersebut dilaksanakan setelah
pelaksanaan haji dengan mengambil miqat dari salah satu di antaranya, yaitu Tan'im atau Ji'ranah
atau miqat lainnya. 

Demikian, uratan tentang pelaksanaan haji ifrad. Setelah selesai umrah, bagi jamaah haji yang belum
ke Madinah diberangkatkan ke Madinah. Sebelum ke Madinah, jamaah haji disarankan agar
melakukan tawaf (pamitan). 

Kegiatan jamaah haji di Madinah, antara lain salat Arbain, ziarah ke tempat-tempat bersejarah, dan
melaksanakan amalan lainnya yang sesuai dengan syarak. 
b. Pelaksanaan Haji Tamattu
Haji tamattu adalah melaksanakan umrah lebih dahulu, baru melakukan ibadah haji. Jamaah haji
tamattu, diwajibkan membayar dam nusuk (sesuai ketentuan manasik). Pelaksanaan
haji tamattu  dimulai dengan melaksanakan umrah terlebih dahulu, yaitu..
1. Bersuci (mandi dan berwudu)
2. Berpakaian ihram
3. Salat sunah dua rakaat
4. Niat dari miqat dengan mengucapkan 

Artinya: 
Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah 
5.  Membaca talbiah, selawat, dan doa;
6. Masuk mekah dan berdoa;
7. Masuk masjidil haram, melihat ka'bah dan berdoa;
8. Melintasi maqam ibrahim ketika hendak tawaf disunahkan berdoa;
9. Tawaf sebanyak tujuh kali putaran
10. Sai dimulai dari Bukit Safa dan berakhir di Bukit Marwah sebanyak tujuh kali perjalanan
11. Mencukur rambut sebagai tanda selesainya pelaksanaan umrah.

Selesai melaksanakan umrah, jamaah haji tamattu'  menunggu tanggal 8 Zulhijah untuk


melaksanakan haji, yaitu:
1. Bersuci (mandi dan berwudu)
2. Berpakaian ihram
3. Salat sunah dua rakaat
4. Niat dari miqat dengan mengucapkan

Artinya: 
Aku penuhi panggilan-M ya Allah untuk berhaji 
5. Berangkat ke Arafah (tanggal 8 Zulhijah)
6. Wukuf di Arafah (tanggal 9 Zulhijah)
7. Berangkat ke Muzdalifah setelah matahari terbenam
8. Mabit di Muzdalifah (malam tanggal 10 Zulhijah)
9. Mabit di Mina untuk melontar tiga jamrah, dan
10. Kembali ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, sai, dan tawaf wadak.

c. Pelaksanaan Haji Qiram 


Haji Qiram adalah melaksanakan haji dan umrah di dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus.
Dalam hal ini, jamaah haji qiram wajib membayar dam nusuk.  Pelaksanaan haji dengan
cara qiram  dapat dipilih bagi jamaah haji yang karena sesuatu hal, ia tidak dapat melaksanakan
umrah sebelum dan sesudah hajinya, termasuk di antaranya jamaah haji yang masa tinggalnya di
Mekah sangat terbatas.

Pelaksanaan haji qiram dimulai dengan bersuci (mandi dan berwudu), berpakaian ihram, salat sunah
dua rakaat, niat haji dan umrah dengan mengucapkan 

 Artinya: 
Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji dan umrah

Ketika tiba di Mekah, jamaah haji qiram  yang bukan penduduk Mekah disunahkan mengerjakan tawaf
qudum. Tawaf qudum ini bukan tawaf umrah dan bukan tawaf haji (hukumnya sunah), boleh
diteruskan dengan sai atau tidak dengan sai. Apabila diteruskan dengan sai, sainya sudah termasuk
sai haji sehingga pada waktu tawaf ifadah tidak perlu lagi melakukan sai.

Selesai mengerjakan tawaf qudum, tidak diakhiri dengan tahalul sampai seluruh kegiatan haji.
Adapun kegiatan dan doa pada pelaksanaan haji qiram, sejak dari wukuf sampai dengan selesai sama
dengan pelaksanaan haji tamattu.

Bagi jamaah haji qiram  yang belum melaksanakan sai pada tawaf qudum maka ketika melaksanakan
tawaf ifadah harus diteruskan dengan sai. Selanjutnya, pada waktu akan meninggalkan Mekah,
jamaah haji qiram hendaklah melakukan tawaf wadak.

Wajib Haji   
Wajib Haji-Wajib haji adalah perbuatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji. Apabila wajib haji
dilanggar, hajinya tidak sah (tidak membatalkan haji yang dilakukan), tetapi wajib membayar dam
(denda) dengan cara menyembelih binatang. Jika wajib itu telah diganti dengan menyembelih
binatang, ibadah hajinya dianggap sah. Adapun wajib haji itu ada enam yaitu sebagai berikut...
a. Ihram (niat berhaji) dari miqat (batas yang ditentukan)
b. Mabit di Muzdalifah
c. Melontar tiga jamrah, yaitu ula, wusta, dan aqabah
d. Mabit di Mina
e. Tawaf wadak bagi yang akan meninggalkan Mekah, sedangkan bagi wanita yang sedang haid
(menstruasi) tawaf wadaknya gugur
f. Menghindari perbuatan yang terlarang dalam keadaan berihram

Sunah Haji
Sunah Haji-Dalam mengerjakan ibadah haji, ada beberapa sunah yang perlu dikerjakan seperti
berikut ini...
a. Salat Sunah di Hijir Ismail
Salat sunah ini dapat dilaksanakan kapan saja apabila keadaan memungkinkan
b. Membaca talbiyah
Talbiyah sunah dibaca selama ihram sampai melontar Jamrah Aqabah pada hari nahar (Iduladha).
Bacaan talbiyah adalah...

Artinya: 
Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang
memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu.
Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-
Mu. 
c. Salat sunah tawaf di belakang Maqam Ibrahim
d. Memasuki Ka'bah (rumah suci) sambil berdoa

Larangan-Larangan Haji 
Larangan Haji-Larangan bagi orang laki-laki dan perempuan yang sedang menunaikan ibadah haji
dan umrah
a. Larangan bagi laki-laki 
Laki-laki dilarang memakai pakaian yang berjahit, memakai tutup kepala, dan memakai atas kaki
yang menutupi mata kai
b. Larangan bagi perempuan
Perempuan dilarang menutup muka dan kedua telapak tangan.
c. Larangan bagi laki-laki dan perempuan yaitu:

 Memakai wangi-wangian, kecuali yang dipakai sebelum niat


 Memotong rambut atau bulu badan yang lainnya
 Memotong kuku
 Mengadakan akad nikah
 Memburu dan membunuh binatang yang ada di tanah suci, 
 Bersetubuh dan pendahuluannya
Penyelenggaraan Ibadah Haji dikoordinasi oleh: a. Menteri di tingkat pusat; b. Gubernur di tingkat
provinsi; c. Bupati/Wali Kota di tingkat kabupaten/kota; dan d. Kepala Perwakilan Republik Indonesia
untuk Kerajaan Arab Saudi.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Pasal 11 (1) Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
di tingkat pusat, di daerah yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi. (2) Dalam rangka
Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas:
a. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI); b. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI); dan c. Tim
Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). (3) Gubernur atau bupati/wali kota dapat mengangkat petugas yang
menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas: a. Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD); dan b. Tim Kesehatan
Haji Daerah (TKHD). (4) Biaya operasional Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dan petugas operasional
pusat dan daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.

Komisi Pengawas Haji Indonesia Pasal 12 (1) KPHI dibentuk untuk melakukan pengawasan dalam rangka
meningkatkan pelayanan Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia. (2) KPHI bertanggung jawab kepada
Presiden. (3) KPHI bertugas melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap Penyelenggaraan
Ibadah Haji serta memberikan pertimbangan untuk penyempurnaan Penyelenggaraan Ibadah Haji
Indonesia. (4) KPHI memiliki fungsi: a. memantau dan menganalisis kebijakan operasional
Penyelenggaraan Ibadah

menganalisis hasil pengawasan dari berbagai lembaga pengawas dan masyarakat; c. menerima
masukan dan saran masyarakat mengenai Penyelenggaraan Ibadah Haji; dan d. merumuskan
pertimbangan dan saran penyempurnaan kebijakan operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji. (5)
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, KPHI dapat bekerja sama dengan pihak terkait sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. (6) KPHI melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya secara
tertulis kepada Presiden dan DPR paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

KPHI dalam melaksanakan tugasnya bersifat mandiri. Pasal 14 (1) KPHI terdiri atas 9 (sembilan) orang
anggota. (2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur masyarakat 6 (enam)
orang dan unsur Pemerintah 3 (tiga) orang. (3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas unsur Majelis Ulama Indonesia, organisasi masyarakat Islam, dan tokoh masyarakat Islam.
(4) Unsur Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat ditunjuk dari departemen/instansi
yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Ibadah Haji. (5) KPHI dipimpin oleh seorang ketua dan seorang
wakil ketua. (6) Ketua dan Wakil Ketua KPHI dipilih dari dan oleh anggota Komisi

Masa kerja anggota KPHI dijabat selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan. Pasal 16 Anggota KPHI diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri setelah
mendapat pertimbangan DPR.

Untuk dapat diangkat menjadi anggota KPHI, calon anggota harus memenuhi persyaratan: a. Warga
Negara Indonesia; b. berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun dan paling tinggi 65 (enam puluh
lima) tahun; c. mempunyai komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kualitas Penyelenggaraan Ibadah
Haji; d. mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mendalam tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji; e. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana kejahatan; f. mampu
secara rohani dan jasmani; dan g. bersedia bekerja sepenuh waktu.
KISI – KISI TES POTENSI PKHI
By Adin Sutanto, S.Kep

I.                    KEBIJAKAN
1.      UU no 15 tahun 2016 : istito’ah haji
2.      UU no  13 tahun 2008 & PP no 79 th 2012 : penyelenggaraan haji
3.      UU no 4 tahun 1984 : Wabah Penyakit Menular
4.      PP no 40 1991 : Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
5.      Permenkes no 25 th 2013 : pedoman Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji Indonesia
6.      Permenkes no 2407 th 2011 : pelayanan kesehatan haji
7.      Perpres no 49 tahun 2014 : penetapan BPIH
8.      PIHK : Penyelenggara Ibadah Haji Khusus
9.      BPHI : Balai Pengobatan Haji Indonesia
10.  KKHI : Kantor Keseshatan Haji Indonesia
11.  BPIH  : Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
12.  Tujuan penyelenggaraan ibadah haji : memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan
13.  BPIH meliputi biaya penerbangan, biaya pemondokan, biaya hidup
14.  BPIH ditetapkan oleh presiden
15.  Paspor haji warna hijau dikeluarkan Kementerian Kehakiman Hukum dan HAM 48 lmbr
16.  PPIH ditetapkan paling lambat 3 bulan sebelum keberangkatan
17.  Biaya oprasional PPIH pusat dan daerah dibebankan pada APBN & APBD
18.  KPHI : Komisi Pengawas Haji Indonesia bertanggungjawab kepada Presiden dan melaporkan hasilnya ke Presiden
& DPR minimal 1x setahun
19.  KPHI terdiri dari dari 6 orang unsur masyarakat & 3 orang unsur Pemerintah
20.  Masa kerja KPHI 3 tahun
21.  Kouta haji nasional dan prov oleh menteri agama, kuota kab/kodya oleh gubernur
22.  Manasik tingkat KUA 7x, tgkt kabupaten 2x
23.  Petugas kloter 5 orang: 1 TPHI, 1 TPIHI, 3 TKHI
24.  Kuota haji 1/1000 jumlah penduduk
25.  Kuota haji th 2013 : 168.100
26.  Kuota haji 2017 : 221.000
27.  13 embarkasi :
a.       Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh (BTJ) : aceh
b.      Bandara Kualananu International Airport Medan (MES) : sumatera utara
c.       Bandara Hang Nadim Batam (BTH) : Riau, Kalbar, jambi
d.      Bandara Minangkabau International Airport Padang (PDG) : sumatera barat, bengkulu, jambi
e.       Bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang (PLM) : sumatera selatan, bangka blitung
f.       Bandara Jakarta Bekasi (JKS) : jawa barat, banten
g.       Bandara jakarta (JKG) : jakarta, lampung
h.      Bandara Adi Sumarmo Solo ( SOC : solo city) : jawa tengah, DIY
i.        Bandara Juanda Surabaya (SUB) : jatim, bali, NTT
j.        Bandara Sepinggan Balikpapan (BPN) : kaltim, sulawesi tengah, sulawesi utara
k.      Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin (BDJ) : kalsel, kalteng
l.        Bandara Hassanudin Makasar (UPG) : Sulsel, sulteng, sulbar, gorontalo, maluku, papua
m.    Bandara International Lombok (LOP) : NTB
28.  4 embarkasi antara :
a.       Bandara Djalaludin Gorontalo
b.      Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya
c.       Bandara Raden Inten II Lampung
d.      Bandara Fatmawati-Sukarno Bengkulu
29.  Embarkasi pertama Pulau ONRUST  tahun 1911-1933
30.  Embarkasi 2014, 12 embarkasi + 5 embarkasi antara

II.                 BAHASA ARAB
1.      Kamu         : antum
2.      Saya           : ana
3.      Pimpinan   : muridun
4.      Laki-laki    : Rijalun
5.      Perempuan : imroatun
6.      Kantor haji : maktabun hajja
7.      Apoteker    : shadaliyatun
8.      Dokter       : tabibun
9.      Rumah sakit           : mustasyifa
10.  Jalan                      : thariqun
11.  Terminal bus          : mahattatun
12.  Haji                        : hajja
13.  Surga                     : jannah
14.  Asrama haji                       : tsuknatun hajja
15.  Alamat                   : unwaanun
16.  Kami                      : nahnu
17.  Wafat                     : tuwuffiya
18.  Sakit                      : maridun
19.  Sehat                      : shihatun
20.  Karantina               : mahjarun

III.               MANASIK
1.      Syarat haji  : 
a.       Islam
b.      Berakal
c.       Baligh
d.      Merdeka
e.       Mampu
2.      Rukun haji :
a.       Niat / ihrom
b.      Wukuf arafat tgl 9 dzulhijah
c.       Tawaf ifadhah
d.      Sa’i
e.       Tahalul
f.       Tertib
3.      Tawaf dimulai dan di akhiri dari hajar aswad : 7 putaran
4.      Sa’i : lari kecil dari bukit safa ke bukit marwah ( ± 700m) : 7 x
5.      Multazam ; tempat antara hajar aswad dan pintu ka’bah
6.      Hijir Ismail : tempat setengah lingkaran & diatasny ada talang emas
7.      Maqam Ibrahim : tempat berpijaknya nabi Ibrahim dlm membuat ka’bah
8.      Rukun yamani : sudut yng menghadap ke Yaman
9.      Wajib haji
a.       Niat / ihrom
b.      Mabit musdalifah
c.       Melempar jumroh aqobah tgl  10 dzulhijah
d.      Mabit mina
e.       Melempar jumroh ulha, wustho, aqobah pada hari tari tasryk tgl 11,12,13 dzulhijah
f.       Tawaf wada
10.  Jamarat ula ( kecil ), wusto ( sedang ), aqobah ( besar )
11.  Nafar awal
Jama’ah haji pulang ke mekkah tg 12 dzulhijah
12.  Nafar tsani
Jama’ah haji pulang ke mekkah tgl 13 dzulhijah
13.  Haji qiran
Haji dan umroh bersamaan. Bayar DAM nusuk ( seekor kambing/sapi)
14.  Haji tamatu
Umroh dahulu kemudian haji. Bayar DAM nusuk 9seekor kambing/sapi)
15.  Haji ifrad
Haji dahulu kemudian umroh.  Tidak bayar DAM
16.  DAM : denda
17.  Tawaf QUDUM
Tawaf pertama kali datang ke Mekkah
18.  Tawaf wada : tawaf perpisahan dengan ka’bah / tawaf terakhir tanpa disertai sa’i
19.  Do’a sapujagad di baca antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad
20.  Jumlah kerikil tgl 11, 12, 13 (tasrik) : 21 batu
21.  Hari tasryik lempar jumroh ula, wustho, aqabah
22.  Tahalul awal : melepaskan diri dari larangan ihrom ( kecuali hubungan badan) setelah melakukan 2 diantara 3
amalan : melempar jumroh aqobah, bercukur, tawaf ifadhoh dan sa’i
23.  Tahalul tsani : melepskan diri dari larangan ihrom setelah lengkap mengerjakan amalan haji.
24.  Armina : arafah muzdlifah mina
25.  Tarwiyah : jalan kaki dari mekkah ke mina tgl 8 dzulhijah, mabit di Mina, lalu jalan kaki ke arafat
26.  Wukuf tgl 9 dzulhijah
27.  Urutan amalan haji :
a.       ihrom ( Bir Ali madinah / bandara Jeddah King Abdul Aziz )
b.      Tarwiyah ( 8 dzulhijah )
c.       Wukuf arafah ( 9 dzulhijah )
d.      Mabit muzdalifah
e.       Lempar jamarat tgl 10 dzulhijah
f.       Mabit mina
g.       Lempar jamarat tgl 11,12,13 dzulhijah
h.      Tawaf ifadhah
i.        Sa’i
j.        Tahalul
k.      Tawaf wada’
28.  Rute perjalanan haji gelombang 1 :
a.       Embarkasi
b.      Bandara Indonesia ( Adi Sumarmo Solo)
c.       Bandara Amir Mahmud bin Abdul Aziz International Airport ( AMAAIA) Madinah
d.      Madinah ( sholat arbain / 40 waktu)
e.       Ihrom ( Bir Ali )
f.       Mekah pra Armina
g.       Arafat ( wukuf)
h.      Muzdalifah ( mabit)
i.        Mina ( lempar jamarat dan mabit )
j.        Mekkah pasca armina
k.      Bandara King Abdul Aziz International Airport ( KAAIA) Jeddah
l.        Bandara Indonesia ( Adi Sumarmo Solo)
m.    Debarkasi
29.  Rute perjalanan haji gelombang 2 :
a.       Embarkasi
b.      Bandar Indonesia ( Adi Sumarmo Solo)
c.       Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAAI) Jeddah ( pakai ihrom)
d.      Mekkah pra Armina
e.       Arafat ( wukuf )
f.       Muzdalifah ( mabit)
g.       Mina ( lempar jamarat dan mabit)
h.      Mekkah pasca Armina
i.        Madinah ( sholat arbain/40 waktu)
j.        Bandara Amir Mahmud bin Abdul Aziz International Airport ( AMAAIA) Madinah
k.      Bandara Indonesia ( Adi Sumarmo Solo )
l.        Debarkasi  
30.  Larangan ihrom :
a.       Mencukur rambut
b.      Menggunting kuku
c.       Menutup kepala dan menutup wajah bagi perempuan
d.      Memakai pakian berjahit ( laki-laki)
e.       Menggunakan harum haruman
f.       Membunuh binatang
g.       Melakukan khitbah dan akad nikah
h.      Jima’ ( hubungan intim )
i.        Memcumbu istri selain di kemaluan
31.  Hal yang boleh dalam ihrom :
a.       Mandi tidak dengan wangi – wangian
b.      Mencuci pakaian ihrom / ganti pakaian ihrom
c.       Mengikat izar ( pakaian bawah / sarung ihrom )
d.      Berbekam
e.       Menutupi badan dengan pakaian berjahit ( tidak dipakai )
f.       Menyembelih hewan ternak
g.       Menggosok gigi
h.      Memakai kacamata
i.        Berdagang
j.        Menyisir rambut
32.  Larangan ihrom khusus laki –laki : memakai tutup kepala / topi
33.  Larangan ihrom khusus wanita : mamakai penutup wajah
34.  Miqat zamani
Batas waktu berhaji
35.  Miqat makani
Batas tempat mulai berhaji ( rabigh, bir ali, dzatu irqin, as sail/qarnul manazil, yalamlam
36.  Arbain : sholat 40 waktu di masjid Nabawi Madinah
37.  Sholat di masjid Nabawi Madinah mendapat 1000 kebaikan, sholat di masjid Haram Mekkah mendapat 100.000
kebaikan
38.  3 daker PPIH : dg 306 tenaga
a.       Daker bandara / jeddah  : arafah
b.      Daker Madinah : mina
c.       Daker mekkah : muzdalifah
39.  Paspor haji dikeluarkan oleh kementrian kehakiman / Hukum dan HAM: 48 halaman
40.  Dokumen perjalanan haji : paspor, visa, DAPIH
41.  Paspor petugas haji : hijau
42.  Perintah berhaji : Al Baqarah 196-197, Al Imran 96
43.  Jabal nur ( gua hira ) : tempat wahyu pertama turun
44.  Jabal tsur : tempat bersembunyi Rosul dari kejaran kaum quraisy
45.  Jabal rohmah : tempat bertemunya nabi Adam dan Bunda Hawa
46.  Masjid yang pertama d bangun Rosul : masjid Quba
47.  Masjid 2 kiblat ( Al Aqsa & Ka’bah) : masjid Qiblatain
48.  Masjid tempat hukuman pancung : masjid Qishos
49.  Tanazul : memisahkn diri dari rombongan haji
50.  Sholat saat wukuf arafah : dluhur dan ashar jama’ taqdim
51.  Ummul mukminin ( ibu kaum mukmin ) : siti aisyah
52.  Istri rosul yg dimakamkan di Baqi : aisyah, hafsah, saudah
53.  Khadijah di makamkan di mekkah, maimunah di sarif
54.  Sahabat dan keluarga Rosul yg dimakamkan di Baqi : usman bin affan, ibrahim, fatimah az zahra, ruqayah, zaenab,
umi kulsum, halimatus sa’diyah
55.  Ijma : kesepakatan ulama menentukan hukum berdasar Al Qur’an dan hadits
56.   

IV.              KESEHATAN HAJI
1.      BKJH : Buku Kesehatan Jama’ah Haji
Buku catatan riwayat kesehatan dan hasil px kesehatan jama’ah haji.
2.      Kategori kesehatan jama’ah haji : mandiri, observasi, pengwasan, tunda
3.      Yang di larang untuk berhaji :
a.       Gangguan jiwa
b.      PPOK stadium lanjut
c.       TB paru BTA (+).
d.      Gagal ginjal stadium 4
e.       Penyakit jantung stadium 4
f.       Penyakit yg dilarang terbang : kehamilan ˂ 14 minggu dan ˃ 26 minggu, conjunctivitis, cacar, HB ˂ 10, PES
4.      Kehamilan yang boleh berangkat haji adl 14-26 minggu saat terbang dan telh divaksinasi meningitis.
5.      Kontra indikasi Meningitis : kehamilan
6.      Mers Cov : Middle East Respiatory Sindrom Coronavirus
Gejala :
a.        Demam, batuk, nafas pendek, gastroistestinal, S ˃ 38,
b.      tachypneu
c.       Gejala muncul 2-10 hari setelah terpapar
7.      Penanganan MersCov : penderita di isolasi & rujuk RS
8.      Heat stroke : stroke karena sengatan panas
Gejala :
a.       Suhu tubuh ˃ 40 ᵒC
b.      Berkeringat
c.       Sakit kepala
d.      Kulit merah dan kering
e.       Respon melambat
f.       Nadi naik
g.       Perubahan status mental : bingung
h.      Mual, munath
i.        Nafas cepat
j.        Pingsan
9.      Penanganan heat stroke :
a.       Bawa k ruang AC
b.      Kompres dingin/ es
c.       Selimuti dengan selimut basah
d.      Minum air dingin non alkohol dan non cafein
10.  Warna gelang Risti jama’ah haji
a.       Hijau : umur ˃ 60 th tanpa penyakit
b.      Kuning : umur ˂ 60 th dengan penyakit
c.       Merah : umur ˃60 th dengan penyakit
11.  Penyakit penerbangan jarak jauh :
a.       DVT : deep vein trombosis : sumbatan pembuluh darah vena
Cegah : olahraga ringan
b.      Jat lag : lelh fisik & mental, dehidrasi, penurunan energi, gangguan tidur
c.       Ear barotrauma : sakit telinga akibat perbedaan tekanan udara.
Gejala : sakit telinga, vertigo, muntah
d.      Dekompresi
e.       Dehidrasi
f.       Penyakit ketinggian
12.  Laporan visitasi : nama jama’ah, umur, no.paspor, kloter,diagnosa, pengobatan
13.  Vaksin meningitis : ACYW-135, menveo meningococal, mencevax
14.  ICD X sistem endokrin : E, Musculoskeletal : M, sistem pencernaan : K, sistem pernafasan : J,
15.  COD RS arab saudi : dokter BPHI & dokter kloter
16.  Visi Puskeshaji : masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan
17.  RJP dapat dilakukan oleh 1-2 orang dg perbandingan kompresi 30:2

Anda mungkin juga menyukai