Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
IBADAH HAJI
Haji
Ibadah haji ialah berkunjung ke Baitullah demi mencapai ridho Allah untuk
melaksanakan ibadah tertentu dan wukuf di Arafah pada waktu tertentu.
A. Jenis-Jenis Haji
Haji Tammatu'
Yaitu melakukan umrah terlebih dahulu pada musim haji, kemudian
melaksanakan ibadah haji, kemudian melaksanakan ibadah haji. Bila menggunakan cara
ini, maka yang bersangkutan diwajibkan membayar dam nusuk (berupa menyembelih
seekor kambing, kalau tidak mampu berpuasa 10 hari, yaitu 3 hari di Makkah atau Mina
dan 7 hari di Tanah Air), apabila puasa 3 hari di tidak dapat dilaksanakan karena sesuatu
hal, maka harus diqadha sesampainya di kampung halaman dengan ketentuan puasa yang
tiga hari dengan yang tujuh hari dipisahkan 4 hari.
Haji Ifrad
Yang di maksud haji ifrad ialah haji saja. Adapun bagi yang akan umrah wajib
atau sunnah, maka setelah menyelesaikan hajinya, dapat melaksanakan umrah dengan
miqat dari Tan'im, Ji'ranah atau daerah tanah halal lainnya. Cara ini tidak dikenakan dam.

Haji Qiran
Haji qiran ialah mengerjakan haji dan umrah dalam satu niat dan satu pekerjaan
sekaligus.Cara ini juga wajib membayar dam nusuk. Pelaksanaan dam sama dengan pada
haji Tamattu.
Syarat Haji
 Islam
 Akil Balig
 Dewasa
 Berakal
 Waras
 Orang merdeka (bukan budak)
 Mampu, baik dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi keluarga
yang ditinggal berhaji

1
B Rukun Haji
Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan dalam berhaji.
Rukun haji tsb adalah:
1.Ihram
2.Wukufdi Arafah
3.Tawaf ifâdah
4.Sa'i
5. Mencukur rambut di kepala atau memotongnya sebagian
6. Tertib
Rukun haji tersebut harus dilakukan secara berurutan dan menyeluruh. Jika salah
satu ditinggalkan, maka hajinya tidak sah.

C. Wajib Haji
1. Memulai ihram dari Miqat (batas waktu dan tempat yang ditentukan untuk
melakukan ibadah haji dan umrah)
2. Melontarj umrah
3. Mabit (menginap) di Mudzdalifah, Mekah
4. Mabit di Mina
5. Tawaf wada' (tawaf perpisahan)

Jika salah satu dari wajib haji ini ditinggalkan, maka hajinya tetap sah, namun
harus membayard am (denda).
Pelaksanaan Ibadah Haji (Manasik Haji)

D. Larangan-Larangan Dalam Haji


Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sudah memakai pakaian
ihram dan sudah berniat melakukan ibadah haji/umrah adalah:
 Melakukan hubungan seksual atau apa pun yang dapat mengarah pada perbuatan
hubungan seksual
 Melakukan perbuatan tercela dan maksiat
 Bertengkar dengan orang lain

2
 Memakai pakaian yang berjahit (bagi laki-laki)
 Memakai wangi-wangian
 Memakai khuff (kaus kaki atau sepatu yang menutup mata kaki)
 Melakukan akad nikah
 Memotong kuku
 Mencukur atau mencabut rambut
 Memakai pakaian yang dicelup yang mempunyai bau harum
 Membunuh binatang buruan
 Memakan daging binatang buruan

BAB II
PEMBAHASAN

3
TATA CARA MANASIK HAJI ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1. Melakukan Ihram Dari Miqat yang Telah Ditentukan
Ihram ialah niat melaksanakan ibadah haji atau umrah dan memakai pakaian
ihram.Bagi laki-laki, pakaian ihram adalah dua helai pakaian tak berjahit untuk menutup
badan bagian atas dan sehelai lagi untuk menutup badan bagian bawah. Kepala tidak
ditutup dan memakai alas kaki yang tidak menutup mata kaki. Bagi wanita, pakaian
ihram adalah kain berjahit yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah.
Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawal dengan melakukan mandi sunah,
berwudhu, memakai pakaian ihram, dan berniat haji dengan mengucapkan “LABBAIK
ALLÂHUMMAHAJJAN”, yang artinya "aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah,
untuk berhaji". Kemudian berangkat menuju arafah dengan membacatal bi ah untuk
menyatakan niat:
“LABBAIK ALLÂHUMMA LABBAIK, LABBAIK LÂ SYARÎKA LAKA LABBAIK,
INNA AL-HAMDA, WA NI'MATA LAKA WA AL-MULK, LÂ SYARÎKA LAKA”
Artinya:
Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu; Aku datang, tiada
sekutu bagi-Mu, aku datang; Sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan,
dan seluruh kerajaan, adalah milik Engkau; tiada sekutu bagi- Mu.
Sunah ihram adalah memotong kuku, kumis, rambut ketiak, rambut kemaluan,
dan mandi. Kemudian melakukan shalat sunah ihram 2 rakaat (sebelum ihram),
membaca talbiah, shalawat, dan istighfar (sesudah ihram dimulai).

2. Wukuf di Arafah
Wukuf adalah mengasingkan diri atau mengantarkan diri ke suatu “panggung
replika” padang Masyhar. Suatu tamsil bagaimana kelak manusia dikumpulkan di suatu
padang Masyhar dalam formasi antri menunggu giliran untuk dihisab oleh Allah SWT.
Wukuf adalah suatu contoh sebagai peringatan kepada manusia tentang kebenaran Illahi.
Status hukum Wukuf di Arafah adalah rukun yang kalau ditinggalkan maka Hajinya
tidak sah. Wukuf juga merupakan puncak ibadah Haji yang dilaksanakan di Padang
Arafah dan pada tanggal 9 Zulhizah. sebagaimana sabda Rasulullah :
Alhaju arafah manjaal yalata jam’in kabla tuluw ilafji pakad adraka
alhajj(diriwayatkan oleh 5 ahli hadis) artinya : “Haji itu melakukan wukuf di Arafah”.
Pada hari wukuf tanggal 9 Zulhijah yaitu ketika matahari sudah tergelincir atau bergeser

4
dari tengah hari, (pukul 12 siang) hitungan wukuf sudah dimulai. yang pertama
dilakukan adalah shalat Zuhur dan Ashar yang dilakukan secara ‘Jamak Taqdim’, yakni
shalat Ashar dilakukan bersama shalat Zuhur pada waktu Zuhur dengan 1 X azan dan 2
X iqamat.
Setelah shalat Zuhur dan Ashar, disunatkan seorang imam untuk mulai
berkhutbah untuk memberikan bimbingan wukuf, penerangan, seruan-seruan ibadah dan
panjatan do’a kepada Allah SWT. Disunatkan supaya menghadap Qiblat dan
memperbanyak membaca do’a,zikir dan membaca Al-Qur’an. Ketika berdo’a hendaklah
mengangkat tangan hingga tampak keatas kedua ketiaknya. dan juga disunatkan
mengulang-ulang kalimat : “Laa ilaha illallaah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku
walahulhamd,yuhyimiit, wahua hayyun layamuutu biyadihil khair,wahua ‘alaa kuli
syaiin qadiir“
Artinya : “Ya Allah tiada tuhan selain Allah yang tiada sekutu bagi-Nya,bagi-Nya segala
kerajaan dan segala puji.Dia yang menghidupkan dan mematikan. Ia hidup tidak mati.Di
tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Maha kuasa.”
Karena ada hadist Nabi yang mengatakan : “Sebaik-baiknya do’a pada hari
Arafah, dan sebaik-baiknya yang kubaca dan dibacanya juga oleh nabi-nabi sebelumku,
yaitu : Laa ILAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH, LAHUL
MULKU WALAHULHAMD, YUHYIMIIT, WAHUA HAYYUN LAYAMUUTU
BIYADIHIL KHAIR, WAHUA ‘ALAA KULI SYAIIN QADIIR.” (Hadis Riwayat :
Tirmidzi).
Haji itu 'arafah, siapa yang datang pada malam mabît di Muzdalifah sebelum fajar
menyingsing, ia sudah mendapatkan haji Ketika melakukan wukuf, disunahkan untuk
tidak berpuasa, menghadap kiblat, berzikir, membaca istighfar, dan berdoa.
Menurut riwayat Imam Ahmad, doa Nabi SAW ketika di hari arafah adalah Tiada
Tuhan kecuali Allah SWT, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya seluruh kerajaan, bagi-Nya
pula segala Pujian, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Ia Maha Kuasa atas segalanya.

3. Thawaf

5
Tawaf adalah mengelilingiKa'b ah sebanyak 7 kali, dimulai dari arah yang sejajar
dengan Hajar Aswad dan Ka'bah selalu ada di sebelah kiri (berputar berlawanan arah
jarum jam). Syarat tawaf adalah:
1. Suci dari hadas besar, hadas kecil, dan najis
2. Menutup aurat
3. Melakukan 7 kali putaran berturut-turut
4. Mulai dan mengakhiri tawaf di tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad
5. Ka'bah selalu berada di sisi kiri
6. Bertawaf di luar Ka'bah

Sedangkan Sunah Tawaf adalah:


1. Menghadap Hajar Aswad ketika memulai tawaf
2. Berjalan kaki
3.Al-idtibâ, yaitu meletakkan pertengahan kain ihram di bawah ketiak tangan kanan dan
kedua ujungnya di atas bahu kiri
4. Menyentuh Hajar Aswad atau memberi isyarat ketika mulai tawaf
5. Niat.
Niat untuk tawaf yang terkandung dalam ibadah haji hukumnya tidak wajib
karena niatnya sudah terkandung dalam niat ihram haji, tetapi kalau tawaf itu bukan
dalam ibadah haji, maka hukum niat Tawaf menjadi wajib, seperti dalam tawaf wada'
dan tawaf nazar.
6.Mencapai rukun yamanî (pada putaran ke-7) dan mencium atau menyentuh Hajar
Aswad
7. Memperbanyak doa dan zikir selama dalam tawaf
8. Tertib, dilaksanakan secara berurutan

Tawaf ifâdah
Tawaf sebagai rukun haji yang apabila ditinggalkan maka hajinya menjadi tidak sah.
Tawaf ziyârah Tawaf kunjungan, sering juga disebut tawaf qudûm, yaitu tawaf yang
dilakukan setibanya di kota Mekah. Bagi yang belum melaksanakan tawaf ifâdah ketika
berada di Mekah, maka harus melakukan tawaf ifâdah dan sa'i. Lalu melakukan tawaf
wada' sebelum meninggalkan Mekah untuk kembali pulang ke daerah asal.
3. Tawaf ada 4 macam, yaitu:

6
THOWAF QUDUM (tawaf kedatangan). Tawaf ini dikerjakan bagi orang yang
datang dari luar tanah haram saat baru tiba. Dan bagi orang yang berhaji tamattu' adalah
tawaf umroh.
THOWAF IFADLOH atau Thowaf Ziyaroh. Thawaf ini dikerjakan pada tanggal
10 Dzulhijjah atau sesudahnya. Thawaf ini harus dikerjakan dan merupakan tahallul tsani
hagi yang herihrom haji.
THOWAF WADA' (tawaf berpamitan). Tawaf ini dikerjakan saat mau berangkat
meninggalkan Mekah. la harus dikerjakan, kecuali wanita yang sedang haid.
Ada hadis yang menerangkan: Orang-orang diperintah supaya akhir urusannya adalah
(tawaf) di Baitullah. Hanya orang perempuan yang haid diberi keringanan. (HR. Bukhari
dan Muslim)
THOWAF TATHOWWU' atau tawaf sunat. Thowaf ini bisa dikerjakan setiap
waktu baik siang maupun malam. Dan dianjurkan orang mengerjakannya sebanyak
mungkin selama berada di Mekah.
Rasulullah saw. berkata: Hai Bani abdi Manaf janganlah kamu melarang seseorang tawaf
di Baitullah ini dan di saat manapun dia suka baik malam maupun siang hari. (H.R.
Ashabus Sunan).

Tawaf Sunah
Tawaf yang dapat dilakukan kapan saja. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Abbas
riwayat Imam Al Baihaqi disebutkan bahwa 120 rahmat diturunkan Allah Swt setiap hari
di Baitullah. 40 rahmat di antaranya diberikan bagi mereka yang mengerjakan tawaf.
Pada musim haji seperti saat ini Anda tidak akan pernah melihat masjidil Haram sepi dari
orang yang berputar mengelilingi Kabah sambil bertawaf. Ada di antara mereka yang
mengerjakan umrah dan tidak sedikit dari mereka yang melakukan tawaf sunnah. Hal ini
bisa dibedakan dari pakaian yang mereka kenankan. Adapun yang sedang mengerjakan
umrah, maka pakaian mereka adalah pakaian ihram. Sedangkan yang melakukan tawaf
sunnah, pakaian mereka adalah pakaian biasa seperti yang dikenakan orang kebanyakan.
Ragam tawaf yang boleh dilakukan oleh jemaah haji selain tawaf sunnah adalah
tawaf qudum (dilakukan oleh jemaah haji ifrad yang tidak mengerjakan umrah sebelum
haji), tawaf ifadah (rukun haji yang dilaksanakan usai jumrah aqabah dan tahalul), tawaf
wada (wajib haji sebagai penutup rangkaian ibadah haji) dan tawaf umrah (tawaf yang
dilakukan oleh haji tamattu dalam rangkaian umrah sebelum haji). Maka ada lima tawaf
yang boleh dilakukan di Baitullah. Namun semua tawaf selain tawaf sunnah ada saat dan
waktu yang telah ditentukan, dan semuanya tidak bisa dilakukan berulangkali. Berbeda
dengan tawaf sunnah, ia boleh dilakukan kapan saja dan bisa dikerjakan berulang-kali.
Hal ini seperti yang disampaikan dari Ali bin Abi Thalib yang menyatakan bahwa
Rasulullah Saw pernah bersabda, "Perbanyaklah melakukan tawaf di Baitullah semampu
kalian sebelum kalian terhalang untuk melakukannya." (Akhbar Mekkah, Fathul Bari,
Musannaf Abdurrazaq)

7
Maka berdasarkan hadits di atas diperkenankan bagi setiap jemaah haji untuk
memperbanyak melakukan tawaf sunnah di Baitullah. Ibadah tawaf sunnah ini dapat
dikerjakan pada siang ataupun malam, pagi maupun sore. Tidak ada waktu haram untuk
melakukan tawaf sunnah, hanya saja bila shalat fardhu dilaksanakan tawaf sunnah
dihentikan sesaat, lalu kemudian dilanjutkan kembali.
Tawaf sunnah pun adalah sebuah tahiyyat (penghormatan) kepada Baitullah.
Amat dianjurkan bagi setiap jemaah haji begitu masuk Masjidil Haram untuk
mengerjakan tawaf sunnah selagi sempat. Inilah satu-satunya masjid di dunia yang
tahiyyatnya dengan tawaf bukannya shalat 2 rakaat tahiyyatul masjid. Namun bila waktu
dan kondisi tidak memungkinkan untuk tawaf sunnah, jemaah haji diperkenankan
menggantinya dengan shalat sunnah tahiyyatul masjid.
Adapun tata cara tawaf sunnah adalah sama dengan tawaf lainnya. Dimulai
dengan cara istilam ke arah Hajar Aswad lalu melanjutkan perjalanan berputar ke arah
kiri dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Usai itu, kemudian shalat sunnah tawaf
di belakang Maqam Ibrahim.
Demikianlah tuntunan amalan tawaf sunnah yang perlu diperbanyak untuk
dilakukan oleh para jemaah haji. Adapun mengulangi dan memperbanyak umrah sunnah
saat melakukan haji, tidak kami dapati hadits dan riwayat yang menyatakan hal ini.
Wallahu A'lam.

Adapun cara mengerjakan tawaf menurut sunnah Rasulullah saw. adalah


sebagai berikut:
Idhthibah', yaitu bagi orang laki-laki meletakkan bagian tengah kain kemulnya di
bawah ketiak kanan dan menaruh ujung-ujung kemul itu di atas pundak kiri, sehingga
pundak kanan terbuka dan pundak kiri tertutup. lni hanya untuk tawaf waktu datang. Dan
sesudah itu kemul itu dikemulkan seperti biasa, terutama waktu salat.
Ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. dan para sahabatnya
berumroh dari Ji'ronah, lalu mereka berlari-lari kecil di Baitullah dan mereka buat
kemul-kemul mereka di bawah ketiak kanan merekah, lalu menyampirkan (ujung-
ujung)nya di atas pundak kiri mereka. (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)

Sesampai di sudut Hajar Aswad (di lantai ditandai dengan garis besar berwarna
coklat) menghadap Hajar Aswad, lalu menciumnya, atau menjamahnya dengan tangan
lalu mencium tangan, atau menyentuhnya seumpama tongkat lalu mencium tongkat, atau
berisyarat kepadanya dengan tangan atau sesuatu di tangan. Itu dilakukan setiap kali
memulai putaran tawaf.
Ibnu Umar berkata: Rasulullah saw. menghadap Hajar Aswad lalu menjamahnya.
(H.R. Hakim)
'Abis bin Rabi' ah berkata: Saya melihat Umar datang ke Hajar Aswad lalu
berkata: Sesungguhnya aku tahu benar bahwa engkau adalah sebuah batu. Dan
seandainya aku tidak melihat Rasulullah saw. menciummu, aku tidak akan menciummu.
Kemudian dia mendekatinya lalu menciumnya.

8
Abu Thafail berkata: Saya lihat Rasulullah saw. tawaf di Baitullah dan
menyentuh Hajar Aswad dengan tongkat yang ada padanya dan menciumnya.
(H.R.Muslim)
Nafi' berkata: Saya lihat Ibnu Umar mengusap Hajar Aswad dengan tangannya
lalu mencium tangannya dan berkata: Saya tidak meninggalkan (cara itu) semenjak saya
lihat Rasulullah saw. mengerjakannya. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw. telah bertawaf di atas seekor unta. Setiap
kali beliau sampai di sudut (Hajar Aswad) beliau berisyarat kepadanya dengan sesuatu
yang ada di tangan beliau dan membaca takbir. (H.R. Bukhari)
Membaca takbir, yaitu: "Dengan nama Allah, dan AIlah Maha Besar." Inipun
dilakukan setiap kali memulai putaran tawaf. Dari Ibnu Umar: Sesungguhnya apabila
beliau telah mengusap Hajar Aswad mengucap:" Bismillah wa Allahu Akbar". (H.R.
Baihaqi)

4. Sa'i
Sa'i adalah berjalan antara Shofa dan Marwah sebanyak 7 kali, dimulai dari Shofa
dan diakhiri di Marwah. Tempat Sa'i antara Shofa dan Marwah ini sekarang telah
menyatu dengan bangunan Masjid Haram.
1. Seluruh perjalanan sa'i dilakukan secara lengkap, tidak boleh ada jarak yang tersisa
2. Dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwa
3. Dilakukan sesudah tawaf
4. Dilakukan sebanyak 7 kali perjalanan
Sedangkan sunah dalam sa'i adalah:
1. Berdoa di antara Shafa dan Marwa
2. Dalam keadaan suci dan menutup aurat
3. Berlari kecil antara 2 tonggak hijau
4. Tidak berdesakan
5. Berjalan kaki
6. Dikerjakan secara berturut-turut
Adapun cara melakukan Sa'i menurut sunnah Rasulullah saw. adalah sebagai
berikut: Sesudah mendekati Shofa membaca bacaan yang artinya: Sesungguhnya Shofa
dan Marwah adalah termasuk tanda-tanda (peribadatan kepada) Allah. Aku memulai dari
apa yang Allah memulai darinya. Naik ke atas Shofa menghadap ke Ka'bah, lalu
mengangkat kedua tangan dan membaca bacaan yang artinya: Allah Maha Besar, Allah
Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan selain Allah sendiri. Tiada sekutu bagiNya.
Ke punyaanNya segala kerajaan dan bagiNya segala pujian. Dan Ia berkuasa atas segala
sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah sendiri. Ia lestarikan janjinya. Dan Ia tolong

9
hambaNya. Dan Ia hancurkan sendiri tentara-tentara (musuh). Bacaan itu diulang tiga
kali dan diselingi dengan doa yang dimaui.
Terus turun dari Shofa berjalan menuju Marwah. Sesampai di batas tiang hijau
berlari-lari kecil sampai ke batas tiang hijau berikutnya. Lalu berjalan biasa sampai ke
Marwah. Diantara dua tiang hijau itu dahulu adalah jurang tempat Nabi saw. berlari-lari
kecil Sekarang tempat itu sudah dibuat rata dan diberi tanda tiang hijau berlampu dan
beralas marmer. Begitu juga Shofa dan Marwah sudah tidak tampak seperti gunung kecil
lagi, tapi hanya tampak seperti tanjakan.
Lari-lari kecil itu hanya untuk laki-laki. Bagi perempuan tidak usah lari-lari kecil,
tapi berjalan biasa. Di atas Marwah diperbuat seperti di atas Shofa, yaitu menghadap ke
Ka'bah dan membaca bacaan pada point ke dua di atas. Diriwayatkan dari Jabir, katanya:
Sesungguhnya Nabi saw. setelah dekat dari Shofa membaca: Innas Shofa wal Marwata
min Sya'aa-irillaah. Abda-u bimaa badaallahubih. Lalu mulai dari Shofa lalu naik ke
atasnya sampai melihat baitullah lalu menghadap kiblat. Lalu membaca kalimat tauhid
dan takbir dan mengucap: LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAH, LAA SYARIIKA
LAH, LAHULMULKU WA LAHUL HAMDU, WA HUWA 'ALAA KULLI SYAIIN
QODIIR. LA ILAAHA ILALLAHU WAHDAH, ANJAZA WA'DAH, WA NASHORO
'ABDAH, WA HAZAMAL AHZAABA WAHDA.
Lalu berdoa diantara itu lalu mengucap seperti bacaan itu tiga kali. Kemudian
turun ke Marwah. Sehingga apabila kedua kaki beliau telah berada di tengah jurang
beliau berlari- lari kecil. Sehingga apabila kami mulai menanjak kami berjalan biasa
sehingga sampai ke Marwah. Kemudian beliau berbuat di atas Marwah yang beliau
perbuat di atas Shofa. (H.R. Ahmad ,Muslim dan Nasa-i)
Abu Hurairoh berkata: Sesungguhnya Nabi saw. setelah rampung dari tawaf
beliau, beliau datang ke Shofa, lalu naik ke atasnya sampai melihat Baitullah dan
mengmengangkat kedua tangan beliau, lalu mula memuji Allah dan berdoa apa yang
beliau mau berdoa. (H.R. Muslim dan Abu Dawud).
Jabir berkata: Sesungguhnya adalah Rasulullah saw. apabila telah tegak di atas
Shofa membaca: Allahu Akbar dan mengucap: Laa Ilaaha Illaahu wahdah, laa syariika
lah, Lahul Mulku wa Lahul Hamdu, Wa Huwa 'alaa Kulli syai in Qodiir.Berbuat begitu
tiga kali dan berdoa. Dan berbuat seperti itu di atas Marwah. (H.R. Bukhari)
Lalu berangkat ke Shofah dengan cara seperti yang tadi diterangkan sampai
cukup 7 kali jalan(51) dan berakhir di Marwah. lbnu Umar berkata: Nabi saw. datang

10
lalu tawaf di Baitullah tujuh kali (putaran) lalu salat dua rakaat di belakang Maqom
Ibrohim, lalu sa'i di antara Shofa dan Marwah tujuh kali (jalan). H.R. Bukhari)
Dalam sa'i ini selain bacaan yang disebut dalam point pertama dan kedua di atas
tidak ada doa.

5. Mabit di Muzdalifah, Mekah


Waktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar. Disini
mengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70 butir untuk melempar jumrah di Mina,
dan melakukan shalat subuh di awal waktu, dilanjutkan dengan berangkat menuju Mina.
Kemudian berhenti sebentar di masy'ar al-harâm (monumen suci) atau Muzdalifah untuk
berzikir kepada Allah SWT (QS 2: 198), dan mengerjakan shalat subuh ketika fajar telah
menyingsing.

6. Melontar jumrah 'aqabah


Melontar jumrah ialah melempar batu kerikil ke arah 3 buah tonggak, yaitu ûlâ,
wustâ, danukhrâ, masing-masing 7 kali lemparan. Hari melontar jumrah dimulai pada
tanggal 10 Zulhijah, ke arah jumrah 'aqabah atau jumrahkub ra, dan 2 atau 3 hari dari
hari-h ari tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah) ke arah 3 jumrah yang telah
disebutkan di atas.
Waktu melontar jumrah disunahkan sesudah matahari terbit. Bagi orang yang lemah atau
berhalangan boleh melakukannya pada malam hari. Adapun melontar jumrah pada 3 hari
yang lain, hendaknya dimulai pada waktu matahari sudah mulai turun ke barat sampai
saat matahari terbenam.
Ketika melontar jumrah disunahkan:
1. Berdiri dengan posisi Mekah ada di sebelah kiri dan Mina di sebelah kanan
2. Mengangkat tangan tinggi-tinggi bagi laki-laki
3. Membaca takbir ketika melempar batu yang pertama

7. Tahalul
Tahalul adalah berlepas diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan amalan-
amalan haji. Tahalul awal, dilaksanakan setelah selesai melontar jumrah 'aqobah, dengan
cara mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai. Setelah tahalul, boleh
memakai pakaian biasa dan melakukan semua perbuatan yang dilarang selama ihram,
kecuali berhubungan seks. Bagi yang ingin melaksanakan tawaf ifâdah pada hari itu

11
dapat langsung pergi ke Mekah untuk tawaf. Dengan membaca talbiah masuk ke Masjidil
Haram melaluiBâb ussal âm (pintu salam) dan melakukan tawaf. Selesai tawaf
disunahkan mencium Hajar Aswad (batu hitam), lalu shalat sunah 2 rakaat di dekat
makam Ibrahim, berdoa diMul t azam, dan shalat sunah 2 rakaat di Hijr Ismail
(semuanya ada di kompleks Masjidil Haram).
Kemudian melakukan sa'i antara bukit Shafa dan Marwa, dimulai dari Bukit
Shafa dan berakhir di Bukit Marwa. Lalu dilanjutkan dengan tahalul kedua, yaitu
mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai. Dengan demikian, seluruh
perbuatan yang dilarang selama ihram telah dihapuskan, sehingga semuanya kembali
halal untuk dilakukan. Selanjutnya kembali ke Mina sebelum matahari terbenam untuk
mabît di sana.

8. Mabit di Mina
Dilaksanakan pada harit asyri k (hari yang diharamkan untuk berpuasa), yaitu
pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setiap siang pada hari-hari tasyrik itu melontar
jumrahûl â,wust â, dan'aq ab ah, masing-masing 7 kali. Bagi yang menghendaki nafar
awwal (meninggalkan Mina tanggal 12 Zulhijah setelah jumrah sore hari), melontar
jumrah dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Zulhijah saja. Tetapi bagi yang menghendaki
nafar sânî atau nafar akhir (meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijah setelah jumrah
sore hari), melontar jumrah dilakukan selama tiga hari (11, 12, dan 13 Zulhijah).
Dengan selesainya melontar jumrah maka selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah
haji dan kembali ke Mekah.

9. Mabit di Muzdalifah, Mekah


Waktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar. Disini
mengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70 butir untuk melempar jumrah di Mina,
dan melakukan shalat subuh di awal waktu, dilanjutkan dengan berangkat menuju Mina.
Kemudian berhenti sebentar di masy'ar al-harâm (monumen suci) atau Muzdalifah untuk
berzikir kepada Allah SWT (QS 2: 198), dan mengerjakan shalat subuh ketika fajar telah
menyingsing.

12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi bila kita ingin menjalan rukun islam yang ke-5 maka kita harus, berakal,
mampu, islam, baligh. Apa bila kita belum bisa memenuhi maka kita tidak bisa
menjalankan ibadah haji.
Ada pun rukun haji yang harus di jalankan atau dipenuhi pada saat menjalankan
ibadah haji adalah sebagai berikut:
1.Ihram
2.Wukufdi Arafah
3.Tawaf ifâdah
4.Sa'i
5. Mencukur rambut di kepala atau memotongnya sebagian
6. Tertib
Jadi apabila kita meninggalkan salah satu dari rukun haji diatas maka haji kita
tidak sah. Dalam haji juga ada beberapa larangan yang tidak boleh dikerjakan yaitu
sebagai berikut:
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sudah memakai pakaian
ihram dan sudah berniat melakukan ibadah haji/umrah adalah:
 Melakukan hubungan seksual atau apa pun yang dapat mengarah pada perbuatan
hubungan seksual
 Melakukan perbuatan tercela dan maksiat
 Bertengkar dengan orang lain
 Memakai pakaian yang berjahit (bagi laki-laki)
 Memakai wangi-wangian
 Memakai khuff (kaus kaki atau sepatu yang menutup mata kaki)
 Melakukan akad nikah
 Memotong kuku
 Mencukur atau mencabut rambut
 Memakai pakaian yang dicelup yang mempunyai bau harum
 Membunuh binatang buruan
 Memakan daging binatang buruan

13
Apa bila orang yang sedang ber haji malakukan salah satu larangan tersebut maka haji
orang tersebut tidak sah atau batal, sehingga orang tersebut harus mengukang hajinya
tahun depan.

Saran
Haji adalah ibadah yang sangat mulia, dan haji merupakan rukun islam yang ke
liama, tidak semua orang bisa menjalankan ibadah haji, karena ibadah haji membutuhkan
uang, kekuatan,dan keihlasan.
Banyak orang yang ingin pergi naik haji tapi mereka tidak bisa karena fktor
ekonomi salah satunya. Dengan begitu bersyukurlah bagi orang yang sudah menjalankan
rukun islam yang ke lima tersebut, dan bagi yang bersabarlah karena Allah Maha
meliahat. Dan bagi para orang yang sudah memiliki kekuatan ekonominya cukup
segeralah menunaikan ibadah tersebut karena ibadah tersebut hanya satu kali seumur
hidup.

14
DAFTAR PUSTAKA
Tirmizi ,Erwandi . Petunjuk Haji dan Umroh. Maktab Dakwah Dan Bimbingan
Jaliyat Rabwah.2006
H. hobby Herwibowa, dan Hj.Indriya. Panduan Pintar Haji dan Umrah. Qultum
Meida. Jakarta. 2008
Albani,Muhammad Nasrusin. Haji dan Umrah Seperti Rasulullah. Gema Insani
Jakarta.1994
http://gruppen.tu-bs.de/studver/islam-sv/arafah/panduan/kh-b00.htm
http://ibadahhaji.wordpress.com/2008/10/16/syarat-dan-rukun-haji/

15

Anda mungkin juga menyukai