Anda di halaman 1dari 5

RESUME STUDI ISLAM

THAHARAH
Pengertian thoharoh: An-Nadhofatu wa an-nazaahatu ‘anil al-aqdzaari wa alaosaakh sawaun kaanat
hissiyyatan ao ma’nawiyatan: Membersihkan segala sesuatu yg kotor baik yg berwujud (darah, air
kencing dls) maupun yg brsft maknawi/tak terlihat (hadats dan dosa)

• Hanafiyah: At-Thoharotu syar’an Hiya an-nadhofatu ‘an hadatsin ao hubutsin yasymalu hadatsa al-
ashghori wa al-akbari: thoharoh menurut syara’ membersihkan hadats dan hubust yg meliputi
hadats kecil dan hadats besar.

• Hanabilah: thaharoh sebagai upaya utk mengangkat hadats dan menghilangkan najis yg
menghalangi sahnya sholat

• Syafiiyah: fi’lun syaiin tustabaahu bihi holaatu min wudluuin wa guslin wa tayammumin wa ijaalati
an-najasati: Thoharoh adalah mengerjakan sesuatu yg dengan pekerjaan tsb dibolehkan melakukan
sholat, pekerjaan tersebut berupa wudhu, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis (Al-Jaziri:Al-
Fiqh ‘ala al-Madzahib alArbaah,I:1-4) Dasar Hukum Thoharoh

Klasifikasi Najis & Penyuciannya

1. Mughaladhoh: 7 X Salah satu dengan tanah


2. Mutawasithoh: mencuci dg air sampai bersih
3. Mukhoffafah: dg percikan air

Thoharoh Dari Hadats 1. Wudhu bahasa : baik, indah dan bersih istilah: isti’malu al-maai fii a’dhoin
makhshushotin bikayfiyatin makhshushotin: Menggunakan air pd anggota tubuh tertntu dg cara yg
ditentukan.

ZAKAT
Pengertian Zakat : menurut Bahasa : keverkahan, kesucian, pertumbuhan dll.

Menurut Syarak : pemberian yang wajib diberikan dari harta tertentu, meurut sifat tertentu kepada
golongan tertentu

Macam – macam zakat

a. Zakat Mal (zakat harta), seperti : emas, perak, hasil pertanian, hasil tambang, hasil
perniagaan dll.
b. Zakat Nafs (diri/fitrah), yaitu zakat yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan

Hukum megeluarkan zakat yaitu wajib bagi orang yang memenuhi segala syarat

1. Zakat Mal
 Zakat harta kekayaan: 2,5% x jumlah harta yang sudah berumur lebih dari setahun.
 Zakat emas: 20 dinar. 1 dinarnya sebesar 4,25 gr, sehingga batas nisabnya adalah 85 gr.
Apabila kamu memiliki emas lebih dari jumlah tersebut, perhitungan zakatnya dalah 2,5% x
jumlah emas.
 Zakat perak: 200 dirham. 1 dirhamnya sebesar 595 gr. Perhitungannya disamakan dengan
menghitung zakat emas.
 Zakat binatang ternak:

a. Unta: Nisabnya 5 ekor


b. Sapi: Nisabnya 30 ekor
c. Kambing: Nisabnya 40 ekor

 Zakat hasil pertanian: Nisabnya sebesar 5 wasaq. 1 wasaqnya dihitung 60 sha’ dan 1 sha’
dihitung sebanyak 3 kg, jadi jumlah total nisabnya adalah 300 sha’ x 3 kg, yaitu 900 kg. Lahan
pertanian yang menggunakan alat penyiram tanaman persenan zakatnya sebesar 5%,
sedangkan yang mengandalkan air hujan sebesar 10%.
 Zakat harta karun: Zakat harta temuan tidak memiliki nisab seperti zakat lainnya. Besarnya
zakat fitrah untuk harta ini adalah 20% x jumlah harta karun.

2. Zakat Diri (fithrah)


Nisabnya adalah mempunyai kelebihan harta daripada keperluan bagi dirinya dan keluarganya
(yang wajib dinafkahi) pada malam hari raya dan siang harinya, Adapun banyaknya zakat fitrah
adalah satu sha’ yaitu kurang lebih 2,5kg atau 3,1 liter dari makanan pokok daerah tersebut

Orang – orang yang berhak menerima zakat (Mustahiq):

1. Fakir 5. Mualaf
2. Miskin 6. Fisabilillah
3. Riqab 7. Ibnu sabil
4. Gharim 8. Amil

IBADAH PUASA

Ibadah Puasa: Ketentuan, Syarat, dan Rukun Puasa Puasa berarti menahan, baik menahan diri dari
makan dan minum serta segala sesuatu yang membatalkan puasa.

Pengertian serupa juga dijelaskan dalam kitab Subulu al-Salam, yang berbunyi:"Menahan diri dari
makan, minum, jima' (bercampur suami dengan istri) dan lain-lain yang telah diperintahkan kepada
orang mumin untuk menahannya, sepanjang hari menurut cara yang disyariatkan.

Demikian pula diperintahkan menahan diri dari ucapan yang diharamkan atau dimakruhkan, karena
ada hadis-hadis yang melarang hal itu, itu semua berdasarkan waktu dan syarat-syarat yang telah
ditetapkan."

Syarat Puasa Dalam melakukan ibadah puasa, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.Syarat wajib
adalah syarat yang menyebabkan seseorang harus melakukan puasa, sementara syarat sah
merupakan syarat yang harus dipenuhi agar puasanya sah.

Syarat Wajib Puasa Ramadan Berikut ini syarat wajib untuk menjalankan puasa Ramadan yang baik
dan benar: Mempunyai keyakinan Islam atau beragama Islam, telah baligh, mempunyai akal, sehat
jasmani dan rohani, suci dari hadats besar

Rukun puasa ada dua, yaitu: Berniat Puasa Niat puasa adalah keinginan di dalam hati untuk
melakukan puasa semata-mata karena mengharapkan ridha dari Allah SWT.
Sementara untuk puasa sunnah, kita dibolehkan berniat setelah terbit fajar dengan syarat kita belum
melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Menahan Diri dari Segala Hal yang Membatalkan Puasa, Seseorang yang berpuasa harus mampu
menahan diri dari segala hal-hal yang membatalkan puasa, dimulai dari terbitnya fajar hingga waktu
magrib.Hal-hal yang membatalkan puasa diantaranya, makan dan minum dengan sengaja, masuknya
suatu benda ke dalam mulut secara sengaja, haid, nifas, dan lain-lain.

IBADAH HAJI

Pengertian Haji Pengetian haji menurut bahasa al-qoshdu, menyengaja menuju suci, dan menurut
istilah, haji adalah seorang muslim bermaksud berziarah ke baitul harom (kabah) untuk
melaksanakan manasik haji dengan maksud mendekatkan diri kepada Alloh SWT.

Dengan melakukan wukuf di padang Arofah, thowaf di masjidil harom, dan sa’I antara bukit shofa
dan marwah dengan cara tertentu dalam waktu dan niat tertentu.

Untuk keabsahan haji, maka harus dipenuhi rukunnya yaitu:

1) Ihrom, ialah niat menunaikan ibadah haji ( dengan membaca labbaika Allohumma hajjan dari
miqot) dan meninggalkan segala larangan yang berkaitan dengan niat haji
2) Wukuf, yakni diam di padang Arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah
3) Thowaf, yaitu mengelilingi kabah sebanyak tujuh putaran, thowaf haji ini disebut thowaf ifadhoh
4) Sa’i, yaitu berjalan atau berlari kecil dari bukit shofa menuju bukit marwah, dan kembali dari
bukit marwah ke bukit shofa dilakukan tujuh kali perjalanan
5) Tahallul, artinya mengakhiri ihrom dengan menggunting rambut kepala.
6) Tertib

Wajib Haji, yaitu

1. Keharusan mulai melaksanakan ihrom dari miqot (batas-batas tempat dan waktu yang telah
ditentukan)
2. Bermalam di muzdalifah setelah keluar dari Arofah menuju ke Mina.
3. Bermalam di mina dua atau tiga malam pada hari-hari tasyriq
4. Melempar jumroh ‘aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah, dan ketiga jumroh; ‘ula, wustho, dan
‘aqobah pada hari-hari tasyri
5. Meninggalkan segala larangan ihromR

UMROH

Pengertian Umroh

Umroh menurut arti bahasa adalah ziarah, sedangkan menurut istilah, adalah menziarahi
kabah untuk melaksanakan ibadah umroh dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

Rukun Umroh

a. Ihrom c. Sa’I e. Tertib


b. Thowaf d. Tahallul
Miqot artinya batas waktu atau tempat tertentu, untuk memulai ihrom, baik ihrom haji maupun
ihrom umroh atau ihrom untuk keduanya. Batas-batas atau miqot ada dua macam, yaitu batas
waktu yang disebut miqot zamani, dan batas tempat yang disebut miqot makani.

Miqot Zamani artinya batas waktu untuk memulai ihrom haji , yaitu dari tanggal 1 (satu) bulan
syawwal sampai tanggal 8 (delapan) bulan Dzulhijjah

Miqot Makani artinya batas waktu untuk memulai ihrom haji ,, barang siapa yang melewati tempat
tempat tersebut dan bermaksud melaksanakan haji atau umroh, dia wajib berihrom dari tempat itu.

TATA CARA PELAKSANAAN HAJI


Ada tiga cara melaksanakan ibadah haji, yaitu haji Tamattu, haji Ifrod, dan haji Qiron :

Haji Tamattu adalah ibadah haji yang mendahulukan ibadah umroh dari pada ibadah haji.

Haji Ifrod adalah haji yang mendahulukan ibadah haji dari pada ibadah umroh.

Haji Qiron adalah melakukan ibadah haji dan umroh sekaligus Bersama.

1. Pelaksanaan haji Tamattu


- Berangkat dari rumah Disunnahkan melakukan sholat dua rakaat (sunnat syafar)
sebelum berangkat dari rumah,
- Ihrom dari miqot, Apabila telah tiba di miqot makani, umpama di bandara King Abdul
Azis, atau di Bir Ali bagi mereka yang datang dari arah Madinah, maka segeralah mandi
dan menggunakan wangi-wangian dan memakai pakaian ihrom dengan membuka
penutup kepala bagi pria kemudian sholat dua rakaat, dan setelah itu ucapkanlah niat
umroh
- Tiba di Mekkah Setelah sampai di Mekkah, terusmenuju pondokan menyimpan barang
bawaan, dan beristirahat, setelah itu dalam keadaan suci dari hadats dan najis, pergi
menuju kabah.
- Thowaf, mulailah thowaf dari hajarul aswad dengan menjadikan baitulloh disebelah kiri
badan kita. Kecup atau usaplah ajarul aswad bila memungkinkan, bila tidak angkatlah
kedua tangan kita arahkan kea rah hajarul aswad
- Pelaksanaan Sa’i Setelah selesai mengerjakan Tthowaf tujuh putaran, dilanjutkan
menuju bukit Shofa untuk memulai melaksanakan Sa’i menuju bukit Marwah dan
kembali dari bukit Marwah menuju bukit Shofa.
Setelah selesai melaksanakan ibadah Sa’i, laksanakanlah tahallul dengan cara bercukur
atau memotong rambut kepala dengan demikian selesailah ibadah Umroh dan
berakhirlah semua larangan ihrom. Semua jamaah haji tetap berada di Mekah menuju
tanggal 8 (delapan) Dzulhijjah, yaitu saat permulaan ihrom untuk haji.
- Pergi ke Arofah Pada hari Tarwiyah (yaitu tanggal 8 Dzulhijjah), maka bersiap-siaplah
berihrom untuk haji dari Mekah, lakukan persiapan ihrom seperti yang dilakukan ketika
ihrom Umroh (mandi, memakai wangi-wangian, dan memakai kain ihrom). Kemudian
pergi ke Mina, Di Mina melaksanakan sholat Dzuhur, Ashar, Magrib, Isya, dan Subuh,
dengan mengqoshor setiap sholat yang empat rakaat tetapi tidak menjamanya.
Doa orang yang sedang melaksanakan wuquf akan dikabulkan oleh Alloh.Setelah
terbenam matahari tanggal 9 Dzulhijjah (setelah Magrib), jamaah keluar dari Arofah
menuju Muzdalifah, sesampainya di Muzdalifah jamaah melaksanakan sholat magrib
dan isya dijama takhir dengan qoshor, kemudian mabith di Muzdalifah hingga shubuh,
dan setelah melaksanakan sholat shubuh seluruh jamaah meninggalkan Muzdalifah
menuju Mina.
(Thowaf ifadhoh ini dapat pula dilakukan setelah seluruh rangkaian ibadah di Mina
selesai), Thowaf Ifadhoh juga dapat dilakukan setelah mabit dan melempar jumroh di
Mina baik yang melakukan nafar awwal maupun nafar tsani.
Kemudian kembali ke Mina dan bermalam dua atau tiga malam untuk melempar ke tiga
jamarot (Jumroh Ula, Wustho, dan Aqobah) dimulai setelah tergelincir matahari tanggal
11, 12, dan 13.
- Thowaf Wada Setelah rangkaian ibadah haji selesai dan tiba saatnya pulang ke tanah air,
maka kerjakanlah Thowaf Wada yaitu Thowaf Perpisahan, caranya seperti Thowaf
Umroh atau Thowaf Haji, kemudian setelah Thowaf lakukan sholat sunnat dua rakaat di
Maqom Ibrohim. Bagi wanita yang sedang haid diperbolehkan meninggalkan Mekah
tanpa harus melakukan Thowaf Wada.

Anda mungkin juga menyukai