Anda di halaman 1dari 30

Syakirah Nazhifah Aulia

X AKL 2
Absen 33
Pengertian Haji
Kata haji berasal dari bahasa Arab yang artinya menyengaja atau
menuju. Maksudnya adalah sengaja mengunjungi Baitullah (Ka’bah) di
Mekah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
Menurut istilah, haji adalah menyengaja mengunjungi Ka’bah dengan
niat beribadah pada waktu tertentu dengan syarat syarat dan dengan
cara-cara tertentu pula.
Haji juga diartikan menyengaja ke Mekah untuk menunaikan ibadah
thawaf, sa’i, wukuf di Arafah dan menunaikan rangkaian manasik dalam
rangka memenuhi perintah Allah SWT dan memcari ridha-Nya.
Tata Cara Pelaksanaan Haji
1. Melakukan ihram dari miqat yang telah ditentukan
Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawal dengan melakukan mandi
sunah, berwudhu, memakai pakaian ihram, dan berniat haji dengan
mengucapkan Labbaik Allahumma hajjan, yang artinya: “aku datang
memenuhi panggilan-Mu ya Allah, untuk berhaji.
Kemudian berangkat menuju Arafah dengan membaca talbiyah untuk
menyatakan niat : Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa syariika laka
labbaik, inna al-hamda, wa ni’mata laka wa al-mulk. Laa syariika laka
Artinya : Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku
datang, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang, sesungguhnya segala pujian,
segala kenikmatan, dan seluruh kerajaan adalah milik Engkau, tiada
sekutu bagi-Mu.
2. Wukuf di Arafah
Dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, waktunya dimulai setelah matahari
tergelincir sampai terbit fajar pada hari nahar (hari menyembelih kurban) tanggal
10 Dzulhijjah. Saat wukuf, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: shalat
jamak taqdim dan qashar Zuhur-Ashar, berdoa, berzikir bersama, membaca Al-
Quran, shalat jamak taqdim dan qashar Maghrib-Isya.

3. Mabit di Muzdalifah
Mekkah Waktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar. Di sini
mengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70 butir untuk melempar jumroh di
Mina, dan melakukan shalat subuh di awal waktu, dilanjutkan dengan berangkat
menuju Mina. Kemudian berhenti sebentar di Masy’aral Haram (monumen suci)
atau Muzdalifah untuk berzikir kepada Allah SWT (Q.S. Al Baqarah : 198), dan
mengerjakan shalat subuh ketika fajar telah menyingsing.
4. Melontar Jumroh Aqobah Dilakukan di bukit Aqobah pada tanggal 10
Dzulhijjah dengan 7 butir kerikil, kemudian menyembelih hewan
kurban.

5. Tahalul
Tahalul adalah berlepas diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan
amalan-amalan haji. Tahalul awal dilaksanakan setelah selesai melontar
jumroh aqobah, dengan cara mencukur/memotong rambut sekurang-
kurangnya 3 helai. Setelah tahalul boleh memakai pakaian biasa dan
melakukan semua perbuatan yang dilarang selama ihram, kecuali
berhubungan seks. Bagi yang ingin melaksanakan thawaf ifadhah pada
hari itu dapat langsung pergi ke Mekkah untuk thawaf.
6. Mabit di Mina
Dilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang diharamkan untuk berpuasa), yaitu pada
tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Setiap siang pada hari-hari tasyrik itu melontar
Jumroh Ula, Wustho dan Aqobah, masing-masing 7 kali. Bagi yang menghendaki nafar
awwal (meninggalkan Mina tanggal 12 Dzulhijjah setelah jumroh sore hari), melontar
jumroh dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah saja. Tetapi bagi yang
menghendaki nafar tsani atau nafar akhir (meninggalkan Mina pada tanggal 13
Dzulhijjah setelah jumroh sore hari), melontar jumroh dilakukan selama tiga hari (11,
12 dan 13 Dzulhijjah) Dengan selesainya melontar jumroh maka selesailah seluruh
rangkaian kegiatan ibadah haji dan kembali ke Mekkah.

7. Thawaf Ifadhah
Bagi yang belum melaksanakan thawaf ifadhah ketika berada di
Mekkah, maka harus melakukan tawaf ifadhah dan sa’i . Lalu
melakukan thawaf wada’ sebelum meninggalkan Mekkah untuk
kembali pulang ke daerah asal.
 

Niat Haji

nawaitul hajja wa ahramtu bihi


lillahi ta’ala labbaika
Allahumma hajjan.
Artinya : Aku niat melaksanakan
haji dan berihram karena Allah
Swt. Aku sambut panggilan-Mu,
ya Allah untuk berhaji.
Ayat Al– Qur’an terkait Ibadah Haji
Q.S Ali Imran/3:97

Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa
memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap
Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang
mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji,
maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
Hadist terkait Ibadah Haji

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Aku pernah mendengar Nabi saw. bersabda, “Siapa
yang berhaji karena Allah, lalu ia tidak berkata kotor dan berbuat fasik, maka ia kembali
seperti hari ketika dilahirkan ibunya.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a., bahwasannya Rasulullah saw. bersabda, “Umrah (satu) ke umrah
(lainnya) itu dapat melebur terhadap dosa di antara keduanya, sedangkan haji yang mabrur
itu tidak ada balasan (yang pantas) untuknya kecuali surga.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).
Pengertian Umroh
Umroh adalah ibadah umat Islam yang dilakukan di Mekah al-
Mukarramah khususnya di Masjidil Haram. Ibadah umroh hampir mirip
dengan ibadah haji, hanya saja dalam kegiatan umroh tidak melakukan
wukuf, mabit dan melontar jumrah sebagaimana yang dilakukan dalam
haji.
Secara bahasa, umroh artinya berkunjung ke suatu tempat. Sedangkan
secara istilah fikih, umroh artinya melakukan serangkaian ibadah: tawaf
(mengitari Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran), sai (berlari-lari kecil) di
antara dua bukit shafa dan marwah, lalu diakhiri dengan tahalul
(memotong sebagian rambut kepala).
Tata Cara Pelaksanaan Umroh
1. Membaca niat 
Rangkaian pertama pelaksanaan ibadah adalah dengan
membaca niat dan menggunakan pakaian ihram mulai dari
mikat-mikat yang telah ditetapkan. Mikat merupakan garis
awal seorang jemaah untuk melaksanakan ibadah umrah.

2. Memakai pakaian ihram


Setelah para jemaah mengenakan pakaian ihram, mereka harus
menghindari semua larangan yang telah ditentukan oleh syariat.
Larangan untuk jemaah pria:
Menggunakan pakaian biasa
Memakai kaos kaki yang sampai menutupi mata kaki 
Menggunakan topi atau peci untuk menutup kepala
Larangan untuk jemaah wanita:
• Memakai kaos tangan
• Menutup wajah

Larangan untuk jemaah pria dan wanita:


• Menggunakan wangi-wangian
• Memotong kuku dan mencabut atau mencukur rambut dan bulu 
• Mematikan dan memburu binatang apa pun 
• Menikahkan, meminang, dan menikah
• Berhubungan intim dan bermesraan
• Bertengkar, mencaci, atau berkata kotor
• Memotong atau memangkas tanaman di sekitar Mekah

4. Perbanyak bacaan kalimat talbiyah saat menuju Masjidil Haram di Mekah

Saat akan menuju Masjidil Haram, perbanyak bacaan kalimat talbiyah “labbaik
allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka
wal mulk laa syarika lak”. Bacaan kalimat talbiyah di akhir waktu merupakan tanda
saat akan memulai tawaf.
4. Melakukan tawaf
Tata cara selanjutnya adalah melakukan tawaf. Sebelum memasuki Masjidil Haram, dianjurkan
untuk berwudu. Jemaah haji bisa masuk dari pintu mana saja, namun sangat dianjurkan untuk
masuk pintu Bani Syaibah atau Babus Salam karena mengikuti contoh Rasulullah Saw. Setelah itu
turun dan menuju tempat tawaf dan memulai tawaf dari garis lurus dekat area di Hajar
Aswad.Sepanjang tawaf, para jemaah haji membaca doa “rabbana atina fiddunya hasanatan wa fil
akhirati hasanata wa qina ‘adzabanar” saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad.

5. Salat sunah 2 rakaat di depan Makam Ibrahim


Rangkaian selanjutnya adalah salat sunah 2 rakaat di depan Makam Ibrahim.
Makam ini bukanlah makam atau hal yang berhubungan dengan kuburan.
Makam ini merupakan tempat di mana Nabi Ibrahim pernah berdiri dalam
membangun Kakbah. Baca surat Al-Kafirun di rakaat pertama dan surat Al-Ikhlas
di rakaat kedua.
6. Melakukan sai antara bukit Safa dan Marwah sebanyak 7 kali putaran
Melakukan sai saat umrah sebanyak 7 putaran dimulai dari bukit Safa ke
bukit Marwah. Setiap jalan atau lari kecil dari bukit Safa ke bukit Marwah
dihitung sebagai 1 kali putaran. Dari bukit Marwah ke bukit Safa juga
dihitung 1 kali putaran. 

7. Melakukan tahalul
Dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji kecil, tahalul menjadi akhir
dalam pelaksanaan ibadah. Prosesnya diakhiri dengan bercukur. Jemaah
laki-laki akan dicukur rambutnya sebagian atau sampai gundul. Sedangkan
untuk jemaah perempuan, hanya dicukur atau dipotong ala kadarnya.
Setelah melengkapi tahalul, maka rangkaian tata cara ibadah telah lengkap
atau selesai.
Niat Umroh

nawaitul ‘umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma


‘umratan.

Artinya; Aku niat melaksanakan umrah dan berihram karena Allah Swt. Aku
sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumrah.
Ayat Al-Qur’an terkait Umroh

Innaṣ-ṣafā wal-marwata min sya’ā`irillāh, fa man ḥajjal-baita awi’tamara fa lā junāḥa


‘alaihi ay yaṭṭawwafa bihimā, wa man taṭawwa’a khairan fa innallāha syākirun ‘alīm

Artinya: “Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa
baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu
kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan
lagi Maha Mengetahui.”
Hadist terkait Umroh

"Iringilah ibadah haji dengan (memperbanyak) ibadah umroh (berikutnya), karena


sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa
sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan karat pada besi, emas dan
perak. Dan tidak ada (balasan) bagi (pelaku) haji yang mabrur melainkan surga."
(HR Imam at-Tirmidzi).

Dari Abu huraira, Rasulullah bersabda "Orang yang mengerjakan haji


dan umroh merupakan tamu Allah. Maka jika mereka bermohon
kepadanya, pastilah dikabulkan-Nya, dan jika mereka memohon
ampunan pasti diampuni-Nya". (HR Ibnu Majah).
Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa (lughat) artinya tumbuh, suci, dan berkah.
Menurut istilah, zakat adalah pemberian yang wajib diberikan dari
harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran kepada golongan
tertentu

Zakat merupakan salah satu dari lima rukun islam dan disebutkan
secara beriringan dengan kata salat pada 82 ayat di dalam Al-Qur’an.
Allah SWT, telah menetapkan hukum wajib atas zakat sebagaimana
dijelaskan di dalam Al-Qur’an, Sunnah Rasul, dan Ijma Ulama.
Tata Cara Pelaksanaan Zakat
Zakat Fitrah
1. Membayar zakat fitrah dalam bentuk makanan pokok
(beras/gandum) atau uang seharga makanan pokok tersebut.
2. Takaran besaran zakat 2,5 kilogram atau 3,5 liter beras
3. Waktu membayar zakat fitrah boleh ditunaikan sejak awal bulan
Ramadhan.
4. Namun pada umumnya bisa dilakukan tiga hari menjelang hari raya
Idul Fitri atau akhir Ramadhan.
5. Ketika menyerahkannya maka membaca niat membayar zakat fitrah.
Zakat emas dan perak

Zakat emas, perak, dan logam mulia lainnya adalah zakat yang dikenakan atas emas, perak
dan logam lainnya yang telah mencapai nisab dan haul. Zakat emas dan perak ditunaikan
jika seorang muzaki (orang yang menunaikan zakat) memiliki emas mencapai nisab senilai
85 gram atau perak dengan mencapai nisab 595 gram. Tarif zakat yang harus dibayarkan
adalah sebesar 2,5% dari emas atau perak yang dimiliki. Berikut cara menghitung zakat
emas/ perak:
2,5% x Jumlah emas/ perak yang tersimpan selama 1 tahun

Contoh:
Bapak A selama 1 tahun penuh memiliki emas yang tersimpan
sebanyak 100 gram, sehingga Bapak A sudah wajib zakat. Jika
harga emas saat ini Rp622.000,-/gram, maka emas tersebut
senilai Rp62.200.000,-. Zakat emas yang perlu Bapak A tunaikan
sebesar 2,5% x Rp62.200.000,- = Rp1.555.000,-.
Niat Zakat
1. Untuk diri sendiri

"Nawaitu an ukhrija zakaatal fitri 'an nafsii fadhan lillahi ta'aala"

Artinya: “Saya niat mengeluarkan zakat fitrah dari diriku sendiri fardu
karena Allah Ta’ala”
2. Diabacakan suami untuk istri

"Nawaitu an ukhrija zakaatal fitri 'an zaujatii fardhan lillahi ta'aala"

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”

3. Untuk diri sendiri dan keluarga

 "Nawaitu an ukhrija zakaatal fitri 'annii wa 'an jami'i maa tilzamunii nafaqoo tuhum syar'an fardhan lillahi
ta'aala"

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi
tanggunganku, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”
Ayat Al-Qur’an tentang Zakat

Artinya “ dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang orang yang
ruku “ QS Al-Baqarah ayat 43

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” QS At-Taubah ayat 103
Hadist Al-Qur’an terkait Zakat

Nabi saw. bersabda, “Zakat itu jembatannya Islam.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam
Ath-Thabarani dari sahabat Abu Ad-Darda’ r.a. dan diriwayatkan juga oleh imam Al-
Baihaqi dari sahabat Ibnu Umar r.a.

Nabi saw. bersabda, “Zakat itu menyucikan iman.” Berdasarkan


penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu
pula di dalam kitab Tanqihul Qaul Al-Hatsits yang merupakan syarah
kitab ini, imam An-Nawawi tidak menjelaskan periwayat hadis ini
sebagaimana hadis-hadis lainnya.
Pengertian Wakaf
Kata wakaf berasal dari bahasa Arab yang berarti menahan (al-habs)
dan mencegah (al-man’u). Artinya menahan untuk dijual, dihadiahkan,
atau diwariskan.

Berdasarkan istilah syar’i wakaf adalah ungkapan yang diartikan


penahanan harta milik seseorang kepada orang lain atau kepada
lembaga dengan cara menyerahkan benda yang sifatnya kekal kepada
masyarakat untuk diambl manfaatnya.
Tata Cara Pelaksanaan Wakaf
(1) Pihak yang hendak mewakafkah dapat menyatakan ikrar wakaf di
hadapan Pejabat Pembuatnya Akta Ikrar Wakaf untuk melaksanakan
ikrar wakaf.
(2) Isi dan bentuk Ikrar Wakaf ditetapkan oleh Menteri Agama.
(3) Pelaksanaan Ikrar, demikian pula pembuatan Akta Ikrar Wakaf,
dianggap sah jika dihadiri dan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2
(dua) orang saksi.
(4) Dalam melaksanakan Ikrar seperti dimaksud ayat (1) pihak yang
mewakafkan diharuskan menyerahkan kepada Pejabat yang tersebut
dalam Pasal 215 ayat (6), surat-surat sebagai berikut:
a. tanda bukti pemilikan harta benda;
b. jika benda yang diwakafkan berupa benda tidak bergerak, maka
harus disertai surat keterangan dari Kepala Desa, yang diperkuat oleh
Camat setempat yang menerangkan pemilikan benda tidak bergerak
dimaksud;
c. surat atau dokumen tertulis yang merupakan kelengkapan dari benda
tidak bergerak yang
bersangkutan.
Niat Wakaf
Niat wakaf harus disertakan ketika mewakafkan suatu barang. Wakaf
dalam Islam bermakna perbuatan yang dilakukan oleh wakif atau orang
yang berwakaf untuk memberi sebagian ataupun semua harta benda
yang dipunyai demi keperluan ibadah serta kemakmuran masyarakat
untuk selamanya.
Pernyataan pemberian wakaf harus disertai ucapan secara lisan bahwa
harta benda kita akan diwakafkan. Contohnya, ketika kita mengatakan,
“Tanah ini merupakan tanah wakaf, diwakafkan untuk umum.” Artinya,
saat kita mengatakan hal itu, sudah terjadi akad wakaf.
Ayat Al-Qur’an tentang Wakaf

“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan


sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan,
tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” ( QS Ali Imran/ 3 : 92 )
Hadist tentang Wakaf

Artinya : “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “


Apabila seseorang meninggal, maka amalannya terputus kecuali
tiga perkara sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak
soleh yang mendoakannya.” ( HR Bukhari dan Muslim )

Anda mungkin juga menyukai