Anda di halaman 1dari 12

HAJI DAN UMRAH

Nama : Fahmi Girasto Y.

Kelas : 7G

Absen : 08
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kenikmatan kepada penulis khususnya umumnya untuk kita
semua, karena berkat hidayah dan inayah-Nya penulis bisa menyelesaikan
makalah ini, shalawat beserta salam marilah kita curahkan kepada junjungan
kita yakni nabi Muhammad SAW.

Penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing penulis
di dalam penyusunan makalah ini, namun penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
penulis harapkan demi perbaikan dan kebaikan.

Semoga makalah ini menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi penulis


umumnya bagi kita semua juga menjadi asbab hidayah ke seluruh alam dan
semoga kita senantiasa diberikan keistiqamahan di dalam beribadah dan
diberikan hidayah supaya kita bisa melaksanakan ibadah haji. Amin
HAJI

A.1. Pengertian

Kata Haji berasal dari bahasa arab dan mempunyai arti secara bahasa dan
istilah. Dari segi bahasa haji berarti menyengaja, dari segi syar’i haji
berarti menyengaja mengunjungi Ka’bah untuk mengerjakan ibadah yang
meliputi thawaf, sa’i, wuquf dan ibadah-ibadah lainnya untuk memenuhi
perintah Allah SWT dan mengharap keridlaan-Nya dalam masa yang tertentu.

A.2. Hukum Ibadah Haji

Mengenai hukum Hukum Ibadah Haji asal hukumnya adalah wajib ‘ain bagi
yang mampu. Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam
dan apabila kita “nazar” yaitu seorang yang bernazar untuk haji, maka wajib
melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu dikerjakan pada
kesempatan selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib.

Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap muslim
yang mampu untuk mengerjakan. jumhur Ulama sepakat bahwa mula-
mulanya disyari’atkan ibadah haji tersebut pada tahun ke enam Hijrah, tetapi
ada juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah.

A.3. Dalil / Perintah Tentang Ibadah Haji

1. Al-Qur’an

Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an1 Surat Ali Imran ayat 97, yaitu :

Ahmad Fakhruddin dkk, 2003, Al-Quran dan Terjemahannya

Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam


Ibrahim[215]; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah[216]. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Ali Imran : 97).

2. Hadits

Nabi bersabda di dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Ahmad yang
artinya sebagai berikut :

“Dari ibnu Abbas, telah berkata Nabi SAW : Hendaklah kamu bersegera
mengerjakan haji, maka sesungguhnya seseorang tidak tidak akan
menyadari, sesuatu halangan yang akan merintanginya”. (H.R. Ahmad)

Setiap orang hanya diwajibkan mengerjakan ibadah haji satu kali saja dalam
seumur hidupnya, tetapi tidak ada larangan untuk mengerjakan lebih dari
satu kali.

A.4. Syarat, Rukun, Wajib dan Sunat Haji

1. Syarat-syarat diwajibkannya Haji

 Islam

 Baligh

 Berakal

 Merdeka

 Kuasa (mampu}

2. Rukun Haji

 Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat ihram dan haji

 Wukuf di arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah; yaknihadirnya


seseorangyang berihram untuk haji, sesudahtergelincirnya mataahari
yaitu pada hari ke-9 Dzulhijjah.

 Thawaf yaitu tawaf untuk haji (tawaf ifadhah)

 Sa’i yaitu lari-lari kecil antara shafa dan marwah 7 (tujuh) kali

 Tahallul; artinya mencukur atau menggunting rambut sedikitnya 3


helai untuk kepentingan ihram
 Tertib yaitu berurutan

3. Wajib Haji

Yaitu sesuatu yang perlu dikerjakan, tapi sahnya haji tidak tergantung
atasnya, karena boleh diganti dengan dam (denda) yaitu menyembelih
binatang. berikut kewajiban haji yang mesti dikerjakan :

 Ihram dari Miqat, yaitu memakai pakaian Ihram (tidak berjahit),


dimulai dari tempat-tempat yang sudah ditentukan, terus menerus
sampai selesainya ibadah haji.

 Bermalam di Muzdalifah sesudah wukuf, pada malam tanggal 10


Dzulhijjah.

 Bermalam di Mina selama2 atau 3 malam pada hari tasyriq (tanggal 11,
12 dan 13 Dzulhijjah).

 Melempar jumrah ‘aqabah tujuh kali dengan batu pada tanggal 10


Dzulhijjah dilakukan setelah lewat tengah malam 9 Dzulhijjah dan
setelah wukuf.

 Melempar jumrah ketiga-tiganya, yaitu jumrah Ula, Wustha dan


‘Aqabah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah dan melemparkannya
tujuh kali tiap-tiap jumrah.

 Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram.

4. Sunat Haji

 Ifrad, yaitu mendahulukan urusan haji terlebih dahulu baru


mengerjakan atas ‘umrah.

 Membaca Talbiyah yaitu :“Labbaika Allahumma Labbaik Laa Syarikalaka


Labbaika Innalhamda Wanni’mata Laka Walmulka Laa Syarika Laka”.

 Tawaf Qudum, yatiu tawaaf yuang dilakukan ketika permulaan datang


di tanah ihram, dikerjakan sebelum wukuf di ‘Arafah.

 Shalat sunat ihram 2 raka’at sesudah selesai wukuf, utamanya


dikerjakan dibelakang makam nabi Ibrahim.

 bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah


 thawaf wada’, yakni tawaf yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji
untuk memberi selamat tinggal bagi mereka yang keluar Mekkah.

 berpakaian ihram dan serba putih.

 berhenti di Mesjid Haram pada tanggal 10 Dzulhijjah.

A.5. Cara Pelaksanaan Haji

1.Di Mekkah (pada tanggal 8 Djulhijjah)

1. Mandi dan berwudlu

2. Memakai kain ihram kembali

3. Shalat sunat ihram dua raka’at

4. Niyat haji :

“Labbaika Allahumma Bihajjatin”

e. Berangkat menuju ‘Arafah

membaca talbiyah, shalawat dan do’a :

Talbiyah: “Labbaika Allahumma Labbaik Laa Syarikalaka Labbaika


Innalhamda Wanni’mata Laka Walmulka Laa Syarika Laka”.

2. Di Arafah

1. waktu masuk Arafah hendaklah berdo’a

2. menunggu waktu wukuf

3. wukuf (pada tanggal 9 Djulhijjah)

 Sebagai pelaksanaan rukun haji seorang jamaah harus berada di


Arafah pada tanggal 9 Djulhijjah meskipun hanya sejenak

 waktu wukuf dimulai dari waktu Dzuhur tanggal 9 Djulhijjah sampai


terbit fajar tanggal 10 Djulhijjah

 Doa wukuf

d. Berangkat menuju muzdalifah sehabis Maghrib


 Agar tidak terlalu lama menunggu waktu sampai lewat tengah malam
(mabit) di Muzdalifah hendaknya jemaah meninggalkan Arafah
sesudah Maghrib (Maghrib-isya di jama takdim)

 Waktu berangkat dari Arafah hendaknya berdo’a

3. Di Muzdalifah (pada malam tanggal 10 Djulhijjah)

1. Waktu sampai di Muzdalifah berdo’a

2. Mabit, yaitu berhenti di Muzdalifah untuk menunggu waktu lewat


tengah malam sambil mencari batu krikil sebanyak 49 atau 70
butir untuk melempar jumrah

3. Menuju Mina

4. Di Mina

1. Sampai di Mina hendaklah berdo’a .

2. Selama di Mina kewajiban jama’ah adalah melontar jumroh dan


bermalam (mabit)

3. Waktu melempar jumroh

 melontar jumroh aqobah waktunya setelah tengah malam , pagi dan


sore. Tetapi diutamakan sesudah terbit matahari tanggal 10 Djulhijjah

 melontar jumroh ketiga-tiganya pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah


waktunya pagi, siang, sore dan malam. Tetapi diutamakan sesudah
tergelincir matahari.

 Setiap melontar 1 jumroh 7 kali lontaran masing-masing dengan 1


krikil

 Pada tanggal 10 Djulhijjah melontar jumroh Aqobah saja lalu tahallul


(awal). Dengan selesainya tahallul awal ini, maka seluruh larangan
ihram telah gugur, kecuali menggauli isteri. setelah tahallul tanggal 10
Djulhijjah kalau ada kesempatan hendaklah pergi ke Mekkah untuk
thawaf ifadah dan sa’i tetapi harus kembali pada hari itu juga dan tiba
di mina sebelum matahari terbenam.
 Pada tanggal 11, 12 Djulhijjah melontar jumroh Ula, Wustha dan
Aqobah secara berurutan, kemudian kembali ke mekkah. itulah yang
dinamakan naffar awal.

 Bagi jama’ah haji yang masih berada di Mina pada tanggal 13


Djulhijjah diharuskan melontar ketiga jumroh itu lagi, lalu kembali ke
mekkah. itulah yang dinamakan naffar tsani.

 Bagi jama’ah haji yang blm membayar dam hendaklah menunaikannya


disini dan bagi yang mampu, hendaklah memotong hewan kurban.

 Beberapa permasalahan di Mina yang perlu diketahui jama’ah adalah


sebagai berikut :

o Masalah Mabit di Mina

o Masalah melontar jumroh

o melontar malam hari

o melontar dijamakkan

o tertunda melontar jumroh Aqobah

o mewakili melontar jumroh

5. Kembali ke Mekkah

1. Thawaf Ifadah

2. Thawaf Wada

3. Selesai melakukan thawaf wada bagi jama’ah gelombang


pertama, berangkat ke Jeddah untuk kembali ke tanah air.

A.6. Hikmah Melaksanakan Haji

 Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia,


contoh seperti ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah
bahwa manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya
mengahadap diri kepada Allah Yang Maha Agung.

 Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah
tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu’an

 Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi


 Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap
mental dan akhlak yang mulia.

 Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia


menjadi umat yang satu karena mempunyai persamaan atau satu
akidah.

 Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang


peserta-pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan
Ka’bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan persatuan.

 Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah


merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat,
biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam
menghadapi segala godaan dan rintangan.

 Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun


umrah, banyak meminta pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar
dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.

 Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina


persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia.
UMRAH

B.1. Pengertian Umrah

Umrah, artinya mengunjungi Ka”bah atau meramaikan Masjidil Haram.


Karena ibadah itu di lakukannya hamper bersamaan, maka di sebut juga haji
kecil. Seperti haji, umrah hukumnya fardu’ain bagi setiap muslim, baik laki-
laki maupun perempuan apabila telah memenuhi syarat dan rukunya.

1. Rukun Umrah

a. ihram d. Tahallul

b. Tawaf e. Tertib

c. Sa’i

2. Syarat wajib umrah

a. Ihram dari miqat ( ketentuan tempat dan waktu )

b. Meninggalkan larangan- larangan

perbedaan antara haji dan umrah adalah jika umrah dapat di kerjakan
sepanjang tahun, sedangkan ibadah haji hanya boleh dilakukan dalam waktu
yang telah di tentukan, yaitu mulai tanggal 08 sampai 13 Dzulhjjah.

Jika di perhatikan keterangan di atas, maka ihram ada 2 macam, yaitu ihram
untuk umrah dan haji. Ihram untuk umrah di mulai miqat kemudian di
teruskan dengan tawaf, sa’i, dan tahallul. Sedang ihram untuk haji
dikerjakan ketika berangkat ke padang arafah pada tanggal 8 Djulhijjah.

B.2. Perjalanan haji dan umrah di Indonesia

Umat islam adalah bagian terbesar bangsa Indonesia. Setiap tahun ratusan
ribu orang melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Penyelenggaraan dan
pengaturan ibadah haji umat islam Indonesia merupakan tugas pemerintah
yang pada dasarnya bertujuan supaya berjalan lancer, tertib, aman dan
sempurna dan ibadahnya.
Keterlibatan pemerintah dalam pemberangkatan perjalanan ibadah hajiumat
islam Indonesia cukup besar, karena urusan haji merupakan amanat rakyat
yang bertuang dalam GHBN yang pada dasrnya berisi kehendak nasional
dalam melanjutkan usaha-usaha peningkatan pelayanan sesuai dengan
kemampuan masyarakat atas dasar itu pemerintah mengatur mulai dari
proses pemberangkatan, dalam perjalanan selama menunaikan ibadah haji
sampai kembali ke tanah air.

B.3. Cara Mendaftarkan Haji dan Umrah

Pendaftaran haji dan umrah di laksanakan di kantorkoordinator urusan haji


pada tingkat kabupaten atau kota madya di seluruh Indonesia.
KESIMPULAN

Tugas manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT
sesuai dengan syari’at yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, beribadah
banyak macamnya. Adapun yang menjadi tolak ukur seorang hamba di
dalam ibadahnya yaitu dengan melaksanakan shalat, dan sebagai
penyempurna rukun Islam kita yaitu ibadah haji. Ada beberapa kesimpulan
yang dapat penulis simpulkan dari pembahasan ini, yakni :

 Shalat dan ibadah haji termasuk rukun Islam dan perintah Allah, yang
wajib kita laksanakan apabila kita mampu “Ibadah Haji”.

 Apabila kita mati shalat merupakan hisaban pertama yang dilakukan


dan sebagai tolak ukur ibadah-ibadah yang lainnya.

 Orang yang suka melaksanakan shalat berarti dia menegakan agama,


dan orang yang tidak suka melaksanakan shalat berarti dia
menghancurkan agama.

 Untuk menambah pahala ibadah shalat, kita mesti melaksanakan


shalat nawafil yakni shalat sunat, baik rawatib atau mutlak atau shalat
sunat lainnya, seperti dluha, tahajud, hajat dan lain sebagainya.

 Dengan meksanakan ibadah haji kita bisa bertemu dengan umat islam
yang lain dari seluruh dunia.

 Dengan melaksanakan ibadah haji kita akan dibalas dengan balasan


surga firdaus dan itu untuk haji yang mabrul

Anda mungkin juga menyukai