Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK FIQIH

CONTOH PENERAPAN MACAM-MACAM


MANASIK HAJI

X MIPA 7 MULTIMEDIA

MAN 2 KOTA PEKANBARU


KELOMPOK 2 :

oDEVA ZACKY ALFAYETH

oISYANA PUTRI WIDYANINGRUM

oKHAIRUL ARIEF RAHMAN

oMUHAMMAD SAKHI LAQIEN SYAFEI


 PELAKSANAAN HAJI

Adapun tata cara haji yang sesuai dengan rukun dan sunnah adalah sebagai
berikut :

Sebagai langkah awal, jamaah perlu membaca niat haji terlebih dahulu. Berikut
bacaan dan arti dari niat ibadah haji yang perlu dipahami:
"Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjan"
Artinya:
"Aku niat melaksanakan haji dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut
panggilan-Mu, ya Allah untuk berhaji."

1. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, semua jama’ah haji mulai untuk


melaksanakan tawaf haji di masjidil haram (Makkah)

2. Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) disebut dengan hari tarwiyah, karena


para jama’ah haji menyiapkan bekal secukupnya untuk menuju mina dan
padang arafah, karena kedua tempat tersebut tidak ada sumber air

3. Jama’ah haji melakukan ihram untuk ibadah haji, dimulai dengan mandi,
memakai wewangian serta mengenakan pakaian ihram, sambal ber-
talbiyah mengucapkan

4. Berangkat menuju Mina dan setelah di Mina, mereka mendirikan shalat


zhuhur, ashar, magrib dan isya serta shalat subuh. Setiap shalat dikerjakan
pada waktunya, namun shalat yg jumlah rakaatnya empat diqashar
sehingga menjadi dua rakaat. Para jama’ah tetap berada di Mina sampai
matahari terbit pada tanggal 9 Dzulhijjah

5. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jama’ah haji menuju ke padang


Arafah untuk melakukan wukuf. Tata cara wukuf yaitu dimulai dengan
mendengarkan khotbah wukuf, dilakukan dengan shalat jama’ taqdim. Di
mana dapat dilakukan berjamaah atau sendirian. Saat wukuf juga
disarankan memperbanyak istighfar, zikir, dan doa hingga magrib tiba.
Disunnahkan bagi jama’ah untuk singgah di namirah dan jika
memungkinkan berdiam di sana hingga matahari tergelincir, jika
memungkinkan

Namirah adalah sebuah tempat yang terletak dekat perbatasan arafah,


apabila matahari tergelincir, dan masuk maktu zhuhur. Disunnahkan bagi
imam atau orang yang diwakilkan untuk menyampaikan khutbah di
hadapan para jama’ah, berkenaan dengan kondisi kaum muslimin, agar
kembali memperbaharui tauhid, hukum-hukum seputar ibadah haji, dan
perkara-perkara penting lainnya

6. Waktu wukuf di Arafah mulai dari terbit fajar 9 Dzulhijah hingga terbit fajar
tanggal 10 Dzulhijah. Wukuf adalah salah satu rukun Haji yang wajib untuk
dilakukan. Barang siapa yang melakukan wukuf pada waktu tersebut meski
sebentar, maka ia dianggap telah mengerjakan wukuf dan hajinya sah

Barang siapa yang tidak mengerjakan wukuf pada waktu tersebut maka
hajinya tidak sah, sebagaimana yang diriwayatkan dalam dari ibnu ‘abbas
hadits marfu’ “barang siapa yang mengerjakan wukuf sebelum matahari
terbit (pada tanggal 10 dzulhijjah) maka ia telah mengerjakan haji”.
[Disahihkan oleh Al-Albani (No. 5995) dalam shahihul jami’

7. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, semua jama’ah haji menuju ke Muzdalifah


untuk mabit (bermalam di muzdalifah) dan mengambil batu untuk melontar
jumroh secukupnya

8. Pada tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam atau setelah melakukan mabit,


jama’ah haji meneruskan perjalanannya ke Mina untuk melaksanakan
ibadah melontar jumrah

9. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jama’ah haji melaksanakan ibadah melempar


jumrah yaitu sebanyak 7x ke Jumrah Aqabah sebagai simbol untuk
mengusir setan. Dilanjutkan dengan tahalul yaitu mencukur rambut atau
sebagian rambut.

10. Jika jama’ah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanannya
ke Masjidil Haram untuk Tawaf Haji atau menyelesaikan haji
11. Sedangkan jika mengambil nafar akhir, jama’ah haji tetap tinggal di Mina
dan dilanjutkan dengan melontar jumrah sambungan, yaitu jumrah ‘Ula dan
jumrah Wustha

12.Tanggal 11 Dzulhijjah, jama’ah haji melempar jumrah sambungan (‘Ula) di


tugu pertama, tugu kedua dan tugu ketiga

13.Tanggal 12 Dzulhijjah, jama’ah haji melempar jumrah sambungan (wustha)


di tugu pertama, tugu kedua dan tugu ketiga

14. Kemudian yang terakhir jama’ah haji Kembali ke Makkah untuk


melaksanakan Tawaf Wada’ yaitu tawaf perpisahan sebelum pulang ke
negara masing-masing

 PELAKSANAAN UMROH

Setelah memahami tata cara ibadah haji, selanjutnya pahami juga bagaimana tata
cara pelaksana ibadah umroh. Ada beberapa persamaan dan perbedaan yang
terdapat dalam langkah-langkah ibadah umroh. Berikut penjelasan selengkapnya
yang bisa dipahami.
1. Membaca niat ibadah umroh.

"Nawaitul 'umrata wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma


umratan."

Artinya:

"Aku niat melaksanakan umroh dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut
panggilan-Mu, ya Allah untuk berumroh."

2. Melakukan persiapan umrah yaitu dengan membersihkan diri dari kotoran


dan najis

3. Berniat ihram dari Miqot dengan membaca “Labbaik Umroh”. Miqot


merupakan tempat yang ditentukan Rasulullah SAW untuk jama’ah berucap
ihram pertama, bagi yang punya niatan haji atau umroh
4. Menuju ke Makkah dengan memperbanyak bacaan talbiyah “Labbaik
Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan
nimata, laka wal mulk, laa syariika lak" Akhir waktu membaca talbiyah
untuk umroh adalah saat akan memulai tawaf.

Sebelum masuk Masjidil Haram, jamaah dianjurkan berwudhu terlebih


dahulu. Jamaah boleh masuk Masjidil Haram lewat pintu mana saja, tapi
dianjurkan mengikuti contoh Rasulullah SAW yang masuk melalui pintu
Babus Salam atau Bani Syaibah.

Saat masuk Masjidil Haram, disarankan untuk mengucap doa "Bismillah


Wash Sholatu Was Salamu 'Ala Rasulullah. Allahummaftahli Abwaba
Rahmatika"

Artinya:

"Dengan nama Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah


bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu."

5. Melakukan Tawaf, dengan dilakukan 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad


dan Berakhir di Hajar Aswad pula. Saat proses tersebut, juga disunnahkan
berlari-lari kecil pada 3 putaran pertaman dan berjalan biasan pada 4
putaran terakhir

6.  Menuju makam Nabi Ibrahim dengan rakaat pertama membaca surat Al-
Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Kaafiruun. Rakaat kedua
membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas.

7. Melakukan Sa’i yang merupakan berlari-lari kecil di antara Bukit Shafa dan
Marwa. Saat di Bukit Shafa, jama’ah diperintahkan untuk naik ke atas bukit,
lalu menghadap Kabah dari atas. Dan bacalah sebanyak 3x "Laa illaha
illallahu wahdahulaa syariikalahuu, lahuulmulku wa lahuul hamdu yuhyii wa
yumiitu wa huwa 'alaa kullii syai'in qadiir" saat melihat ka'bah.
8. Bertahallul sebagai bentuk akhir pelaksanaan ibadah umroh untuk laki-laki
lebih baik dicukur sampai gundul, tapi jika tidak sampai gundul tidak
mengapa. Sedangkan untuk tata cara umroh wanita hanya dicukur ala
kadarnya.

 HAJI IIFRAD

Dalam segi bahasa,haji ifrad berarti sendiri atau memisahkan. Namun secara garis
besar haji ifrad adalah haji yang dilakukan tanpa melakukan ibadah umroh.
Bagi mereka yang melakukan ibadah haji ifrad tidak diwajibkan untuk membayar
dam. Dalam melakukan haji ifrad,dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu:

-melakukan haji saja tanpa umroh

-melakukan haji kemudian melakukan umroh

-melaksanakan umroh sebelum bulan haji,lalu berihram haji pada bulan haji

-melaksanakan umroh sebelum bulan haji,lalu kembali ke tanah air dan pergi
kembali

untuk melaksanakan haji.

Beberapa hal yang dilakukan oleh jamaah haj iifrad:

1. Bersuci

2. berpakaian ihram

3. salat sunah 2 rakaat

4. membaca niat haji

5. ketika tiba di Makkah:

 melakukan tawaf qudum(sunah)


 tawaf boleh dilanjutkan dengan sa’i boleh tidak
 setelah melakukan tawaf qudum,jamaah haj iifrad tidak mengakhiri kegiatan
dengan mencukur rambut sampai kegiatan selesai
 urutan kegiatan dan bacaan doa haji ifrad sama persis dengan pelaksanaan haji
tamattu’
 jika jamaah haji ifrad ingin melaksanakan umroh,umrohnya dilaksanakan setelah
pelaksanaan haji dengan mengambil miqat dari Tan’im,ji’ranah,atau miqat
 sebelum pergi ke madinah,para jamaah supaya melaksanakan tawaf wadak.

Urutan pelaksanaannya adalah:

1. berihram dari miqat untuk melakukan haji

2. berihram lagi dan mengambil miqat untuk beruumroh

 PELAKSANAAN HAJI QIRAN

Haji Qiran adalah sejak mulai menggunakan pakaian ihram di miqat, sudah
diniatkan untuk mengerjakan haji dan umroh  sekaligus, Qiran artinya bersamaan.
Haji Qiran adalah salah satu dari macam-macam haji dan cara pelaksanaannya
dengan menggabungkan niat haji dan umrah sekaligus. Macam-macam haji
seperti Qiran dikerjakan pada bulan-bulan haji.

Apabila yang hendak melakukan haji qiran itu telah masuk ke Makkah, pertama
hendaklah dia melakukan segala rukun syarat umroh. Pertama jamaah berihram
untuk umrah dan berihram untuk haji, sebelum memulai tawaf. Kemudian saat
memasuki kota Makkah jemaah melakukan tawaf qudum (tawaf di awal
kedatangan di Mekkah), lalu kemudian salat dua rakaat di belakang maqam
Ibrahim, lalu melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah, dilakukan untuk umrah
dan hajinya sekaligus dengan satu sa’i (tanpa bertahallul).

Tetap masih dalam kondisi berihram dan tidak halal baginya untuk melakukan hal-
hal yang diharamkan ketika ihram hingga datang masa tahallulnya di tanggal 10
Zulhijjah. Tetapi rambutnya belum boleh digunting atau dicukur, belum tahallul.
Maka setelah selesai umroh  dengan tidak bercukur atau bergunting itu, mulailah
dia mengerjakan haji, wukuf di Arafah, melempar ketiga jumrah sebagaimana
biasa dilakukan. Selesai sudah haji dan umrahnya secara bersamaan.

Hal yang perlu menjadi perhatian pada macam-macam haji dan cara
pelaksanaannya seperti Qiran adalah kewajiban membayar dam. Membayar dam,
yakni menyembelih hewan qurban (seekor kambing, sepertujuh sapi atau unta)
pada tanggal 10 Zulhijjah atau di hari tasyriq sebagai syukur kepada Allah sebab
telah selesai dengan selamat mengerjakan haji dan umroh (Atau ganti dengan
puasa tiga hari selama haji dan 7 hari (jadi 10 hari) selesai haji)

Anda mungkin juga menyukai