Anda di halaman 1dari 12

HAJI

ANGGOTA KELOMPOK 6 :
• AMALIA DESIKA 20210910170033
• CUT ROSSY AGUSTINI 20210910170065
• ENJANG PANGAYUNI 20200910170066
• M. AKMAL HI. SOLEMAN 20210910170038
• MUHAMMAD SUKRON WAINSAF 20210910170073
• RISA ARI MULYANI 20210910170040
• SALLY SAVITRI 20210910170058
FIK UMJ S1 TRANSFER B
2021
HAKEKAT HAJI

Pengertian Hukum Ibadah Haji


Kata Haji berasal dari bahasa arab dan Hukum Ibadah Haji asal hukumnya adalah
mempunyai arti secara bahasa dan istilah. wajib ‘ain bagi yang mampu.
Dari segi bahasa haji berarti menyengaja. Melaksanakan haji wajib, yaitu karena
Dari segi syar’i haji berarti menyengaja memenuhi rukun Islam yang ke lima
mengunjungi Ka’bah untuk mengerjakan Dan apabila kita “nazar” yaitu seorang
ibadah yang meliputi thawaf, sa’i, wuquf yang bernazar untuk haji, maka wajib
dan ibadah-ibadah lainnya untuk memenuhi melaksanakannya.
perintah Allah SWT dan mengharap
keridhoan-Nya dalam masa yang tertentu. Kemudian untuk haji sunat, yaitu
dikerjakan pada kesempatan selanjutnya,
setelah pernah menunaikan haji wajib.
Lanjutan…
Syarat-syarat diwajibkannya Haji Rukun Haji

• 1) Islam • 1) Ihram

• 2) Wukuf di arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah


• 2) Baligh
• 3) Thawaf
• 3) Berakal
• 4) Sa’i

• 4) Merdeka • 5) Tahallul

• 5) Kuasa (mampu) • 6) Tertib


Wajib Haji
Sunat Haji
Yaitu sesuatu yang perlu dikerjakan, tapi sahnya haji tidak tergantung 1) Ifrad, yaitu mendahulukan urusan haji terlebih dahulu baru
atasnya, karena boleh diganti dengan dam (denda) yaitu menyembelih mengerjakan atas ‘umrah.
binatang. berikut kewajiban haji yang mesti dikerjakan;
1) Ihram dari Miqat, yaitu memakai pakaian Ihram (tidak 2) Membaca Talbiyah yaitu: “Labbaika Allahumma Labbaik Laa
berjahit), dimulai dari tempat-tempat yang sudah ditentukan, Syarikalaka Labbaika Innalhamda Wanni’mata Laka Walmulka Laa
terus menerus sampai selesainya ibadah haji. Syarika Laka”.

2) Bermalam di Muzdalifah sesudah wukuf, pada malam tanggal 3) Tawaf Qudum, yatiu tawaaf yang dilakukan ketika permulaan datang
10 Dzulhijjah. di tanah ihram, dikerjakan sebelum wukuf di ‘Arafah.

3) Bermalam di Mina selama2 atau 3 malam pada hari tasyriq 4) Shalat sunat ihram 2 raka’at sesudah selesai wukuf, utamanya
(tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah). dikerjakan dibelakang makam nabi Ibrahim.

4) Melempar jumrah ‘aqabah tujuh kali dengan batu pada 5) Bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah
tanggal 10 Dzulhijjah dilakukan setelah lewat tengah malam 9 6) Thawaf wada’, yakni tawaf yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji
Dzulhijjah dan setelah wukuf. untuk memberi selamat tinggal bagi mereka yang keluar Mekkah.
5) Melempar jumrah ketiga-tiganya, yaitu jumrah Ula, Wustha 7) Berpakaian ihram dan serba putih.
dan ‘Aqabah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah dan
8) Berhenti di Mesjid Haram pada tanggal 10 Dzulhijjah.
melemparkannya tujuh kali tiap-tiap jumrah.

6) Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram.


Cara Pelaksanaan Haji
A. Di Mekkah (pada tanggal 8 Djulhijjah) B. Di Arafah

1) Mandi dan berwudlu 1) Waktu masuk Arafah hendaklah berdo’a

2) Memakai kain ihram kembali 2) Menunggu waktu wukuf

3) Shalat sunat ihram dua raka’at 3) Wukuf (pada tanggal 9 Djulhijjah)

• Niyat haji : • Sebagai pelaksanaan rukun haji seorang jamaah harus berada di Arafah
pada tanggal 9 Djulhijjah meskipun hanya sejenak
• “Labbaika Allahumma Bihajjatin”
• Waktu wukuf dimulai dari waktu Dzuhur tanggal 9 Djulhijjah sampai
4) Berangkat menuju ‘Arafah terbit fajar tanggal 10 Djulhijjah

• Membaca talbiyah, shalawat dan do’a : 4) Berangkat menuju muzdalifah sehabis Maghrib

• Agar tidak terlalu lama menunggu waktu sampai lewat tengah malam
• Talbiyah :
(mabit) di Muzdalifah hendaknya jemaah meninggalkan Arafah sesudah
• “Labbaika Allahumma Labbaik Laa Syarikalaka Labbaika Maghrib (Maghrib-isya di jama takdim)
Innalhamda Wanni’mata Laka Walmulka Laa Syarika Laka”.
• Waktu berangkat dari Arafah hendaknya berdo’a
D. Di Mina
C. Di Muzdalifah (pada malam tanggal 10 Djulhijjah)

1) Sampai di Mina hendaklah berdo’a .


1) Waktu sampai di Muzdalifah berdo’a
2) Selama di Mina kewajiban jama’ah adalah melontar jumroh dan
2) Mabit, yaitu berhenti di Muzdalifah untuk bermalam (mabit)

menunggu waktu lewat tengah malam sambil 3) Waktu melempar jumroh

mencari batu krikil sebanyak 49 atau 70 butir • Melontar jumroh aqobah waktunya setelah tengah malam , pagi dan
untuk melempar jumrah sore. Tetapi diutamakan sesudah terbit matahari tanggal 10
Djulhijjah

3) Menuju Mina • Melontar jumroh ketiga-tiganya pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah


waktunya pagi, siang, sore dan malam. Tetapi diutamakan sesudah
tergelincir matahari.

• Setiap melontar 1 jumroh 7 kali lontaran masing-masing dengan 1


krikil
E. Kembali ke Mekkah
1) Thawaf Ifadah

2) Thawaf Wada

3) Selesai melakukan thawaf wada bagi jama’ah gelombang pertama, berangkat ke Jeddah untuk
kembali ke tanah air.
SEJARAH HAJI
Sejarah Haji tidak bisa terlepas dari sejarah pembangunan Ka’bah seperti yang diperintahkan Allah SWT
kepada Nabi Ibrahim as. Ketika Nabi Ibrahim as. selesai membangun Ka’bah, Allah SWT memerintahkannya
untuk menyeru manusia agar melaksanakan haji.
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman, yang artinya, “Serukanlah kepada seluruh manusia untuk mengerjakan
haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, mengendarai unta yang kurus yang datang
dari segenap penjuru yang jauh”. Nabi Ibrahim as berkata kepada Allah SWT, “Wahai Tuhan, Bagaimana
suaraku akan sampai kepada manusia yang jauh?”, Allah SWT berfirman,“Serulah! Aku yang akan membuat
suaramu sampai”.
Kemudian Nabi Ibrahim AS naik ke Jabal Qubays (sebuah bukit di selatan Ka’bah) dan memasukkan jari
tangannya ke telinganya sambil menghadapkan wajahnya ke Timur dan Barat beliau berseru, “Wahai sekalian
manusia telah diwajibkan kepadamu menunaikan ibadah haji ke Baitul Atiq, maka sambutlah perintah Tuhanmu
Yang Maha Agung“.
Seruan tersebut telah didengar oleh setiap yang berada dalam sulbi laki-laki dan rahim wanita. Seruan itu
disambut oleh orang yang telah ditetapkan dalam ilmu Allah SWT bahwa ia akan melaksanakan haji, sampai
hari Kiamat mereka berkata, “LABBAIK ALLAAHUMMA LABBAIK”, artinya,“Telah saya penuhi panggilan-
Mu, Ya Allah. Telah saya penuhi panggilan-Mu”.
MENCAPAI HAJI MABRUR
a. Ikhlas
Seorang hanya mengharap pahala Allah, bukan untuk pamer, kebanggaan, atau agar dipanggil “pak haji” atau “bu haji”
oleh masyarakat.Dalam Al-Quran surat Al-Bayyinnah : 5 yang artinya : Mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah
kepada Allah dengan penuh keikhlasan”
b. Ittiba’ kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dia berhaji sesuai dengan tata cara haji yang dipraktekkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjauhi pekara-
perkara bid’ah dalam haji. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : Contohlah cara manasik hajiku”
(HR Muslim : 1297)
c. Harta untuk berangkat haji adalah harta yang halal.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : Sesungguhnya Allah itu baik, Dia tidak menerima kecuali
dari yang baik” (HR Muslim : 1015)
d. Menjauhi segala kemaksiatan, kebid’ahan dan penyimpangan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah : 197 yang artinya :
Barangsiapa menetapkan niatnya untuk haji di bulan itu maka tidak boleh rafats (berkata-kata tidak senonoh), berbuat
fasik, dan berbantah-bantahan pada masa haji.”
e. Berakhlak baik antar sesama, tawadhu’ dalam bergaul, dan suka membantu kebutuhan saudara lainnya.Alangkah
bagusnya ucapan Ibnul Abdil Barr rahimahullah dalam At-Tamhid (22/39) : “Adapun haji mabrur, yaitu haji yang tiada riya
dan sum’ah di dalamnya, tiada kefasikan, dan dari harta yang halal”
HIKMAH HAJI DALAM BERBAGAI ASPEK
• 1. Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia

• 2. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu’an

• 3. Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi

• 4. Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak yang mulia.

• 5. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi umat yang satu karena mempunyai
persamaan atau satu akidah.

• 6. Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia

• 7. Memperkuat fisik dan mental

• 8. Menumbuhkan semangat berkorban

• 9. Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia.
MAKNA SPIRITUAL HAJI BAGI KEHIDUPAN
Haji adalah bentuk kerendahan hati di hadapan Allah Yang Maha Kuasa. Haji merupakan bentuk penelusuran
dan ekspresi terhadap tanda-tanda Allah dalam bentuknya yang paling dalam. Haji adalah ibadah yang beragam
manusia dari jenis yang berbeda datang bersama-sama untuk menyatakan pengabdian, penghambaan dan
kerendahan hati dihadapan Allah. Kesucian, kebebasan dari nafsu, keterpisahan dari materi secara penuh dapat
disaksikan di sana.

Mengunjungi rumah Allah (Ka’bah) dengan mengenakan dua helai pakaian sederhana, menunjukkan
kemerdekaan mereka dari objek-objek material dan berusaha untuk melupakan segala sesuatu bahkan anak-
anak, keluarga, dan tanah air mereka. Dan satu-satunya hal yang terlintas dalam pikiran mereka adalah
perkataan “ya” untuk menyambut proklamasi Allah. Inilah mengapa haji dipandang sebagai salah satu bentuk
terpenting dari penghambaan dan bimbingan spiritual
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai