Anda di halaman 1dari 31

IBADAH HAJI

M. Muamar, Lc., M.H.


HAJI:
• Hakekat haji
• Sejarah haji
• Mencapai haji mabrur
• Hikmah haji dalam berbagai aspek
• Makna spiritual haji bagi kehidupan sosial.
Hakekat Haji

• Hakikat haji adalah kembali menuju kepada


Allah swt. Namun disimbolkan dengan menuju
kepada Baitullah, sebagaimana dijadikan
sebagai definisi haji secara bahasa. Sehingga
orang yang menunaikan haji diharapkan
kembali mendekat kepada Allah swt baik
secara lahir maupun batin.
Pengertian haji
 

• Haji merupakan ibadah yang meliputi beberapa ritual atau lebih


dikenal dengan sebutan manasik. Inti dari manasik haji ada pada
wukuf di Arafah. Sebagaimana sabda baginda Nabi Muhammad saw
yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi, al-Nasa’i, Ibnu Majah dari
Abdurrahman bin Ya’mur:
• ُ‫ال َحجُّ َع َرفَة‬
• Sehingga orang yang berhaji, mau tidak mau –meski kondisi fisik tidak
mendukung- harus berada di padang Arafah pada tanggal 9
Dzulhijjah. Hakikat wukuf di Arafah adalah mengenal diri sendiri
dengan mengakui segala kesalahan dan dosa, sebagaimana akar kata
Arafah yang berarti ‘mengenal atau mengerti’. Ketika seseorang sudah
mampu mengenal dirinya, lambat laun dia akan mengenal Tuhannya,
Allah swt.
• Kata Haji berasal dari bahasa arab dan
mempunyai arti secara bahasa dan istilah.
Dari segi bahasa haji berarti menyengaja,
dari segi syar’i haji berarti menyengaja
mengunjungi Ka’bah untuk mengerjakan
ibadah yang meliputi thawaf, sa’i, wuquf
dan ibadah-ibadah lainnya untuk
memenuhi perintah Allah SWT dan
mengharap keridhoan-Nya dalam masa
yang tertentu. 
Sunah haji
• Ifrad, yaitu mendahulukan urusan haji terlebih dahulu baru
mengerjakan atas ‘umrah.
• Membaca Talbiyah yaitu :“Labbaika Allahumma Labbaik Laa
Syarikalaka Labbaika Innalhamda Wanni’mata Laka Walmulka
Laa Syarika Laka”.
• Tawaf Qudum, yatiu tawaaf yang dilakukan ketika permulaan
datang di tanah ihram, dikerjakan sebelum wukuf di ‘Arafah.
• Shalat sunat ihram 2 raka’at sesudah selesai wukuf, utamanya
dikerjakan dibelakang makam nabi Ibrahim
• bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah
Cara Pelaksanaan Haji
Di Mekkah (pada tanggal 8 Djulhijjah)
• Mandi dan berwudlu
• Memakai kain ihram
kembali
• Shalat sunat ihram dua
raka’at
• Niat haji :
“Labbaikallahumma
hajjan”
• Berangkat menuju ‘Arafah
Di Arafah 9 Djulhijjah
• waktu masuk Arafah
hendaklah berdo’a
• menunggu waktu wukuf
• wukuf  (pada tanggal 9
Djulhijjah)
• Berangkat menuju
muzdalifah setelah
Maghrib
Di Muzdalifah (pada malam tanggal 10
Djulhijjah)
• Waktu sampai di
Muzdalifah berdo’a
• Mabit, yaitu berhenti di
Muzdalifah untuk
menunggu waktu lewat
tengah malam sambil
mencari batu kerikil untuk
melempar jumrah
• Menuju Mina
Di Mina
• Sampai di Mina hendaklah berdo’a
• Selama di Mina kewajiban jama’ah
adalah melontar jumroh dan
bermalam (mabit)
• Waktu melempar jumroh :
 melontar jumroh aqobah
waktunya setelah tengah
malam , pagi dan sore. Tetapi
diutamakan sesudah terbit
matahari tanggal 10 Dzulhijjah
 melontar jumroh ketiga-tiganya
pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah
waktunya pagi, siang, sore dan
malam. Tetapi diutamakan
sesudah tergelincir matahari.
Kembali ke Mekah
• Thawaf Ifadah
• Thawaf Wada
• Selesai melakukan
thawaf wada bagi
jama’ah
gelombang pertama,
berangkat ke Jeddah
untuk kembali ke
tanah air.
Sejarah Haji
• Sejarah Haji tidak bisa terlepas dari
sejarah pembangunan Ka’bah seperti
yang diperintahkan Allah SWT kepada
Nabi Ibrahim as. Ketika Nabi Ibrahim as.
selesai membangun Ka’bah, Allah SWT
memerintahkannya untuk menyeru
manusia agar melaksanakan haji.
• Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:
• “Serukanlah kepada seluruh manusia
untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki, mengendarai unta yang
kurus yang datang dari segenap
penjuru yang jauh“.
• Nabi Ibrahim as berkata kepada Allah SWT :
• “Wahai Tuhan ! Bagaimana suaraku akan sampai kepada manusia yang
jauh ?“, Allah SWT berfirman, “Serulah ! Aku yang akan membuat suaramu
sampai“.
• Kemudian Nabi Ibrahim as naik ke Jabal Qubays (sebuah bukit di selatan
Ka’bah) dan memasukkan jari tangannya ke telinganya sambil
menghadapkan wajahnya ke Timur dan Barat beliau berseru :

• “Wahai sekalian manusia telah diwajibkan kepadamu menunaikan ibadah


haji ke Baitul Atiq, maka sambutlah perintah Tuhanmu Yang Maha Agung“.
• Seruan tersebut telah didengar oleh setiap yang berada dalam sulbi laki-
laki dan rahim wanita. Seruan itu disambut oleh orang yang telah
ditetapkan dalam ilmu Allah SWT bahwa ia akan melaksanakan haji,
sampai hari Kiamat mereka berkata, “LABBAIK ALLAAHUMMA LABBAIK”,
artinya, “Telah saya penuhi panggilan-Mu, Ya Allah! Telah saya penuhi
panggilan-Mu“.
• Seusai Nabi Ibrahim as menyeru manusia untuk melaksanakan haji, malaikat Jibril as
mengajaknya pergi.
• Kepada beliau diperlihatkan bukit Safa, Marwah dan perbatasan tanah Haram, lalu
diperintahkan untuk menancapkan batu-batu pertanda. Ibrahim as adalah orang yang
pertama menegakkan batasan tanah Haram setelah ditunjukkan oleh malaikat Jibril as.
• Pada tanggal 7 Zulhijah, Nabi Ibrahim as berkhutbah di Mekah ketika matahari condong
ke Barat (tergelincir), sementara Nabi Ismail as duduk mendengarkan.
• Pada esok harinya, keduanya keluar berjalan kaki sambil bertalbiyah dalam keadaan
berihram. Masing-masing membawa bekal makanan dan tongkat untuk bersandar. Hari
itu dinamakan hari Tarwiah.
• Di Mina, keduanya melaksanakan salat Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh. Mereka
tinggal di sebelah kanan Mina sampai terbit matahari dari gunung Tsubair (waktu
Dhuha), kemudian keduanya keluar Mina menuju Arafah.
• Malaikat Jibril as menyertai mereka berdua sambil menunjukkan tanda-tanda batas
sampai akhirnya mereka tiba di Namirah.
• Malaikat Jibril as menunjukkan pula tanda-tanda batas Arafah. Nabi Ibrahim as sudah
mengetahui sebelumnya lalu berkata, ‫ت‬ : ُ ‫ َع َر ْف‬,artinya: “Aku sudah mengetahui”, maka
daerah itu dinamakan Arafah.
• Ketika tergelincir matahari, malaikat Jibril as bersama keduanya menuju suatu
tempat (sekarang tempat berdirinya Masjid Namirah), kemudian Nabi Ibrahim as
berkhutbah dan Nabi Ismail as duduk mendengarkan, lalu mereka salat jamak
taqdim Zuhur dan Asar. Kemudian malaikat Jibril as mengangkat keduanya ke bukit
dan mereka berdua berdiri sambil berdoa hingga terbenam matahari dan hilang
cahaya merah. Kemudian mereka meninggalkan Arafah berjalan kaki hingga tiba di
Juma‘ (daerah Muzdalifah sekarang). Mereka salat Maghrib dan Isya di sana,
sekarang tempat jamaah haji melaksanakan salat. Mereka bermalam di sana
hingga terbit fajar keduanya diam di Quzah. Sebelum terbit matahari, mereka
berjalan kaki hingga tiba di Muhassir. Di tempat ini mereka mempercepat
langkahnya. Ketika sudah melewati Muhassir, mereka berjalan seperti sebelumnya.
Ketika tiba di tempat jumrah, mereka melontar jumrah Aqabah tujuh kerikil yang
dibawa dari Juma’. Kemudian mereka tinggal di Mina pada sebelah kanannya, lalu
keduanya menyembelih hewan kurban di tempat sembelihan. Setelah itu
memotong rambut dan tinggal beberapa hari di Mina untuk melontar tiga jumrah
pulang bali saat matahari mulai naik. Pada hari Shadr, mereka keluar untuk salat
Zuhur di Abthah. Itulah ritual ibadah haji yang ditunjukkan oleh malaikat Jibril as
sesuai permintaan Nabi Ibrahim as.
• ً‫سلِ َمة‬ْ ‫س َكنَا َمنَا َوأَ ِرنَا لَ َك ُم‬ ِ ‫ت إِنَّ َك َعلَ ْينَا َوتُ ْب‬ َ ‫اب أَ ْن‬
ُ ‫ال َّر ِحي ُم التَّ َّو‬
‫اج َع ْلنَا َربَّنَا‬ ْ ‫أُ َّمةً ُذ ِّريَّتِنَا َو ِمنْ لَ َك ُم‬
ْ ‫سلِ َم ْي ِن َو‬
• Artinya : Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua
orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang
tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah
kepada kami cara-cara dan tempat-tempat
ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al Baqarah :
128).
Mencapai Haji Mabrur

• Ikhlas
• Ittiba kepada Nabi SAW
Dia berhaji sesuai dengan tata cara haji yang
dipraktekkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan menjauhi pekara-perkara bid’ah dalam
haji. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya Allah itu baik, Dia tidak
menerima kecuali dari yang baik” [HR Muslim :
1015]
Harta untuk berangkat haji adalah harta
yang halal

• Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda. “Artinya :
Sesungguhnya Allah itu baik, Dia
tidak menerima kecuali dari yang
baik” [HR Muslim : 1015]
Menjauhi segala kemaksiatan, kebid’ahan
dan penyimpangan
• ‫ث فَاَل ا ْل َح َّج‬ َ َ‫ق َواَل َرف‬َ ‫سو‬ ُ ُ‫هَّللا ُ يَ ْعلَ ْمهُ َخ ْي ٍر ِمنْ تَ ْف َعلُوا َو َما ا ْل َح ِّج فِي ِج َدا َل َو َل ف‬
َ‫ض فَ َمنْ َم ْعلُو َماتٌ أ‬ َ ‫ش ُه ٌر ا ْل َح ُّج ِفي ِه َّن فَ َر‬ ْ
ِ ُ‫ب أُو ِلي يَا َواتَّق‬
• ‫ون التَّ ْق َو ٰى ال َّزا ِد َخ ْي َر فَإِ َّن َوتَ َز َّو ُدوا‬ ِ ‫اأْل َ ْلبَا‬
• “Artinya : (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi,
barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa
yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang
yang berakal. Al-Baqarah : 197]
Berakhlak baik antar sesama, tawadhu’
dalam bergaul, dan suka membantu
kebutuhan saudara lainnya.
• Alangkah bagusnya ucapan Ibnul Abdil Barr
rahimahullah dalam At-Tamhid (22/39) :
“Adapun haji mabrur, yaitu haji yang tiada riya
dan sum’ah di dalamnya, tiada kefasikan, dan
dari harta yang halal” [Latho’iful Ma’arif Ibnu
Rajab hal. 410-419, Masa’il Yaktsuru Su’al
Anha Abdullah bin Sholih Al-Fauzan : 12-13]
Hikmah Haji
• Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung
rahasia, contoh seperti ihrom sebagai upacara pertama
maksudnya adalah bahwa manusia harus melepaskan diri dari
hawa nafsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah  Yang
Maha Agung.
• Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena
dalam ibadah tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu’an.
• Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi.
• Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan
sikap mental dan akhlak yang mulia.
• Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh
dunia menjadi umat yang satu karena mempunyai persamaan
atau satu akidah.
• Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia,
yang peserta-pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru
dunia dan Ka’bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan
persatuan.
• Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun
umrah merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan
fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta
ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan rintangan.
• Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji
maupun umrah, banyak meminta pengorbanan baik harta,
benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk
melakukannya.
• Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk
membina persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia.
Makna Spiritual Haji
Bagi Kehidupan Sosial 
• Ketika melaksanakan ibadah haji, seseorang mestinya menyadari bahwa haji
merupakan sebuah panggilan untuk merendahkan hati di hadapan Allah.
• Penghambaan kepada Allah, menolah penghambaan kepada selain-Nya, jelas
termanifestasikan dalam ritual-ritual Haji. Bagaimana ibadah ini
dikombinasikan dengan shalat-shalat dan doa-doa, membuatnya menjadi
ibadah yang mensyaratkan penghambaan kepada Allah dalam bentuknya
yang paling utama.
• Haji adalah bentuk kerendahan hati di hadapan Allah Yang Maha Kuasa. Haji
merupakan bentuk penelusuran dan ekspresi terhadap tanda-tanda Allah
dalam bentuknya yang paling dalam.
• Haji adalah ibadah yang beragam manusia dari jenis yang berbeda datang
bersama-sama untuk menyatakan pengabdian, penghambaan dan
kerendahan hati dihadapan Allah. Kesucian, kebebasan dari nafsu,
keterpisahan dari materi secara penuh dapat disaksikan di sana.
Semoga Alloh SWT memudahkan kita untuk
bisa melaksanakan ibadah haji
aamiin…

Anda mungkin juga menyukai