Anda di halaman 1dari 21

BIMBINGAN MANASIK HAJI

KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN CLURING


Ibadah Haji dilaksanakan dengan tahapan
kegiatan sebagai berikut :
1. Bersuci, mandi dan wudhu
2. Berpakaian ihram
3. Sholat Sunah 2 rakaat
4. Niat haji dengan mengucapkan :
5. pada tanggal 8 Dzulhijjah berangkat ke Arafah dan berdoa
6. Sepanjang perjalanan membaca Talbiyah, Sholawat dan
Berdoa
7. di Arafah pada tanggal 8 Dzulhijjah
a) Berdoa ketika memasuki wilayah Arafah
b) Menunggu waktu wukuf dengan selalu berdzikir, membaca
tasbih, istighfar, talbiyah dan berdoa serta istirahat
secukupnya
Wukuf di Arafah adalah Rukun Haji yang paling
utama. Ibadah haji tidak sah tanpa wukuf di
Arafah
Rasululloh SAW bersabda “Haji itu hadir di Arafah. Barang
siapa yang datang pada malam tanggal 10 Dzulhijjah sebelum
terbit fajar, sesungguhnya ia masih mendapatkan haji
Waktu wukuf dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah setelah
tergelincir matahari yaitu setelah Shalat Jama` Ta`dim Dhuh
dan Ashar
Wakuf dapat dilaksanakan dengan berjamaah atau sendiri-
sendiri, dengan memperbanyak dzikir, istigfar, berdoa dan
memabaca Al Qur`an, sesuai dengan sunnah Rasul, wukuf
dilaksanakan dengan berjamaah setelah sampai khutbah
wukuf
 Pelaksanaan wukuf bagi jamaah haji yang sakit dan sedang
dirawat dilakukan dengan pelayanan khusus sesuai dengan
kondisi kesehatannya.
DO'A WUKUF
DO'A WUKUF DALAM HADIS YANG DIRIWAYATKAN IMAM
TURMUZI DAN AHMAD DARI AMRIN BIN SYUEB :

ARTINYA :
TIDAKADA TUHAN YANG (BERHAK) DISEMBAH SELAIN ALLAH
YANG MAHA ESA. TIDAK ADA SEKUTU BAGINYA. KERAJAAN
DAN PUJIAN HANYA MILIKNYA, DIALAH YANG
MENGHIDUPKAN DAN MEMATIKAN. DI TANGANNYA SEGALA
KEBAIKAN DAN DIALAH YANG MAHA KUASA ATAS SEGALA
SESUATU.

DO'A TERSEBUT ADALAH DO'A YANG PALING BANYAK


DIBACA RASULULLAH SAW DAN PARA NABI SEBELUMNYA.
 WUKUF TIDAK DISYARATKAN DALAM KEADAAN
SUCI DARI HADAS KECIL MAUPUN HADAS BESAR;
 MENDENGARKAN KHUTBAH WUKUF SEBELUM
SHALAT DHUHUR DAN ASHAR JAMA’ QASHAR
TAQDIM;
 MELAKSANAKAN SHALAT DHUHUR DAN ASHAR
JAMA’ QASHAR TAQDIM BERJAMAAH;
 MEMPERBANYAK SALAWAT KEPADA NABI,
DZIKIR, TAHLIL, TAFAKUR, TADABUR DAN
MEMBACA AL-QUR’AN;
 BERDO’A SAMBIL MENGANGKAT TANGAN,
MOHON AMPUNAN UNTUK DIRI SENDIRI, KEDUA
ORAG TUA DAN ORANG2 MUKMIN.
BERMALAM DI MUDZDALIFAH
DO'A DI MASY'ARIL HARAM
(MUZDALIFAH)
DALAM HADIS RIWAYAT MUSLIM DARI JABIR R.A. : DO'A DI
MUZDALIFAH YAITU MEMBACA TAHMID; TAHLIL DAN TAKBIR
SEBAGAI BERIKUT :

ARTINYA :
"SEGALA PUJI BAGI ALLAH, TIDAK ADA
TUHAN YANG (BERHAK) DISEMBAH
SELAIN ALLAH. ALLAH MAHA BESAR, BAGI
ALLAH SEGALA PUJI.
AMALAN DALAM PELAKSANAAN
MABIT DI MUZDALIFAH

A. SHALAT JAMA’ TAKHIR QASHAR


MAGHRIB DAN ISYA’ BAGI YANG BELUM
MELAKSANAKAN DI ARAFAH
B. BERDZIKIR, BERDO’A DAN TAQARRUB
KEPADA ALLAH
C. MENCARI BATU KERIKIL UNTUK
MELONTAR JAMRAH DI MINA
Mabit di Muzdalifah ialah berhenti dalam kendaaraan atau turun dari kendaraan di
Muzdalifah sampai lewat tengah malam, ketika melaksanakan perjalanan dari
Arafah ke Mina pada malam hari menjelang tanggal 10 Dhuzhijjah
 
Pada saat mabit di Muzdalifah hendaknya membaca talbiyah, berdzikir, beristigfar,
berdoa atau membaca Al Qur`an. Selanjutnya disunahkan mencari dan
mengumpulkan batu kerikil di Muzdalifah untuk melontar jumrah sebanyak 7 atau
49 atau 70 butir.
 
Mabit di Muzdalifah adalah salah satu wajib haji, sehingga seluruh jamaah haji
wajib melaksanakannya kecuali bagi jamaah haji yang uzur serta petugas tertentu
yang karena tugasnya mengrusu jamaah haji tidak mungkin melaksanakan mabit di
Muzdalifah.

Jamaah haji yang tidak melakukan mabit di Muzdalifah diwajibkan membayar dam
dengan menyembelih seekor kambing, atau kalau tidak mampu maka berpuasa 10
hari (3 hari semasa haji ditanah suci dan 7 hari dilakukan ditanah air). Apabila tidak
mampu melaksanakan puasa 3 hari semasa haji, maka harus melaksanakan puasa
10 hari di tanah air (yang 3 hari dilaksanakan berturut-berturut dengan niat qadha
kemudian tidak berpuasa (diselingi) minimal 4 hari baru setelah itu berpuasa
selama 7 hari berturut-turut.

Jamaah haji yang uzur serta petugas tertentu gugur kewajibannya melakukan mabit
di Muzdalifah, sehingga tidak wajib membayar dam.
DI MINA
MABIT DI MINA

HUKUM MABIT DI MINA


A. WAJIB, MENURUT IMAM MALIK, IMAM
SYAFI’I, DAN IMAM AHMAD IBNU HAMBAL
B. SUNAT, MENURUT IMAM ABU HANIFAH
DAN SALAH SATU QOUL JADID IMAM
SYAFI’I
C. BAGI YANG KARENA UDZUR SYAR’I
DIPERBOLEHKAN TIDAK MABIT
 MELAKSANAKAN MABIT
 SHALAT BERJAMAAH DI PERKEMAHAN
 MEMPERBANYAK ZIKIR, ISTIGFAR,
MEMBACA AL-QUR’AN
 MENJAGA KONDISI KESEHATAN DAN
CUKUP ISTIRAHAT
 MEMPERSIAPKAN DIRI DENGAN
MEMILIH WAKTU YANG AMAN UNTUK
MELONTAR JAMRAH
MELONTAR JAMRAH
SYARAT MELONTAR JAMRAH
 ADA TUJUAN MELONTAR MARMA ( LINGKARAN JAMRAH)
 ADA GERAKAN MELONTAR
 HARUS DENGAN BATU KERIKIL
 BATU KERIKIL HARUS JATUH DI DALAM MARMA (LINGKARAN
JAMRAH)
 MELONTAR DENGAN TANGAN
 DENGAN 7 BATU KERIKIL, SATU PERSATU
 HARUS TERTIB, DIMULAI ARI JUMRAH ULA, WUSTHA DAN AQOBAH
 BUKAN DENGAN BATU KERIKIL YANG TELAH DIPERGUKAN UNTUK
MELONTAR
 SUDAH MASUK WAKTU MELONTAR
WAKTU MELONTAR JAMRAH

A. MELONTAR JAMRAH AQOBAH PADA TANGGAL 10 DZULHIJJAH,


MENURUT IMAM SYAFI’I DAN AHAMD BIN HAMBAL, DIMULAI
SETELAH LEWAT TENGAH MALAM PADA MALAM HARI NAHR
SAMPAI DENGAN TERBENAM MATAHARI PAA HARI TASYRIQ
TANGGAL 13 DZULHIJJAH (FIQH HAJJ;DEPARTEMEN AGAMA
HAL. 76)
B. MELONTAR JAMRAH ULA, WUSTHO, AQOBAH, PADA HARI
TASYRIQ (TGL 11, 12, 13 DZULHIJJAH)

JUMHUR ULAMA (MALIK, ABU HANIFAH, SYAFI’I DAN AHMAD


BIN HAMBAL) MENYATAKAN MELONTAR JAMRAH HARI-HARI
TASYRIQ WAKTUNYA SETELAH TERGELINCIR MATAHARI
Mabit di mina dan melontar jumrah adalah wajib haji.
Mabit di Mina adalah bermalam di Mina atau berada di Mina pada malam hari
sampai lewat tengah malam
Waktu Mabit di Mina yaitu pada malam hari sampai lewat tengah malam
Waktu mabit di Mina yaitu pada malam tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Bagi yang
mengambil nafar awal sampa tanggal 12 Dzulhijjagh dan meninggalkan mina pada
tanggal 12 Dzulhijjah sebelum Mahgrib setelah melontar Jamrah
 
Bagi yang Nafar Tsani sampai tanggal 13 Dzulhijjah dan meninggalkan Mina
pada tanggal 13 Dzulhijjah. Melontar jamrah dilakukan mulai tangal 10 Dzulhijjah
dengan melontar jamrah Aqabah sebanyak 7 kali, kemudian
menggunting/mencukur rambut, dengan demikian sudah tahallul awal. Bagi yang
nafar awal dilanjutkan dengan melontar jamrah Ula, Wustha dan Aqabah, masing-
masing 7 kali setiap hari pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah.
Bagi yang nafar tsani dilanjutkan dengan melontar jamrah Ula, Wustha dan
Aqabah masing-masing 7 kali setiap hari pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Setelah selesai mabit dan melontar jumrah, kembali ke Makkah untuk
melaksanakan tawaf ifadah
Kemudian Tawaf Wada` dilaksanakan pada saat akan meninggalkan Kota
Mekkah ketika akan berangkat ke Jeddah bagi jamaah haji gelombang I dan ke
Madinah bagi Jamaah haji gelombang II
Dengan demikian selesailah pelaksanaan ibadah haji.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai