Mengerjakan ibadah haji hukumnya wajib ’ain, sekali seumur hidup bagi setiap muslim yang telah
mukallaf dan mampu melaksanakannya.
Syarat-syarat haji
a. Beragama Islam
b. Berakal sehat
c. Balig,
d. Merdeka, bukan hamba sahaya.
e. Kuasa atau mampu mengerjakanya.
Yang dimaksud dengan kuasa atau mampu mengerjakan ibadah haji, yaitu:
1) Sehat jasmani dan rohani
2) Mempunyai ongklos dan cukup bekal dalam perjalanan.
3) Adanya kendaraan yang diperlukan.
4) Aman dalam perjalanan.
5) Bagi wanita ada muhrim yang menyertainya.
Rukun ibadah haji itu ada enam :
a. Ihram
b. Wukuf, yaitu memulai berkumpulnya jemaah haji di Padang Arafah, pada tanggal 9 Zulhijjah, dari
waktu zuhur sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah.
1). Wajib Wukuf:
a) Dilakukan di dalam daerah Arafah (Kalau sempat keluar walau sejengkal sebelum terbenam,
diwajibkan membayar dam)
b) Dilakukan hingga terbenam matahari (kalau mengakhirinya sebelum terbenam, wajib
membayar dam).
2) Sunnah-Sunnah Wukuf:
a) Melakukan shalat Zhuhur dan Asar (dijama' dan diqashar)
b) Mendengarkan secara khidmad Khutbah Arafah
c) Memperbanyak dzikir, doa atau baca Al Qur'an.
c. Tawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad. Tawaf
rukun haji dinamakan tawaf ifadah.
Syarat Tawaf Ifadah sebagai berikut:
a) Menutup Aurat. Hadis nabi yang artinya:
b) Suci dari hadas dan najis
c) Ketika sedang tawaf, kabah berada disebelah kiri orang yang sedang mengerjakan tawaf.
d) Mengelilingi kabah tujuh kali, tiga kali sambil lari-lari kecil, dan empat kali sambil berjalan
biasa, dimulai dari Hajar Aswad sambil menciumnya. Ketika mencium Hajar Aswad
disunatkan membaca:
بِ ْس ِم هللاِ هللاُ اَ ْك َب
“ Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar”
1) Macam-macan Thawaf
a) Tawaf Ifadah, adalah tawaf yang termasuk rukun ibadah haji.
b) Tawaf Qudum, adalah tawaf ketika baru tiba di kota Mekah sebagai penghormatan yang
pertama terhadap Kabah dan Masjidil Haram.
c) Tawaf Wada, adalah tawaf ketika akan meninggalkan kota Mekah sebagai perpisahan
dengan kota suci, Kabah dan Masjidil Haram.
d) Tawaf Sunat, adalah tawaf selai yang telah dijelaskan di atas, trawaf yang dianjurkan oleh
Rasulullah saw..
2) Sunnah-sunnah Thawaf
a) Istilam (mengusap) dan mencium Hajar Aswad ketika memulai thowaf dan pada setiap
putaran. Cara istilam adalah meletakkan tangan pada Hajar Aswad dan menempelkan mulut
pada tangannya dan menciumnya.
b) Pada 3 putaran pertama, bagi laki-laki melakukan harwalah (berlari-lari kecil)
c) Istilam (mengusap) rukun Yamani. Rukun Yamani tidak perlu dicium dan tidak perlu sujud
di hadapannya. Adapun selain Hajar Aswad dan Rukun Yamani, maka tidak disunnahkan
untuk diusap.
d) Shalat di belakang "Maqam Ibrahim" dengan membaca: pada raka'at pertama alfaatihah dan
Al Kaafirun dan pada raka'at kedua al faatihah dan Al Ikhlas
e) Menjaga pandangan dari berbagai hal yang melalaikan.
f) Berdoa di depan "Multazam" (sesuai hajat masing-masing).
g) Meminum air zamzam (turun menuju tempat sumur zam zam).
e. Tahalul, adalah menghalalkan kembali apa-apa yang tadinya dilarang ketika masih dalam keadaan
ihram. Caranya adalah dengan mencukur atau menggunting rambut sekurang-kurangnya tiga helai.
Acara tahallul ini dalam ibadah haji dapat diibaratkan ucapan salam dalam shalat, setelah tahallul,
maka selesailah ibadah haji kita.
Tahallul ada dua macam;
1) Tahallul pertama adalah melakukan pemotongan rambut baik secara keseluruhan atau hanya
sebagianm walau hanya sepanjang 2 inci oleh Syafi'i, setelah melakukan dua rukun ditambah satu
wajib haji. Jadi setelah melakukan ihram (rukun 1) lalu wukuf (rukun 2), dilanjutkan dengan
melempar Jamrah Aqabah, sesorang haji telah diperbolehkan untuk melakukan tahallul pertama.
Orang yang telah melakukan tahallul pertama, telah bebas dari beberapa larangan-larangan ihram,
kecuali hubungan suami isteri (jima').
2) Tahallul kedua adalah jika semua rangkaian rukun haji telah dilakukan, termasuk thawaf ifadhah
dan Sai' haji. Tahallul kedua tidak dilakukan pemotongan, melainkan jatuh dengan sendirinya
jika kedua hal di atas telah dilakukan. Setelah tahallul kedua jatuh, semua larangan ihram boleh
dilakukan kembali, termasuk hubungan suami isteri.
f. Tertib, yaitu mengerjakan ibadah haji yang termasuk rukun diatas sesuai dengan urutanya
Wajib Haji
Wajib haji adalah amalan-amalan dalam ibadah haji yang wajib dikerjakan, tetapi sahnya haji tidak
tergantung kepadanya. Jika ia ditinggalkan, hajinya tetap sah dengan cara menggantinya dengan dam
(bayar denda).,Wajib haji ada tujuh, yaitu:
a. Berihram sesuai miqatnya,
b. Bermalam di Muzdalifah,
c. Bermalam (mabit) di Mina,
d. Melontar jumrah Aqabah,
e. Melontar jumrah Ula, wustha dan Aqabah,
f. Menjauhkan diri dari muharramat Ihram.
g. Thawaf wada’.
1. Miqat haji
Miqat adalah batas waktu atau tempat yang sudah ditentukan untuk memulai ihram dalam
melaksasnakan ibadah haji. Miqat ada dua macam, yaitu miqat zamani dan miqat makani.
a. Miqat zamani
adalah waktu sahnya diselenggarakan pekerjaan-pekerjaan haji. Orang yang melaksanakan ibadah
haji ia harus melaksanakannya pada waktu-waktu yang telah ditentukan, tidak dapat dikerjakan pada
sembarang waktu. Allah swt berfirman:
Firman Allah:
Artinya: “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik
dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan
berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-
baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal”.
(QS. Al-Baqarah: 197)
Miqat zamani dimulai dari awal bulan Syawal sampai dengan terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijjah
atau pada akhir pelaksanaan wukuf di padang Arafah.
b. Miqat makani
Miqat Makani adalah tempat memulai ihram bagi orang-orang yang hendak mengerjakan haji dan
umrah. Dalam miqat makani ada beberapa tempat untuk melakukan ihram, di anataranya:
1. Bagi orang yang tinggal di Makkah hendaknya ia ihram di rumahnya masing-masing
2. Bagi orang yang datang dari arah Madinah atau sejajar dengan Madinah, miqatnya di
Zulhulaifah atau bir Ali
3. Bagi orang yang datang dari arah Syam, Mesir, Maghribi, dan Negara-negara yang sejajar
dengan daerah tersebut maka miqatnya di Juhfah atau dekat Juhfah, yaitu suatu kampong yang
bernama Rabig
4. Bagi orang yang datang dari arah Yaman, India, Indonesia, dan negra-negara yang sejajar
dengan Negara tersebut, maka miqatnya di Yalamlam (bukit dari beberapa bukit Tuhamah). Ini
jika naik kapal laut
5. Bagi orang yang datang dari arah Najdil Yaman dan Negeri Hijaz atau Negara yang sejajar
dengan daerah tersebut, maka miqatnya di Qarnul Manazil
6. Bagi orang yang datang dari arah Iraq dan Negara yang sejajar dengan daerah tersebut, maka
miqatnya di Zutu Irqin
2. Sunah haji
a. Mendahulukan haji daripada umrah.
b. Mandi ketika hendak ihram atau sebelum memakai baju ihram
c. Shalat sunah ihram dua rakaat.
d. Memperbanyak membaca talbiyah, zikir, dan berdo’a setelah berihram sampai tahallul.
e. Mencium atau mengusap Hajar Aswad di setiap putaran dalam thawaf, kalau tidak bisa cukup diganti
dengan isyarat tangan kanan. Demikian juga mengusap Rukun Yamani disetiap putaran, kalau tidak bisa
tidak perlu diganti dengan isyarat tangan
f. Melakukan tawaf qudum ketika baru masuk ke Masjidil Haram.
g. Menunaikan shalat dua rakaat setelah tawaf qudum.
h. Masuk ke dalam Ka’bah(Baitullah).
i. Minum air zam-zam ketika selesai tawaf.
Macam-macam haji
Ibadah haji adalah ibadah yang berbeda dengan ibadah yang lainnya, yaitu hanya
a. Haji Qiron, yaitu seorang berihram untuk melaksanakan umrah dan haji secara bersamaan,
b. Haji Ifrod, yaitu seorang yang berihram untuk melaksanakan ibadah haji dulu baru umrah
c. Haji Tamathu', yaitu seorang berihram untuk melaksanakan umrah dulu baru haji
Pengertian Umroh
Menurut bahasa umrah berarti ziarah ataun berkunjung, sedangkan menurut istilah syara’, umrah
adalah menziarahi ka’bah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah di sertai syarat-syarat tertentu.
Umrah di sebut juga dengan haji kecil, umrah ada dua macam yaitu:
a. Umrah sunnah, yaitu umrah yang dilaksanakan sewaktu-waktu atau kapan saja di luar batas
waktu haji (bulan-bulan haji).
b. Umrah wajib yaitu yang dilaksanakan dalam rangkaian ibadah haji dan dilaksanakan pada batas
waktu haji (bulan-bulan haji).
Syarat Wajib Dan Syarat Sah Umroh
a. Islam
b. Baligh
c. Berakal
d. Merdeka
Rukun umrah itu ada lima, yaitu :
a. Ihram, yaitu niat memulai mengerjakan ibadah umrah.
b. Tawaf, yaitu mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali
c. Sa’i
d. Tahalul (mencukur atau menggunting rambut paling sedikit tiga helai rambut)
e. Tertib (dilakukan secara berurutan)
Wajib umrah ada dua macam, yaitu sebagai berikut :
a. Niat ihram dari miqat
b. Meninggalkan dari segala larangan umrah , sebagaimana halnya larangan dalam mengerjakan haji
Pengertian Sedekah
Sedekah ialah penyerahan hak milik suatu benda yang diberikan tanpa imbalan kepada orang yang
membutuhkan, semata-mata hanya mengharap ridha Allah swt.
Hukum Sedekah
Hukum sedekah adalah sunnah muakad (sunnah yang sangat dianjurkan). Namun begitu pada kondisi
tertentu sedekah bisa menjadi wajib. Misalnya ada seorang yang sangat membutuhkan bantuan
makanan datang kepada kita memohon sedekah. Keadaan orang tersebut sangat kritis, jika tidak
diberi maka nyawanya menjadi terancam. Sementara pada waktu itu kita memiliki makanan yang
dibutuhkan orang tersebut, sehingga kalau kita tidak memberinya kita menjadi berdosa.
Dalil Tentang Sedekah
Dasar hukum disyariatkannya sedekah adalah sebagai berikut:
a. Al-Qur‘an
ِ ْب ولَ ِك َّن الِْ َّب من آمن ِِب ََّّللِ والْي وِم ا
آلخ ِر َوالْ َمالَئِ َك ِة ِ ِ ِ
َْ َ ََ َْ َ س الِْ َّب أَ ْن تُ َولُّوا ُو ُج
َ وه ُك ْم قبَ َل الْ َم ْش ِرق َوالْ َم ْغ ِر َ لَْي
ِِ َّ السبِ ِيل و ِ ِ ِ َوالْ ِكت
ني َوِِف َ السائل َ َّ ني َوابْ َن َ ني َوآتَى الْ َم َال َعلَى ُحبِه َذ ِوي الْ ُق ْرََب َوالْيَ تَ َامى َوالْ َم َساك َ ِاب َوالنَّبِي َ
ِ َالرق
اب ِ
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabat-nya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya…” (Q.S. al-Baqarah : 177).
Rukun Sedekah
a. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak untuk mentasharrufkan
(memperedarkannya)
b. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki. Dengan demikian tidak syah memberi kepada anak
yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi kepada binatang, karena keduanya tidak
berhak memiliki sesuatu.
c. Ijab dan qabul. Ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi sedangkan qabul, ialah
pernyataan penerimaan dari orang yang menerima pemberian
d. Barang yang diberikan, syaratnya adalah barang tersebut yang dapat dijual.
Dari ayat al-Qur’an di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwasnnya pahala shadaqah bisa hilang
dikarenakan:
a. Menyebut-nyebut shadaqah yang sudah diberikan dalam artian mengungkit-ungkitnya baik
kepada si penerimana maupun kepada orang lain.
b. Menyinggung hati si penerima shadaqah.
c. Riya’ atau mempunyai niat ingin di puji dan disanjung oleh orang lain.
Hukum asal hibah adalah mubah (boleh). Tetapi berdasarkan kondisi dan peran si pemberi dan si
penerima hibah bisa menjadi wajib, haram dan makruh.
Hukum Hibah
a. Wajib
Hibah suami kepada kepada istri dan anak hukumnya adalah wajib sesuai kemampuannya.
b. Haram
Hibah menjadi haram manakala harta yang diberikan berupa barang haram, misal minuman keras dan
lain sebagainya. Hibah juga haram apabila diminta kembali, kecuali hibah yang diberikan orangtua
kepada anaknya (bukan sebaliknya).
c. Makruh
Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapat imbalan sesuatu baik berimbang maupun lebih
hukumnya adalah makruh.
makanan yang dimakan oleh seorang Muslim hendaknya memenuhi 2 syarat, yaitu:
a. Halal, artinya diperbolehkan untk dimakan dan tidak dilarang oleh hukum syara’
b. Baik/Thayyib, artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan.
Pertama: Makanan dan minuman harus halal. halalnya suatu makanan harus meliputi tiga hal, yaitu:
a. Halal cara mendapatkannya.
b. Halal karena proses/cara pengolahannya.
c. Halal karena dzatnya.
Kedua, makanan dan minuman harus tayyib artinya baik bagi tubuh dan kesehatan. Makanan yang
membahayakan kesehatan misalnya mengandung formalin, mengandung pewarna untuk tekstil, makanan
berlemak yang berlebihan, dan lain-lain dikatakan tidak tayyib
Adapun jenis makanan atau binatang yang halal dimakan,
1. Semua makanan dan minuman yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
2. Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.
3. Semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan
tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
4. Binatang ternak, seperti: kerbau, sapi, unta, kambing, domba dan lain-lain.
5. Sebangsa belalang juga halal, bahkan bangkainyapun boleh dimakan walaupun tanpa
disembelih,
6. Binatang hasil buruan yang diperoleh dari hutan seperti kijang, kancil atau ayam hutan halal
dimakan dagingnya,
7. Binatang yang Hidup di Laut/Air
Semua binatang yang hidup di laut atau di air adalah halal untuk dimakan baik yang ditangkap
maupun yang ditemukan dalam keadaan mati (bangkai), kecuali binatang itu mengandung racun
atau membahayakan kehidupan manusia. Halalnya binatang laut ini berdasarkan dalil-
dalil berikut :
Allah swt berfirman:
ِ
ً َصْي ُد الْبَ ْح ِر َوطَ َع ُامهُ َمت
اعا لَ ُك ْم َ أُح َّل لَ ُك ْم
Artinya: ”Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai
makanan yang lezat bagimu, (Q.S. Al-Maidah:96)
8. Kuda
Manfaat mengonsumsi makanan dan minuman yang halal
a. Terjaga kesehatnnya sehingga dapat mempertahankan hidupnya sampai dengan batas yang
ditetapkan Allah Swt
b. Mendapat ridha Allah Swt karena memilih jenis makanan dan minuman yang halal
c. Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat, serta mendapat perlindungan dari
Allah swt,
d. Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari, dan itu tercermin kepribadian yang
jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,
e. Memiliki akhlaqul karimah karena telah menaati perintah Allah Swt sekaligus terhindar dari
akhlak madzmumah (tercela)
قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم مخس فواسق يقتلن ىف احلل واحلرام احلية،عن عا ئشة رضي هللا عنها
)والغراب األبقع الفأرة ولكلب العقور واحلدأة (رواه مسلم
Artinya: “Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: Lima hewan fasik yang hendaknya
dibunuh, baik di tanah halal maupun haram yaitu ular, gagak, tikus, anjing hitam
(gila), burung elang.” (HR. Muslim)
Demikian pula cecak, termasuk binatang yang diperintahkan untuk dibunuh, sebagaimana
diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash , dia berkata:
اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم أ ََمَر بَِقْت ِل الْ َوَزِغ َو ََسَّاهُ فُ َويْ ِس ًقا
َّ صلَّى َّ أ
َّ َِن الن
َ َِّب
Artinya: “Bahwa Nabi saw memerintahkan untuk membunuh cecak, dan beliau menamakannya
Fuwaisiqah (binatang jahat yang kecil)”.
7) Binatang yang dilarang untuk dibunuh.
Ada empat macam binatang yang dilarang dibunuh. Binatang tersebut telah tersebut dalam
hadits berikut:
َّحلَة َوا ْْلُْد ُه ِد ِ َعن اب ِن َعبَّاس نَهى النَِِّب صلى هللا عليه وسلم َعن قَتَل أَربع ِمن الدو
ْ اب لنَ ْملَة َوالن َ َ َْ َ ْ َ ْ
)الصَرد (رواه أمحد
ُّ َو
Artinya: “Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw. melarang membunuh 4 hewan : semut,
tawon, burung hud-hud dan burung surad.” (HR Ahmad)
Jenis-jenis bangkai:
o Al-Munhaniqoh, yaitu binatang yang mati karena tercekik.
o Al-Mauqudzah, yaitu binatang yang mati karena terkena pukulan keras.
o Al-Mutaroddiyah, yaitu binatang yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.
o An-Nathihah, yaitu binatang yang mati karena ditanduk oleh binatang lainnya.
o Binatang yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.
o Semua binatang yang mati tanpa penyembelihan, seperti disetrum.
o Semua binatang yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah.
o Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan membaca basmalah.
o Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya
3. Dengan makan dan minum sesuai dengan adab yang baik, menunjukkan bahwa kita :
a. Manusia yang beradab
b. Merefleksikan rasa syukur atas rizki Allah SWT
Menghormati makanan dan minuman bahwa mereka adalah makhluk Allah yang disediakan untuk
manusia
d. Alat penyembelih
Boleh menggunakan alat apapun asal alat itu tajam dan dapat memutus tenggorokan dan urat nadi besar
di leher binatang yang di sembelih.
Pengertian Kurban
Kurban berarti pendekatan diri atau mendekatkan diri, istilah lain yang biasa di gunakan adalah Nahr
(sembelihan), dan Udliyyah (sembelihan atau hewan sembelihan).
Sedangkan dalam pengertian syariat kurban ialah menyembelih binatang ternak yang memenuhi syarat
tertentu yang dilakukan pada Hari Raya (selepas salat hari raya idul adha) dan hari-hari tasyrik yaitu, 11,
12, dan 13 Zulhijjah semata-mata untuk beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
a. Hukum Kurban
Kurban hukumnya sunah muakad atas orang yang memenuhi yaitu syarat-syarat yaitu Islam, merdeka
(bukan hamba), baligh lagi berakal, mampu untuk berqurban, kecuali kurban sebagai bentuk nadzar maka
itu wajib sebagaimana ibadah-ibadah keta’atan lainnya.
Ketentuan Hewan Kurban
a. Jenis dan Syarat Hewan Kurban
Hewan qurban hanya boleh dari kalangan Bahiimatul Al An`aam yaitu hewan yang diternakkan untuk
diperah susunya dan dikonsumsi dagingnya yaitu, onta, sapi, kerbau, domba atau kambing. Seekor
kambing atau domba hanya untuk kurban satu orang, sedangkan seekor unta, sapi atau kerbau masing-
masing untuk tujuh orang.
Adapun syarat hewan kurban adalah sebagai berikut:
1) Cukup Umur, yaitu :
- Unta sekurang-kurangnya berumur 5 tahun.
- Sapi dan kerbau sekurang-kurangnya berumur 2 tahun.
- Kambing sekurang-kurangnya 2 tahun.
- Domba sekurang-kurangnya 1 tahun.
2) Tidak dalam kondisi cacat, yaitu:
- Badannya tidak kurus kering
- Tidak sedang hamil atau habis melahirkan anak
- Kaki sehat tidak pincang
- Mata sehat tidak buta / pice / cacat lainnya
- Berbadan sehat walafiat
- Kuping / daun telinga tidak terpotong
b. Waktu dan Tempat Penyembelihan Hewan Kurban
- Pada hari raya idul adha, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat idul Adha.
- Pada Hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah.
- Tempat menyembelih sebaiknya dekat dengan tempat pelaksanaan shalat Idul Adha.
1. Sunnah dalam menyembelih kurban:
a. Disunnahkan, hewan kurban disembelih sendiri jika mudlohi (orang yang berqurban) itu laki-laki dan
mampu menyembelih
Dan apabila pemilik kurban tidak bisa menyembelih sendiri sebaiknya dia ikut datang meyaksikan
penyembelihannya
b. Disyariatkan bagi orang yang berkurban bila telah masuk bulan Dzulhijjah untuk tidak mengambil
rambut dan kukunya hingga hewan qurbannya disembelih.
c. Daging kurban sebaiknya dibagikan kepada fakir miskin masih mentahan, dengan ketentuan sebagai
berikut: 1/3 untuk yang berqurban dan keluarganya, 1/3 untuk fakir miskin, dan 1/3 untuk hadiah
kepada masyarakat sekita atau disimpan agar sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan. Tujuan pembagian ini
untuk mengikat tali silaturahmi, dan sebagian untuk dirinya seniri (yang berqurban).
d. Penyembelih hewan qurban atau pengurus qurban boleh saja menerima daging qurban sebagai, tetapi
bukan upah sebagai upah menyembeli atau mengurus.
e. Demikian pula dilarang menjual daging qurban
3. Fungsi Kurban
a. Pengamalan dan pelaksanaan perintah Allah swt.
b. Mendidik jiwa kearah taqwa dan mendekatkan diri kepada Alah swt.
c. Mengikis sifat tamak dan mewujudkan sifat murah hati mau membelanjakan hartanya dijalan Allah
swt.
d. Menjalinkan hubungan kasih sayang sesama manusia terutama antara golongan berada dengan
golongan yang kurang bernasib baik
e. Sebagai mediator untuk persahabatan dan wujud kesetiakawanan social.
f. Ikut meningkatkan gizi masyarakat.
1. Pengertian Akikah
Akikah dalam bahasa arab berarti rambut yang tumbuh di kepala anak yang baru lahir ‘bayi’.
Sedangkan menururt, akikah berarti menyembelih binatang ternak berkenaan dengan kelahiran anak
sebagai bukti rasa syukur kepada Allah swt dengan syarat-syarat tertentu.
Sabda Rasulullah saw:
َ ت ُ ْذبَ ُح,غ ََل ٍم ُم ْرت َ َه ٌن ِبعَ ِقيقَتِ ِه
َ ع ْنهُ يَ ْو َم
,سا ِب ِع ِه ُ س ُم َرة َ رضي هللا عنه أ َ َّن َر
ُ ُك ُّل: سو َل ا َ ََّّللِ صلى هللا عليه وسلم قَا َل َ ع ْن َ َو
َ ُ َوي,َويُحْ لَ ُق
(س َّمى ) َر َواهُ اَلتِ ْر ِمذِي
Artinya:
”Anak yang baru lahir masih tergadai sampai disembelihkan baginya akikah pada hari yang ketujuh dari
hari lahirnya, dan hari itu juga hendaklah dicukur rambutnya, dan di beri nama” (H.R Tirmidzi)
Yang di maksud dengan tergadai ialah sebagaimana jaminan yang harus ditebus dengan membayar
utang, begitu juga si anak ditebus dengan akikah. Dan binatang yang sah untuk akikah sama dengan
keadaan binatang yang sah untuk Qurban: macamnya, umurnya, dan tidak cacat
2. Dasar Hukumnya
Hukum akikah itu adalah sama dengan ibadah kurban yaitu sunah muakad kecuali dinazarkan menjadi
wajib.
3. Syariat akikah
Disyariatkan aqiqah lebih merupakan perwujudan dari rasa syukur akan kehadiran seorang anak.
4. Ketentuan Akikah
a. Dari sudut umur binatang Aqiqah dan kurban sama sahaja.
b. Memanfaatkan daging akikah sama dengan daging kurban yaitu disedekahkan kepada fakir miskin,
tidak boleh dijual walaupun kulitnya.
c. Disunnahkan daging akikah dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan, atau mengundang langsung
untuk datang menyantap daging yang sudah dimasak. Dan orang yang melaksanakan akikah boleh
memakan dan menyimpan sedikit dari daging tersebut, kecuali akikah karena nazar.
d. Waktu penyembelihan, disunnahkan dilangsungkan pada hari ketujuh. Jika tidak, maka pada hari
keempat belas. Dan jika yang demikian masih tidak memungkinkan, maka pada hari kedua puluh satu
dari hari kelahirannya. Jika masih tidak memungkinkan maka pada kapan saja.
b. Anak lelaki disunatkan aqiqah dengan dua ekor kambing dan seekor untuk anak perempuan
5. Hal-hal lain yang disyariatkan terkait akikah
a. Disyariatkan memberi nama anak yang lahir dengan nama yang baik pada hari yang ketujuh
b. Mencukur (menggundul) semua rambutnya tanpa tersisa, berdasarkan hadist diatas, bukan sebagian
saja. Dan bersedekah perak seberat rambut yang digundul itu,
c. Men tahniknya, (yaitu mengunyah kurma sampai lembut lalu meletakkanya pada rongga mulut bagian
atas si bayi seraya mengoles ngolesnya)
d. Mengolesi kepala si bayi dengan minyak wangi sebagai pengganti apa yang dilakukan oleh orang orang
jahiliyah yang mengolesi kepala si bayi dengan darah hewan aqiqah.
6. Hikmah disyariatkan ibadah akikah adalah sebagai berikut:
a. Merupakan bentuk taqarub (pendekatan diri) kepada Allah swt sekaligus sebagai wujud rasa syukur
atas karunia yang dianugrahkan Allah swt dengan lahirnya sang anak.
b. Menambah kecintaan anak pada orang tua.
c. Mewujudkan hubungan yang baik sesama tetangga maupun saudara dengan ikut merasakan
kegembiraan atas kelahiran seorang anak
d. Dalam aqiqah ini mengandung unsur perlindungan dari syetan yang dapat mengganggu anak yang
terlahir itu.
e. Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan safaat bagi kedua orang tuanya kelak
pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengataka : “Tergadai dari memberikan safaat
dari kedua orang tuanya (dengan akikahnya).”
f. Akikah sebagai sarana menampakan rasa gembira dalam melksanakan syariat Islam dan
bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah saw pada hari kiamat.
g. Akikah memperkuat ukhwah (persaudaraan) diantara masyarakat terutama anatara yang kaya dengan
yang fakir maupun miskin.
Antara kurban dan akikah memiliki perbedan yang antara lain:
No Kurban Akikah
Kurban disyariatkan agar dilaksanakan
Aqiqah disyariatkan berkenaan
1 diantara tanggal 10 sampai dengan 13 bulan
dengan kelahiran anak
Dzulhijjah
Kurban disyariatkan untuk dilaksanakan setiap
2 Aqiqah disyariatkan satu kali seumur hidup
tahun.
Jumlah binatang (kambing atau domba) untuk anak
3 Binatang cukup satu ekor
laki-laki 2 ekor, sedangkan untuk perempuan 1 ekor
Binatang (selain kambing jumlah nya adalah 1 ekor
4 Seekor sapi boleh untuk tujuh orang
untuk seorang anak
Daging lebih utama dibagikan sebalum
5 Daging diberikan setelah matang
dimasak
Qiradh adalah pemberian modal dari seseorang kepada orang lain untuk dijadikan modal usaha, dengan
harapan memperoleh keuntungan yang akan dibagi sesuai dengan perjanjian.
Biasanya qiradh dilakukan pemilik modal (baik perorangan maupun lembaga) dengan pihak lain yang
memiliki kemampuan untuk menjalan suatu usaha.
Besar kecil bagian tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya, yang penting tidak
pihak-pihak yang dirugikan. Apabila qiradh menyangkut modal yang cukup besar, sebaiknya diadakan
perjanjian tertulis dan dikuatkan saksi yang disetujui oleh kedua belah pihak.
b. Hukum Qiradh
Qiradh dalam Islam hukumnya mubah atau boleh
c. Rukun Qiradh
Rukun qiradh terdiri dari
1) Muqrudh (pemilik modal) dan Muqtaridh (yang menjalankan modal) hendaknya sudah mumayyis,
berakal sehat, sukarela dan amanah.
2) Ada modal usaha, bisa berupa uang, barang, ataupun aset lainnya. Modal usaha harus diketahui
nilainya, kualitas dan kuantitasnya oleh kedua belah pihak.
3) Jenis usaha, yang dijalankan jelas dan disepakati bersama.
4) Pembagian keuntungan disepakati bersama saat mengadakan perjanjian.
5) Ada ijab dan qabul di antara keduanya, dan harus jelas.
2) Bentuk Modern
Seperti saat ini orang menabung di bank syariah yang prinsip-prinsip kerjanya berdasarkan syariat
Islam dengan cara bagi hasil, sesuai dengan perjanjian. Seorang nasabah yang menyipan uangnya di
suatu bank syariah, dia mengaakan akad dengan pihak bank dalam bentuk qirah. Pihak bank akan
menjalankan uang itu untuk berusaha, seangkan keuntungannya nanti untuk berdua dengan cara bagi
hasil.Qiradh disebut juga Mudharabah.
f. Manfaat Qiradh
1) Membantu sesame dalam mencukupi kebutuhan hidupnya
2) Menggalang ekonomi umat
3) Mewujudkan persaudaraan dan persatuan antara pihak-pihak yang bersangkutan
4) Mengurangi pengangguran
5) Memberikan pertolongan kepada sesame manusia yang kekurangan
6) Mewujudkan masyarakat yang tertib sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
a. Hukum Riba
Semua agama samawi melarang praktek riba karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi pemberi
dan penerima pinjaman. Riba hukumnya haram
b. Jenis-Jenis Riba
1). Riba Fadhli
Riba fadhli yaitu tukar menukar dua buah barang yang sama jenisnya, namun tidak sama ukurannya
yang disyaratkan oleh orang yang menukarnya. Perkara yang dilarang adalah kelebihan (perbedaannya)
ukuran/takaran. Contohnya tukar menukar emas dengan emas atau beras dengan beras, dan ada
kelebihan yang disyaratkan oleh yang menukarkan.
Supaya tukar menukar ini tidak termasuk riba maka harus ada 3 macam syarat yaitu:
a) Tukar menukar barang tersebut harus sama.
b) Timbangan atau takarannya harus sama.
c) Serah terima pada saat itu juga.
Dan khusus masalah hukum Bunga Bank dianggap sebagai masalah ijtihadiah karena tidak ada nash baik
Al-Qur'an maupun al- Hadits. Hukum bunga bank dibagi menjadi 3 diantaranya:
a. Haram hukumnya karena telah menetapkan kelebihan yang disebut riba, berapa pun besarnya itu.
b. Syubhat yaitu belum jelas halal atau haramnya bunga bank tersebut.
c. Halal, karena bunga bank cukup rasional sebagai biaya pengelolaan bank, dan apabila bank-bank itu
menjalankan peraturan berdasarkan undang-undang atau, peraturan pemerintah. Selain itu karena
dalam keadaan terpaksa (darurat) dan juga untuk kemaslahatan masyarakat.
Mengenai riba yang berhubungan dengan bunga bank, seperti riba fardhi, ada tiga pendapat para ulama,
yaitu:
a. Hukumnya haram dan termasuk riba, karena kelebihan pembayaran tersebut telah ditentukan saat
aqad berlangsung. Pendapat ini dikemukakan oleh Musthafa Zarga dan Abu Zahrah yaitu ulama besar
pada abad ke 20 ini.
b. Tidak termasuk riba, sebab cukup rasional untuk biaya pengelolaan serta jasa yang diberikan kepada
pemilik uang. Pendapat ini dikemukakan oleh Mahmud Syalthut dari Al Azhar. Demikian juga
pendapat A. Hasan (pendiri pesantren Bangil), bahwa bunga bank di Indonesia bukan riba yang
diharamkan. Karena tidak berlipat ganda sebagaimana dinyatakan dalam surat Ali ‘Imran ayat 130.
c. Subhat, yaitu belum jelas antara halal atau haram, mereka cenderung berhati-hati, ini pendapat majlis
Tarjih Muhammadiyah di Indonesia
Utang piutang adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian bahwa dia akan
mengembalikan sesuatu yang diterimanya dalam jangka waktu yang disepakati. Utang piutang disebut
dengan “dain” ()دين. Istilah “dain” ( )دينini juga sangat terkait dengan istilah “qard” ( )قرضyang
dalam bahasa Indonesia dikenal dengan pinjaman.
2. Hukum Gadai
Hukum asal gadai adalah mubah atau diperbolehkan
7. Hikmah Gadai.
Gadai disyari'atkan untuk memelihara harta agar tidak hilang hak pemberi pinjaman. Apabila telah
jatuh tempo, yang memberi jaminan wajib membayar. Jika ia tidak bisa membayar, maka jika
penggadai mengijinkan kepada yang mendapat jaminan dalam menjualnya, ia menjualnya dan
membayar hutang. Dan jika tidak, penguasanya memaksanya membayarnya atau menjual barang yang
digadaikan. Jika ia tidak melakukan, niscaya penguasa/pemerintah menjualnya dan membayarkan
hutangnya. Gadai adalah amanah di tangan penerima gadai (kreditor) atau orang yang diberi amanah, ia
tidak bertanggung jawab kecuali ia melakukan tindakan melewati batas atau melakukan kelalaian.
Upah dalam bahasa Arab disebut dengan Ujrah. Upah dalam istilah adalah pemberian sesuatu sebagai
imbalan dari jerih payah seseorang dalam bentuk imbalan di dunia dan dalam bentuk imbalan di
akhirat.
2. Hukum Upah
Pemberian upah hukumnya mubah, tetapi bila hal itu sudah menyangkut hak seseorang sebagai mata
pencaharian berarti wajib.
Adapun jenazah yang tidak mungkin dimandikan karena sesuatu hal misalnya terbakar, maka caranya cukup
ditayamuni sebagaimana tayamun untuk shalat. Tata caranya sebagai berikut:
1. Tebahkan tangan di dinding atau tanah yang bersih, kemudian diusapkan pada muka dan kedua ujung
tangan sampai pergelangan
2. Bagi wanita yang meninggal yang dilingkungan laki-laki atau laki-laki meninggal di kalangan
perempuan, sedangkan orang yang sejenis tidak ada, maka cukup ditayamumkan juga. Orang yang
menayamumkan wajib menggunakan kain pelapis beruapa kaus tangan.
Shalat jenazah adalah salat yang dikejakan sebanyak 4 kali takbir dalam rangka mendoakan orang
muslim yang sudah meninggal. Jenazah yang dishalatkan adalah jenazah yang telah dimandikan dan
dikafankan. Hukum melaksanakan salat jenazah adalah farduh kifayah (kewajiban yang ditujukan
kepada orang banyak, tetapi apabila sebagian dari mereka telah mengerjakannya maka gugurlah
kewajiban bagi yang lain),
Jika tidak ada seorang pun yang mengerjakan kewajiban itu maka berdosa semua. Menshalatkan
nonmuslim (kafir dan musyrik) hukumnya haram.
ُاَللَّ ُه َّم الَتَحْ ِّر ْمنَا اَجْ َرهُ َوال َ ت َ ْفتِّنَا بَ ْعدَهُ َوا ْغ ِّف ْرلَنَا َولَه
"Ya Allah janganlah engkau halangi kami memperoleh pahalanya dan janganlah engkau memberi
fitnah kepada kami sepeniggalnya dan ampunilah kami dan dia.”
Kewajiban yang keempat terhadap jenazah ialah mengkuburkan jenazah. Setelah jenazah dishalatkan,
hendaknya segera dibawa ke kubur untuk dimakamkan. Mengantar jenazah ke kubur dilaksanakan dengan
cara jenazah diletakkan di atas usungan itu pada setiap sisi tandu atau usungan tersebut. Berikut ini cara-
cara penguburan jenazah sebagai berikut.
1. Orang yang berjalan kaki hendaklah berada di sekitar jenazah dan orang yang berkendaraan di
belakang jenazah.
2. Orang yang mengantarkan disunahkan diam dan khusu’ tidak membicarakan keduniaan dan
hendaklah lebih banyak mengingat akan mati.
3. Membawa jenazah ke kubur hendaknya dilakukan dengan segera.
4. dan ketika membawa atau memikul jenazah agar dipikul pada empat penjuru keranda oleh empat
orang di antara jama'ah dan boleh bergantian, dengan orang yang lain.
5. Setelah dekat kubur sebaiknya membaca doa guna menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat.
Setelah sampai di tempat penguburan yang perlu dilakukan adalah hal-hal sebagai berikut:
Adapun tata cara penguburan jenazah adalah sebagai berikut
1. Dibuatkan liang kubur yang dalamnya sekurang-kurangnya kira-kira tidak tercium bau busuk mayat
itu dari atas kubur dan tidak dapat dibongkar oleh binatang buas, karena maksud mengkuburkan
mayat itu ialah menjaga kehormatan mayat itu dan menjaga kesehatan orang-orang yang ada disekitar
tempat itu
2. Setelah jenazah sampai di kubur, kemudian jenazah dimasukkan ke dalam liang kubur dan
ditempatkan pada liang lahat dengan posisi miring ke kanan sehingga jenazah menghadap kiblat.
3. Kemudian seluruh tali pengikat jenazah dilepas, pipi kanan dan ujung kaki ditempatkan pada tanah,
dan agar posisi jenazah tidak bergerak atau berubah hendaknya diberi ganjalan bulatan tanah.
4. Selanjutnya jenazah ditutup dengan papan atau kayu, kemudian di atasnya ditimbun tanah sampai
liang kubur rata dan ditinggikan dari tanah biasa.
5. Meletakkan batu kecil di atas kubur dan menyiramkan air di atasnya.
6. Mendoakan dan memohonkan ampunan agar diberikan keteguhan dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan malaikat munkar dan naqir.
Adapun larangan yang berhubungan dengan penguburan jenazah, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Tidak menguburkan jenazah pada 3 (tiga) waktu: Ketika terbit matahari hingga naik, ketika matahari
di tengah-tengah, dan ketika matahari hampir terbenam hingga betul-betul terbenam
2. Menembok kubur secara berlebihan
3. Duduk dan bermain di atasnya
4. Mendirikan bangunan rumah
5. Menjadikan kuburan sebagai masjid
6. Membongkar kubur, kecuali ada kesalahan pada waktu penguburan, atau kuburan itu sudah lama
sehingga jasadnya sudah hancur sedangkan bekas makam itu akan digunakan untuk kepentingan
umum.
1. Hukum takziah
Takziyah kepada keluarga mayit adalah Sunnah.
2. Adab ta’ziah
a. Orang yang mendengar musibah kematian hendaknya mengucapkan: Sesungguhnya kami adalah
milik Allah, dan kepada Nya kami akan kembali”
b. Hendaknya memakai yang sopan, rapi atau pakaian yang menunjukkan tanda belasungkawa. Di
rumah duka, harus menjaga sikap dengan tidak tertawa dan berbicara keras
c. Disunnahkan untuk membuat makanan bagi keluarga mayit, karena mereka sibuk dengan musibah
yang menimpanya.
d. Orang yang berta’ziah dianjurkan untuk ikut shalat jenazah dan ikut mengantar ke kuburan
e. Diperbolehkan menangis, tetapi tidak dalam bentuk meratap-ratap (Nihaya).
f. Tidak diperbolehkan mencela orang yang sudah meninggal dunia.
3. Hikmh ta’ziah
a. Terciptanya hubungan silaturahmi yang lebih erat antara orang yang berta’ziah dengan keluarga
yang terkena musibah
b. Keluarga yang terkena musibah terhibur sehingga hal itu dapat mengurangi beban kesedihan yang
berkepanjangan
c. Orang yang berta’ziyah dapat ikut mendoakan jenazah agar diampuni dosa-dosanya dan amalnya
diterima
d. Orang yang berta’ziyah mendapat pahala dari Allah swt
ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan dengan maksud untuk mengambil pelajaran yang terkait
dengan kematian dan kehidupan akhirat, dan mendoakannya supaya dosa-dosa mereka diampuni oleh
Allah swt
Ziarah kubur bagi laki-laki hukumnya sunah atau dianjurkan, sedangkan bagi wanita ziarah kubur
hukumnya mubah atau diperbolehkan.
e. Disunnahkan untuk ziarah kubur dengan tujuan untuk mengambil pelajaran dan mengingatkan
kematian, meskipun ziarah kubur orang yang mati dalam keadaan kafir
Ilmu waris adalah ilmu yang membahas tentang cara pembagian harta warisan yang telah ditentukan
dalam Al-Qur’an dan al-hadits.
Ilmu waris disebut juga ilmu faraidl, jama’ dari kata faridloh artinya “bagian tertentu.” Jadi ilmu faraidl
artinya ilmu yang membahas bagian-bagian tertentu dalam membagi harta warisan.
Istilah-istilah yang ada dalam ilmu waris dan sering digunakan adalah sebagai berikut:
a. Muwaris ialah orang yang meninggal dunia atau orang yang meninggalkan harta
b. Waris adalah orang yang berhak menerima harta peninggalan
c. Mirats adalah harta yang ditinggalkan oleh muwaris yang akan dibagikan kepada ahli waris, disebut
juga Mauruts
c. Jika ahli waris laki-laki dan perempuan ada semuanya, maka yang berhak menerima warisan adalah
Bapak, Ibu, Anak laki-laki, Anak perempuan, dan suami atau isteri
d. Pembagian dalam harta warisan terdiri ½, 1/3, ¼, 1/6, 1/8, 2/3, dan ashabah
Yang mendapat ½
1. Suami, jika istri yang meninggal tidak punya anak
2. Anak perempuan jika dia sendiri
Yang mendapat 1/3
2. Ibu, jika yang meninggal tidak punya anak
Yang mendapat ¼
3. Istri, jika suami tidak meninggalkan anak
4. Suami, jika istri yang meninggal punya anak
Yang mendapat 1/6
1. Ibu, jika yang meninggal punya anak
Yang mendapat 1/8
2. Istri, jika suami yang meninggal punya anak
Yang mendapat 2/3
1. Anak perempuan jika ia lebih dari satu