- Pengertian Rukun.
Pengertian rukun menurut bahasa adalah : tiang penyanggang, Unsur (bagian) elemen.
- Pengertian rukun menurut istilah : Unsur yang menunjang berdirinya sesuatu, karena tegaknya sesuatu
itu dengan penunjangnya bukan karena berdirinya.
a. Rukun Haji.
a. Wukuf di Arafah.
b. Empat kali putaran dalam thawaf ifadhah sedangkan tiga kali putaran lainnya sekedar wajib.
2. Rukun haji menurut Madzhab Maliki dan Hambali ada empat yaitu :
a. Ihram.
b. Thawaf Ifadhah.
c. Sa’i.
d. Wukuf di Arafah.
a. Ihram.
b. Thawaf Ifadhah.
c. Sa’i
d. Wukuf di Arafah.
f. Tertib. Yang dimaksud disini adalah mendahulukan ihram dari semua amalan haji.
Melaksanakan wukuf sebelum thawaf ifadhah dan menggunting rambut, Melaksanakan
thawaf ifadhah sebelum sa’i kecuali yang telah melaksanakan sa’i pada thawaf qudum bagi
yang telah melaksanakan haji ifrad dan qiran, maka usai thawab Ifadhah tidak perlu sa’i lagi.
b. Rukun Umrah.
1. Rukun Umrah menurut Madzhab Syafi’i ada lima :
a. Ihram.
b. Thawaf.
c. Sa’i.
d. Memotong/menggunting rambut.
e. Tertib.
a. Ihram.
b. Thawaf.
c. Sa’i
3. Rukun Umrah menurut Madzhab Hanafi yaitu eampat putaran thawaf. Sedang yang tiga putaran
yang lainnya adalah wajib.
- Pengertian Wajib.
Pengertian wajib menurut istilah ; perbuatan yang apabila dikerjaan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan mendapat dosa.
Wajib (haji/umrah) berbeda dengan rukun, Karena wajib haji dan umrah apabila ditinggalkan haji dan
umrahnya tetap sah, tetapi tetap membayar dam.
a. Wajib Haji.
a. Sa’i
c. Melontar Jamrah.
d. Menggunting/memotong rambut.
e. Thawaf Wada’
2. Menurut Madzhab Maliki wajib haji ada lima :
b. Mendahulukan melontar jamrah Aqabah dan menggunting rambut dan thawaf ifadhah pada hari
Nahr ( 10 Dzulhijah ).
e. Menggunting/memotong rambut.
b. Mabit di Mudzalifah.
c. Mabit di Mudzalifah.
d. Mabit di Mina.
e. Melontar Jamrah.
f. Memotong/menggunting rambut.
g. Thawaf Wada’
b. Wajib Umrah.
Wajib umrah ada dua, Yaitu ihram dari miqat dan menghindari larangan-larangan ihram. Menurut
tiap-tiap madzhab pada dasarnya wajib umrah sama dengan wajib haji kecuali wukuf, mabit dan
melontar jamrah, Karena hal ini hanya ada dalam haji.
Menurut istilah sunah berarti amalan-amalan yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan tidak dikenakan apa-apa.
a. Sunah Haji.
1. Ifrad yaitu mendahulukan urusan haji terlebih dahulu baru mengerjakan atas umrah.
2. Membaca talbiyah.
3. Thawab qudum yaitu thawaf yang dilakukan ketika permulaan datang di tanah Haram. Thawaf ini
dikerjakan oleh seorang mengerjakan haji yang ketika di Mekkah sebelum wukuf di Arafah.
4. Shalat sunah ihram 2 raka’at sesudah selesai wukuf, lebih utama dikerjakan dibelakang makam nabi
Ibrahim.
6. Thawaf wada’ yakni thawaf yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji untuk memberi selamat
tinggal bagfi mereka yang keluar dari Mekah.
b. Sunah umrah
Sunah umrah pada dasarnya sama dengan sunah haji kecuali amalan ibadah yang berkaitan dengan
haji yang tidak ada dalam umrah.
a. Hukum haji.
Haji adalah salah satu ibadah dalm Islam menjadi rukun Isalm ke lima hukumnya wajib sekali seumur
hidup bagi setiap orang Islam yang memenuhi syarat seperti firman Allah Swt. :
ur ’n?tã Ĩ$¨Z9$# kÏm ÏMøt7ø9$# Ç`tB tí$sÜtGó™$# Ïmø‹s9Î) Wx‹Î6y™ 4!¬
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah (Q.S. Ali Imran ; 97)
b. Hukum Umrah.
1. - Imam Syafi’i dan Ahmad Ibnu Hambal mengatakan wajib sekali
seumur hidup sebagaimana wajibnya haji dengan dasr firman Allah Swt yang atinya sebagai
berikut :
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah . ( Q.S. Al-Baqarah : 196 )
orang tuanya yang berkewajiban haji akan tetapi tidak dapat melaksanakannya sebagaimana
yang disebutkan dalam sebuah hadis yang artinya sebagai berikut :
Dari Abu Rozin, bahwasannya ia datang kepada Nabi Saw dan berkata : “Ya Rasulullah
sesungguhnya ayahku sudah tua sekali, tidak mampu berhaji, tidak mampu berumrah dan
tidak mampu bepergian”, Rasulullah bersabda hajikan untuk ayahmu dan umrahkan ( H.R.
Abu Daud, Nasa’i, dan Tirmidzi).
2. Iman Abu Hanifah dan Maliki berpendapat sunah muakkad, berdasarkan hadis Rasulullah Saw yang
artinya sebagai berikut :
Dari Jabir r.a. Sesungguhnya Nabi Saw. ditanya tentang umrah apakah wajib? Rasulullah
menjawab : tidak, akan tetapi kalau engkau berumrah maka itu lebih baik (H.R. Ahmad dan
Tirmidzi).
1. Tamattu’.
Tamattu’ adalah mengerjakan ‘Umrah terlebih dahulu hingga selesa, kemudian baru mengerjakan haji
pada tanggal 8 Dzulhijah. Pertama-tama ia mengerjakan ihram sampai selesai untuk keperluan ‘umrah,
kemudian ihram untuk keperluan ibadah haji yang sebenarnya. Cara inilah yang paling banyak
dijalankan oleh sebagian besar jama’ah haji, tetapi wajib membayar dam (denda).
2. Qiran.
Niatnya memgerjakan haji dan ‘Umrah, sedang caranya dengan mencukupkan amalan haji.
Amalan seperti ini disebut haji Qiran dan wajib membayar dam (denda) pula.
3. Ifrad.
Ifrad adalah mengerjakan amalan haji lebih dahulu. Orang yang cara ini, Jika masuk ke Tanah haram
( Mekah ) wajib ihram. Hingga tiba waktunya untuk mengerjakan haji ( pada tanggal 8 Dzulhijjah ). Cara
yang demikian tidak dikenakan dam (denda).
B. Tata Laksana Haji Dan Umrah (urutan/awal dimulainya haji dan umrah).
1. Ihram.
a. Pengertian Ihram
Sedang ihram menurut istilah adalah : niat masuk (mengerjakan) dalam ibadah haji dan umrah,
dengan mengharamkan hal-hal yang dilarang selama berihram.
- Dari Jabir Bin Abdillah r.a. berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw. Kemudian Dia mengeraskan suara
dengan kalimat tauhid (talbiyah) dan orang-orangpun mengeraskan suara dengan kalimat tersebut
dan Jabir berkata, kami tidak berniat kecuali niat haji ( niat ihram haji ), kami tidak tahu umrah
sampai kami ke Baitullah bersama Beliau (H.R. Muslim)
- Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah Saw bersabtu, tidak mengeraskan suara seseorang (dalam
talbiyah) kecuali (atasnya) kegembiraan dan tidak takbir seseorang kecuali (atasnya) kegembiraan
ditanyakan wahai Rasulullah apakah dengan surga? Nabi menjawab .”Ya”. (H.R. Thabrani)
- Rasulullah Saw. bersabda, Tidak mengeraskan suara seseorang (ihram dalam talbiyah)melainkan
matahari tenggelam bersama dosanya. (H.R. Baihaqi)
2. Miqat.
a. Pengertian Miqat.
- Menurut istilah haji dan umrah, miqat adalah batas waktu dan tempat untuk melaksanakan ibadah
haji/umrah.
- Miqat Zamani.
- Miqat Makani.
- Miqat Zamani.
kptø:$# Ößgô©r& ×M»tBqè=÷è¨B 4 `yJsù uÚtsù ÆÎgŠÏù ¢kptø:$# Ÿxsù y]sùu‘ Ÿwur šXqÝ¡èù Ÿwur tA#y‰Å_’Îû
Ædkysø9$# 3 ............. ÇÊÒÐÈ
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya
dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafas, berbuat fasik dan berbantah-
bantahan didalam masa mengerjakan haji. (Q.S. Al-Baqarah, 197)
- Miqat Makani.
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata : “ Rasulullah Saw. menetapkan miqat bagi penduduk Madinah adalah
Zulhulaifah dan bagi penduduk Syam adalah Juhfah dan bagi penduduk Najd adalah Qarnul
Manazil dan bagi penduduk Yaman adalah Yalamlam”, Nabi bersabda : “ Itulah miqat bagi mereka
dan bagi siapa saja yang datang disana yang bukan penduduknya yang ingin haji dan umrah, bagi
yang lebih dekat dari itu (dalam garis miqat) maka dia (melaksanakan) ihram dari kampungnya,
sehingga penduduk Makkah ihramnya dari Makkah”. (H.R. Mutafaqun ‘Alaih)
3. Talbiyah.
a. Pengertian Talbiyah.
- Menurut istilah artinya ungkapan kalimat yang diucapkan dalam rangka memenuhi panggilan Allah
dalam keadaan ihram haji/umrah sebagai dzikir kepada Allah Swt.
1. Menurut Imam Malik dan Imam Abu Hanifah hukumnya wajib. Bagi yang meninggalkannya
dikenakan dam (denda).
2. Menurut Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal hukumnya sunah.
Bagi yang berihram haji talbiyah berakhir apabila telah melaksanakan salah satu dari tiga amalan
setelah wukuf yaitu melontar jumrah aqabah, thawaf ifadhah dan menggunting rambut.
4. Thawaf.
a. Pengertian Thawaf.
- Menurut istilah : Mengelilingi Baitullah sebanyak tujuh kali putaran Ka’bah berada disebelah kiri,
dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula.
Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang
yang thawaf, yang i’tikaf, ruku’ dan sujud. (Q.S. Al Baqarah : 125).
Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan
hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan
thawaf sekelilling rumah yang tua itu. (Q.S. Al Hajj : 28).
c. Macam-macam Thawaf.
1. Thawaf Qudum.
2. Thawaf Ifadah.
3. Thawaf Wada’
5. Sa’i.
a. Pengertian Sa’i.
- Menurut istilah ialah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah atau sebaliknya sebanyak tujuh kali
yang dimulai dari bukit Safa ke Marwah, dengan syarat-syarat dan cara-cara tertentu.
b. Hukum Sa’i.
Hukum Sa’i menurut Imam Syafi’i, Maliki, dan Hambali, sa’i adalah salah satu rukun haji seedang
menurut Imam Hanafi, sa’i adalah salah satu wajib haji.
6. Tahallul.
a. Pengertian Tahallul.
Menurut istilah: Tahallul berarti keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibolehkan) melakukan
perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram.
1. Tahallul Awal : ialah seseorang yang telah melakukan dua diantara tiga perbuatan yaitu melontar
jumrah Aqabah, memotong rambut serta thwaf ifadhah dan sa’i.
Sesudah tahallul awal seseorang boleh berganti pakaian biasa dan memakai wangi-wangian
dan boleh mengerjakan semua yang dilarang selama dalam berihram, Tetapi masih dilarang
bersetubuh dengan suami/istri.
2. Tahallul Tsani : ialah keadaan seseorang yang telah melaksanakan tiga perbuatan : melontar
jumrah aqabah, bercukur, thawaf ifadhah, sa’i. Sesudah tahallulu tsani seorang jamah boleh
melakukan semua yang dilarang selama ihram termasuk bersetubuh.
7. Wukuf.
a. Pengertian Wukuf.
Menurut istilah: berhenti atau berada di Arafah dalam keadaan ihram pada waktu tertentu.
Wukuf di Arafah termasuk salah satu rukun haji yang harus dilaksanakan, karena tanpa wukuf tidak
sah hajinya. Dalam hadis riwayat Ahmad, Ashabussunan, Ibnu Hambal dan Al Hakim Nabi bersabda
yang artinya:
Haji itu Arafah, barang siapa mendapatkan (wukuf) di arafah, maka ia mendapatkan haji.
Haji itu di Arafah, barang siapa mendapatkan Arafah pada lailatu jam’in (malam 10 Dzulhijah)
maka ia mendapatkan haji.
8. Mabit.
a. Pengertian Mabit.
Menurut istilah mabit berarti bermalam atau berhenti sejenak pada suatu tempat pada malam 10
Dzulhijah atau pada malam-malam tasyriq untuk memenuhi ketentuan manasik haji.
b. Hukum Mabit.
Ø Menurut Imam Malik, Syafi’i dan Ahmad, mabit di Mudzalifah hukumnya wajib.
Ø Menurut sebagian sahabat dan tabi’in yaitu, Ibnu Abbas, dan Ibnu Zabir, Alqomah. Aswad,
As-Sya’abi, An-Nakho’i dan Hasan Basri, bahwa mabit di Mudzalifah adalah termasuk
rukun haji.
Ø Menurut abu Hanifah salah satu dari pendapat ulama madzhab Syafi’i bahwa mabit di
Mudzalifah adalah sunat.
Ø Menurut pendapat Imam Abu Hanifah dan salah satu qoul Imam Syafi’i jadid bahwa mabit
dimina hukumnya sunah.
Ø Bagi yang berhalangan karena udzur syar’i di perbolehkan tidak mabit di Mina. Sebagaimana
di kemukakan Imam Nawawi dalam kitab Al Majmu jilid 8 halaman 274, bahwa orang yang
meninggalkan mabit di Mina karena udzur maka tidak dikenakan dam.
9. Melontar Jumrah.
a. Pengertian Jumrah/Jamrah.
Menurut istilah ialah kerikil yang dilontarkan para jama’ah haji dalam manasik haji di mina selama
tiga hari.
Jumrah Wustha.
Jumrah Aqabah.
Menurut jumhur ulama hukum melontar jumrah terutama jumrah Aqabah pada tanggal 10
Dzulhijah hukumnya wajib dan yang meninggalkannya wajib membayar dam.
Bersetubuh dengan suami/istri sebelum tahallul awal, termasuk didalamnya menggauli wanita/ lelaki
atau hewan pada dubur atau farj, damnya adalah unta.
b. Larangan yang tidak membatalkan haji tetapi dikenakan dam atau fidyah, yaitu semua larangan ihram
selain yang tersebut diatas, dikerjakan dengan sengaja atau sadar.
c. Larangan yang tidak membatalkan dan tidak dikenakan dam atau fidyah. Seperti mengumpat. Tetapi
mengurangi nilai kemabruran haji/umrah.
Menurut para fuqaha pelanggaran terhadap larangan ihram, karena tidak sengaja (lupa, tidak tahu, dan tidak
sadar) ada dua pendapat, yaitu :
a. Menurut Imam Malik, Laisi, Tsauri, dan Abu Hanifah., Kepadanya dikenakan fidyah karena merusak
kehormatan ihram.
b. Menurut Imam Ahmad Ibnu Hambal dan sebagian ulama Syafi’iyah tidak dikenakan apa-apa dengan hujjah
hadis Rasulullah Saw yang artinya :
Diampuni dari umatku perbuatan salah, kelalaiannya dan apa-apa yang dipaksakan atasnya. (H.R. Abu
Ya’la dari Ibnu Umayah).
a. Bagi pria
3. Menutupi kepala yang melekat seperti topi. Seperti payung kecuali kalau ada sakit dikepala yang harus
ditutupi.
b. Bagi Wanita.
1. Berkaos tangan.
2. Menutup muka ( memakai cadar), apabila karena takut auratnya terlihat lelaki alin, dibolehkan.
3. Memburu dan menganiaya binatang dengan cara apapun kecuali binatang yang membahayakan, boleh
dibunuh.
1. Tahallul.
a. Pengertian Tahallul.
Ø Tahallul Awal : ialah seseorang yang telah melakukan dua diantara tiga perbuatan yaitu melontar
jumrah Aqabah, memotong rambut serta thwaf ifadhah dan sa’i.
Sesudah tahallul awal seseorang boleh berganti pakaian biasa dan memakai wangi-wangian dan
boleh mengerjakan semua yang dilarang selama dalam berihram, Tetapi masih dilarang
bersetubuh dengan suami/istri.
Ø Tahallul Tsani : ialah keadaan seseorang yang telah melaksanakan tiga perbuatan : melontar jumrah
aqabah, bercukur, thawaf ifadhah, sa’i. Sesudah tahallulu tsani seorang jamah boleh melakukan
semua yang dilarang selama ihram termasuk bersetubuh.
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. adalah agama terakhir dan
merupakan ni’mat Allah yang paling sempurna yang menjadi pedoman hidup manusia sepanjang
masa.
Ibadah haji dalam syari’at Islam yang disampaikan Nabi Muhammad Saw. mengajarkan ajaran
upacara-upacara peribadatan yang sangat jelas hubungannya dengan ajaran yang disampaikan Nabi
Ibrahim a.s. Hal ini menyakinkan kepada umat Islam bahwa agama yang dianutnya bukan sama sekali
baru. Tetapi merupakan agama kelanjutan dari agama yang pernah diajarkan oleh Nabi Ibrahim a.s.
yang mengajarkan tauhid, meng-Esakan Allah.
Pesan tauhid tercermin dari bacaan talbiyah yang dikumandangkan jama’ah haji setelah mengenakan
pakaian ihram dalam perjalanan menuju Masjidil Haram.
Berpakaian ihram bagi jamaah haji melahirkan sikap tawadhu’ merendahkan diri terhadap
kemahabesaran Allah swt. Sekaligus melahirkan ikatan kesatuan sesama jama;ah haji sebagai
makhluk ciptaan Nya dan wajib mengabdi kepadanya.
Setibanya di Makkah, jamaah haji menuju ke Masjidil Haram untuk melalkukan thawaf, mengelilingi
Ka’bah tujuh putaran.
Ka’bah adalah bangunan mulia yang terdiri tumpukan batu-batu berbentuk kubus, terletak di tengah-
tengah Masjidil Haram. Ka’bah adalah lambang yang dijadikan Allah untuk pusat peribadatan yang
bernilai ketaatan kepada-Nya.
Untuk melambangkan tauhid, beribadah yang satu tertuju hanya kepada Allah Swt. dan menanam
rasa kesatuan dan persaudaraan kemanusiaan.
Disudut ka’bah terdapat Hajar Aswad tempat dimulainya thawaf dan juga berakhirnya thawaf dan
juga dianjurkan untuk mencium Hajar Aswad sebagai cerminan kepatuhan kepada tuntunan
Rasululllah Saw.
Sa’i adalah lari kecil antara Shafa dan Marwah sebagai cerminan seorang ibu terhadap anaknya yang
amna telah dicontohkan ibunda Siti Hajar ketika mencari air kehidupan untuk sang putra Isma’il a.s.
Dari Sa’i itu dapat kita ambil hikmah begitu tingginya kasih sayang ibu kepada yang menjadi tauladan
bagi kaum muslimin. Ajaran Al-Quran tentang kewajiban seorang anak untuk berbuat baik kepada
kedua orang tua, ayah dan ibu, lebih-lebih kepada Allah Swt. yang mana Allah tidak akan menyia-
nyiakan hambanya yang mendekatkan diri kepada-Nya. Hal ini Allah abadikan didalam Al-Quran surat
Al Lukman :
Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedu orang tuanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan payahyang melelahkan (setelah itu menyusuinya) yang baru disapih
setelah dua tahun maka bersyukurlah (manusia) kepada-Ku dan kepada kedu orang tuamu ; hanya
kepada-Ku sajalah tempat kembali. Jika kedua orang tuamu memaksamu untuk menyekutukan aku,
hal yang tidak kau ketahui maka jangan kau ikuti ajakan kedua orang tuamu, temanilah mereka itu
selama hidup di dunia dengan cara yang baik.(Q.S Lukman 14-15)
Wukuf di Padang Arafah bagi jamaah haji mempunyai arti ayng sangat penting karena di padang
Arafah ini seluruh jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul untuk menunaikan rukun haji
yang mana akan menentukan sah tidaknya ibadah haji, sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw. yang
artinya :
Di Padang Arafah jama’ah Haji berpakaian ihram yang sama sehingga melepaskan kebahagian dan
kebanggaan keduniaan, menunjukan sikap rendah diri kepada Allah Swt. Bahwa manusia begitu kecil
dan tak berdayanya tanpa kekuatan yang datang dari Allah Swt.
Melontar jumrah mengingatkan kepada kita bagaimana teguhnya keimanan Nabi Ibrahim a.s. kepada
Allak Swt. saat beliau akan menyembelih Ismai’l. Sebelum sampai ketempat tujuan Ibrahim a.s.
digoda oleh Iblis laknatullah sehingga Nabi Ibrahim a.s. melempar Iblis dengan batu.
Melontar jumrah juga mengingatkan jamaah haji bahwa Iblis selalu menghalangi manusia untuk iman
kepada Allah Swt. Sehingga dengan melempar jumrah berulang kali bahwa Iblis tidak akan berhenti
selalu mengoda kepada manusia hingga hari qiyamat nanti. Dengan berkurban yang telah diajarkan
oleh Nabi Ibrahim a.s. memberikan makna bahwa manusia terdiri dari hawa nafsu sehingga dengan
berkurban akan membendung dan menghilangkan sifat keserakahan dan kebahimiyahan. Serta
menumbuhkan sifat berderma dan kasih sayang terhadap orang miskin.