Anda di halaman 1dari 21

TUGAS RESUME KELOMPOK 1 SAMPAI 10

Nama Mahasiswa :
Mega Edi Putri (1930504046)

Dosen Pengampu :
Pathur Rahman, M.Ag.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
T/A 2022
TUGAS RESUME KELOMPOK 1

MEMAHAMI HAJI DAN UMROH (PENGERTIAN, SYARAT DAN


RUKUN)

A. Pengertian Haji
Secara bahasa Haji adalah menuju ke suatu tempat secara berulang-ulang atau
menuju kesuatu tempat yang dimuliakan atau diagungkan oleh suatu kaum peradaban,
ibadah umat islam ke Mekkah (Baitullah) inilah yang disebut haji.
Penetapan ibadah haji adakalanya berpendapat bahwa haji wajib dilakukan
pada tahun 5 H. namun ada yang mengungkapkan lainnya yaitu 8 H, 9 H. bahkan ada
yang berpendapat jauh sebelum tahun Hijriah.
1. Hukum Mengerjakan Ibadah Haji
hukum melaksanakan ibadah Haji adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu,
sesuai dengan firman Allah. Dalam surah Ali Imran ayat 97. Sedangkan umroh
hukumnya mutahabah artinya baik untuk dilakukan dan tidak wajib atau disebut
tawawu yang artinya ialah tidak wajib dilakukan, tetapi baik dilakukan untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Karena tawawu mempunyai ganjaran.
B. Syarat-syarat wajib Haji dan Umroh
Syarat-syaratnya yaitu :
a. Islam
b. Berakal
c. Baligh
d. Merdeka
e. Mampu dan kuasa

C. Rukun Haji dan umroh


Rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang apabila tidak dikerjakan, maka
hajinya batal. Berbeda dengan wajib haji, wajib haji adalah suatu perbuatan yang
perlu dikerjakan. Rukun Haji ada enam yaitu :
a. Ihram (berniat)
b. Wukuf
c. Tawaf ifadah
d. Sa’i
e. Tahallul
f. Tertib
TUGAS RESUME KELOMPOK 2

MELAKSANAKAN HAJI DAN UMROH ( HUKUM, SUNNAH DAN


LARANGAN )

A. Dasar Hukum Haji dan Umroh


1. Hukum Haji
Allah SWT mewajibkan untuk melaksanakan ibadah Haji sekali seumur
hidup. Jika sudah mampu.
2. Hukum Umroh
Menurut Mazhab Hanafi dan pendapat yang paling rajin dalam Mazhab
Maliki Umroh itu Sunah Muakad satu kali seumur hidup. Karena hadits yang
mashur dan shahih yang menyebutkan kewajiban dalam islam tidak menyebutkan
unroh sebagai salah satu kewajiban tersebut
B. Sunah-sunah Dalam Melaksanakan Haji dan Umroh
1. Sunah Haji secara Umum
a. Melaksanakan Haji ifrad.
b. Memperbanyak membaca talbiyah.
c. Tawaf qudum.
d. Sholat sunah tawaf.
e. Mandi.
f. Berpakaian ihram dengan kain putih.
g. Minum air zam-zam.
2. Sunah Haji secara Khusus
a. Melakukan ihram,
b. Sunnah saat tawaf,
c. Membaca doa-doa Ma’tsur dengan berlari-lari kecil pada tiga putaran,
d. Sunah ketika melakukan sa’i
e. Sunah ketika melakukan wukuf
f. Sunah yang harus dilakukan saat mabid di Muzdalifah
g. Sunah saat melempar jumroh
3. Sunah dalam ibadah umroh
a. Mandi, memotong kuku, menipiskan kumis, mencabut bulu ketiak dan
mencukur rambut kemaluan sebelum berihram
b. Memakai minyak wangi setelah mandi
c. Berihram menggunakan dua kain putih
d. Mengucapkan talbiyah sambil meninggikan suara
e. Melaksanakan Al-Idhthiba pada saat tawaf
f. Menyentuh Arsulinul Yaman
g. Menyentuh Al Hajar Aswat
h. Memperbanyak dzikir dan berdo’a ketika tawaf
i. Meminum air zam-zam
C. Larangan dalam Melaksanakan Haji dan Umroh
1. Larangan dalam haji
a. Menggunakan pakaian berjahit
b. Menutup kepala bagi laki-laki
c. Mencukur rambut atau bulu
d. Memotong kuku
e. Mengenakan wewangian
f. Membunuh binatang buruan
g. Melangsungkan akad nikah
h. Berhubungan badan
i. Bermesraan dengan syahwat
2. Larangan dalam umroh
3. Larangan umroh khusus jama’ah khusus perempuan
4. Larangan umroh untuk jama’ah laki-laki dan perempuan
TUGAS RESUME KELOMPOK 3

MACAM-MACAM HAJI DAN PERBEDAANNYA

A. Macam-macam Haji
1. Haji Ifrad
Ifrad. Haji yang lumrahnya dilakukan diluar musim haji, artinya haji
terpisah. Haji ifrad berarti mendahulukan haji daripada umroh, yaitu seorang
berniat melakukan haj saja tanpa umroh pada bulan-bulan haji, dengan kata lain
melaksanakan secara terpisah / sendiri-sendiri. Dengan melaksanakan ibadah haji
dilakukan terlebih dahulu selanjutnya melakukan umroh diluar musim haji. Untuk
haji ifrad ini tidak ada kewajiban menyembelih hewan kurban. Apabila ibadah haji
sudah selesi maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan
umroh, yaitu seorang yang berihram untuk melaksanakan ibadah haji saja, dia
tidak bertahallul dari ihramnya.
2. Haji Tamattu’
Tamattu’ yaitu ibadah haji dan umroh dikerjakan bersama-sama pada
musim haji dan diantaranya keduanya dipisah dengan tahallul artinya bersenang-
senang. Haji tamattu’ artinya mendahulukan umroh baru kemudian haji, yaitu
seorang berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan haji.
3. Haji Qiran
Qiran yaitu ibadah umroh dan haji dikerjakan bersama-sama pada musim
haji dan diantara keduanya tidak dipisah dengan tahallul artinya terpadu. Artinya
melaksanakan haji sekaligus umroh, yaitu seorang berniat haji dan umroh secara
bersama-sama pada bulan haji dengan kata lain, berihram untuk menunaikan
umroh dan haji sekaligus dan menetapkan diri dalam keadaan berihram sampai
tanggal 10 dzulhijjah.
B. Perbedaan Haji dan Umroh
Ibadah haji adalah rukun islam yang kelima. Hukumnya wajib setiap muslim
yang mempunyai kemampuan, sekali dalam seumur hidup. Berdasarkan dalil yang
terdapat dalam Al-Qur’an, As –Sunnah dan Ijma’ ulama. Menunaikan ibadah Haji
adalah memenuhi panggilan Allah.
Ibadah umroh sejenis dengan ibadah haji, bahkan dalam beberapa hal sama
dengan ibadah haji, misalnya dalam hal hukumnya Syarat-syaratnya dan larangannya.
Allah mensejajarkan ibadah Haji dan Umroh ini serta menyuruh Umat islam untuk
melaksanakan kedua-duanya.
TUGAS RESUME KELOMPOK 4

TATA CARA/URUTAN PELAKSANAAN HAJI DAN UMRAH

A. Pengertian Haji
Haji adalah berasal dari bahasa Arab ‘hajj’ yang dalam bahasa Indonesia
mendatangi atau menuju. Namun tidak sedikit juga yang menafsirkan kata haji
sebagai ziarah islam tahunan. Ziarah tersebut dilaksanakan di kota Mekah, Arab, kota
sangat suci untuk umat Islam. Kata ‘haji’ ini serupa dengan bahasa ibrani yang
mempunyai bunyi sama dan memiliki makna ‘hari libur’.
Dari akar semiotika, memiliki makna ‘mengelilingi, berkeliling’. Dalam
tradisi orang yahudi, pengantin wanitanya bakal mengelilingi pengantin lelaki selama
upacara pernikahan. Demikian dalam Islam, orang yang mengerjakan ibadah haji
bakal mengelilingi Ka’bah.
B. Tata Cara Pelaksanaan Haji
Ketika mengunjungi ke Baitullah memang ada guide nya untuk mengarahkan seluruh
rangkaian ibadah ini. Meskipun begitu alangkah lebih baiknya mengetahui tentang
tata cara haji. 4 Sebab, hal itu termasuk memenuhi syarat mempunyai ibadah ini.
Pelaksanaannya pun tidak diperkenankan secara acak. Berikut tata urutan
melaksanakan ibadah haji:
a. Ihram
b. Wukuf
c. Tawaf ifadhah
d. Sa’i
e. Berada di Muzdalifah
f. Melontar Jumrah Aqabah
g. Mencukur Rambut
h. Melontar 3 jumrah
i. Bermalam di Mina
j. Tawaf wada
k. Tahallah

C. Pengertian Umroh
Jika dipandang dari bahasa, umroh adalah suatu kegiatan yang dilakukan
dengan sengaja di suatu tempat yang selalu dikunjungi. Dikatakan demikian karena
umroh dapat dilaksanakan kapanpun tanpa terikat di waktu tertentu. Hal ini berbeda
dengan ibadah haji yang hanya dikerjakan umat muslim tiap bulan Dzulhijjah (satu
tahun sekali). Pengertian umroh berikutnya adalah dari segi istilah atau secara syariah.
Umroh dalam terminologi fiqih adalah salah satu ibadah yang dilakukan dengan
mengunjungi Kota Makkah. Ibadah tersebut meliputi thawaf dan sa’i yang dilakukan
berdasarkan tata cara syariah.
D. Tata Cara Pelaksanaan Umroh
1. Membersihkan diri dengan mandi junub
2. Menggunakan pakaian ihram dan niat dari Miqat
3. Membaca talbiyah selama perjalanan menuju Mekkah
4. Masuk Masjidil Haram dan mencium Hajar Aswad
5. Tawaf sebanyak 7 kali
6. Shalat 2 rakaat di depan Makam Nabi Ibrahim
7. Beristirahat dan minum air Zam-zam
8. Melakukan sa’i sebanyak 7 kali
9. Bertahallul sampai selesai
TUGAS RESUME KELOMPOK 5

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN TEKNIS PENYELENGGARAAN


DAN BIMBINGAN HAJI

A. KEBIJAKAN PEMERINTAH TEKNIS PENYELENGGARAAN DAN


BIMBINGAN HAJI
Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia telah diatur dalam Undang-undang
No 13 Tahun 2008. Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa penyelenggaraan
ibadah haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan ibadah haji yang
meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan ibadah haji. Penyelenggaraan
ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan
yang sebaik baiknya bagi jamaah haji, sehingga jamaah haji dapat menunaikan
ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
Teknis pelaksanaan ibadah haji dan umrah diserahkan kepada pihak
penyelenggaraan haji dan umrah. Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2008 tentangPenyelenggaraan Ibadah Haji menyatakan bahwa Penyelenggaraan
Ibadah Haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan Ibadah Haji yang
meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah Haji.
1. Pendaftaran dan Kuota Jama’ah Haji
Pendafataran haji menganut sistem nomor urut pendaftaran dengan prinsip
siapa cepat dia akan dilayani (first come first served). Secara teknis, pendaftaran
dilayani setiap hari kerja di kantor Kementerian Agama kabupaten/kota,
dilaksanakan secara online melalui sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu
(Siskohat). Pendaftaran 14 Joko Widodo, Op.Cit., hlm. 269-275. 15 Moeslim
Abdurrahman, Bersujud di Baitullah, Ibadah Haji Mencari Kesalehan Hidup,
Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2009, hlm. 92. tersebut dibuka sepanjang tahun,
tidak ada batasan kapan pendaftaran ditutup dan tidak ada pembatasan berapa
kuota yang diterima. Syarat utamanya, sang calon memiliki kemampuan finansial
untuk membayar setoran awal sebesar Rp25 juta, di samping syarat lainnya seperti
sehat jasmani rohani dan berumur minimal 18 tahun.
Dampak kebijakan pendaftaran seperti itu adalah munculnya persoalan
waktu tunggu untuk melaksanakan ibadah haji. Hingga 2015, waktu tunggu
Jemaah haji reguler di berbagai kabupaten/ kota di Indonesia telah mencapai rata-
rata 15 tahun, sementara waktu tunggu untuk jemaah haji khusus mencapai rata-
rata 5 tahun. Selain waktu tunggu, dampak lainnya adalah menumpuknya jumlah
dana setoran jemaah haji.
2. Penetapan Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH)
Setiap warga negara yang beragama Islam dan hendak menunaikan ibadah haji
harus memiliki kemampuan finansial, di samping mampu secara fisik dan mental.
Mampu secara finansial artinya ia harus mampu membayar biaya penyelenggaraan
ibadah haji (BPIH). Mekanisme pembayaran biaya tersebut dilakukan dengan dua
cara, pertama, ketika ia mendaftar ia harus mampu menyetorkan biaya sebesar
Rp25.000.000.00. (dua puluh lima juta rupiah). Setoran biaya ini dilakukan jemaah
pada bank syariah yang telah ditentukan oleh Menteri Agama. Kedua, jemaah
calon haji yang telah mendapat nomor porsi haji saat melakukan pendaftaran haji,
harus mampu melunasi sisa biaya penyelenggaraan ibadah haji yang telah
ditetapkan oleh Presiden atas usul yang dibuat oleh Menteri Agama dan telah
disetujui oleh DPR RI yang membidangi agama.
3. Pembinaan
ecara sosiologis, jemaah haji Indonesia berasal dari latar belakang sosial,
pendidikan, budaya, dan suku yang beragam. Pengetahuan mereka tentang haji pun
sangat berbeda-beda. Kenyataan itu menuntut: dilaksanakannya pembekalan
tatacara pelaksanaan ibadah haji, penyediaan buku tatacara ibadah haji, dan
pembekalan teknis lainnya terkait dengan penggunaan toilet di pesawat, di hotel
dan sebagainya. Selain itu, jemaah haji juga perlu dikenalkan dengan budaya dan
kultur Arab atau negara-negara lainnya, karena mereka akan berinteraksi dengan
beragam orang yang berasal dari beragam kultur dan budaya. Pembekalan tata cara
ibadah haji penting diberikan untuk menjamin pelaksanaan ibadah haji sesuai
syarat dan rukun haji.
4. Pelayanan
Pelayanan dalam penyelenggaraan ibadah haji meliputi pelayanan kesehatan,
transportasi darat, transportasi udara, penyediaan akomodasi atau pemondokan, dan
katering. Setiap tahun berbagai bentuk pelayanan itu hampir tidak pernah luput dari
masalah. Padahal penyelenggaraan pelayanan itu memerlukan biaya yang tidak
sedikit.
TUGAS RESUME KELOMPOK 6

TEKNIS PELAYANAN KESEHATAN SERTA PEMBENTUKAN


KELOMPOK DAN REGU

A. TEKNIS PELAYANAN KESEHATAN HAJI INDONESIA


1. Pengertian Tenaga Kesehatan Haji Indonesia
Tenaga Kesehatan Haji Indonesia yang selanjutnya disingkat TKHI adalah Tim
kesehatan yang bertugas memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
kesehatan bagi jemaah haji di kelompok terbang (Kloter).
a. TKHI sebagai ujung tombak Pembinaan, Pelayanan dan Perlindungan Jemaah
Haji.
b. TKHI berperan dalam kegiatan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif
terhadap jemaah haji di kloter.
c. TKHI mengenal seluruh jemaah haji saat operasional
2. Peran TKHI
a. TKHI harus memahami upaya pencegahan agar penyakit jemaah haji tidak
semakin parah.
b. TKHI harus dapat melakukan tindakan-tindakan kegawatdaruratan terhadap
jemaah haji.
c. TKHI harus dapat memberikan pengobatan kepada jemaah haji.
d. TKHI harus mampu memanfaatkan para Karom/Karu sebagai “agent
kesehatan”. Dalam melakukan pembinaan TKHI harus mampu berkoordinasi
dengan melibatkan karom/karu sebagai agent kesehatan.
e. TKHI harus mampu mendukung proses penyempurnaan Ibadah Jemaah Haji
dengan memperkuat kondisi kesehatan Jemaah Haji, dengan melaksanakan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
3. Tugas Pokok dan Fungsi TKHI
TKHI Kloter mempunyai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) melaksanakan
upaya pelayanan, pembinaan, dan perlindungan kesehatan 6 kepada jamaah haji
Indonesia mulai dari daerah asal, embarkasi, di perjalanan, selama di Arab Saudi
(Jeddah, Makkah, Madinah, Arafah, Muzdalifah dan Mina), di perjalanan
kepulangansampai debarkasi.
a. Pembinaan
b. Pelayanan
B. PENBENTUKAN KELOMPOK DAN REGU
1. Tugas dan Fungsi Ketua Regu
a. Tugas ketua regu
Tugas Ketua Regu yaitu membantu pelaksanaan tugas ketua
rombongan, petugas yang menyertai jamaah, petugas kloter yang bertugas
di bidang pelayanan umum, ibadah dan kesehatan
b. Fungsi ketua regu
1) Meneruskan informasi/pengumuman atau petunjuk dari ketua
rombongan dan Ketua Kloter/TPHI/TPIHI
2) Mengatur dan menjaga anggota regunya agar tetap utuh, aman dan
lancar selama dalam perjalanan melaksanakan ibadah haji
3) Menyelesaikan dan melaporkan permasalahan kepada ketua
rombongan
2. Tugas dan Fungsi Ketua Rombongan
a. Tugas Ketua Rombongan
Tugas Ketua Rombongan yaitu membantu pelaksanaan tugas Ketua
Kloter/TPHI sebagai petugas yang menyertai calon/jamaah Haji dibidang
pelayanan umum, ibadah dan kesehatan.
b. Fungsi ketua rombongan
1) Meneruskan informasi / pengumuman atau petunjuk dari petugas kloter
(Ketua Kloter, TPHI, TPIHI, TKHI)
2) Mengatur dan menjaga anggota rombonganny agar tetap utuh, aman
dan tertib serta dapat mencapai kemabruran dalam melaksanakan
ibadah haji.
3) Menyelesaikan dan melaporkan permasalahan-permasalah
TUGAS RESUME KELOMPOK 7

TEMPAT-TEMPAT ZIARAH HAJI DAN UMROH DI TANAH SUCI

A. Tempat-tempat Ziarah Di Kota Madinah


1. Keutamaan Madinatul Rosul
Madinah terletak di tengah padang pasir yang subur. Di sebelah barat laut
kota ini dikelilingi oleh bukit Silaa’, di sebelah selatan dipagari oleh bukit E’ir dan
Wadi al-Aqiq, di sebelah utara dibatasi oleh Jabal Uhud, Jabal sur, dan Wadi
Qanat, di sebelah timur dihadang kawasan Tanah Hitam (Harrah) Waqim asy-
Syariyyah, dan di sebelah barat dibatasi oleh Harrah Wabrah al-Gharbiyyah.
Rasulullah SAW menjadikan Madinah sebagai tanah haram atau Tanah Suci
setelah Makkah al-Mukarramah.
2. Masjid Nabawi
a. Sejarah berdirinya
b. Raudah
c. Mihrab
d. Makam Rasulullah SAW
e. Makam Baqi’ Al-Gharqad
3. Masjid Quba
4. Jabal (bukit) Uhud
5. Masjid qiblatain
6. Khandaq / Masjid Khamsah
7. Masjid Al-Ijabah
8. Masjid Jum’ah
9. Masjid Abi Dzarr Al-Ghifari
10. Masjid Ghamamah
11. Masjid Miqat
B. Tempat-tempat Ziarah Di Kota Mekkah
1. Masjidil Haram
2. Ka’bah
3. Maulid nabi
4. Gua Hira di Jabal Nur
5. Gua Sur di Jabal Sur
6. Jabal Rahmah
7. Masjid Jin
8. Masjid Syajarah (Masjid Pohon)
9. Masjid Dzi Tuwa
10. Masjid Namirah
11. Masjid Bai’ah
12. Masjid Al-Khaef
13. Masjid Hudaibiyah
14. Masjid Tan’im
15. Masjid Jiranah
16. Masjid Masy’aril Haram
TUGAS RESUME KELOMPOK 8

KIAT-KIAT HAJI MABRUR DAN KATEGORI RAFAS, FUSUQ DAN


JIDAL

A. KIAT-KIAT HAJI MABRUR DAN KATEGORI RAFAS, FUSUQ DAN JIDAL


Haji mabrur menurut bahasa, berarti haji yang baik atau yang diterima oleh
Allah SWT. Menurut istilah, haji mabrur adalah haji yang mendorong pelakunya
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan menurut syar’iy, haji mabrur adalah
haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dengan
memperhatikan berbagai syarat, rukun, wajib dan adabnya, serta menghindari hal-hal
yang dilarang (muh}arramat) dengan penuh konsentrasi dan penghayatan semata-
mata atas dorongan iman dan mengharap rida Allah SWT
Untuk menggapai haji mabrur para tamu Allah diwajibkan untuk menjauhi
semua bentuk rofats, fusuq, dan jidal, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik,
dan berbantahbantahan di dalam masa mengerjakan haji. Jadi kalau ingin diterima
hajinya oleh Allah kita wajib menjauhi rafats, fusuq, dan jidal saat menunaikan
manasik-manasik haji. Adapula yang membedakan makna keduanya. Haji Makbul
adalah haji yang diterima dan mendapatkan pahala sesuai yang dijanjikan, menghapus
kewajiban haji seseorang.
1. Dasar Hukum dan Fadhilah Haji Mabrur (Keutamaannya)
2. Syarat Haji Mabrur
B. Kriteria Haji Mabrur
Setiap jemaah haji tentu ingin meraih haji mabrur, namun masih banyak
jemaah yang belum memahami kriteriakriterianya, Beberapa kriteria untuk meraih
haji mabrur yang harus ditempuh oleh jemaah haji antara lain:
a. Pelaksanaan ibadah haji harus didasari dengan niat yang ikhlas semata-mata
karena Allah;
b. Biaya dan bekal untuk menunaikan haji harus berasal dari harta h}alālan
t}ayyiban;
c. Pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan tuntunan manasik yang benar (rukun,
wajib, dan sunah);
d. Menghindari seluruh larangan ihram dan perbuatan maksiat yang dapat
mengurangi pahala hajinya;
e. Memperbanyak dzikir, istighfar dan amal saleh.
C. Ciri – Ciri Haji Mabrur
Mabrur atau tidaknya jemaah haji memang tidak dapat dilihat dan yang tahu
hanyalah Allah SWT. Namun seseorang yang dapat meraih haji mabrur itu memiliki
ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri orang yang meraih haji mabrur di antaranya:
a. Santun dalam bertutur kata.
b. Menyebarkan kedamaian.
c. Memiliki kepedulian sosial. - 312 - Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
d. Berperilaku (amal perbuatan) lebih baik dibanding dengan sebelum menunaikan
ibadah haji.
e. Bertambah zuhud terhadap kehidupan dunia dan lebih mengutamakan akhirat.
f. Senantiasa berserah diri kepada Allah dengan menerapkan sikap sabar, syukur ,
tawakkal dan ridha.
D. Pengertian Rafas, Fusuq dan Jidal
a. Rafas
Pengertian rofats menurut Ibnu Umar r.a adalah melakukan hubungan
antara suami dan istri atau berkata jorok sekitar hubungan seksual tersebut.
Sedangkan menurut 'Atho bin Abi Robbah Rofats adalah bermakna jima dan
ucapan-ucapan jorok yang mengarah kepada masalah seks.
b. Fusuq
Pengertian Fusuq menurut riwayat Ibnu 'Abbas RA dan para ulama Salaf
adalah semua bentuk kedurhakaan dan kemaksiatan. Seperti menipu, berdusta,
tidak melakukan sholat dst. Adapun arti jidal adalah kesombongan yang tidak haq
yang mencakup bertengkar, bermusuhan, marah-marah dan sebagainya. Fusuq
secara luar artinya adalah segala perbuatan maksiat, baik disadari atau pun tidak.
c. Jidal
Jidal adalah segala sikap dan perbuatan yang mengarah pada perdebatan,
permusuhan, dan perselisihan yang diiringi dengan nafsu ammārah, meskipun
untuk mempertahankan kebenaran dan memperjuangkan haknya, seperti
berbantah-bantahan untuk memperebutkan kamar, berebut kamar kecil, dan
termasuk melakukan demonstrasi terhadap sesuatu hal yang tidak sesuai dengan
keinginannya.

TUGAS RESUME KELOMPOK 9

MENGENAL KOTA MEKKAH, KA’BAH DAN MASJIDIL HARAM

A. KOTA MEKKAH
1. Sejarah Kota Mekkah
Makkah, secara resmi bernama Makkah al-Mukarramah (bahasa Arab: ‫مكة‬
‫المكرمة‬, translit. Makkat al-Mukarramah, har. 'Makkah, Kota yang Mulia dan kota
mekkah adalah salah satu kota suci Islam dan ibukota Provinsi Makkah, Arab
Saudi. Kota ini terletak 70 km (43 mi) ke daratan dari Jeddah di Laut Merah, di
sebuah lembah kecil 277 m (909 ft) di atas permukaan laut.
Makkah merupakan tempat lahir dari Muhammad. Gua Hira yang terletak
di atas Jabal an-Nur berada di luar kota Makkah dan gua tersebut merupakan
lokasi yang umat Islam percaya bahwa al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada
Muhammad. Mengunjungi Makkah untuk ibadah Haji merupakan kewajiban bagi
umat Islam yang mampu.
2. Pemerintahan Kota Mekkah
Sistem administrasi pemerintahan Kota Makkah, dipimpin oleh seorang
wali kota (disebut amir) yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi dan dibantu
oleh majelis dewan kota yang dipilih oleh masyarakat setempat sebanyak empat
belas orang.
3. Ekonomi Kota Mekkah
Kota Makkah dikenal sebagai kota dagang, pada masa lalu dikenal dengan
jalur perdagangan antara Yaman-Mekkah-Madinah-Damsyiq (Damaskus) dengan
penghasilan sekali pemberangkatan kafilah mencapai 600.000 pound.
4. Pendidikan Kota Mekkah
Sebagai pusat agama Islam selain Madinah, kota ini memiliki pusat pusat
pendidikan dan pengajaran agama Islam. Pendidikan formal telah mulai
dikembangkan sejak akhir periode Usmani perlahan terus sampai kemudian pada
tahun 1912, Muhammad Ali Zaynal ʿ Ridha, seorang pedagang dari Jeddah,
mendirikan Madrasah al-Falah di Makkah dengan biaya waktu itu £400.000
B. KA’BAH
Ka'bah (Arab: ‫ )الكعبة‬merupakan sebuah bangunan yang mendekati bentuk
kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Kota Makkah. Bangunan ini adalah
monumen suci bagi umat Islam. Dan bangunan ini yang menjadi patokan
arah kiblat untuk ibadah salat, bagi umat Islam di seluruh dunia.
C. MASJIDIL HARAM
Masjidilharam, kadang kala disebut juga dengan Masjid al-Haram ataupun Al-
Masjid al-Ḥarām (Arab: ‫رام‬NN‫جد الح‬NN‫)المس‬, merupakan masjid yang terletak di Kota
Makkah Al Mukharamah, yang dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah
kiblat umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat. Selain itu di masjid inilah salah
satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan umat Islam yaitu tawaf, mengelilingi
Ka'bah sebanyak tujuh kali.
Sebagai kota suci umat Islam, berdasarkan hukum yang berlaku di Arab Saudi,
bagi non-Muslim tidak diizinkan memasuki kota Mekkah ini.
Masjidilharam, Masjid al-Haram atau al-Masjid al-Haram (bahasa Arab: ‫المسجد‬
‫رام‬ZZ‫الح‬, adalah sebuah masjid yang berlokasi di pusat kota Makkahyang dipandang
sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama
dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang menjadi arah kiblat
bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat.
TUGAS RESUME KELOMPOK 10

MENGENAL KOTA MADINAH, MASJID NABAWI, MASJID QUBA


DAN JABAL UHUD

A. KOTA MADINAH
Madinah atau Madinah Al-Munawwarah: ‫ لمناورة مدينة‬atau ‫ المدينه‬,Kata Arab al-
Madīnah (‫( المدينة‬secara umum berarti "kota". Sebelum kedatangan Islam, kota ini
dikenal dengan nama Yathrib. Dahulu kota ini bernama Yastrib karena sebelum masa
Islam masuk kota Yathrib diduduki oleh penduduk Yahudi, lalu ketika Nabi
Muhammad Saw datang dan menyebarkan agama Islam di kota ini, nama kota Diubah
menjadi Al-Madinah Al-Rasul Atau Madinah AL-Munawwarah yang berarti kota
yang bersinar atau kota yang bercahaya.
Madinah merupakan kota paling suci yang ada di Arab Saudi setelah kota
Makkah. letak Kota Madinah ini berada di barat laut Semenanjung Arab atau sebelah
utara dari kota Makkah berjarak sekitar 453 km dari Mekkah dan sekitar 275 km dari
garis pantai Laut Merah. Tempat ini menjadi tempat yang paling strategis di wilayah
Hejaz, luas wilayah Kota Madinah sendiri sekitar 587,9 Km2 , dengan batas utara
adalah Jabal 'Ayr dan sebelah selatan adalah Jabal Tsur. Kota Madinah terletak di
antara dua dataran Harrah.
B. MASJID NABAWI
Masjid Nabawi dibangun oleh Nabi saw pada bulan Rabi‟ul Awwal di
Madinah pada tahun 622 Masehi pada tahun pertama Hijriyah di masa-masa awal
menetapnya nabi Muhammad saw di kota itu. Masjid Nabawi juga disebut juga
sebagai masjid Madinah. Lokasi masjid ini semula dimiliki oleh dua orang anak
yatim. Nabi Muhammad saw membelinya setelah unta yang ia kendarai berhenti di
tempat tersebut.
Pada mulanya, tanah tempat pembangunan masjid Nabawi ini adalah tempat
penjemuran kurma. Nabi saw kemudian bertanya siapa pemilik tanah tersebut, Muadz
Ibn Arfa menjawab, “wahai Rasulullah, tanah ini milik Sahl Ibn Amr dan Suhail Ibn
Amr, mereka adalah dua anak yatim yang kuasuh. Aku akan meminta mereka untuk
menjadikannya sebagai masjid”. Setelah itu, Rasulullah saw menyuruh Muadz untuk
membangun masjid di tanah tersebut.

C. MASJID QUBA
Masjid Quba ini adalah masjid pertama yang dibangun oleh Nabi SAW setelah
hijrah ke Madinah. Seluruh kegiatan umat difokuskan di masjid termasuk pendidikan.
Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun pertama Hijriyah (28 Juli 622 M) yang terletak
di desa Quba sebelah barat laut Yatsrib, yang berganti nama menjadi “Madinatur
Rasul” “Kota Nabi” atau kota Madina.
Di desa itu Nabi beristirahat selama empat hari. Dalam tempo pendek itulah
Nabi membangun masjid, bersama para sahabat beliau dari Makkah yang sudah
menunggu di Sana. Ali bin Abi Thalib yang datang menyusul Nabi ikut serta
mengangkat dan meletakkan batu, sehingga tampak sekali keletihan pada wajah
beliau. Jerih payah Nabi dan para sahabat menghasilkan sebuah masjid yang sangat
sederhana yang disebut Masjid Quba.
D. JABAL UHUD
Jabal Uhud adalah nama gunung atau kawasan yang terletak sekitar 2,5
kilometer dari Masjid Nabawi ke arah utara. Daerah ini sangat terkenal setelah terjadi
peristiwa perang Uhud pada masa Rasulullah SAW. Peristiwa itu diabadikan dalam
Al-Quran surah Ali Imran ayat 153-154 dan berbagai hadits yang memberikan
gambaran tentang kedudukan Gunung (Jabal) Uhud tersebut
Selain itu, Gunung Uhud mempunyai kedudukan tertentu dalam Islam.
Dikatakan bahwa disana ada kuburan Nabi Harun a.s., Yakni saudara Nabi Musa a.s.
Bagaimana kebenaran riwayat ini belum dapat dipastikan. Yang jelas, di pelataran
Jabal Uhud ini ditemukan perkuburan para syuhada Uhud, yakni para sahabat Nabi
yang gugur dalam pertempuran Uhud, antara lai paman Nabi Muhammad yang
bernama Hamzah dan Abdul Muththaib.

Anda mungkin juga menyukai