Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“HAJI DAN UMROH”.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyusun makalah ini sampai selesai.
Kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk penyusunan makalah yang selanjutnya agar jauh lebih baik dari
sebelumnya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bemanfaat bagi
kami khususnya bagi para pembaca.
Surabaya, 2023
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bagaimana pengertian haji dan umroh? 2
2. Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji dan umroh? 2
3. Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh? 3
4. Apa saja dam/denda saat haji dan umroh? 4
5. Apa saja hikmah melaksanakan haji dan umroh? 6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan 7
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia,
dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus
ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi
orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan
umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun iman yang kelima setelah
syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena
tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam
mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh
untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam
perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk
mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi penjelasan
secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum perintah haji
dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal yang dapat
membatalkan haji dan umrah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian haji dan umroh?
2. Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji dan umroh?
3. Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh?
4. Apa saja dam/denda saat haji dan umroh?
5. Apa saja hikmah melaksanakan haji dan umroh?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian haji dan umroh.
2. Mengetahui tujuan dan dasar hukum haji dan umroh.
3. Mengetahui syarat, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh.
4. Mengetahi dam/denda saat haji dan umroh.
5. Mengetahui hikmah melaksanakan haji dan umroh.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Wajib Haji
a. Ihram harus dari batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan. Batas-batas
tempat dan waktu itu dinamakan “Miqaat”.
b. Bermalam di Muzdalifah,yakni sepulangnya dari Arafah ke Mina.
c. Bermalam di Mina selama 3 atau 2 malam pada Hari Tasyriq.
d. Melontar Jumrah ‘Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan melontar Jumrah ketiga-
tiganya pada hari-hari Tasyriq.
e. Meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan (terlarang), karena ihram.
D. Sunnah Haji
a) Mandi untuk ihram.
b) Shalat sunnah ihram 2 raka’at.
c) Thawaf qudum, yaitu thawaf karena datang di Tanah Haram.
d) Membaca Talbiyah.
e) Bermalam di Mina pada tanggal 9 Dzulhijjah.
f) Bermalam di Arafah pada siang dan malam.
g) Berhenti di Masy’aril Haram pada hari Nahar (10 Dzulhijjah)
h) Berpakaian ihram yang serba putih.
4. Dam / Denda
A. Macam-macam dam(denda)
1. Menyembelih seekor kambing, yang sah untuk qurban untuk disedekahkan kepada
fakir miskin. Kalau tidak bisa, boleh diganti dengan puasa 10 hari (3 hari dikerjakan
waktu haji dan yang 7 hari bisa dilakukan di kampungnya setelah pulang).
Denda ini di berikan kepada yang :
a. Mengerjakan haji secara Tamattu.
b. Mengerjakan haji secara Qiran
c. Mulai ihram tidak dari Miqaat.
d. Tidak bermalam di Muzdalifah
e. Tidak bermalam di Mina
f. Tidak melempar jumrah.
2. Menyembalih kambing untuk disedekahkan, atau puasa 3 hari atau memberi makan 3
sha’ (kira-kira sebanyak 7 kg) kepada 6 orang miskin.
Denda ini diberikan kepada seseorang yang melakukan salah satu hal-hal di dalam
ihram yaitu:
a. Memakai pakaian yang berjahit menyarung,bagi laki-laki saja
b. Memotong kuku
c. Bercukur atau memotong rambut atau bulu badan
d. Memakai minyak harum pada pakaian ataupun badan
e. Bersentuh dengan perempuan dengan Syahwat
f. Bersetubuh sesudah Tahallul-Awwal
3. Menyembelih seekor unta kalau tidak sanggup wajib menyembelih seekor sapi
kalau tidak mungkin dapat diganti menyembelih 7 ekor kambing kalau tidak bisa
harga seekor unta ditaksir harganya sebanyak harganya dibelikan makanan untuk
disedekahkan kepada fakir miskin kalaupun tidak sanggup maka wajiblah diganti
dengan puasa untuk tiap-tiap 1 mud makanan harga unta itu dengan puasa 1 hari.
Denda ini di jatuhkan kepada orang yang bersetubuh sebelum Tahallul-Awal.
4. Barang siapa yang membunuh hewan buruan di tanah haram maka wajib
membayar dam sebagai berikut:
a. Menyembelih hewan yang serupa atau hampir sama dengan binatang yang
terbunuh
b. Kalau itu tidak mungkin wajib bersedekah makanan sebanyak harga binatang
tersebut, kalaupun tidak bisa boleh diganti dengan puasa, dengan perhitungan 1 mud
1 hari.
5. Barang siapa yang memotong kayu di tanah haram maka dendanya adalah:
a. Bagi kayu besar dendanya seekor unta atau sapi.
b. Bagi kayu kecil dendanya seekor kambing.
6. Bagi yang terhalang di jalan, sehingga tidak dapat meneruskan pekerjaan haji atau
umrah, maka boleh tahallul dengan menyembelih seekor kambing di tempat itu,
kemudian bercukur atau memotong rambut dengan niat tahallul.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN