Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Tentang
HAJI & UMROH

Disusun oleh:

Kelompok 5

1. Rusti : 105811107420
2. Muhammad fiqhi haikal MS : 105811109220
3. Muhammad fathullah : 105811117418

PRODI TEKNIK PENGAIRAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa


manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan
ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah,
insya Allah akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama
Islam banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Haji
merupakan rukun iman yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan
puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan
hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun
juga semangat dan harta.

Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian


jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan
dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga hanya dengan satu
tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.

Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi


penjelasan secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar
hukum perintah haji dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah
serta hal-hal yang dapat membatalkan haji dan umrah.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di uraikan


rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengertian haji dan umroh?


2. Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji dan umroh?
3. Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh?
4. Apa saja dam/denda saat haji dan umroh?
5. Apa saja hikmah melaksanakan haji dan umroh?
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Haji dan Umroh

Haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu” atau
“menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology)
berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan
beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan
pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh
syara’, semata-mata mencari ridho Allah.

Adapun umrah menurut bahasa bermakna ziarah. Sedangkan menurut


syara’ umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya,
bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting
rambut.

B.Tujuan, Dasar Hukum dan Hubungan Haji dan Umroh

 a.Tujuan Pelaksanaan Haji dan Umroh

“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan tsabit. Katakanlah: “Bulan


tsabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji;
Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan
tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah
ke rumah-rumah itu dari pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar
kamu beruntung” (Al-Baqarah : 189).

b.Dasar Hukum Pelaksanaan Haji dan Umroh

Mengenai hukum ibadah haji, asal hukumnya adalah wajib ‘ain bagi yang
mampu. Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam
dan apabila kita “nazar” yaitu seorang yang bernazar untuk haji, maka
wajib melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu dikerjakan pada
kesempatan selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib.

Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap


muslim yang mampu untuk mengerjakan. Jumhur Ulama sepakat bahwa
mula-mulanya disyari’atkan ibadah haji tersebut pada tahun ke enam
Hijrah, tetapi ada juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah.

1.Al-Qur’an

Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya)


maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi
amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.

2.Al-Hadits

“Dari ibnu Abbas, telah berkata Nabi SAW : Hendaklah kamu bersegera
mengerjakan haji, maka sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari
sesuatu halangan yang akan merintanginya”.

C.Hubungan Haji dengan Umroh

Didalam ibadah haji, sebenarnya mengandung dua macam ibadah yang


berhubung-hubungan, yaitu :

1. Haji : biasa dikatakan orang haji besar.


2. Umroh : biasa dikatakan orang haji kecil.

Didalam Al-Qur’an diperintahkan sebagai berikut :

‫وأتمّوالح ّج والعمرة هلل‬

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Alloh”.


Untuk menunaikan ibadah haji dan umroh, dapat dikerjakan sebagai
berikut :

1. Haji Tamattu’ : Lebih utama mengerjakan umroh (haji kecil) hingga


selesai. Kemudian pada waktu haji (haji besar) tanggal 8 Dzulhijjah
melakukan ibadah haji besar sampai selesai.
2. Haji Qiraan : Umroh dan haji dikerjakan menjadi satu, sekali jalan.
3. Haji Ifraad : Pada Syawal-12/13 Dzulhijjah hanya mengerjakan haji
saja, sedang umroh dijalankan sebelum bulan syawal / setelah selesai
mengerjakan haji didalam tahun itu juga.

D.Syarat-syarat Wajib, Rukun, Wajib dan Sunnah Haji Umroh

1.Syarat-syarat wajib haji dan Umroh

Orang-orang yang berkewajiban menjalankan haji dan Umroh itu hanyalah


yang memenuhi syarat-syarat yang tersebut tersebut di bawah ini:

1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu (kuasa)

2.Rukun haji ada enam perkara:

1. Ihram : Berpakaian ihram dan niat ihram haji


2. Wukuf : Berdiam di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah
3. Thawaf : Thawaf haji,yang disebut Thawaf Ifadlaah
4. Sa’yi : Berjalan atau lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah
5. Tahallul : Membuka ihram dengan cara menggunting rambut sedikitnya
3 helai
6. Tertib

3.Wajib Haji
1. Ihram harus dari batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan.
Batas-batas tempat dan waktu itu dinamakan “Miqaat”.
2. Bermalam di Muzdalifah,yakni sepulangnya dari Arafah ke Mina.
3. Bermalam di Mina selama 3 atau 2 malam pada Hari Tasyriq.
4. Melontar Jumrah ‘Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan melontar
Jumrah ketiga-tiganya pada hari-hari Tasyriq.
5. Meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan (terlarang), karena
ihram.

4.Sunnah Haji

1. Mandi untuk ihram.


2. Shalat sunnah ihram 2 raka’at.
3. Thawaf qudum, yaitu thawaf karena datang di Tanah Haram.
4. Membaca Talbiyah.
5. Bermalam di Mina pada tanggal 9 Dzulhijjah.
6. Bermalam di Arafah pada siang dan malam.
7. Berhenti di Masy’aril Haram pada hari Nahar (10 Dzulhijjah)
8. Berpakaian ihram yang serba putih.

5.Rukun dan Wajib Umroh

1. Ihram dengan niatnya.


2. Thawaf
3. Sa’yi
4. Thallul
5. Tertib

Adapun wajib umrah ada dua perkara yaitu:

1. Ihram dari Miqaat.


2. Meninggalkan hal-hal yang diharamkan karena ihram.

E.Dam / Denda

a.Macam-macam dam (denda)


1.Menyembelih seekor kambing, yang sah untuk qurban untuk
disedekahkan kepada fakir miskin. Kalau tidak bisa, boleh diganti dengan
puasa 10 hari (3 hari dikerjakan waktu haji dan yang 7 hari bisa dilakukan
di kampungnya setelah pulang). Denda ini di berikan kepada yang :

1. Mengerjakan haji secara Tamattu.


2. Mengerjakan haji secara Qiran
3. Mulai ihram tidak dari Miqaat.
4. Tidak bermalam di Muzdalifah
5. Tidak bermalam di Mina
6. Tidak melempar jumrah.

2.Menyembalih kambing untuk disedekahkan, atau puasa 3 hari atau


memberi makan 3 sha’ (kira-kira sebanyak 7 kg) kepada 6 orang miskin.

Denda ini diberikan kepada seseorang yang melakukan salah satu hal-hal
di dalam ihram yaitu:

1. Memakai pakaian yang berjahit menyarung,bagi laki-laki saja


2. Memotong kuku
3. Bercukur atau memotong rambut atau bulu badan
4. Memakai minyak harum pada pakaian ataupun badan
5. Bersentuh dengan perempuan dengan Syahwat
6. Bersetubuh sesudah Tahallul-Awwal

3.Menyembelih seekor unta kalau tidak sanggup wajib menyembelih


seekor sapi kalau tidak mungkin dapat diganti menyembelih 7 ekor
kambing kalau tidak bisa harga seekor unta ditaksir harganya sebanyak
harganya dibelikan makanan untuk disedekahkan kepada fakir miskin
kalaupun tidak sanggup maka wajiblah diganti dengan puasa untuk tiap-
tiap 1 mud makanan harga unta itu dengan puasa 1 hari. Denda ini di
jatuhkan kepada orang yang bersetubuh sebelum Tahallul-Awal.

4.Barang siapa yang membunuh hewan buruan di tanah haram maka


wajib membayar dam sebagai berikut:
1. Menyembelih hewan yang serupa atau hampir sama dengan binatang
yang terbunuh
2. Kalau itu tidak mungkin wajib bersedekah makanan sebanyak harga
binatang tersebut, kalaupun tidak bisa boleh diganti dengan puasa,
dengan perhitungan 1 mud 1 hari.

5.Barang siapa yang memotong kayu di tanah haram maka dendanya


adalah:

1. Bagi kayu besar dendanya seekor unta atau sapi.


2. Bagi kayu kecil dendanya seekor kambing.

6.Bagi yang terhalang di jalan, sehingga tidak dapat meneruskan


pekerjaan haji atau umrah, maka boleh tahallul dengan menyembelih
seekor kambing di tempat itu, kemudian bercukur atau memotong rambut
dengan niat tahallul.

b.Tempat membayar denda

1. Denda yang berupa menyembelih binatang dan memberi makan,


dibayarkan di tanah haram.
2. Denda yang berupa puasa dibayarkan dimana saja kecuali yang telah
ditentukan harus dilakukan di waktu haji.
3. Denda yang berupa menyembelih binatang karena terhalang
dibayarkan di tempat ia terhalang.

 F.Hikmah Pelaksanaan Haji dan Umroh

1. Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia,


contoh seperti ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah
bahwa manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya
mengahadap diri kepada Allah Yang Maha Agung.
2. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah
tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu’an
3. Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
4. Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap
mental dan akhlak yang mulia.
5. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia
menjadi umat yang satu karena mempunyai persamaan atau satu
akidah.
6. Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang
peserta-pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan
Ka’bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan persatuan.
7. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah
merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat,
biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam
menghadapi segala godaan dan rintangan.
8. Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun
umrah, banyak meminta pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar
dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
9. Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina
persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia.G. Pengertian Hak dan
Kewajiban

 
 

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang membahas tuntas tentang haji dan umroh,


dapat disimpulkan :

1. Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan


beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan
dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang
ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah.
2. Umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya,
bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting
rambut.
3. Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan
ibadah haji.
4. Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.
5. Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran
97.
6. Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umrah harus memenuhi
syarat, rukun dan wajib haji atau umroh.

B.Saran

Demikian makalah haji dan umroh semoga dapat memberikan informasi


dan wawasan mengenai haji dan umroh. Semoga dengan adanya
makalah ini, penulis dapat terus melengkapi kekurangan isi makalah
supaya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi di waktu yang akan
datang. Diharapkan pada pembaca dapat memberikan kritik serta saran
guna perbaikan makalah yang lebih baik.

 
 

DAFTAR PUSTAKA

1. 1.M Aziz Lamazido, Strategi Promosi Jasa Haji dan Umroh Melalui
Media website. Manajemen Dakwah. UIN Walisongo, Semarang. 2016
2. Yusnita Krismawardhani, Rancang Bangun sistem Informasi
Manajemen Haji dan Umroh. Teknik Informatika. UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta. 2013
3. Ilham Yudiyansyah, Implementasi Pelayanan Prima Ibadah Umroh.
Manajemen Dakwah. UIN Syarif Hidayatullah, Yogyakarta. 2013

Anda mungkin juga menyukai