Anda di halaman 1dari 6

Nama : Kana

Nim : 1143310018

Jurusan / fak : Manajemen Dakwah / FUAD

Mata kuliah : Manajemen Haji dan Umroh

Dosen Pengampu :

1. Pengertian haji dan umroh secara bahasa dan istilah

Pengertian haji menurut Bahasa adalah al-qashdu yang bermakna menyengaja.


Sedangkan Pengertian Haji Menurut Istilah syara ialah suatu ibadah yang dilakukan
dengan sengaja mengunjungi kabah baitullah di makkah (Saudi Arabia) dengan
bermaksud beribadah dengan ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah Ajja
Wajalla dengan memperhatikan syarat dan rukun Haji yang telah ditetapkan dalam
Fiqh 4 mazhab yang telah ditetapkan.
Sedangkan umroh menurut bahasa adalah berkunjung. Ada juga yang
mengartikan Umroh adalah menyengaja datang ke tempat yang selalu dikunjungi.
Dikatakan demikian karena Umroh boleh dilakukan kapan saja. Selain itu arti Umroh
secara istilah atau menurut Syara yaitu bermaksud mengunjungi kota Mekkah untuk
beribadah dengan tata cara tertentu.

2. Syarat dan wajib haji dan umroh

Adapun syarat melaksanakan ibadah haji sebagai berikut:

1. Islam.

2. Baligh.

3. Berakal sehat.

4. Merdeka.

5. Mampu secara fisik dan materi

6. Selama menunaikan ibadah haji memiliki nafkah yang cukup untuk keluarga yang
ditinggalkannya.

Syarat-syarat umroh sebagai berikut:

1. Beragama Islam

2. Telah aqil baligh (dewasa dan berakal sehat), meskipun Anda dapat mengajak
anak-anak untuk melakukannya, namun umroh yang sah tetaplah bagi mereka
yang telah akil baligh. Namun perjalanan umroh bagi anak-anak dapat dianggap
sebagai sarana edukasi pendidikan agama Islam

3. Merdeka (bukan budak)

4. Ishtitho'ah (mampu)

5.

3. Rukun-rukun ibadah haji dan umroh

Adapun rukun-rukun haji itu wajib dilakukan dalam pelaksanaan ibadah adalah :

1. Ihram.

2. Wukuf di Arafah.

3. Tawaf ifadah.

4. Sai antara safa dan marwah.

5. Tahallul.

6. Tertib.

Sedangkan rukun-rukun umroh adalah sebagai berikut:

1. Niat Ihram

2. Melakukan thawaf umroh

3. Sai (berlari-lari kecil) antara Shofa dan Marwah

4. Bertahallul (mencukur seluruh atau sebagian rambut kepala)

4. Wajib haji dan umroh

Adapun wajib haji yg dilakukan semala melaksanakan ibadah haji adalah;

1. Memulai ihram dari miqat yang telah ditentukan untuk melakukan ibadah haji.

2. Melempar jumrah

3. Mabit di Muzdalifah (mekkah)

4. Mabit di Madinah
5. Mencukur rambut

6. Tawaf wada

Adapun wajib umrah adalah:

1. Melakukan ihram ketika hendak memasuki miqat

2. Bertahallul dengan menggundul atau memotong sebagian rambut

5. Macam-macam miqat

Miqat Zamani

Miqat Zamani adalah miqat yang berhubungan batas waktu, yaitu kapan atau
pada tanggal dan bulan apa hitungan haji dimulai.

Miqat Makani

Miqat Makani adalah Miqat berdasarkan peta atau tanah geografis, tempat
seseorang harus mulai menggunakan pakaian Ihram untuk melintas batas tanah suci
dan berniat hendak melaksanakan ibadah haji dan Umrah. Miqat makani antara lain :

1. Bir Ali (disebut juga Dzul Hulaifah), letaknya sekitar 12 km dari Madinah.
merupakan miqat bagi orang yang datang dari arah Madinah.

2. Al-Juhfah, suatu tempat yang terletak antara Mekah dan Madinah, sekitar 187 km
dari Mekah, dan merupakan miqat bagi jamaah yang datang dari Syam (Suriah),
Mesir dan Maroko atau yang searah. Setelah hilangnya ciri-ciri Al-Juhfah. Miqat
ini diganti dengan miqat lainnya yakni Rabigh, yang berjarak 204 km dari Mekah.

3. Yalamlam, sebuah bukit disebelah Timur, 94 km dari Mekah.

4. Zatu Irqin, suatu tempat miqat yang terletak di sebelah utara Mekah, berjarak 94
km dari Mekah. Zatu Irqin merupakan miqat bagi jamaah dari Irak dan yang
searah.

6. Beberapa larangan dalam masa berihram


Adapun larangan pada saat berihram adalah sebagai berikut:
1. Bagi setiap laki-laki tidak boleh memakai pakaian yang ada jahitannya.
2. Bagi setiap laki laki tidak boleh memakai sepatu yang sampai menutupi mata
kakinya.
3. Bagi setiap laki-laki tidak boleh menutupi kepala baik sebagian ataupun
seluruhnya.
4. Bagi setiap wanita tidak boleh menutup wajahnya.
5. Bagi setiap wanita tidak boleh memakai kaos tangan.
6. Bagi setiap wanta tidak boleh membuka tutup kepala baik sebagian atau
seluruhnya.
7. Memakai wewangian.
8. Memotong kuku dan rambut / bulu badan.
9. Membunuh atau memburu binatang darat.
10. Memotong atau mencabut tanaman di tana haram.
11. Nikah atau menikahkan
12. Bercumbu rayu dan bersetubuh
13. Mencaci-maki atau mengucap kata-kata kotor.

7. Penertian dam dan jenis-jenis dam


DAM adalah Denda atau tebusan bagi mereka yang menunaikan haji atau umrah
tetapi melakukan pelanggaran ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan.
Pelanggaran itu misalnya melakukan larangan larangan Ihram atau tidak dapat
menyempurnakan wajib haji seperti mabit di Mina atau Muzdalifah.
Jenis-jenis dam yaitu:

1. Dam Hadyu.

Yaitu dam yang di wajibkan bagi mereka yang melaksanakan haji Tamattu
atau haji Qiran , dan jika tidak mampu membeli binatang hadyu, maka wajib
melaksanakan puasa selama 10 hari. Tiga hari dilakukan pada masa haji dan yang
tujuh hari dilakukan setelah pulang ke kampung halaman.

Hal ini berdasarkan pada firman Allah SWT :

"Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan
haji), (wajiblah ia menyembelih) binatang hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika ia
tidak menemukan (binatang hadyu atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari
dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apa-bila kamu telah pulang kembali"

2. Dam Fidyah (tebusan).

Yaitu dam yang di wajibkan atas seseorang yang sedang dalam ihram, lalu
mencukur rambutnya karena sakit atau sesuatu yang mengganggu kepalanya, seperti
kutu dan lain sebagainya.

3. Dam jazaa

Yaitu dam yang wajib dibayar oleh orang yang sedang berihram bila membu-nuh
binatang buruan darat. Adapun bina-tang buruan laut, maka tidak ada dendanya.

4. Dam ihsar

5. Dam jima

Dam yang wajib dibayar oleh jama'ah haji yang tertahan atau terkepung
sehingga tidak dapat menyempurnakan manasik hajinya, baik tertahannya disebabkan
karena sakit, terhalang oleh musuh atau sebab-sebab lainnya, sementara dia tidak
mengucapkan persyaratannya pada awal ihramnya.
5.
Dalam kitabnya "Ahkaamul Hajj" Syaikh 'Abdullah bin Ibrahim al-Qar'awi
menuturkan: "Adapun orang yang mengerjakan hal-hal yang menjerumuskan kepada
jima' (senggama), maka wajib bagi-nya menyembelih seekor kambing untuk para fuqara'
yang bermukim di tanah Haram. Adapun jima', apabila dilakukan sebelum tahallul yang
pertama (sebelum melempar jumratul 'Aqabah,-Pent), maka perbuatan itu merusak
(membatalkan) ibadah hajinya, hanya saja ibadah tersebut wajib disempurnakan dan
wajib bagi pelakunya menyembelih seekor unta untuk dibagikan kepada para fuqara' di
tanah suci. Apabila tidak mendapatkan/tidak mampu, maka wajib berpuasa selama se-
puluh hari, tiga hari pada masa haji dan tujuh hari jika telah kembali kepada ke-luarganya.
Hal ini berdasarkan pada pendapat 'Umar (bin al-Khaththab), 'Ali (bin Abi Thalib) dan
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , se-bagaimana yang diriwayatkan oleh Malik dan yang
lainnya. Demikian pula pendapat tersebut adalah pendapat 'Abdullah bin 'Abbas,
'Abdullah bin 'Umar dan 'Abdul-lah bin 'Amr bin al-'Ash Radhiallaahu anhu ,
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ahmad, al-Hakim serta ad-Daruqthni dan yang
lainnya dari mereka."

8. Maksud dan tujuan mempelajari manajemen haji dan umroh


Maksud dan tujuan mempeljari manajemen haji dan umroh yaitu agar kita bisa
tau bagaimana memenej atau mengaturhaji dan umroh baik untuk diri kita sendiri
ataupun untuk orang lain, dan mempelajari hikmah dari haji dan umroh tersebut.
Karena haji termasuk rukun islam yang ke 5, oleh sebab itu setiap umat muslim
sebaiknya mengetahui tentang hikmah dari haji dan umroh tersebut.
9. 5 unsurkonsentrasi dalam manajemen haji dan umroh kemudian terangkan
1. Manusia ( man ). sarana penting atau sarana utama setiap manajer untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh individu-individu tersendiri atau
manusianya. Berbagai kegaitan-kegiatan yang dapat diperbuat dallam mencapai
tujuan seperti yang dapat ditinjau dari sudut pandang sepeprti sudut pandang proses,
perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, dan pengendalian atau dapat
pula kita tinjau dari sudut bidang, seperti penjualan, produksi, keuangan dan
personalia. Bidang-bidang tersebut memerlukan sumber daya manusia.
2. Material ( material ). Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia
menggunakan matrial atau bahan-bahan. Oleh karna itu, material dianggap pula
sebagaialat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan.
3. Mesin ( Machine ). Dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi sebagi
pembantu mesin seperti pada masa lalu sebelum Revolusi Industri terjadi. Bahkan,
sebaliknya mesin telah berubah kedudukannya menjadi pembantu manusia.
4. Metode ( method ) . Untuk melakukan kegiatan secara guna dan berhasil
guna, manusia dihadapkan kepada berbagai alternatif metode cara menjalankan
pekerjaan tersebut sehingga cara yang dilakukannya dapat menjadi sarana atau alat
manajemen untuk mencapai tujuan.
5. Uang ( money ) . Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan
sedimikian rupa agar tujuan yang diinginkan tercapai. Kegiatan atau ketidaklancaran
proses manajemen sedikit banyak dipengruhi oleh pengelolaankeuangan.

10. 1 dalil wajib haji dari al-quran


Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim
(Tempat Nabi Ibrahim a.s. berdiri membangun Kabah); barangsiapa memasukinya
(Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah SWT, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah (orang yang sanggup mendapatkan perbekalan dan alat-alat pengangkutan
serta sehat jasmani dan perjalananpun aman). Barangsiapa mengingkari (kewajiban
haji), Maka Sesungguhnya Allah SWT Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.(Q.S. Ali Imran 97)

Anda mungkin juga menyukai