Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAJI DAN UMRAH


KELAS X-3

OLEH:
Irham Hasya (13)
Nadira Amalia Arifianti (24)
Sayyidah Nur Alfiyah (31)
Zafira Nur Alfiani (35)
Zuhdi Zeydan Mahmoud (36)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 13 JAKARTA


Jl. Syukur No. 1, RT/RW 001/008, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 12610
2023
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Haji dan umrah merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan bagi setiap muslim yang
mampu. Kewajiban ini merupakan rukun Islam yang kelima. Karena haji merupakan kewajiban,
maka apabila orang yang mampu tidak melaksanakannya maka berdosa dan apabila
melaksanakannya mendapat pahala. Sedangkan makna haji bagi umat Islam merupakan respon
terhadap panggilan Allah SWT. Haji dan umrah hanya diwajibkan sekali seumur hidup, ini
berarti jika seseorang telah melaksanakannya yang pertama, maka selesailah kewajibannya.
untuk yang kedua, ketiga dan seterusnya hanyalah sunnah. Hukum ibadah umrah ini masih
terjadi perbedaan pendapat. sebagian ulama (Fuqaha) mengatakan wajib dan sebagian yang lain
mengatakan sunnah.
Jika disimpulkan dari argumen para Fuqaha umrah yang memiliki hukum wajib adalah
umrah yang dilakukan bersama hajinya dan umrah yang tidak dilaksnakan berkaitan dengan haji
hukumnya sunnah. Haji pada hakikatnya merupakan sarana dan media bagi umat Islam untuk
melaksanakan ibadah ke Baitullah dan Tanah Suci setiap tahun. Karena setiap tahun sebagian
umat muslim dari seluruh dunia datang untuk menunaikan ibadah haji. Adapun ibadah umrah
pada hakikatnya menjadi sarana dan media bagi umat muslim untuk beribadah ke tanah suci
setiap saat dan waktu. Karena pada saat itu umat muslim datang dan berziarah ke Ka‟bah untuk
melakukan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak hanya pada tahun saat haji,
akan tetapi pada setiap saat, ketika orang melaksanakan ibadah umrah. Pada dasarnya, tujuan
pokok pada perjalanan haji dan umrah ada tiga hal, yaitu:
1. Mengerjakan haji, hukumnya wajib bagi yang mampu dan hanya sekali seumur
hidup. Adapun selebihnya itu sunnah. Mengerjakan ibadah haji hanya bisa dikerjakan pada
musim haji, sedangkan ibadah umrah bisa dikerjakan pada setiap waktu yang tidak terbatas.
2. Mengerjakan umrah, mengerjakan ibadah haji dan umrah terdapat perbedaan dan
persamaan dalam waktu dan pelaksanaannya.
3. Melakukan ziarah, hukumnya sunnah. Ziarah yang dimaksudkan adalah
ketempattempat, baik di Jeddah, Mekkah, Madinah dan tempat-tempat lain yang bersejarah.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Haji dan Umrah?
2. Apa saja hukum Haji dan Umrah?
3. Apa saja perbedaan Haji dan Umrah?
4. Apa saja syarat wajib Haji dan Umrah?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah, dapat diambil tujuan pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui apa itu Haji dan Umrah
2. Mengetahui hukum Haji dan Umrah
3. Mengetahui perbedaan Haji dan Umrah
4. Mengetahui syarat wajib Haji dan Umrah

BAB II : KAJIAN PUSTAKA


2.1 Haji
2.1.1 Pengertian
Haji menurut bahasa berarti Al-Qashdu atau sengaja dan ziarah yang artinya berkunjung.
Menurut istilah haji adalah ibadah kepada Allah untuk mengamalkan rangkaian haji sebagaimana
diajarkan oleh Rasulullah dalam waktu tertentu dengan cara tertentu pula.
2.1.2 Hukum
2.1.2.1 Wajib
Hukum haji biasanya diperkenalkan pada usia dini, terutama hukum wajib untuk pergi
berhaji. Hukum wajib ini berlaku hanya bagi mereka yang mengatasnamakan haji dalam
nazarnya, dalam hal qadha hingga murtad.

2.1.2.2 Sunnah
Hukum yang kedua yakni sunnah, dimana hukum berhaji ini berlaku bagi seorang muslim
yang belum baligh. Pasalnya, seorang muslim yang belum baligh belum memiliki kewajiban
untuk menunaikan ibadah apapun termasuk ibadah haji di usianya.

2.1.2.3 Makruh
Hukum makruh atau lebih baik tidak dilakukan juga bisa berlaku untuk ibadah haji.
Kalangan yang bisa saja dikenakan hukum makruh ini di antaranya wanita yang telah menikah
dan pergi berhaji tanpa izin suami.

2.1.2.4 Haram
Terakhir terdapat hukum haram yang artinya tidak boleh dilakukan dan bila dilakukan
akan menimbulkan dosa. Sekalipun berhaji melibatkan itikad baik untuk menyempurnakan
ibadah, ada serangkaian hal yang bisa membuat hukum haji menjadi haram.
2.1.3 Syarat Wajib
Syarat wajib haji ada tujuh, yaitu :
1. Islam
2. baligh
3. berakal
4. merdeka
5. ada kendaraan dan bekal
6. keamanan di jalan
7. kondisi memungkinkan perjalanan haji
2.1.4 Rukun
Rukun haji terdapat enam, yaitu :
1. ihram
2. wukuf di Arafah
3. tawaf ifadah
4. sa'i
5. cukur
6. tertib
2.1.5 Wajib Haji
Wajib haji adalah amalan-amalan dalam ibadah haji yang wajib dikerjakan, tetapi sahnya haji
tidak tergantung kepadanya. Jika ia ditinggalkan, hajinya tetap sah dengan cara menggantinya
dengan dam (bayar denda). Wajib haji ada tujuh, yaitu:
a) Berihram sesuai miqatnya
b) Bermalam di Muzdalifah
c) Bermalam (mabit) di Mina
d) Melontar jumrah Aqabah
e) Melontar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
f) Menjauhkan diri dari muharramat Ihram
g) Tawaf wada'.
2.1.6 Miqat Haji
Miqat adalah bagian wajib dalam rangkaian haji atau umrah karena merupakan tempat untuk
melakukan ihram. Dengan kata lain, jemaah wajib mengganti amalan tersebut dengan dam atau
denda bila meninggalkannya. Miqat artinya waktu dan dapat juga berarti tempat. Maksudnya
waktu dan tempat yang ditentukan untuk mengerjakan ibadah haji. Miqat ada dua,yaitu miqat
zamani dan miqat makani.
a. Miqat Zamani
Miqat Zamani adalah waktu sahnya diselenggarakan pekerjaan-pekerjaan haji. Orang
yang melaksanakan ibadah haji ia harus melaksanakannya pada waktu-waktu yang telah
ditentukan, tidak dapat dikerjakan pada sembarang waktu. Allah Swt. berfirman:
ٌ ٰ‫ْل َح ٌج ا ْ َش ُه ٌر مَّعْ ُْلوم‬
‫ت‬
Artinya:"Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.” (QS. Al Baqarah: 197)
Miqat zamani bermula dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar hari raya haji (tanggal
10 Dzulhijjah) yaitu selama dua bulan sembilan setengah hari.
b. Miqat Makani
Miqat Makani adalah tempat memulai ihram bagi orang-orang yang hendak mengerjakan
haji dan umrah. Rasulullah telah menetapkan miqat makani sebagai berikut:
1) Rumah masing-masing, bagi orang yang tinggal di Makkah.
2) Dzul Hulaifah (450 km sebelah Utara Makkah), miqat bagi penduduk Madinah dan
negeri-negeri yang sejajar dengan Madinah.
3) Juhfah (180 km sebelah barat laut Makkah) miqat penduduk Syiria, setelah tanda-tanda
miqat di Juhfah lenyap, maka diganti dengan Rabigh (240 km barat laut Makkah) dekat
Juhfah. Rabigh juga miqat orang Mesir, Maghribi, dan negeri-negeri sekitarnya.
4) Qarnul Manzil (94 km dari Makkah) sebuah bukit yang menjorok ke Arafah ter-letak di
sebelah timur Makkah miqat penduduk Nejd dan negeri sekitarnya.
5) Yalamlam (54 km sebelah selatan Makkah) miqat penduduk Yaman, India, Indonesia,
dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri-negeri tersebut.
6) Dzatu Irqin (94 km sebelah timur laut Makkah) miqat penduduk Iraq dan negeri-negeri
yang sejajar dengan itu.
2.1.7 Muharramat Haji & Dam
Muharramat haji ialah perbuatan-perbuatan yang dilarang selama mengerjakan haji.
Meninggalkan muharramat haji ternasuk wajib haji. Jadi apabila salah satu muharramat itu
dilanggar, wajib atas orang yang melanggarnya membayar dam.
1) Senggama dan pendahuluannya, seperti mencium, menyentuh dengan syahwat, berbicara
tentang hubungan suami isteri dan sebagainya.

ٌَ ‫ف َم ْ ٌن َف َرضٌَ فيْ هنٌَّ ْال َح ٌَّج ف ٌَل َر‬


‫فث َو ٌَل ف ُُس ْو ٌَق َو ٌَل جدَا ٌَل فى ْال َح ٌج‬
"Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, maka tak boleh berbicara buruk (rafats), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan
di dalam masa mengerjakan haji.” (QS. Al-Baqarah [2]: 197) 2)

Memakai pakaian yang berjahit dan memakai sepatu bagi laki-laki.


3) Mengenakan cadar muka dan sarung tangan bagi wanita.
4) Memakai harum-haruman serta minyak rambut.
5) Menutup kepala bagi laki-laki, kecuali karena hajat. Bila terpaksa menutup kepala maka
ia wajib membayar dam.
6) Melangsungkan aqad nikah bagi dirinya atau menikahkan orang lain, sebagai wali atau
wakil. Tidak sah akad nikah yang dilakukan oleh dua pihak, salah satunya sedang dalam
ihram.
7) Memotong rambut atau kuku Menghilangkan rambut dengan menggunting, mencukur,
atau memotongnya baik rambut kepala atau lainnya dilarang dalam keadaan ihram.
Sengaja memburu dan membunuh binatang darat atau memakan hasil buruan.
(7
: Allah SWT berfirman

ْ ‫ا ٌَْاو ب ٌه ًَاذى‬1 ‫ْض‬


َ ٌ‫منٌ رَّ أ سْ ه‬
‫ف‬ ٌُ ‫تىّ َيبْل ٌَُغ ْال َه ْد‬
ً ‫انٌَ م ْن ُك ٌْم َّم ري‬11‫ي َم ح َّل هٌ ٌۗ ف َم ْنٌ َك‬ ٰ ‫لقوا ُرء ُْو َس ُك ٌْم َح‬
ُْ ‫تح‬ َْ ‫َو ٌَل‬
ْ
ٌ‫من‬ ‫ْفد َي ٌة‬
ٌ ُُ‫َق ٌة ٌَْاو نس‬
‫ك‬ َ ‫صد‬ َ ‫ص َيا ٌم ٌَْاو‬
Artinya: "dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu
ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau
berkorban." (QS. Al-Baqarah [2]:196)

Dam dari segi bahasa berarti darah, sedangkan menurut istilah adalah mengalirkan darah
(menyembelih ternak: kambing, unta atau sapi) di tanah haram untuk memenuhi
ketentuan manasik haji

1. Dam Nusuk
Dam Nusuk adalah dam yang diwajibkan bagi jamaah haji yang menjalankan manasik
dengan cara Tamatu atau Qiran. Jadi, dam ini hanya untuk memenuhi ketentuan
ibadah haji Tamatu atau Qiran, bukan karena melakukan pelanggaran. Haji Tamatu
adalah ibadah haji yang dilakukan dengan cara melakukan umrah terlebih dahulu baru
dilanjutkan dengan prosesi haji. Dam nya dibayar sebagai berikut : a) Memotong
seekor kambing, bila tidak mampu maka
b) Wajib berpuasa sepuluh hari, tiga hari dilaksanakan sewaktu ihram sampai idul
adha, sedangkan tujuh hari lainnya dilaksanakan setelah kembali ke negerinya.
Perintah dam nusuk dijelaskan dalam firman Allah ta’ala berikut ini:
Artinya: “…Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam
bulan Haji), (wajiblah ia menyembelih) kurban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak
menemukan (binatang kur-ban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam
masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali…” [Al-Baqarah ayat
196]

2. Dam Isa’ah
Dam Isa’ah adalah denda yang diwajibkan untuk jamaah yang tidak mengerjakan atau
meninggalkan perkara-perkara wajib haji seperti:
a. Tidak berihram/niat haji/umrah dari mīqāt;
b. Tidak melakukan mabit di Muzdalifah;
c. Tidak melakukan mabit di Mina;
d. Tidak melontar jumrah;
e. Tidak melakukan thawaf wada’.
Selain itu, dam ini juga diwajibkan bagi jamaah haji atau umrah yang tidak bisa
melanjutkan perjalanan ke Mekah karena sebab tertentu seperti sakit atau terhalang
peperangan. Dam Isa'ah yang harus dipenuhi seseorang yaitu dengan cara menyembelih
seekor kambing.

3. Dam Kafarat
Dam kafarat adalah denda bagi jamaah haji atau umrah, apabila ia mengerjakan sesuatu
yang diharamkan selama masa ihram. Adapun jenis pelanggaran beserta denda yang
harus dibayarkan antara lain:
a. Melanggar Larangan Ihram
b. Memakai pakaian yang dijahit (laki-laki)
c. Memakai penutup kepala (laki-laki)
d. Menutup wajah (perempuan)
e. Memakai kaos tangan (perempuan)
f. Memakai wewangian pada badan dan pakaian
g. Memakai minyak rambut baik yang harum atau tidak
h. Mencukur rambut dan bulu pada badan
i. Memotong kuku atau mencabutnya
Sebagai tembusan dari jenis pelanggaran di atas, jamaah boleh memilih dam yang harus
dibayarkan antara lain:
1) Membayar dam dengan seekor kambing.
2) Membayar fidyah dengan bersedekah tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada
enam fakir miskin. Masing-masing ½ sha’ (2 mid = 1 ½ kg makanan pokok jenis
apapun).
3) Menjalankan puasa tiga hari.
4) Membunuh Binatang Buruan Darat
Berburu atau membunuh binatang buruan, damnya adalah memilih satu di antara tiga
jenis berikut ini:
a) Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang diburu atau dibunuh. b)
Bersedekah makanan kepada fakir miskin di tanah Haram senilai binatang tersebut. c)
Berpuasa senilai harga binatang dengan ketentuan setiap satu mud berpuasa satu hari.
Sebagai tebusan atas pelanggaran ini dijelaskan dalam firman Allah ta’ala berikut ini;
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binantang buruan, ketika
kamu sedang ihram. Barang siapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, mak
dendanya ialah mengganti dengan dengan binantang ternak seimbang dengan buruan
yang dibunuh…” (QS. Al-Maa’idah:95)

4. Bersenggama dalam keadaan ihram sebelum tahallul pertama, dam-nya berupa:


a) Menyembelih seekor unta, jika tidak dapat maka
b) Menyembelih seekor lembu, jika tidak dapat maka
c) Menyembelih tujuh ekor kambing, jika tidak dapat maka
d) Memberikan sedekah bagi fakir miskin berupa makanan seharga seekor unta,
setiap satu mud (0,8 kg) sama dengan satu hari puasa, hal ini diqiyaskan dengan kewajiban puasa
dua bulan berturut-turut bagi suami- istri yang senggama di siang hari bulan Ramadhan.
2.1.8 Sunnah Haji
Terdapat beberapa sunnah haji, diantaranya :
1. membaca talbiyah, bacaan talbiyah diucapkan dengan suara nyaring bagi laki laki dan suara
lemah bagi perempuan.
2. membaca talbiyah disunahkan ketika naik dan turun kendaraan.
3. tawaf qudum
4. shalat 2 rakaat setelah tawaf
5. membaca sholawat dan doa setelah talbiyah.
2.1.9 Tata Cara Haji
1. ihram ihram ialah niat bulat dan ikhlas semata mata
karena allah swt:
َ َ ‫تعا‬
‫لى‬ ٌُ ‫أح َرم‬
َ ‫ْت ب هٌ ِلَّ ٌّل‬ َْ ‫ْت ْال َح ٌَّج َو‬
ُ ‫َن َوي‬

artinya: saya niat haji dan berihram karena allah swt.


- untuk pria dua helai kain putih yang tidak berjahit, satu diselendangkan dan
satu lagi disarungkan.
- untuk wanita, berupa pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan dua
telapak tangan.
2. wukuf di padang arafah
waktu wuquf yaitu tanggal 9 Dzulhijjah setelah tergelincir matahari sampai terbit fajar tanggal
10 Dzulhijjah.

3. mabit di muzdalifah
setelah jamaah menunaikan wuquf di padang arafah tgl 9 Dzulhijjah mereka segera berangkat ke
muzdalifah untuk mabit atau bermalam di muzdalifah.

4. tawaf ifadhah ketentuan tawaf


a. menutup aurat .
b. suci dari hadast besar dan hadast kecil.
c. ka'bah berada disebelah kiri selama tawwaf.
d. mengelilingi ka'bah 7 kali.
e. tawaf harus dilakukan di Masjidil haram.

5. mengerjakan sa'i dimulai dari bukit shafa dan di akhiri di bukit Marwah sebanyak 7 kali.

6. tahallul
setelah semua rukun haji dikerjakan maka sebagai penutupnya adalah tahallul. kala menggunting
rambut paling sedikit 3 helai dan disunahkan di cukur seluruhnya bagi pria.
2.1.10 Macam-Macam Manasik Haji
1. haji ifrad
mengerjakan haji dan umrah dengan cara mendahulukan haji daripada umrah dan keduanya di
laksanakan secara terpisah.
2. haji tamattu' mengerjakan haji dan umrah dengan mendahulukan umrah
daripada haji.
3. haji qiran mengerjakan haji dan umrah sekaligus. jadi amalannya satu, tetapi
dengan 2 niat.
2.2 Umrah
2.2.1 Pengertian, Hukum, Dan Waktu
Menurut pengertian bahasa, umrah berarti ziarah ke Ka’bah, thawaf, sa’i, dan memotong
rambut. Pada istilah teknis syari'ah, Umrah berarti melaksanakan tawaf di
Ka’bah dan sa’i antara Shofa dan Marwah, setelah memakai ihram yang diambil dari miqat.
Sering disebut pula dengan haji kecil.
Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah dapat dilaksanakan
sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan hanya di Mekkah, sedangkan haji
hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah
serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah. Umrah hukumnya wajib sebagaimana haji,
berdasarkan firman Allah Swt.
‫َواتَ ُِّموا ْال َح َّج َو ْالع ْ ُم َرةَ ِل ل‬

Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah" (QS. Al-Baqarah [2]:196)
Umrah wajib dilaksanakan satu kali seumur hidup sebagaimana haji. Umrah boleh
dikerjakan kapan saja, tidak ada waktu tertentu sebagaimana haji, tetapi yang paling utama
adalah pada bulan Ramadhan.
2.2.2 Syarat, Rukun, Dan Wajib Umrah
Syarat-syarat umrah sama dengan syarat-syarat dalam ibadah haji. Sedangkan rukun
umrah agak berbeda dengan rukun haji. Rukun umrah meliputi: a. Ihram (niat)
b. Thawaf
c. Sa’i
d. Mencukur rambut
e. Tertib

Wajib umrah hanya dua, yaitu: a.


Berihram dari miqat
b. Menjauhkan diri dari muharramat umrah yang jenis dan banyaknya sama dengan muharramat
haji.
Miqat zamani umrah itu sepanjang tahun, artinya, tidak ada waktu tertentu untuk
melaksanakan umrah. Jadi boleh dilakukan kapan saja. Adapun miqat makani umrah, pada
dasarnya sama dengan miqat makani haji, tetapi khusus bagi orang yang berada di Makkah,
miqat makani mereka adalah daerah di luar kota Makkah (di luar Tanah Haram: Tan’im, Ji’ranah
dan Hudaibiyah).
2.2.3 Tata Cara Umrah Sesuai Sunnah
1) Persiapan sebelum ihram
Jika seorang hendak melaksanakan umrah, dianjurkan mempersiapkan diri
sebelum berihram. Perisapan yang dimaksud adalah sebagaimana seorang yang mandi
junub, memakai wangi-wangian terbaik khusus bagi laki-laki, dan memakai pakaian
ihram.

2) Berihram
Tata cara selanjutnya adalah berihram dari miqat untuk umrah dengan mengucapkan,

َ َّ‫لبَ ْي‬
‫ك ُع ْم َرة‬

Artinya: "Aku penuhi panggilanMu untuk menunaikan ibadah umrah,"


Atau berniat ihram dilakukan dengan membaca niat dalam hati maupun lisan dengan
melafalkan bacaan berikut,

‫ت بهَِا لِ ِل ت َعَالَى لبَ ْيَّكَ اللهَُّ َّم بع ْ ُم َرة‬ َْ ‫ْت الع ْ ُم َرةَ َو‬
ُ ‫أح َر ْم‬ ُ ‫ن َوي‬
Bacaan latin: Nawaitul 'umrata wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma
'umratan.

Artinya: "Aku niat umrah dengan berihram karena Allah Ta'ala, aku penuhi panggilanMu
ya Allah untuk berumrah."
Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihram yang berfungsi
sebagai sarung dan penutup pundak. Adapun bagi wanita memakai pakaian yang telah
disyariatkan yang menutupi seluruh tubuhnya.

3) Membaca kalimat talbiah


Jemaah membaca kalimat talbiah sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan
lirih bagi wanita hingga melihat Kakbah saat hendak memulai Tawaf.

4) Masuk Masjidil Haram


Sebelum masuk ke kota Makkah, bila memungkinkan jemaah dianjurkan untuk
mandi. Kemudian, masuk ke Masjidil Haram dengan kaki kanan sambil membaca doa
masuk masjid.

5) Menuju Hajar Aswad


Tata cara umrah sesuai sunnah selanjutnya adalah menuju ke Hajar Aswad lalu
menghadapnya sambil mengucapkan kalimat takbir. Jemaah juga bisa mengusapnya
dengan tangan kanan dan menciumnya.
Namun, jika tidak memungkinkan, jemaah umrah cukup memberi isyarat
kepada Hajar Aswad dengan tangan kanan tetapi tidak disertai mencium tangan yang
memberi isyarat.
6) Tawaf 7 kali putaran
Tawaf dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad. Saat tawaf, tidak ada bacaan tertentu
tiap putarannya namun jemaah dapat membaca Al-Qur'an, doa, atau zikir yang
dikehendakinya. Setelah Tawaf, jemaah laki-laki dapat menutup kedua pundaknya dan
berjalan menuju Maqam Ibrahim sambil membaca surah Al Baqarah ayat 125.
Sesampainya di sana, jemaah disunnahkan mengerjakan sholat sunnah tawaf 2 rakaat di
belakang Maqam Ibrahim. Lalu, disunnahkan pula meminum air zamzam dan menyiram
kepala dengannya.

7) Kembali ke Hajar Aswad

8) Menuju bukit Safa


Jemaah menuju Bukit Safa untuk melaksanakan sa'i umrah. Setelah mendekati
Safa disunnahkan membaca surah Al Baqarah ayat 158. Ketika naik di Bukit Safa dan
menghadap ke arah Kakbah hingga melihatnya, jemaah juga disunnahkan membaca doa
tiga kali kalimat takbir. Lalu membaca doa berikut:

ُ
ُ ‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد ي ُْحيِى َوي ُِم‬
ُ ‫يت َوه َُو َعلَى‬
‫ك ِِّل َش ْى ٍء قَ ِدي ر‬ َ ‫الَ ِإلَهَ إاِل َّ ال ََّّل َوحْ دهَُ الَ َش ِري‬
ُ ‫ك لَه ُ َل هُ ْال ُم ْل‬

ُ
َ ‫األح َز‬
ُ َ‫اب َوحْ ده‬ َ ‫الَ ِإلَهَ إاِل َّ ال ََّّل َوحْ دهَُ أنَْ َج َز َو ْعدهَ ُ َون‬
َْ ‫َص َر َعبْدهَُ َوهَزَ َم‬
9) Menuju ke Marwah
Tata cara selanjutnya, jemaah turun dari Safa lalu berjalan menuju Bukit Marwah.
Disunnahkan berlari-lari kecil di antara dua tanda lampu hijau di Mas'a atau tempat sa'i
bagi laki-laki yang setelahnya dapat berjalan biasa saat menuju Marwah dan menaikinya.
Tiba di Marwah, jemaah dapat mengulangi lagi apa-apa yang dikerjakan saat di Safa.
Kemudian, jemaah turun dari Marwah dan naik lagi ke Safa. Hal ini terus dilakukan
sebanyak tujuh kali putaran dengan berakhir di Marwah.

10) Tahallul
Usai sa'i, jemaah umrah dapat bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut
kepala atau mencukur gundul yang lebih utama. Bagi wanita, cukup dengan memotong
rambut sepanjang satu ruas jari. Pada tahapan inilah berakhir rangkaian tata cara umrah
yang dikerjakan.
2.3 Hikmah Ibadah Haji Dan Umrah
Dalam ibadah haji dan umroh terkandung hikmah yang besar. Di antara hikmah tersebut adalah:
➢ Bagi orang yanb melaksanakan:
• Mempertebal iman dan takwa kepada Allah Swt.
• Akan mendapat banyak pengalaman berharga
• Menstabilkan fisik dan mental
• Menumbuhkan semangat berkorban dan membersihkan jiwa
• Mengenal tempat-tempat bersejarah yang ada hubungannya dengan ibadah haji
maupun tidak, seperti Ka’bah, bukit Safa dan Marwah, sumur Zam-zam, kota suci
Makkah dan Madinah, padang Arafah, dan lain-lain.

➢ Bagi umat Islam secara keseluruhan:


• Sebagai arena mempererat persaudaraan/ukhuwah Islamiyah antar sesama muslim
dari berbagai penjuru dunia
• Membina persatuan dan kesatuan muslim di seluruh dunia untuk saling berbagi
informasi yang dapat menjadi penegak agama Allah
• Dijadikan sarana evaluasi sampai sejauh mana dakwah Islam yang telah
dijalankan umat Islam sedunia

BAB III : KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan
Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah dapat dilaksanakan
sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan hanya di Mekkah, sedangkan haji
hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah
serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.

Anda mungkin juga menyukai