OLEH:
Irham Hasya (13)
Nadira Amalia Arifianti (24)
Sayyidah Nur Alfiyah (31)
Zafira Nur Alfiani (35)
Zuhdi Zeydan Mahmoud (36)
2.1.2.2 Sunnah
Hukum yang kedua yakni sunnah, dimana hukum berhaji ini berlaku bagi seorang muslim
yang belum baligh. Pasalnya, seorang muslim yang belum baligh belum memiliki kewajiban
untuk menunaikan ibadah apapun termasuk ibadah haji di usianya.
2.1.2.3 Makruh
Hukum makruh atau lebih baik tidak dilakukan juga bisa berlaku untuk ibadah haji.
Kalangan yang bisa saja dikenakan hukum makruh ini di antaranya wanita yang telah menikah
dan pergi berhaji tanpa izin suami.
2.1.2.4 Haram
Terakhir terdapat hukum haram yang artinya tidak boleh dilakukan dan bila dilakukan
akan menimbulkan dosa. Sekalipun berhaji melibatkan itikad baik untuk menyempurnakan
ibadah, ada serangkaian hal yang bisa membuat hukum haji menjadi haram.
2.1.3 Syarat Wajib
Syarat wajib haji ada tujuh, yaitu :
1. Islam
2. baligh
3. berakal
4. merdeka
5. ada kendaraan dan bekal
6. keamanan di jalan
7. kondisi memungkinkan perjalanan haji
2.1.4 Rukun
Rukun haji terdapat enam, yaitu :
1. ihram
2. wukuf di Arafah
3. tawaf ifadah
4. sa'i
5. cukur
6. tertib
2.1.5 Wajib Haji
Wajib haji adalah amalan-amalan dalam ibadah haji yang wajib dikerjakan, tetapi sahnya haji
tidak tergantung kepadanya. Jika ia ditinggalkan, hajinya tetap sah dengan cara menggantinya
dengan dam (bayar denda). Wajib haji ada tujuh, yaitu:
a) Berihram sesuai miqatnya
b) Bermalam di Muzdalifah
c) Bermalam (mabit) di Mina
d) Melontar jumrah Aqabah
e) Melontar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
f) Menjauhkan diri dari muharramat Ihram
g) Tawaf wada'.
2.1.6 Miqat Haji
Miqat adalah bagian wajib dalam rangkaian haji atau umrah karena merupakan tempat untuk
melakukan ihram. Dengan kata lain, jemaah wajib mengganti amalan tersebut dengan dam atau
denda bila meninggalkannya. Miqat artinya waktu dan dapat juga berarti tempat. Maksudnya
waktu dan tempat yang ditentukan untuk mengerjakan ibadah haji. Miqat ada dua,yaitu miqat
zamani dan miqat makani.
a. Miqat Zamani
Miqat Zamani adalah waktu sahnya diselenggarakan pekerjaan-pekerjaan haji. Orang
yang melaksanakan ibadah haji ia harus melaksanakannya pada waktu-waktu yang telah
ditentukan, tidak dapat dikerjakan pada sembarang waktu. Allah Swt. berfirman:
ٌ ْٰل َح ٌج ا ْ َش ُه ٌر مَّعْ ُْلوم
ت
Artinya:"Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.” (QS. Al Baqarah: 197)
Miqat zamani bermula dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar hari raya haji (tanggal
10 Dzulhijjah) yaitu selama dua bulan sembilan setengah hari.
b. Miqat Makani
Miqat Makani adalah tempat memulai ihram bagi orang-orang yang hendak mengerjakan
haji dan umrah. Rasulullah telah menetapkan miqat makani sebagai berikut:
1) Rumah masing-masing, bagi orang yang tinggal di Makkah.
2) Dzul Hulaifah (450 km sebelah Utara Makkah), miqat bagi penduduk Madinah dan
negeri-negeri yang sejajar dengan Madinah.
3) Juhfah (180 km sebelah barat laut Makkah) miqat penduduk Syiria, setelah tanda-tanda
miqat di Juhfah lenyap, maka diganti dengan Rabigh (240 km barat laut Makkah) dekat
Juhfah. Rabigh juga miqat orang Mesir, Maghribi, dan negeri-negeri sekitarnya.
4) Qarnul Manzil (94 km dari Makkah) sebuah bukit yang menjorok ke Arafah ter-letak di
sebelah timur Makkah miqat penduduk Nejd dan negeri sekitarnya.
5) Yalamlam (54 km sebelah selatan Makkah) miqat penduduk Yaman, India, Indonesia,
dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri-negeri tersebut.
6) Dzatu Irqin (94 km sebelah timur laut Makkah) miqat penduduk Iraq dan negeri-negeri
yang sejajar dengan itu.
2.1.7 Muharramat Haji & Dam
Muharramat haji ialah perbuatan-perbuatan yang dilarang selama mengerjakan haji.
Meninggalkan muharramat haji ternasuk wajib haji. Jadi apabila salah satu muharramat itu
dilanggar, wajib atas orang yang melanggarnya membayar dam.
1) Senggama dan pendahuluannya, seperti mencium, menyentuh dengan syahwat, berbicara
tentang hubungan suami isteri dan sebagainya.
Dam dari segi bahasa berarti darah, sedangkan menurut istilah adalah mengalirkan darah
(menyembelih ternak: kambing, unta atau sapi) di tanah haram untuk memenuhi
ketentuan manasik haji
1. Dam Nusuk
Dam Nusuk adalah dam yang diwajibkan bagi jamaah haji yang menjalankan manasik
dengan cara Tamatu atau Qiran. Jadi, dam ini hanya untuk memenuhi ketentuan
ibadah haji Tamatu atau Qiran, bukan karena melakukan pelanggaran. Haji Tamatu
adalah ibadah haji yang dilakukan dengan cara melakukan umrah terlebih dahulu baru
dilanjutkan dengan prosesi haji. Dam nya dibayar sebagai berikut : a) Memotong
seekor kambing, bila tidak mampu maka
b) Wajib berpuasa sepuluh hari, tiga hari dilaksanakan sewaktu ihram sampai idul
adha, sedangkan tujuh hari lainnya dilaksanakan setelah kembali ke negerinya.
Perintah dam nusuk dijelaskan dalam firman Allah ta’ala berikut ini:
Artinya: “…Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam
bulan Haji), (wajiblah ia menyembelih) kurban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak
menemukan (binatang kur-ban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam
masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali…” [Al-Baqarah ayat
196]
2. Dam Isa’ah
Dam Isa’ah adalah denda yang diwajibkan untuk jamaah yang tidak mengerjakan atau
meninggalkan perkara-perkara wajib haji seperti:
a. Tidak berihram/niat haji/umrah dari mīqāt;
b. Tidak melakukan mabit di Muzdalifah;
c. Tidak melakukan mabit di Mina;
d. Tidak melontar jumrah;
e. Tidak melakukan thawaf wada’.
Selain itu, dam ini juga diwajibkan bagi jamaah haji atau umrah yang tidak bisa
melanjutkan perjalanan ke Mekah karena sebab tertentu seperti sakit atau terhalang
peperangan. Dam Isa'ah yang harus dipenuhi seseorang yaitu dengan cara menyembelih
seekor kambing.
3. Dam Kafarat
Dam kafarat adalah denda bagi jamaah haji atau umrah, apabila ia mengerjakan sesuatu
yang diharamkan selama masa ihram. Adapun jenis pelanggaran beserta denda yang
harus dibayarkan antara lain:
a. Melanggar Larangan Ihram
b. Memakai pakaian yang dijahit (laki-laki)
c. Memakai penutup kepala (laki-laki)
d. Menutup wajah (perempuan)
e. Memakai kaos tangan (perempuan)
f. Memakai wewangian pada badan dan pakaian
g. Memakai minyak rambut baik yang harum atau tidak
h. Mencukur rambut dan bulu pada badan
i. Memotong kuku atau mencabutnya
Sebagai tembusan dari jenis pelanggaran di atas, jamaah boleh memilih dam yang harus
dibayarkan antara lain:
1) Membayar dam dengan seekor kambing.
2) Membayar fidyah dengan bersedekah tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada
enam fakir miskin. Masing-masing ½ sha’ (2 mid = 1 ½ kg makanan pokok jenis
apapun).
3) Menjalankan puasa tiga hari.
4) Membunuh Binatang Buruan Darat
Berburu atau membunuh binatang buruan, damnya adalah memilih satu di antara tiga
jenis berikut ini:
a) Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang diburu atau dibunuh. b)
Bersedekah makanan kepada fakir miskin di tanah Haram senilai binatang tersebut. c)
Berpuasa senilai harga binatang dengan ketentuan setiap satu mud berpuasa satu hari.
Sebagai tebusan atas pelanggaran ini dijelaskan dalam firman Allah ta’ala berikut ini;
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binantang buruan, ketika
kamu sedang ihram. Barang siapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, mak
dendanya ialah mengganti dengan dengan binantang ternak seimbang dengan buruan
yang dibunuh…” (QS. Al-Maa’idah:95)
3. mabit di muzdalifah
setelah jamaah menunaikan wuquf di padang arafah tgl 9 Dzulhijjah mereka segera berangkat ke
muzdalifah untuk mabit atau bermalam di muzdalifah.
5. mengerjakan sa'i dimulai dari bukit shafa dan di akhiri di bukit Marwah sebanyak 7 kali.
6. tahallul
setelah semua rukun haji dikerjakan maka sebagai penutupnya adalah tahallul. kala menggunting
rambut paling sedikit 3 helai dan disunahkan di cukur seluruhnya bagi pria.
2.1.10 Macam-Macam Manasik Haji
1. haji ifrad
mengerjakan haji dan umrah dengan cara mendahulukan haji daripada umrah dan keduanya di
laksanakan secara terpisah.
2. haji tamattu' mengerjakan haji dan umrah dengan mendahulukan umrah
daripada haji.
3. haji qiran mengerjakan haji dan umrah sekaligus. jadi amalannya satu, tetapi
dengan 2 niat.
2.2 Umrah
2.2.1 Pengertian, Hukum, Dan Waktu
Menurut pengertian bahasa, umrah berarti ziarah ke Ka’bah, thawaf, sa’i, dan memotong
rambut. Pada istilah teknis syari'ah, Umrah berarti melaksanakan tawaf di
Ka’bah dan sa’i antara Shofa dan Marwah, setelah memakai ihram yang diambil dari miqat.
Sering disebut pula dengan haji kecil.
Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah dapat dilaksanakan
sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan hanya di Mekkah, sedangkan haji
hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah
serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah. Umrah hukumnya wajib sebagaimana haji,
berdasarkan firman Allah Swt.
َواتَ ُِّموا ْال َح َّج َو ْالع ْ ُم َرةَ ِل ل
Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah" (QS. Al-Baqarah [2]:196)
Umrah wajib dilaksanakan satu kali seumur hidup sebagaimana haji. Umrah boleh
dikerjakan kapan saja, tidak ada waktu tertentu sebagaimana haji, tetapi yang paling utama
adalah pada bulan Ramadhan.
2.2.2 Syarat, Rukun, Dan Wajib Umrah
Syarat-syarat umrah sama dengan syarat-syarat dalam ibadah haji. Sedangkan rukun
umrah agak berbeda dengan rukun haji. Rukun umrah meliputi: a. Ihram (niat)
b. Thawaf
c. Sa’i
d. Mencukur rambut
e. Tertib
2) Berihram
Tata cara selanjutnya adalah berihram dari miqat untuk umrah dengan mengucapkan,
َ َّلبَ ْي
ك ُع ْم َرة
ت بهَِا لِ ِل ت َعَالَى لبَ ْيَّكَ اللهَُّ َّم بع ْ ُم َرة َْ ْت الع ْ ُم َرةَ َو
ُ أح َر ْم ُ ن َوي
Bacaan latin: Nawaitul 'umrata wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma
'umratan.
Artinya: "Aku niat umrah dengan berihram karena Allah Ta'ala, aku penuhi panggilanMu
ya Allah untuk berumrah."
Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihram yang berfungsi
sebagai sarung dan penutup pundak. Adapun bagi wanita memakai pakaian yang telah
disyariatkan yang menutupi seluruh tubuhnya.
ُ
ُ ك َولَهُ ْال َح ْم ُد ي ُْحيِى َوي ُِم
ُ يت َوه َُو َعلَى
ك ِِّل َش ْى ٍء قَ ِدي ر َ الَ ِإلَهَ إاِل َّ ال ََّّل َوحْ دهَُ الَ َش ِري
ُ ك لَه ُ َل هُ ْال ُم ْل
ُ
َ األح َز
ُ َاب َوحْ ده َ الَ ِإلَهَ إاِل َّ ال ََّّل َوحْ دهَُ أنَْ َج َز َو ْعدهَ ُ َون
َْ َص َر َعبْدهَُ َوهَزَ َم
9) Menuju ke Marwah
Tata cara selanjutnya, jemaah turun dari Safa lalu berjalan menuju Bukit Marwah.
Disunnahkan berlari-lari kecil di antara dua tanda lampu hijau di Mas'a atau tempat sa'i
bagi laki-laki yang setelahnya dapat berjalan biasa saat menuju Marwah dan menaikinya.
Tiba di Marwah, jemaah dapat mengulangi lagi apa-apa yang dikerjakan saat di Safa.
Kemudian, jemaah turun dari Marwah dan naik lagi ke Safa. Hal ini terus dilakukan
sebanyak tujuh kali putaran dengan berakhir di Marwah.
10) Tahallul
Usai sa'i, jemaah umrah dapat bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut
kepala atau mencukur gundul yang lebih utama. Bagi wanita, cukup dengan memotong
rambut sepanjang satu ruas jari. Pada tahapan inilah berakhir rangkaian tata cara umrah
yang dikerjakan.
2.3 Hikmah Ibadah Haji Dan Umrah
Dalam ibadah haji dan umroh terkandung hikmah yang besar. Di antara hikmah tersebut adalah:
➢ Bagi orang yanb melaksanakan:
• Mempertebal iman dan takwa kepada Allah Swt.
• Akan mendapat banyak pengalaman berharga
• Menstabilkan fisik dan mental
• Menumbuhkan semangat berkorban dan membersihkan jiwa
• Mengenal tempat-tempat bersejarah yang ada hubungannya dengan ibadah haji
maupun tidak, seperti Ka’bah, bukit Safa dan Marwah, sumur Zam-zam, kota suci
Makkah dan Madinah, padang Arafah, dan lain-lain.