Anda di halaman 1dari 7

MODUL 7

Ibadah Haji dan Umrah Merekatkan


Ukhuwah Islamiyah
Setiap bulan Syawal sampai Zulhijjah, umat Islam di dunia ini banyak yang
melaksanakan rukun Islam yang kelima, yaitu menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Menunaikan ibadah haji adalah sesuatu yang amat dirindukan bagi setiap muslim baik yang
belum pernah maupun yang sudah berkali – kali melakukannya. Mereka berniat dengan
sengaja mengunjungi Ka’bah untuk mengerjakan ibadah yang meliputi wukuf, thawaf, sa’I,
tahalul dan ibadah – ibadah lainnya dengan mengharap rida dari Allah SWT. Menunaikan
ibadah haji harus dilaksanakan dengan ikhlas.
Menunaikan ibadah haji memiliki makna bahwa kegiatan yang dilakukan oleh para
jamaah haji merupakan napak tilas dari sejarah masa lalu yang pernah dilakukan keluarga
Nabi Ibrahim AS sebagai symbol perjalanan hidup manusia sampai di alam akhirat. Semua
ritual yang dilakukan membutuhkan kearifan bagi jamaah haji untuk mendalami hikmah di
balik ibadah yang dilakukannya. Tujuannya agar ada perubahan tingkah laku setelah kembali
ke daerah asalnya masing – masing dengan harapan mendapat predikat haji mabrur.
Kita ketahui bahwa ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan bagi
umat Islam yang mampu. Allah SWT menjadikan ibadah ini sebagai salah satu dari lima
rukun Islam. Rasulullah SAW menjelaskan kepada umatnya bagaimana tata cara pelaksanaan
ibadah haji. Pada bab ini kita akan mempelajari tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah,
ketentuan haji dan umrah serta bagaimana cara mempraktikannya dalam bentuk kegiatan
manasik di sekolah.
1. Ibadah Haji.
a. Pengertian dan Hukum Haji.
Secara bahasa, haji berasal dari bahasa Arab, yaitu Hajja yang artinya menyengaja
sesuatu. Secara istilah, haji adalah sengaja mengunjungi Kakbah (Baitullah) untuk
melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat – syarat yang telah ditentukan. 99Ibadah
haji adalah rukun Islam yang kelima. Mekah adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad
SAW. Di Kota Mekah, terdapat Kakbah yang dijadikan kiblat bagi kaum muslim seluruh
dunia ketika melakukan salat.
Ibadah haji ini hukumnya wajib bagi yang mampu sebagaimana firman Allah SWT,
sebagai berikut ;

Artinya : “Disana terdapat tanda – tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim.
Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban
manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi
orang – orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barang siapa
mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari seluruh alam” (Q.S. Ali – Imran/3 :97).
Berdasarkan ayat tersebut, sudah jelas bahwa perintah melaksanakan haji adalah
wajib bagi yang mampu dan sekali dalam seumur hidup. Maksud dari mampu adalah
secara material, yaitu cukup untuk biaya dirinya sendiri maupun untuk keluarga yang
ditinggal dan mampu secara fisik atau sehat selama melaksanakan ibadah haji.
Disamping dua hal tadi, juga tersedianya transportasi yang aman menuju ke Mekah.
Umat Islam yang sudah mampu, tetapi tidak melaksanakan haji, akan mendapat dosa
karena sudah meninggalkan kewajibannya.

Disamping wajib melaksanakan ibadah haji, umat Islam juga wajib melaksanakan
ibadah umrah. Oleh karena itu, para jamaah haji pada saat di tanah suci melaksanakan
ibadah haji dan ibadah umrah. Adapun tata cara melaksanakannya ada tiga macam, yaitu
sebagai berikut :
1. Ifrad.
Yaitu mengerjakan haji terlebih dahulu, setelah itu baru mengerjakan umrah.
2. Tamattu.
Yaitu mengerjakan umrah terlebih dahulu, sesudah itu baru mengerjakan haji.
3. Qiran
Yaitu mengerjakan haji dan umrah secara bersama – sama.
b. Syarat Wajib Haji.
Kita tahu bahwa dalam melaksanakan ibadah haji, ada beberapa syarat wajib bagi
calon jamaah haji yang harus dipenuhi. Syaratnya itu antara lain sebagai berikut :
1. Islam.
Haji merupakan kewajiban bagi orang yang beragama Islam. Jika ada orang yang bukan
muslim pernah melaksanakan haji, kemudia ia masuk Islam, ia masih tetap mempunyai
kewajiban melaksanakan ibadah haji.
2. Baligh.
Anak kecil belum memiliki kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji. Apabila ada
anak kecil menunaikan ibadah haji, hajinya tetap sah, namun hal ini tidak menggugurkan
kewajibannya. Artinya, kelak kalau sudah dewasa, dia masih tetap mempunyai
kewajiban untuk menunaikan ibadah haji.

3. Berakal Sehat.
Orang yang akalnya tidak waras (gila) tidak wajib melaksanakan haji. Orang semacam
ini tidak mempunyai kelayakan untuk mengerjakan ibadah. Apabila orang gila
menunaikan ibadah haji, hajinya tidak sah.
4. Merdeka.
Melaksanakan haji bagi hamba sahaya adalah tidak wajib. Ibadah haji adalah ibadah
yang lama temponya, memerlukan perjalanan jauh dan diisyaratkan kemampuan dalam
bekal dan kendaraan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya hak – hak majikan yang
berkaitan dengan hamba sahaya.
5. Mampu
Adanya kesanggupan baik fisik, materi dan keamanan dalam melaksanakan ibadah haji.
c. Rukun Haji.
Agar haji yang kita laksanakan menjadi sah, kita harus melaksanakan rukun haji.
Rukun haji adalah serangkaian kegiatan yang apabila salah satunya tidak dikerjakan,
hajinya tidak sah dan tidak boleh digantikan dengan dam. Adapun rukun haji adalah
sebagai berikut :
1. Ihram disertai dengan niat.
Berniat mengerjakan haji. Niat dilakukan dengan ikhlas didalam hati, bunyi niatnya
sebagai berikut :

Artinya : “Kupenuhi panggilan – Mu untuk berhaji”.


2. Wukuf.
Hadir di Padang Arafah pada waktu yang telah ditentukan, yaitu mulai dari
tergelincirnya matahari waktu zuhur tanggal 9 Zulhijjah sampai terbenamnya matahari
tanggal 9 Zulhijjah.
3. Tawaf.
Tawaf adalah mengelilingi kakbah sebanyak tujuh kali dimulai dari sudut Hajar Aswad
dan berakhir di sudut Hajar Aswad pula dan Kakbah berada di sebelah kiri orang
bertawaf (arah putaran tawaf berlawanan dari arah jarum jam).
4. Sa’I.
Sa’I adalah berjalan dan berlari – lari kecil dari Bukit Safa ke Bukit Marwah. Adapun
tata caranya adalah :
a.       Dimulai dari bukit Safa dan disudahi di Bukit marwah.
b.      Dilaksanakan sebanyak tujuh kali
c.       Dilaksanakan sesudah Tawaf.
5. Tahalul.
Tahalul adalah menghalalkan perkara yang semula diharamkan ditandai dengan
mencukur sekurang – kurangnya tiga helai rambut.
6. Tertib.
Tertib, yaitu mendahulukan yang dahulu di antara rukun – rukun itu.

d. Wajib Haji.
Selain mengerjakan rukun haji, kita harus mengerjakan wajib haji. Wajib haji adalah
serangkaian kegiatan yang harus dikerjakan apabila ada salah satunya tidak dikerjakan,
hajinya tetap sah dan digantikan dengan membayar dam atau menyembelih hewan.
Adapun wajib hajinya sebagai berikut :
1) Ihram dari Miqat
Ihram dari Miqat yaitu batasan waktu dan tempat yang telah ditentukan. Ketentuan masa
(Miqat Zamani) adalah dari awal bulan syawal sampai terbit fajar hari Raya Haji (tanggal
10 bulan haji).

Firman Allah SWT,

Ketentuan tempat (Makani)


Makani, adalah
a. Mekah adalah miqat (tempat ihram) orang yang tinggal di mekah.
b. Zul – Hulaifah adalah Miqat (tempat ihram0 orang yang dating dari arah Madinah
dan negeri – negeri yang sejajar dengan Madinah
c. Juhfah adalah miqat (tempat ihram) orang yang dating dari arah Syam, Mesir,
maghribi dan negeri – negeri yang sejajar dengan negeri tersebut.
d. Yalamlam adalah Miqat (tempat ihram) orang yang dating dari arah Yaman, India,
Indonesia dan negeri – negeri yang dating dari arah negeri tersebut.
e. Qarnul Manazil adalah miqat (tempat ihram) orang yang dating dari arah Najdil –
Yaman, najdil hijaz dan negeri – negeri yang dating dari arah negeri tersebut.
f. Zatuirqin adalah Miqat (tempat ihram) orang yang dating dari arah Irak dan negeri –
negeri yang dating dari arah negeri tersebut
g. Bagi penduduk negeri – negeri yang ada di negeri mekah dan Miqat – miqat tersebut
adalah miqat tempat ihramnya dari negeri masing – masing dimana mereka tinggal.
2) Bermalam di Muzdalifah.
Berhenti di Muzdalifah sesudah tengah malam, di malam Hari raya Haji sesudah hadir
di Padang Arafah.
3) Melontar jumrah Aqabah pada Hari Raya Haji.
4) Melontar Tiga Jumrah.
Melontar Tiga Jumrah, yaitu Jumrah Ula, jumrah Wustha dan Jumrah aqabah pada
tanggal 11, 12, 13 bulan Haji.
Syarat melontar Jumrah adalah sebagai berikut :
a. Melontar Jumrah dengan tujuh batu kerikil dan dilemparkan satu per satu
b. Menertibkan tiga jumrah, dimulai dari jumrah Ula, jumrah wustha dan yang terakhir
jumrah Aqabah.
c. Alat untuk melontar jumrah adalah batu kerikil.
5) Bermalam di Mina
6) Tawaf Wada’
Tawaf Wada’ adalah Tawaf yang dilaksanakan sewaktu akan meninggalkan Mekah.
7) Tidak melakukan perbuatan yang dilarang atau yang diharamkan.

e. Sunah Haji.
Sunah haji adalah serangkaian kegiatan yang apabila dilakukan akan mendapat pahala
dan apabila tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa. Adapun sunah haji sebagai
berikut :
1. Membaca talbiyah selama ihram sampai melontar jumrah aqabah pada hari Raya Idul
Adha. Lafaz Talbiyah, adalah

2. Berdoa sesudah membaca talbiyah


3. Membaca zikir sewaktu tawaf
4. Salat dua rakaat sesudah Tawaf.
5. Masuk ke Ka’bah.
f. Larangan Haji.
Berikut ini adalah hal – hal yang tidak boleh dilakukan selama jamaah haji sedang ihram.
a) Bagi laki – laki.
1. Memakai pakaian yang berjahit, baik jahitan biasa, sulaman dan atau diikatkan
kedua ujungnya.
2.      Menutup kepala.
b) Bagi perempuan.
Menutup muka dan kedua telapak tangan.
c) Larangan bagi laki – laki dan perempuan.
1.      Memakai wangi – wangian baik dipakainya pada badan atau pada pakaian.
2.      Menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain.
3.      Memotong kuku
4.      Mengakadkan nikah, baik menikahkan, menikah atau menjadi wali nikah.
5.      Bersetubuh bagi suami istri
6.      Berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.
g. Dam Haji (Denda Haji).
Jamaah haji yang meninggalkan wajib haji atau melakukan perbuatan yang dilarang pada
saat ihram, harus membayar Dam.
DAM adalah denda yang wajib dilaksanakan oleh orang yang selama menunaikan
ibadah haji dan umrah melanggar larangan atau meninggalkan wajib haji atau wajib
umrah.
Macam – macam Dam, sebagai berikut :
Jenis Pelanggaran Ketentuan Dam (Denda)
Tidak mengerjakan haji ifrad (yang Menyembelih 1 ekor kambing. Jika
dikerjakan adalah haji Tamattu atau tidak mampu, berpuasa 10 hari (3 hari
Qiran) di mekah, 7 hari di negeri asal).
Melakukan salah satu dari beberapa Boleh memilih :
larangan berikut ; a.       Menyembelih 1 ekor kambing
a.       Mencukur rambut b.      Puasa 3 hari
b.      Memotong kuku c.       Memberi makan 6 orang miskin.
c.       Memakai pakaian yang dijahit.
d.      Memakai wewangian
e.       Bersetubuh sesudah tahalul pertama
Berhubungan suami istri sebelum Menyembelih 1 ekor unta, kalau tidak
Tahallul Pertama (Larangan yang dapat mampu, 1 ekor sapi, kalau tidak mampu
membatalkan haji) juga, 7 ekor kambing.
(pelaksanaan penyembelihan Dam ini
harus di Mekah.
Berburu dan membunuh binatang. Menyembelih binatang berupa unta,
sapi atau kambing yang sebanding
dengan binatang yang dibunuh.
Terlambat dating Bertahallul (mencukur rambut) dan
menyembelih 1 ekor kambing.

Anda mungkin juga menyukai