Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KETENTUAN HAJI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 4
KETUA KELOMPOK : FEBRIANTI
1. BAYU KURNIAWAN
2. BENI SAPUTRA
3. DICKY SULANDRA
4. RACHEL FRATAMA
5. RADI WAHYU ARRAHMAN
KELAS : X IPS 1
GURU PEMBIMBING : NELI WIDIAWATI S.Pd

KEMENTRIAN AGAMA KANTOR


WILAYAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2022/2023
A. Ketentuan Haji
1. Definisi Haji

Menurut bahasa, haji berasal dari bahasa Arab hajja yang artinya berziarah, menyengaja, menuju ke tempat
tertentu yang diagungkan. Adapun haji menurut istilah adalah menyengaja berkunjung ke baitullah (Ka'bah) untuk
mengerjakan serangkaian ibadah yang meliputi tawaf sa'i wukuf dan ibadah-ibadah lainnya berdasarkan syarat dan
ketentuan sesuai syariat Islam. Haji tidak bisa dilaksanakan setiap waktu. Pelaksanaan haji hanya pada bulan
Syawal Dzulhijjah dan Dzulkaidah.

Ibadah haji diawali dari kisah nabi Ibrahim as. dan putranya nabi Ismail as nabi Ibrahim as yang pertama kali
membangun Ka'bah. Di sana juga ada peletakan batu pertama yang disebut maqam Ibrahim. Adapun perintah
untuk berhaji dijelaskan melalui firman Allah SWT dalam surat Al Imran ayat 97.

Artinya :

"... (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi)
orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Mahakarya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam." (Q.S, Ali 'Imran [3]: 97)

2. Hukum Haji

Haji merupakan rukun Islam kelima. Hukum ibadah haji adalah wajib bagi orang yang pertama
melaksanakannya. Adapun hukum ibadah haji kedua dan seterusnya adalah sunnah. Kewajiban melaksanakan
ibadah haji ditunjukkan kepada umat Islam yang memiliki kemampuan (istita'ah) untuk melakukan ibadah haji.
adapun persyaratan meliputi hal-hal berikut.

a. Memiliki biaya untuk pergi ke Mekah dan kembali atau disebut biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).
Istilah ini dahulu dinamakan ongkos naik haji (ONH).

b. Sehat jasmani maupun rohani.

c. Memiliki pengetahuan tentang cara melaksanakan haji.

d. Aman selama perjalanan dari pergi hingga pulang.

e. Ada kendaraan, baik milik pribadi, pemerintah, atau swasta.

f. Wanita harus disertai mahram.

3. Syarat, Rukun, dan Wajib Haji

a. Syarat Haji

Syarat wajib adalah syarat yang harus dipenuhi ketika beribadah. Adapun syarat wajib haji adalah Islam, baligh,
berakal, merdeka, dan mampu menjalankan ibadah haji.

b. Rukun Haji
Rukun adalah perkara yang harus diwajibkan harus dilaksanakan dalam suatu ibadah. Adapun rukun haji adalah
perkara-perkara yang diwajibkan ketika haji, jika ditinggalkan akan membatalkan Haji dan harus mengulang lagi di
tahun berikutnya. Rukun Haji ada enam.

1). Ihram yaitu berniat mulai mengerjakan haji, dimulai dari miqat. Miqat adalah batas waktu dan waktu jamaah
harus memakai pakaian ihram dan berniat Haji

2). Wukuf di Arafah mulai dari waktu Zuhur hingga matahari terbenam pada tanggal 9 Dzulhijjah. Wukuf di
Arafah dilakukan jamaah haji setelah tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal
10 Dzulhijjah. Di Arafah, jamaahnya disunahkan untuk membaca istighfar, talbiyah, shalawat, dzikir doa untuk
dirinya atau orang lain, dan membaca Al-Qur'an.

3). Tawaf mengelilingi Ka'bah dimulai dari sudut Hajar Aswad dan posisi Ka'bah terletak di sebelah kirinya.
Tawaf ada 4 macam sebagai berikut.

a) Tawaf qudum : ketika datang di kota Mekah

b) Tawaf ifadah : tawaf rukun

c) Tawaf sunnah : dikerjakan sewaktu-waktu apabila ada kesempatan.

d) Tawaf wada’ dikerjakan ketika kehendak meninggalkan kota.

4) Sa’I, yaitu lari-lari kecil di antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali dimulai dari Bukit Safa diakhiri
di Bukit Marwah.

5) Tahalul, yaitu mencukur rambut atau menggunting rambut minimal tiga helai.

6) Tertib, yaitu mendahulukan yang seharusnya didahulukan dari rukun-rukun haji tersebut.

c. Wajib Haji

Wajib haji adalah hal-hal yang apabila tidak dikerjakan akan menyebabkan jamaah haji dikenal dam (denda).
Adapun wajib haji, antara lain:

1) Ihram dari miqat

2) Mabit (menginap/bermalam) di Muzdalifah.

3) Mabit di Mina

4) Melempar jumrah.

5) Tawaf wada’ (Perpisahan)

6) Meninggalkan segala larangan haji.

Ketika Seseorang meninggalkan rukun haji, maka ibadah haji nya batal. Orang yang meninggalkan wajib haji
dapat menggantinya dengan membayar dam maka ibadah haji nya tetap sah.

4. Sunnah dalam melaksanakan ibadah haji

Sunnah artinya dikerjakan mendapat pahala dari tinggalkan tidak berdosa. Sesuatu yang sunnah dapat
menambah keutamaan dan kesempurnaan pahala ibadah. adapun sunnah-sunnah ibadah haji antara lain :

a. Mengerjakan haji dengan cara ifrad


b. Membaca talbiyah sejak ihram sampai melempar jumlah kabar pada tanggal 10 dzulhijjah.
Bunyi bacaan talbiyah berikut ini.

Artinya:

`` Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-
Mu ya Allah. Aku memenuhi panggilan-Mu. Seseungguhnya segala puji, kenikmatan, dan segenap kerajaan
adalah milik-Mu, tidak ada sekutu Bagi-Mu.``

c. Berdoa setelah membaca tarbiyah.

d. Tawaf qudum, yaitu tahu apa yang dilakukan pada saat pertama kali datang ke kota makkah.

e. Melaksanakan shalat dua rakaat setelah selesai tawaf qudum.

f. Membaca doa setelah tawaf

g. Masuk ke ka'bah

5. Larangan dalam Ibadah Haji

a. Larangan bagi jamaah laki-laki, yaitu memakai pakaian yang berjahit dan menurut kepala.

b. Larangan bagi jamaah perempuan, yaitu penutup muka dan telapak tangan

c. Larangan bagi jamaah laki-laki maupun perempuan, yaitu memakai wewangian, mencukur rambut, memotong
kuku, menikah atau menikahkan, berburu dan melakukan hubungan suami istri.

6. Miqat haji
Miqat berasal dari kata waqata-mikatan yang berarti waktu. Miqat dalam Haji menjadi dibagi menjadi dua yaitu
miqat makani dan miqat zamani. berikut penjelasan masing-masing.

a. Mikat zamani

Miqat zamani adalah batas waktu yang telah ditentukan untuk melakukan ibadah haji waktunya adalah bulan
Syawal, dzulkaidah sampai 10 Dzulhijjah (mulai tanggal 1 syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah).

b. Miqat makani

Mikat makani, yaitu batas tempat yang telah ditentukan untuk memulai melaksanakan ibadah haji. miqat
makani terdiri atas beberapa tempat berikut 1 orang Mekkah dan sekitarnya miqat dari rumahnya masing-masing.

2. Orang Madinah dan sekitarnya mikat dari Dzulhulaifah (Bir Ali)

3. Orang Mesir Syam Maghribi dan yang sejajar mikat dari juhfah. orang Indonesia India dan Yaman yang naik
kapal laut mikat dari Yalamlam. Adapun jamaah yang naik pesawat dan turun di Bandara King Abdul Aziz,
Jeddah, maka miqat dari Jeddah.

5) Orang Irak dan sekitarnya, miqat dari Dzatu 'irqin.

6) Orang-orang yang datang dari Nejed dan negara-negara yang searah, miqat dari Qarnul Manazil.
7. Jenis-jenis haji

Ibadah haji dikelompokkan menjadi tiga, yaitu haji tamatu', haji ifrad, dan haji qiran.

Berikut penjelasan masing-masing

a. Haji tamatu'

Haji tamatu' yaitu mengerjakan umrah terlebih dahulu baru mengerjakan haji. Haji dengan cara ini dikenakan
kewajiban membayar dam nusuk (sesuai ketentuan), pelaksanaan Haji dengan cara tamatu' paling banyak
dilakukan jamaah haji dari Indonesia.

b. Haji Ifrad

Haji ifrad adalah mengerjakan Haji saja atau mendahulukan Haji daripada Umrah. Cara Haji ini tidak dikenakan
kewajiban membayar dam. Pelaksanaan Haji dengan cara ifrad dapat dipilih oleh jamaah haji yang masa wukufnya
sudah dekat (kurang lebih 5 hari) kata ifrad artinya menyendirikan atau memisahkan.

c. Haji Qiran

Haji qiran adalah mengerjakan Haji dan umrah dalam satu niat dan rangkaian pekerjaan sekaligus. Cara Haji ini
dikenakan kewajiban membayar dam nusuk. Pelaksanaan Haji jenis ini biasanya dipilih oleh jamaah yang tidak
mungkin melaksanakan umrah sebelum atau sesudah hajinya atau jamaah yang masa tinggal di makah sangat
terbatas.

8. Tata urutan pelaksanaan Ibadah Haji

Jamaah Haji harus dilakukan secara urut dan tertib sesuai syariat Islam berikut urutan ibadah yang dikerjakan
ketika Haji.

a. Ihram

Pada tanggal 8 Dzulhijjah hari tarwiyah jamaah haji melakukan ihram untuk Haji persiapannya sebagai berikut.

1. Mandi dan berwudhu

2. Memakai wangi-wangian (pada tubuh, bukan pada pakaian) untuk laki-laki saja wanita dilarang memakai
wangi-wangian.

3. Memakai pakaian ihram kemudian mengucapkan niat berikut.

Artinya:

``(Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi….``(Q.S, al-Baqarah [2]: 197).

b. Mabit bermalam di Mina

Setelah melakukan ihram kemudian keluar menuju Mina di mina jamaah haji melakukan salat Zuhur, Asar,
Magrib, Isya dan Subuh dengan cara mengqasar pada waktunya masing-masing, selain salat magrib dan Subuh.

c. Wukuf di Padang Arafah


Setelah mabit di mina, Jamaah pergi ke Arafah untuk menjalankan ibadah wukuf. Pada tanggal 9 Dzulhijjah
setelah tergelincir matahari (waktu dzuhur) sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah atau (hari raya idul Adha).
Di sana para jamaah haji melakukan salat zuhur dan ashar secara jamak takdim dan qhasar.

Wukuf merupakan inti kunci ibadah. Jadi, bila seseorang ketinggalan dalam wukuf maka hajinya batal. Pada
saat wukuf jamaah haji hendaknya memperbanyak dzikir (mengucapkan kalimat-kalimat tayibah) sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh rasulullah saw. Berikut.

1) Membaca talbiyah

2) Membaca istighfar

3) Memperbanyak doa

4) Membaca takbir

5) Membaca tahlil

d. Mabit (Bermalam) di Muzdalifah

Setelah matahari terbenam, para jamaah haji menuju Muzdalifah. Sesampainya di sana melakukan salat
magrib dan isya secara jamak qashar. Kemudian jamaah haji mencari minimal 7 butir kerikil untuk melempar
jumrah aqabah. Selanjutnya jamaah haji boleh tidur hingga menjelang subuh. Kecuali yang memiliki unsur syar'i,
boleh meninggalkan Muzdalifah dan menuju Mina tengah malam.

e. Menuju Mina

Sesudah matahari terbit tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji menuju Mina. sesampainya di Mina, jamaah haji
melakukan hal-hal berikut.

1. Melempar jumrah ka'bah dengan kerikil 7 kali secara berturut-turut setiap lemparan diiringi dengan takbir
setelah selesai membaca doa:

Artinya:

``Dengan Nama Allah, Allah Maha Besar, kutukan bagi segala syetan dan ridho bagi Allah Yang Maha
pengasih. Ya Allah Tuhanku, jadikanlah ibadah hajiku ini haji yang mabrur dan sa’i yang diterima.``

2. Menyembelih hadyu (hewan kurban), bagi yang berhaji secara tamatu' dan qiran.

3. Mencukur rambut yang dinamakan tahallul awal.

Setelah semua dilakukan, jamaah haji boleh melakukan hal-hal yang dilarang selama ihram, kecuali berhubungan
suami istri.

f. Melaksanakan tawaf ifadah dan sa'i

Jamaah berangkat menuju Makkah dan melakukan tawaf ifadah seperti yang dilakukan tawa waktu tawaf
qudum (tanpa lari-lari kecil di tiga putaran pertama) kemudian melakukan sa'i. Setelah it,u diperbolehkan
melakukan yang dilarang dalam ihram inilah dinamakan tahalul tsani.
g. Mabit di mina dan melempar jumrah Ula, Wusta dan Aqabah

Setelah tawaf ifadah, jamaah haji kembali ke Mina dan bermalam di sana pada hari-hari tasyrik, yaitu tanggal
11, 12, 13 Dzulhijjah (nafar tsani) atau 2 malam saja yaitu tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah (nafar awal) pada
tanggal tersebut di mana jamaah haji menawar ketiga jumrah dimulai dari jumrah ula, kemudian wusta, dan
aqabah setelah tergelincir matahari (Zuhur) masing-masing dengan 7 lemparan dan setiap lemparan diiringi
dengan takbir.

h. Tawaf Wada'

Tawaf wada' adalah tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Makkah. tawaf wada dilakukan tanpa lari-
lari kecil di tiga putaran pertama dan tanpa syair wanita yang haid diberi rukhsah atau keringanan tidak
melakukan tawaf wada dan haji Sabila melaksanakan tawaf ifadah.

Anda mungkin juga menyukai