Anda di halaman 1dari 13

Makalah

IBADAH HAJI

KELOMPOK 10 :

 PRICILLIA SITOMPUL
 DESSY IRYANTI
 TANIA SHABRINA
BAB I
PENDAHULUAN
Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam. Ia wajib dilakukan sekali
seumur hidup, berdasarkan firman Allah :
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban
haji) maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam" (Ali Imran: 97).

Dan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:


"Islam itu dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq
melainkan Allah dan (bersaksi) bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan
shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa (di bulan) Ramadhan dan menunaikan haji ke
Baitullah"(Muttafaq Alaih).

Haji diwajibkan dengan lima syarat:


1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu

Dan bagi perempuan ditambah dengan satu syarat yaitu adanya mahram
yang pergi bersamanya.Sebab haram hukumnya jika ia pergi haji atau safar
(bepergian) lainnya tanpa mahram,berdasarkan sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa
sallam :
"Tidak (dibenarkan seorang) wanita bepergian kecuali dengan
mahramnya"(Muttafaq Alaih). Jika seorang wanita pergi haji tanpa mahram
maka ia berdosa tetapi hajinya tetap sah.

Jika seorang muslim melakukan ihram haji atau umrah maka haram atasnya
sebelas perkara sampai ia keluar dari ihramnya (tahallul) :

1. Mencabut rambut
2. Menggunting kuku
3. Memakai wangi-wangian
4. Membunuh binatang buruan (darat, adapun bina-tang laut maka dibolehkan)
5. Mengenakan pakaian berjahit (bagi laki-laki dan tidak mengapa bagi wanita)
6. Menutupi kepala atau wajah dengan sesuatu yang menempel (bagi laki-
laki),seperti peci, penutup kepala, surban, topi dan yang sejenisnya
7. Memakai tutup muka dan kaos tangan (bagi wanita)
8. Melangsungkan pernikahan
9. BersetubuhBercumbu (bermesraan) dengan syahwat
10. Mengeluarkan mani dengan onani atau bercumbu.

Orang Yang Melakukan Hal-hal Yang Dilarang Memiliki Tiga Keadaan:

1. Ia melakukannya tanpa udzur (alasan), maka ia berdosa dan wajib membayar


fidyah (tebusan)
2. Ia melakukannya untuk suatu keperluan, seperti memotong rambut karena
sakit. Perbuatannya ter-sebut dibolehkan, tetapi ia wajib membayar fidyah
3. Ia melakukannya dalam keadaan tidur, lupa, tidak tahu atau dipaksa. Dalam
keadaan seperti itu ia tidak berdosa dan tidak wajib membayar fidyah.

Orang yang melakukan pelanggaran itu boleh memilih salah satu daripadanya:

1. Menyembelih kambing (untuk dibagikan kepada orang-orang fakir miskin


dan ia tidak boleh memakan sesuatu pun daripadanya)
2. Memberi makan enam orang miskin, masing-masing setengah sha' makanan.
(setengah sha' lebih kurang sama dengan 1,25 kg)
3. Berpuasa selama tiga hari.

Haji ada tiga jenis :

 tamattu'
 qiran, dan
 ifrad.

Yang paling utama adalah haji tamattu', karena perintah Nabi


terhadapnya. Haji tamattu' yaitu ia melakukan ihram dengan niat umrah saja
pada bulan haji, setelah selesai melakukannya ia lalu melakukan ihram dengan
niat haji pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzul Hijjah, pen.). Haji ifrad yaitu ia
melakukan ihram dengan niat haji saja, ketika sampai di Makkah ia melakukan
thawaf qudum,kemudian langsung melakukan sa'i haji setelah thawaf qudum
.Haji qiran yaitu ia melakukan ihram dengan niat umrah dan haji sekaligus.
Pekerjaan orang yang menunaikan haji qiran sama dengan pekerjaan haji ifrad ,
kecuali dalam dua hal :

1. Niat. Orang yang melakukan haji ifrad hanya meniatkan haji saja, sedangkan
orang yang menunaikan haji qiran meniatkan untuk umrah dan haji (secara
bersamaan).
2. Hadyu (menyembelih kurban). Orang yang menunaikan haji qiran wajib
menyembelih kurban, sedangkan orang yang menunaikan haji ifrad tidak
wajib hadyu (menyembelih kurban).
BAB II
PEMBAHASAN
Syarat, Rukun, dan Wajib Haji
 Syarat Haji

1. Islam
2. Akil Balig
3. Dewasa
4. Berakal
5. Waras
6. Orang merdeka (bukan budak)
7. Mampu, baik dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi
keluarga yang ditinggal berhaji

 Rukun Haji

Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan dalam berhaji.


Rukun haji tersebut adalah:

1. Ihram
2. Wukuf di Arafah
3. Tawaf ifâdah
4. Sa'i
5. Mencukur rambut di kepala atau memotongnya sebagian
6. Tertib

Rukun haji tersebut harus dilakukan secara berurutan dan menyeluruh. Jika
salah satu ditinggalkan, maka hajinya tidak sah.

 Wajib Haji

1. Memulai ihram dari mîqât (batas waktu dan tempat yang ditentukan untuk
melakukan ibadah haji dan umrah)
2. Melontar jumrah
3. Mabît (menginap) di Mudzdalifah, Mekah
4. Mabît di Mina
5. Tawaf wada' (tawaf perpisahan)

Jika salah satu dari wajib haji ini ditinggalkan, maka hajinya tetap sah,
namun harus membayar dam (denda).

Pelaksanaan Ibadah Haji (Manasik Haji)


Tata cara manasik haji adalah sebagai berikut :

1. Melakukan ihram dari mîqât yang telah ditentukan

Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawal dengan melakukan mandi
sunah, berwudhu, memakai pakaian ihram, dan berniat haji dengan
mengucapkan Labbaik Allâhumma hajjan, yang artinya "aku datang memenuhi
panggilanmu ya Allah, untuk berhaji".

Kemudian berangkat menuju arafah dengan membaca talbiah untuk


menyatakan niat:

Labbaik Allâhumma labbaik, labbaik lâ syarîka laka labbaik, inna al-hamda, wa ni'mata
laka wa al-mulk, lâ syarîka laka
Artinya:

“Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu; Aku datang, tiada
sekutu bagi-Mu, aku datang; Sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan,
dan seluruh kerajaan, adalah milik Engkau; tiada sekutu bagi-Mu.”

2. Wukuf di Arafah

Dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah, waktunya dimulai setelah


matahari tergelincir sampai terbit fajar pada hari nahar (hari menyembelih
kurban) tanggal 10 Zulhijah.

Saat wukuf, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: shalat jamak
taqdim dan qashar zuhur-ashar, berdoa, berzikir bersama, membaca Al-Qur'an,
shalat jamak taqdim dan qashar maghrib-isya.

3. Mabît di Muzdalifah, Mekah

Waktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar. Disini
mengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70 butir untuk melempar jumrah
di Mina, dan melakukan shalat subuh di awal waktu, dilanjutkan dengan
berangkat menuju Mina.

Kemudian berhenti sebentar di masy'ar al-harâm (monumen suci) atau


Muzdalifah untuk berzikir kepada Allah SWT (QS 2: 198), dan mengerjakan
shalat subuh ketika fajar telah menyingsing.

4. Melontar jumrah 'aqabah


Dilakukan di bukit 'Aqabah, pada tanggal 10 Zulhijah, dengan 7 butir
kerikil, kemudian menyembelih hewan kurban.

5. Tahalul

Tahalul adalah berlepas diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan
amalan-amalan haji.

Tahalul awal, dilaksanakan setelah selesai melontar jumrah 'aqobah,


dengan cara mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
Setelah tahalul, boleh memakai pakaian biasa dan melakukan semua perbuatan
yang dilarang selama ihram, kecuali berhubungan seks.

Bagi yang ingin melaksanakan tawaf ifâdah pada hari itu dapat langsung
pergi ke Mekah untuk tawaf. Dengan membaca talbiah masuk ke Masjidil Haram
melalui Bâbussalâm (pintu salam) dan melakukan tawaf. Selesai tawaf
disunahkan mencium Hajar Aswad (batu hitam), lalu shalat sunah 2 rakaat di
dekat makam Ibrahim, berdoa di Multazam, dan shalat sunah 2 rakaat di Hijr
Ismail (semuanya ada di kompleks Masjidil Haram).

Kemudian melakukan sa'i antara bukit Shafa dan Marwa, dimulai dari
Bukit Shafa dan berakhir di Bukit Marwa. Lalu dilanjutkan dengan tahalul
kedua, yaitu mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
Dengan demikian, seluruh perbuatan yang dilarang selama ihram telah
dihapuskan, sehingga semuanya kembali halal untuk dilakukan.
Selanjutnya kembali ke Mina sebelum matahari terbenam untuk mabît di sana.

6. Mabît di Mina

Dilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang diharamkan untuk berpuasa),


yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setiap siang pada hari-hari tasyrik itu
melontar jumrah ûlâ, wustâ, dan 'aqabah, masing-masing 7 kali.

Bagi yang menghendaki nafar awwal (meninggalkan Mina tanggal 12


Zulhijah setelah jumrah sore hari), melontar jumrah dilakukan pada tanggal 11
dan 12 Zulhijah saja. Tetapi bagi yang menghendaki nafar sânî atau nafar akhir
(meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijah setelah jumrah sore hari),
melontar jumrah dilakukan selama tiga hari (11, 12, dan 13 Zulhijah).
Dengan selesainya melontar jumrah maka selesailah seluruh rangkaian kegiatan
ibadah haji dan kembali ke Mekah.

7. Tawaf ifâdah
Bagi yang belum melaksanakan tawaf ifâdah ketika berada di Mekah,
maka harus melakukan tawaf ifâdah dan sa'i. Lalu melakukan tawaf wada'
sebelum meninggalkan Mekah untuk kembali pulang ke daerah asal.

Macam-macam Haji
1. Haji ifrâd

Haji ifrâd yaitu membedakan ibadah haji dengan umrah. Ibadah haji dan
umrah masing-masing dikerjakan tersendiri. Pelaksanaannya, ibadah haji
dilakukan terlebih dulu, setelah selesai baru melakukan umrah. Semuanya
dilakukan masih dalam bulan haji.

Cara pelaksanaannya adalah:

 ihram dari mîqât dengan niat untuk haji


 ihram dari mîqât dengan niat untuk umrah

2. Haji tamattu'

Haji tamattu' adalah melakukan umrah terlebih dulu pada bulan haji,
setelah selesai baru melakukan haji.
Orang yang melakukan haji tamattu' wajib membayar hadyu (denda), yaitu
dengan menyembelih seekor kambing. Jika tidak mampu dapat diganti dengan
berpuasa selama 10 hari, yaitu 3 hari selagi masih berada di tanah suci, dan 7
hari setelah kembali di tanah air.Cara pelaksanaannya adalah:

 ihram dari mîqât dengan niat untuk umrah


 melaksanakan haji setelah selesai melaksanakan semua amalan umrah

3. Haji qirân

Haji qirân adalah melaksanakan ibadah haji dan umrah secara bersama-
sama. Dengan demikian segala amalan umrah sudah tercakup dalam amalan
haji. Cara pelaksanaannya adalah :
a. ihram dari mîqât dengan niat untuk haji dan umrah sekaligus
b. melakukan seluruh amalan haji
Haji Akbar dan Haji Mabrur
Haji akbar (haji besar)

Istilah haji akbar disebut dalam firman Allah SWT pada surah At-Taubah: 3 yang
artinya:
“Dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada manusia pada
hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang
musyrikin...”

Ada beberapa pendapat ulama tentang haji akbar, yaitu haji akbar adalah:

 haji pada hari wukuf di Arafah


 haji pada hari nahar
 haji yang wukufnya bertepatan dengan hari jum'at
 ibadah haji itu sendiri beserta wukufnya di Arafah

Namun pendapat yang paling masyhur adalah pendapat yang menyatakan bahwa haji
akbar adalah haji yang wukufnya jatuh pada hari jum'at.

Ada haji besar, ada pula haji asgar (haji kecil) yang merupakan istilah lain untuk
umrah.

Haji mabrur

Haji mabrur adalah ibadah haji seseorang yang seluruh rangkaian ibadah hajinya
dapat dilaksanakan dengan benar, ikhlas, tidak dicampuri dosa, menggunakan biaya yang
halal, dan yang terpenting, setelah ibadah haji menjadi orang yang lebih baik.

Balasan bagi orang yang mendapat haji mabrur adalah surga. Hal ini didasarkan
pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang artinya :

“Umrah ke satu ke umrah berikutnya adalah penebus dosa di antara keduanya, dan haji
mabrur ganjarannya tiada lain kecuali surga.”(HR Bukhari dan Muslim)

Hukum Ibadah Haji


Ibadah haji wajib dilaksanakan demikian pula umrah, sekali seumur hidup atas
setiap muslim, baligh, berakal sehat, merdeka lagi mampu. Allah SWT berfirman yang
artinya:

"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia,


ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi
semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam
Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggung
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. " (QS.
Ali'Imran; 96-97).

Amalan-Amalan Haji
1. Mîqât

Mîqât adalah batas waktu dan tempat melakukan ibadah haji dan umrah. Mîqât
terdiri atas mîqât zamânî dan mîqât makânî.

Mîqât zamânî adalah kapan ibadah haji sudah boleh dilaksanakan.


Berdasarkan kesepakatan para ulama yang bersumber dari sunah Rasulullah SAW, mîqât
zamânî jatuh pada bulan Syawal, Zulkaidah, sampai dengan tanggal 10 Zulhijah.

Mîqât makânî adalah dari tempat mana ibadah haji sudah boleh dilaksanakan.
Tempat-tempat untuk mîqât makânî adalah:

 Zulhulaifah atau Bir-Ali (450 km dari Mekah) bagi orang yang datang dari arah
Madinah
 Al-Juhfah atau Rabiq (204 km dari Mekah) bagi orang yang datang dari arah Suriah,
Mesir, dan wilayah-wilayah Maghrib
 Yalamlan (sebuah gunung yang letaknya 94 km di selatan Mekah) bagi orang yang
datang dari arah Yaman
 Qarnul Manazir (94 km di timur Mekah) bagi orang yang datang dari arah Nejd
 Zatu Irqin (94 km sebelah timur Mekah) bagi orang yang datang dari arah Irak

2. Ihram

Ihram ialah niat melaksanakan ibadah haji atau umrah dan memakai pakaian
ihram. Bagi laki-laki, pakaian ihram adalah dua helai pakaian tak berjahit untuk menutup
badan bagian atas dan sehelai lagi untuk menutup badan bagian bawah. Kepala tidak
ditutup dan memakai alas kaki yang tidak menutup mata kaki. Bagi wanita, pakaian
ihram adalah kain berjahit yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah.

Sunah ihram adalah memotong kuku, kumis, rambut ketiak, rambut kemaluan,
dan mandi. Kemudian melakukan shalat sunah ihram 2 rakaat (sebelum ihram), membaca
talbiah, shalawat, dan istighfar (sesudah ihram dimulai).

3. Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dimulai dari arah yang sejajar
dengan Hajar Aswad dan Ka'bah selalu ada di sebelah kiri (berputar berlawanan arah
jarum jam). Syarat tawaf adalah:

1. Suci dari hadas besar, hadas kecil, dan najis


2. Menutup aurat
3. Melakukan 7 kali putaran berturut-turut
4. Mulai dan mengakhiri tawaf di tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad
5. Ka'bah selalu berada di sisi kiri
6. Bertawaf di luar Ka'bah

Sedangkan sunah tawaf adalah:

1. Menghadap Hajar Aswad ketika memulai tawaf


2. Berjalan kaki
3. al-idtibâ, yaitu meletakkan pertengahan kain ihram di bawah ketiak tangan kanan
dan kedua ujungnya di atas bahu kiri
4. Menyentuh Hajar Aswad atau memberi isyarat ketika mulai tawaf
5. Niat.
Niat untuk tawaf yang terkandung dalam ibadah haji hukumnya tidak wajib
karena niatnya sudah terkandung dalam niat ihram haji, tetapi kalau tawaf itu
bukan dalam ibadah haji, maka hukum niat tawaf menjadi wajib, seperti dalam
tawaf wada' dan tawaf nazar.
6. Mencapai rukun yamanî (pada putaran ke-7) dan mencium atau menyentuh Hajar
Aswad
7. Memperbanyak doa dan zikir selama dalam tawaf
8. Tertib, dilaksanakan secara berurutan

BAB III
KESIMPULAN
Dengan menunaikan Ibadah Haji kita dapat memperoleh banyak manfaat,
beberapa manfaat ibadah haji adalah :

[1]. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah

Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menghadapkan hati


kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan haq, kecuali Dia
dan bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang
mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai-Nya dan tidak ada
tandingan-Nya. Dan hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya.
Artinya : ”Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk
Ibrahim dengan menyatakan ; "Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan apapun dan
sucikan rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, beribadah, ruku dan sujud" [Al-Hajj
: 26]

[2]. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Satu
umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara keduanya dan tidak
ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah" [HR Bukhari dan Muslim, Bahjatun
Nanzhirin no. 1275]

[3]. Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam

Nabi Ibrahim Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji) kepada


manusia. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan siapa saja yang Dia
kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim Alaihissalam tersebut
dan menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga
sekarang.

[4]. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Agar supaya mereka


menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka" [Al-Hajj : 28]
Alah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan manfaat-manfaat dengan muthlaq
(secara umum tanpa ikatan) dan mubham (tanpa penjelasan) karena banyaknya
dan besarnya menafaat-manfaat yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik
duniawi maupun ukhrawi.

Dan diantara yang terbesar adalah menyaksikan tauhid-Nya, yakni


mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semata-mata. Mereka
datang dengan niat mencari wajah-Nya yang mulia bukan karena riya' (dilihat
orang lain) dan juga bukan karena sum'ah (dibicarakan orang lain). Bahkan
mereka betauhid dan ikhlas kepada-Nya, serta mengikrarkan (tauhid) di antara
hamba-hamba- Nya, dan saling menasehati di antara orang-orang yang datang
(berhaji dan sebagainya,- pent) tentangnya (tauhid).

[5]. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati

Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling
mengenal dan saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq. Mereka datang
dari segala penjuru, dari barat, timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di
rumah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina
dan di Makkah. Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari
yang lain, membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia
akhirat, maslahat taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan,
pengarahan dan dakwah ke jalan Allah.
[6]. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta'ala

Dan diantara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka bisa mempelajari
agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua, dan di lingkungann masjid Nabawi dari
para ulama dan pembimbing serta memberi peringatan tentang apa yang mereka tidak
ketahui mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan lainnya. Sehingga mereka bisa
menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu.

[7]. Menyebarkan Ilmu

Di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada saudara-


saudaranya yang melaksanakan ibadah haji dan teman-temannya seperjalanan,
yang di mobil, di pesawat terbang, di tenda, di Mekkah dan di segala tempat. Ini
adalah kesempatan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala anugerahkan. Engkau bisa
menyebarkan ilmu-mu dan menjelaskan apa yang engkau miliki, akan tetapi
haruslah dengan apa yang engkau ketahui berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah
dan istimbath ahli ilmu dari keduanya. Bukan dari kebodohan dan pemikiran-
pemikiran yang menyimpang dari Al-Kitab dan As-Sunnah.

[8]. Memperbanyak Ketaatan

Di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat dan thawaf,


sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
Artinya : “Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada
badan mereka ; hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan
hendaklah mereka berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka'bah)” [Al-Hajj :
29]

[9]. Berdo'a Kepada-Nya

Di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh merendahkan


diri dan terus menerus berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, agar Dia
menerima amal, membereskan hati dan perbuatan ; agar Dia menolong untuk
mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah kepada-Nya ;
agar Dia menolong untuk menunaikan kewajiban dengan sifat yang Dia ridhai
serta agar Dia menolong untuk berbuat baik kepada hamba-hamba- Nya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai