Oleh:
MUHAMMAD MAHADHIKA
NIM: 6314010016
1. HAJI
1.1 DEFINISI HAJI
Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat
dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan
kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan
berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi
pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini
berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam
bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9
Dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi
setan) pada tanggal 10 Dzulhijjah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari
raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah
haji ini.
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi.Menurut
etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan
menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempattempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang
dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan
Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan
waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari
pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf,
mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.
Dalam hadis lain, Rasulullah saw. bersabda, " Tidak ada balasan haji mabrur kecuali
surga. "
Seterusnya Rasulullah saw. bersabda, " Barangsiapa melaksanakan haji tanpa
melakukan kejahatan seksual dan tidak melakukan tindakan kefasikan, maka ia
kembali seperti saat dilahirkan oleh ibunya. "
Juga sabda Rasulullah saw., "Wahai manusia! Sesungguhnya telah difardukan
kepadamu haji, oleh sebab itu berhajilah." Kemudian seorang lelaki berdiri dan
bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah setiap tahun "Rasulullah saw. diam sampai
pertanyaan tersebut diulang tiga kali. Kemudian beliau bersabda, "Kalau aku jawab
(Ya) maka akan wajib dan kamu sekalian tidak akan mampu melaksanakannya."
Umat Islam sepakat bahwa haji adalah rukun Islam yang ke lima, hukumnya adalah
fardu. Menurut mayoritas ulama, fardunya tidak bersifat segera, tetapi dapat ditunda
dari awal waktu mampu melaksanakannya.
Marwa tujuh putaran juga, lantas tahallul dari ihram dengan mencukur atau
menggunting rambut. Selanjutnya tetap dalam kondisi tidak ihram sampai hari
Tarawiyah yaitu tanggal 8 Zulhijah. Pada saat itu, dia mulai berihram haji dari
tempat tinggalnya dan mengucapkan:
Artinya, " Aku penuhi panggilanmu untuk haji, Ya Allah ! Aku hendak
melaksanakan haji, berilah kemudahan bagiku dan terimalah hajiku. Aku berniat
ihram untuk haji karena Allah Taala. "
Kemudian bertalbiah dan dilanjutkan dengan doa:
Artinya, " Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, tiada
sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, segala
nikmat dan segala kekuasaan hanyalah untuk-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. "
Artinya, " Ya Allah! Demi Engkau aku haramkan rambutku, kulitku, tubuhku, dan
seluruh anggota badanku dari wewangian dan wanita, sesuatu yang Engkau
haramkan bagi orang yang sedang ihram. Aku melakukannya semata-mata hanya
karena-Mu, Wahai Tuhan semesta alam. "
Selanjutnya melaksanakan semua amalan yang harus dilaksanakan dalam haji ifrad.
Untuk yang melaksanakan haji Tamattu` diwajibkan membayar dam karena ia telah
bersenang-senang melaksanakan umrah pada bulan-bulan haram. Allah Taala
berfirman yang artinya, " Siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di
dalam bulan haji), (dia wajib menyembelih) kurban yang mudah didapat."
Tawaf umrah bagi yang berhaji tamattu` tidak perlu didahului dengan tawaf qudum.
Setelah tahallul pertama (setelah melontar jumrah aqabah dan bercukur) langsung
melaksanakan tawaf ifadah dan Sai antara Safa dan Marwa. Ini adalah pendapat
sebagian besar ulama. Adapun menurut mazhab Hanafi, bagi orang yang berhaji
tamattu` dan belum membawa binatang ternak, tidak dikenakan dam tetapi jika
telah membawa binatang ternak maka hukumnya seperti haji qiran.
Haji Qiran
Yaitu menyatukan ihram untuk umrah dan haji pada satu kali bepergian. Niat ihram
untuk umrah dan haji dalam waktu yang sama dari miqat sambil mengucapkan
Artinya, " Aku penuhi panggilan-Mu haji dan umrah." Orang yang sedang berhaji
qiran, sesampainya di Mekah langsung melaksanakan tawaf tujuh putaran, dengan
berlari-lari kecil dalam tiga putaran pertama, kemudian Sai antara Safa dan Marwa.
Selanjutnya menurut mazhab Hanafi dia memulai ibadah hajinya seperti haji ifrad
tetapi menurut sebagaian besar ulama, haji qiran cukup dengan satu tawaf dan satu
Sai, jika sudah selesai ia bertahallul dari umrah dan haji sekaligus.
Haji Ifrad
Yaitu melakukan ihram hanya untuk haji dengan niat haji sejak dari rumah di
kampung asalnya. Memulai ihram untuk haji dilakukan dari miqat dengan
mengucapkan:
Artinya, "Ya Allah! Sesungguhnya aku berniat melaksanakan haji, berikanlah
kemudahan dan terimalah hajiku, " kemudian membaca talbiah. Sesampainya di
kota Mekah, dia langsung pergi menuju Masjidil haram. Di saat melihat Kakbah
disunatkan bertakbir dan bertalbiah. Bagi yang bukan penduduk Mekah diwajibkan
melaksanakan tawaf qudum tujuh putaran, dengan menyelendangkan kain ihramnya
--ke pundak kanan sampai menutupnya dan membiarkan pundak kiri terbuka--,
pada tiga putaran pertama tawaf. Menurut sebagian besar ulama, disunatkan lari-lari
kecil, sedangkan menurut mazhab Maliki, lari-lari kecil pada tiga putaran pertama
ini hukumnya wajib. Khusus untuk penduduk Mekah atau yang mukim di Mekah
tidak wajib melaksanakan tawaf qudum. Seletah tawaf, dilanjutkan dengan Sai
antara Safa dan Marwa sebanyak tujuh kali, setelah itu menetap di Mekah, dalam
keadaan ihram hingga tiba saat berangkat ke Mina pada hari Tarwiah (tanggal 8
Zulhijah). Wukuf di Mina sampai waktu salat Subuh hari Arafah (tanggal 9
Zulhijah), kemudian menuju Arafah dan wukuf di sana. Salat Zuhur dan Asar
dilaksanakan pada waktu Zuhur (Jamak taqdim). Ketika matahari mulai terbenam,
jamaah haji bertolak menuju Muzdalifah dan melaksanakan salat Magrib dan Isya
(jamak takhir) serta bermalam di sana. Ketika matahari terbit di pagi hari raya
Kurban, mereka bertolak menuju Mina untuk melontar Jumrah Aqabah. Jamaah haji
baru berhenti membaca talbiah bersamaan dengan lontaran pertama. Kemudian
boleh menyembelih kurban, --opsional-- pada saat ini atau langsung menggunting
rambut. Dengan demikian telah halal baginya segala yang dilarang ketika ihram
kecuali berhubungan dengan wanita (bersenggama). Setelah itu berangkat menuju
Mekah untuk melaksanakan tawaf Ziarah sebanyak tujuh putaran. Bagi yang belum
melaksanakan Sai ketika melakukan tawaf qudum, ia berkewajiban
melaksanakannya antara Safa dan Marwa setelah tawaf ziarah ini. Setelah itu sudah
halal baginya bersenggama dengan wanita. Kemudian kembali ke Mina untuk mabit
(bermalam) sampai melontar tiga jumrah baik dua kali lontaran (tanggal 11 dan 12
Zulhijah) maupun tiga kali melontar (ditambah tanggal 13 Zulhijah). Selanjutnya
berangkat menuju Mekah untuk melaksanakan tawaf wada`.
Mampu (kuasa)
Islam
Berakal
Balig
Merdeka
Ada bekal
5. Sehat jasmani.
6. Memiliki bekal dan sarana perjalanan.
7. Perjalanan aman.
Tambahan bagi wanita:
1. Harus didampingi suami atau mahramnya.
2. Tidak dalam keadaan iddah, baik karena cerai maupun kematian suami
Rukun Haji
Ihram
Arti
Pernyataan mulai mengerjakan ibadah haji atau umroh
dengan memakai pakaian ihram disertai niat haji atau umroh
di miqat
Wukuf di Arafah
Tawaf Ifadah
Sa'i
Tahallul
Tertib
4. Bermalam di Mina
5. Mencukur atau memotong rambut, mencukur lebih afdal
6. Melempar jumrah
7. Tawaf wada'
Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk
melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah
melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini
hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan
bermalam Muzdalifah.
Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 15.
Jabal Tsur
Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk
mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung
inilah Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan
orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.
Jabal Rahmah
Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah keduanya terpisah saat
turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang terakhir
pada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.
Jabal Uhud
Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang
dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam
pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul
Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para
syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk
itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.
Makam Baqi'
Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang.
Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah
timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para istri Nabi,
putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak perbedaan makam
seperti di tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia, terutama dalam hal
peletakan batu nisan lihat Hikmah Ziarah ke Makam Baqi'.
Masjid Qiblatain
Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan shalat dengan menghadap
kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerussalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan
Rajab pada saat Nabi Muhammad saw melakukan shalat Zuhur di masjid ini, tibatiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat shalat
diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa
tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid
berkiblat dua.
1.13PERSIAPAN HAJI
1. Membersihkan diri dari dosa dan kesalahan baik langsung kepada Allah SWT.
maupun kepada sesama manusia.
2. Mempersiapkan mental utk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji yang
memerlukan ketangguhan, keikhlasan dan ketawakkalan atau kepasrahan kepada
Allah SWT.
3. Mempersiapkan biaya, baik selama dalam perjalanan haji, maupun untuk nafkah
keluarga yang ditinggalkan.
4. Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan harta kekayaan,
seperti zakat, nadzar, hutang, infaq dan shadaqah.
5. Melaksanakan janji yang pernah dinyatakan.
6. Menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan keluarga.
7. Memohon do'a restu kepada kedua orang tua (jika masih hidup)
8. Mempersiapkan ilmu dan pengetahuan agama, khususnya manasik haji.
9. Menjaga kesehatan dan mempersiapkan obat-obatan pribadi selama dalam
perjalanan haji.
10. Mempersiapkan beberapa perlengkapan yang dianggap perlu, diantaranya :
Perlengkapan Pria
a.
b.
c.
d.
e.
11.
Perlengkapan Wanita