Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Haji, Hukum, Waktu Pelaksanaan, Rukun, Serta

Kewajiban yang Perlu Diketahui.

Haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan, terutama bagi mereka yang
sudah mampu secara lahir maupun batin.
Hal ini berarti ketika seorang Muslim sudah mampu secara fisik, ilmu, dan ekonomi untuk
melaksanakan ibadah haji, hendaklah untuk menyegerakannya.

Kewajiban untuk haji ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 97 sebagai berikut:
"Dan kewajiban manusia (kepada Allah) bagi yang sudah mampu melaksanakan ibadah haji,
adalah segera dengan segera menunaikannya."

Haji menurut bahasa adalah berkunjung ketempat yang agung, sedangkan menurut istilah adalah
berziarah ke tempat tertentu pada waktu-waktu tertentu untuk melakukan amalan-amalan tertentu
dengan niat ibadah.
Definisi berziarah ketempat tertentu, yaitu berkunjung ke Baitullah (Ka'bah), Padang Arafah,
Muzdalifah, dan Mina.

Haji dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan waktu pelaksanaannya. Ada yang datang
terlebih dahulu, ada yang datang berdekatan di bulan Zulhijjah.
Ibadah haji harus dilaksanakan pada bulan Syawal, Zulqaidah, dan Zulhijjah

1.Hukum Haji
Setelah mengenali pengertian haji, kamu juga harus mengetahui hukumnya
dalam Islam. Pergi haji hukumnya wajib bagi setiap orang Muslim dewasa yang
telah memenuhi syarat.

Syarat yang dimaksud adalah mampu secara fisik, ilmu, dan mampu secara
ekonomi untuk mengadakan perjalanan ke Baitullah, Arab Saudi, minimal satu kali
dalam seumur hidup.

Kewajiban melaksanakan haji bagi yang mampu ini didasarkan pada firman Allah
SWT pada Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 97 sebagai berikut:
"Dan kewajiban manusia (kepada Allah) bagi yang sudah mampu melaksanakan
ibadah haji, adalah segera dengan segera menunaikannya."

2. Waktu Pelaksanaan Haji


Pelaksanaan ibadah haji waktunya terbatas, yaitu pada saat waktu awal bulan Syawal
sampai Hari Raya Iduladha di bulan Dzulhijjah.

1| H A J I
3. Kewajiban Haji
Kewajiban ibadah haji ada lima. Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari berkata:
"Kewajiban-kewajiban haji yaitu ihram dari miqat, menginap di Muzdalifah dan Mina, tawaf
wada’ dan melempar batu." (Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari, Qurrah al-Aini, al-
Haramain, hal. 210)

4. Tata Cara Pelaksanaan Haji dari Awal sampai Akhir


1). Memulai ihram dari Miqat yang telah ditentukan
Miqat artinya batas waktu dan tempat melakukan ibadah haji serta umrah. Terdapat dua macam
miqat, yaitu miqat zamani (batas waktu) dan miqat makani (batas tempat).

Batas waktu untuk melakukan ibadah haji adalah pada bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah.
Sementara itu, batas tempat untuk memulai ibadah haji terletak di beberapa kota dan tergantung
dari arah kedatangan jamaah haji.

Adapun urutan pelaksanaan ihram ialah sebagai berikut:

Mengerjakan mandi sunnah


Mengerjakan wudhu
Mengerjakan pakaian ihram
Mengerjakan shalat sunnah ihram
Mengucapkan niat haji
Berangkat menuju Arafah dengan membaca talbiyah

2). Wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah


Wukuf di Arafah dilaksanakan pada 9 Zulhijah dan dimulai setelah Matahari tergelincir hingga
terbit fajar pada 10 Zulhijah atau Hari Raya Idul Adha.

3). Menginap atau mabit di Muzdalifah

Muzdalifah merupakan tempat yang berlokasi antara Arafah dan Mina. Setelah tengah malam,
jamaah haji berangkat dari Arafah menuju Mina.

Sesampainya di Muzdalifah, jamaah haji berhenti walaupun sebentar. Amalan ini disebut dengan
mabit.
Jamaah haji yang datang sebelum tengah malam, diwajibkan menunggu sampai tengah malam,
sebab waktu pelaksanaan mabit adalah dari tengah malam sampai terbit fajar. Di Muzdalifah, ada
beberapa amalan yang bisa dikerjakan, di antaranya adalah:

Membaca talbiyah
Berzikir, beristighfar, dan berdoa
Membaca Al-Qur'an
Mencari kerikil sebanyak 7, 49, dan 70 butir

2| H A J I
4). Melontar jumrah aqabah
Selanjutnya adalah melontar jumrah aqabah yang dilaksanakan setelah fajar menyingsing atau
siang hari pada tanggal 10 Zulhijah dengan 7 butir kerikil. Jumrah aqabah adalah sebuah tugu
batu yang terletak di Bukit Aqabah di Mina.

Setelahnya, jamaah haji menyembelih hewan kurban.

5). Tahalul
Tahalul adalah melepaskan diri dari ihram haji setelah mengerjakan amalan-amalan haji. Tahalul
dilakukan dalam dua tahap.

Tahalul pertama dilaksanakan setelah selesai melontar jumrah aqabah dengan cara mencukur
sekurang-kurangnya tiga helai rambut. Setelahnya, jamaah haji boleh mengerjakan semua hal
yang dilarang pada waktu ihram,

kecuali melakukan hubungan suami istri.

Kemudian, selesai tahalul pertama jamaah haji yang akan melaksanakan tawaf ifadah dapat
langsung menuju Mekkah. Beberapa hal yang dikerjakan di Mekkah antara lain:

Masuk ke Masjidil Haram melalui pintu Babussalam


Mengerjakan thawaf ifadah dengan membaca talbiyah
Selesai thawaf disunnahkan mencium Hajar Aswad
Mengerjakan sholat sunnah dua rakaat di dekat makam Ibrahim
Berdoa di Multazam
Mengerjakan sholat sunnah dua rakaat di Hijir Ismail
Mengerjakan sa'i antara Safa dan Marwah sebanyak tujuh kaliA
Sementara itu, pada tahalul kedua maka dilaksanakan dengan menggunting sekurang-kurangnya
tiga helai rambut. Seusai itu, jamaah haji diperbolehkan mengerjakan larangan ihram, termasuk
melakukan hubungan suami istri.

6). Menginap atau mabit di Mina


Setelah selesai tahalul, jamaah haji kembali menuju Mina untuk mabit selama hari Tasyrik, yaitu
tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setelah Matahari tergelincir pada setiap siang hari Tasyrik,
jamaah haji melontar tiga jumrah yang masing-masing sebanyak tujuh kali.
Tiga jumrah tersebut adalah jumrah ula, wusta, dan aqabah. Bagi yang menghendaki, jamaah haji
diperbolehkan untuk meninggalkan Mina pada tanggal 12 Zulhijah setelah melempar jumrah, hal
ini disebut dengan nafar awal.

Sementara jamaah haji yang meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah itu lebih sempurna. Dengan
demikian, jamaah haji tersebut melontar jumrah selama tiga hari dalam hari Tasyrik yang disebut
dengan nafar sani.

Jika sudah selesai, jamaah haji kembali ke Mekkah dan seluruh rangkaian ibadah haji sudah
selesai.

3| H A J I
7). Thawaf wada
Thawaf wada adalah thawaf perpisahan. Artinya, setelah selesai mengerjakan semua rangkaian
ibadah haji, jamaah haji melaksanakan thawaf tersebut. Setelah usai, jamaah haji diperbolehkan
pulang ke kampung halaman atau ke Madinah bagi yang belum melakukan ziarah ke makam
Nabi Muhammad SAW.

6. Syarat Wajib Haji yang Harus Dipenuhi


Sebenarnya syarat wajib haji adalah syarat yang harus ada pada seseorang jika ingin
menjalankan ibadah haji. Jika seseorang telah memenuhi syarat wajib haji ini maka orang
tersebut boleh menunaikan ibadah haji.
Lalu apa bedanya dengan rukun? Untuk rukun sendiri rukun haji adalah syarat yang harus ada
oleh jamaah haji agar hajinya menjadi sah. Ketika melakukan haji Maka insya Allah ibadah haji
yang pun menjadi sah.
Namun sebelum mengikuti syarat-syarat dari rukun haji, jamaah haji harus terlebih dahulu tahu
syarat wajib apa saja agar bisa menunaikan ibadah haji. Dengan hal ini Jika memenuhi syarat
wajib haji maka seseorang berhak untuk menjalankan ibadah haji. Tentu saja syarat wajib haji ini
terdiri dari 5. Berikut ini penjelasan mengenai syarat wajib haji.

 Beragama Islam
Tentu saja untuk menjalankan ibadah haji haruslah beragama Islam terlebih dahulu. Haji
merupakan salah satu rukun yang ada pada rukun Islam. Jadi untuk melaksanakan ibadah ini
maka terlebih dahulu beragama Islam untuk menjalankannya. Orang kafir ataupun orang yang
menganut agama lain tidak harus mengikuti ibadah haji. Jadi hal yang pertama yang harus ada
oleh seorang untuk berhaji adalah dia beragama Islam.
 Berakal
Syarat kedua selain beragama Islam adalah orang yang ingin menunaikan ibadah haji adalah
berakal atau tidak gila. Hal ini penting karena dalam menunaikan ibadah haji tentu saja orang
tersebut harus berasal dari hatinya dan juga memiliki pikiran yang normal.
Dengan berakalnya seseorang tentu saja segala tindak-tanduknya menjadi tanggung jawab orang
tersebut. Maka penting bagi seseorang yang ingin menaikkan ibadah haji wajib untuk memiliki
akal yang sedang baik atau tidak gila.
 Baligh
Syarat wajib haji ketiga adalah baligh, baligh adalah istilah dalam agama Islam untuk
mendeskripsikan orang yang sudah dewasa. Jadi ketika ingin melaksanakan ibadah haji tentu
saja orang tersebut harus sudah melewati masa baligh. Baligh ini biasa berupa adanya perubahan
dalam bentuk fisik yang menuju ke arah dewasa.
Tentu saja anak kecil tidak diperkenankan untuk melakukan haji. Karena jatuhnya jika anak kecil
melakukan haji maka hukumnya adalah sunnah. Jadi tentu saja dalam melaksanakan Haji perlu
untuk sudah melewati umur baligh dan juga memiliki pikiran yang sehat.
 Merdeka
Merdeka dalam syarat wajib haji adalah ketika seseorang itu tidak terikat dengan apapun. Jadi
seseorang yang ingin melakukan ibadah haji haruslah memenuhi syarat ini. Hal ini karena pada
zaman dahulu banyak sekali orang-orang layaknya seperti budak.

4| H A J I
Nah biasanya akan ada haji yang mana tuan yang memiliki budak tersebut yang membayarkan.
Maka jika melaksanakan ibadah haji seperti ini jatuhnya bukan ibadah haji yang yang wajib
melainkan hanya menjadi sunnah.
Maka dari itu jika ingin melakukan ibadah haji seseorang haruslah merdeka dan tidak terikat dari
apapun. Di zaman sekarang mungkin saja masih ada hal yang seperti ini maka dari itu untuk
melakukan ibadah haji wajiblah seseorang untuk tidak melakukan haji bukan karena
kemauannya. Melakukan haji haruslah dengan keinginan sendiri dan juga memiliki kuasa atas
diri sendiri.
 Mampu
Hal terakhir yang harus terpenihi untuk memenuhi syarat wajib haji adalah mampu. Hal ini
karena memang haji itu merupakan salah satu ibadah yang hanya orang-orang tertentu saja yang
bisa mengikutinya.
Hal ini karena memang biaya untuk melakukan haji tidak oleh semua orang punya. Jadi untuk
melakukan haji hendaklah oleh orang-orang yang mampu. Sehingga jika sudah mampu untuk
melaksanakan ibadah haji maka orang tersebut telah memenuhi syarat wajib dalam
melaksanakan haji.
Mampu dalam hal ini itu meliputi berbagai hal. Bahannya dalam hal uang seperti finansial
namun juga mampu dalam kesehatan. Jadi jika ingin melaksanakan Haji namun sedang sakit
ataupun tidak sehat secara jasmani karena umur maka lebih baik untuk tidak melakukan haji
karena takut akan terjadi suatu dan lain.

7. Rukun Haji
Ibadah Haji merupakan ibadah yang memiliki beberapa runtutan kegiatan untuk dijalani
agar pelaksanaannya sah. Setiap muslim juga patut mengetahui rukun haji dengan seksama agar
pelaksanaannya dapat diterima oleh Allah SWT. Aturan di dalam ibadah ini juga terbagi ke
dalam beberapa hal seperti syarat, rukun dan wajib haji. Oleh sebab itu, Ibadah Haji tidak boleh
dilakukan secara sembarangan. Apabila Anda tidak melakukan rukun haji maka ibadahnya tidak
sah. Oleh karena itu, biasanya jamaah haji harus mendapatkan bekal sebelum berangkat ke
Tanah Suci.
 
Bekal tersebut bisa didapatkan ketika melakukan manasik haji, yaitu peragaan pelaksanaan
ibadah haji sesuai dengan rukun-rukun haji. Lalu rukun haji apa saja yang perlu Anda ketahui?
Simak saja informasinya di bawah ini.
 
Ihram
Rukun haji pertama yang patut Anda ketahui ialah Ihram. Berihram memiliki maksud keadaan
suci sebagai tanda dimulainya ritual haji untuk setiap jamaah. Rukun haji Ihram ini dimulai
dengan membaca niat hingga menggunakan pakaian Ihram sebagai penutup aurat dan menjaga
kebersihan.
 
Wukuf di Padang Arafah
Wukuf sendiri merupakan inti dari dari proses pelaksanaan ibadah haji, waktu di mana seluruh
jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk beribadah secara optimal. Waktu Wukuf dimulai
saat tergelincirnya matahari (masuknya waktu Zuhur) pada tanggal 9 Dzulhijah hingga terbitnya
fajar di hari berikutnya, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijah.
 

5| H A J I
Tawaf Ifadhah
Setelah berihram dan wukuf di Padang Arafah, Tawaf merupakan rukun haji yang wajib
dilakukan. Tawaf merupakan ritual berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
Tawaf Ifadhah juga dilakukan setelah jamaah haji berada di Mina untuk melempar jumrah,
kemudian kembali ke Mekkah.

Syarat Melakukan Tawaf

Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah Jilid 3 menyatakan, ada baiknya untuk memenuhi
syarat berikut bila hendak melaksanakan tawaf:

1. Suci dari najis, hadats kecil maupun hadats besar


Nabi SAW pernah menyatakan dalam sabdanya bahwa tawaf adalah shalat, sehingga
ketentuannya pun harus sama yakni harus suci dari najis maupun hadats.

2. Menutup aurat
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:

"Abu Bakar mengutusku ketika ia ditunjuk oleh Nabi SAW sebagai pemimpin haji wada,
untuk mengikuti rombongan yang bertugas menyampaikan kepada orang-orang pada hari
Nahar. Bahwa setelah tahun ini, orang musyrik tidak boleh melaksanakan haji dan orang
yang telanjang tidak boleh tawaf di Kakbah." (HR Bukhari & Muslim)

3. Tawaf dilakukan sebanyak tujuh kali putaran


Dikatakan bahwa bila salah satu putarannya saja ditinggalkan, maka thawaf nya tidak
sah. Adapun jika seseorang yang berthawaf ragu akan jumlah putaran yang telah
dilaksanakan, maka sepatutnya ia mengambil jumlah paling sedikit dari thawaf yang
diingat dan melanjutkannya hingga yakin sebanyak tujuh putaran.

4. Memulai dan mengakhiri tawaf di Hajar Aswad


5. Posisi Kakbah terletak di sebelah kiri ketika tawaf

Bila Kakbah berada di sebelah kanan orang yang bertawaf maka tawafnya tidak sah.

Dari Jabir ia berkata: "Bahwasanya Nabi SAW saat sampai di Makkah, beliau mendatangi Hajar
Aswad lalu menyentuhnya dan tawaf di sebelah kanannya.

" Beliau berlari kecil pada tiga putaran pertama, dan berjalan biasa pada empat putaran
setelahnya." (HR Muslim)

Pelaksanaan tawaf di luar Kakbah


Adapun Hijr Ismail dan Syadzirwan masih termasuk bagian Kakbah, untuk itu hendaklah
bertawaf di sekitar luarnya. Dan danjurkan pula untuk tawaf berdekatan dengan Kakbah bila

6| H A J I
memungkinkan.

Melakukan tawaf secara berturut-turut

Imam Malik dan Ahmad berpendapat jika tawaf perlu dilaksanakan secara berkelanjutan tanpa
dipisahkan. Madzhab Syafi'i dan Hanafi berpandangan bahwa berkesinambungan dalam tawaf
merupakan amalan sunah.

Sa’i
Sa’i merupakan aktivitas berjalan kaki atau berlari kecil secara bolak balik sebanyak tujuh kali
dari bukit Shafa ke Marwah, begitupun sebaliknya. Ketika melintasi kawasan tersebut para
jamaah pria disunnahkan untuk berlari-lari kecil. Sedangkan, untuk jamaah wanita disunnahkan
untuk berjalan cepat.
 
Tahallul
Rukun haji berikutnya ialah Tahallul, berkmaksud memotong rambut. Bagi pria, setidaknya
memotong tiga helai rambut, sedangkan untuk wanita cukup menggunting ujung rambutnya. Jika
sudah melakukan rukun haji satu ini, maka segala macam larangan yang dilakukan pada masa
ihram sudah diperbolehkan atau dihalalkan. Setelah ini pun para jamaah diperbolehkan untuk
mengganti pakaian ihram menjadi pakaian biasa.
 
Tertib
Rukun Haji terakhir yang juga menjadi hal fundamental ialah tertib. Hal ini memiliki maksud
agar semua rukun haji dan umrah hendaknya dikerjakan secara tertib atau berurutan.
 

8. Wajib Haji
Masih dengan sumber yang sama, wajib haji menjadi rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh jamaah haji. Apabila ditinggalkan salah satu dari wajib haji, maka ibadah hajinya tetap sah.
Meskipun begitu, ia harus membayar dam (denda).

Wajib haji tersebut ialah:

1. Berihram (berniat) dari miqat yang telah ditentukan.


2. Mabit (bermalam) di muzdalifh, suatu daerah yang berada antar Arafah dan Mina.
3. Melontar jumrah 'aqabah pada hari raya haji.
4. Mabit (bermalam) di Mina.
5. Melempar tiga jumrah, yaitu jumrah 'ula, wusta, dan 'aqabah.
6. Meninggalkan larangan-larangan haji.

9. Sunah Haji

7| H A J I
Adapun sunnah dalam ibadah haji, yakni:

1. Melaksanakan haji ifrad.


2. Membaca talbiyah selama ihram sampai melontar jumrah 'aqabah pada hari raya idul adha.
3. Berdoa setelah membaca talbiyah.
4. Membaca zikir tawaf.
5. Memasuki Ka'bah.

10. Larangan dan Sunnah Haji


Beberapa larangan dan konsekuensi denda karena melanggar larangan adalah sebagai berikut:
Memakai pakaian yang berjahit (bagi kaum pria).
Menutup kepala (bagi kaum pria).
Menutup muka dan telapak tangan (bagi perempuan).
Memakai wangi-wangian setelah ihram (baik laki-laki maupun perempuan).
Menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain.
Memotong kuku.
Terhadap pelanggaran atas keenam larangan haji di atas dikenakan denda masing-masing dengan
memilih alternative di antara tiga hal, yaitu menyembelih seekor kambing yang sah untuk
qurban, atau puasa tiga hari, atau bersedekah tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada enam
orang miskin. Hal ini didasarkan atas firman Allah SWT dalam QS. Al- Baqarah: 196
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang
oleh musuh atau karena sakit), maka (sebelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu
mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu
yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah tas berfidyah,
yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah merasa aman, maka bagi
siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia
menyembelih), korban yang mudah didapat tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban
atau tidak mampu). Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi)
apabila kamu telah berpulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu
(kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada di (sekitar)
Majidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah). Dan bertakwalah kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.”
Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa suatu ketika seseorang mengadu kepada Rasulullah Saw
bahwa kepalanya sakit sewaktu beribadah. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Cukurlah
rambutmu itu dan sembelihlah seekor kambing, kalau tidak puasalah tiga hari ataubersedekah
tiga gantang korma kepada enam orang miskin” (HR.Ahmad dan Muslim).
Mengadakan akad nikah (nikah, menikahkan atau menjadi wakil dalam akad nikah). Bagi orang
yang melanggar, maka hajinya tidak sah dan harus mengulang tahun depan.
Bersetubuh
Hal tersebut berarti melanggar haji, maka tidak sah hajinya dan harus menyembelih seekor
kambing (menurut dalil yang kuat).
Berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan. Bagi pelanggar larangan
haji ini wajib menggantikan hewan yang senilai dengan binatang yang diburu/dibunuhnya, atau
membayar dengan harga yang senilai dengan binatang yang diburu/dibunuhnya tersebut

8| H A J I
kemudian dibelikannya makanan untuk orang-orang miskin atau berpuasa sebanyak harga
binatang tadi, tiap-tiap seperempat gantang makanan berpuasa satu hari.
Adapun beberapa kesunatan dalam haji adalah sebagai berikut:
Melakukan Haji Ifrad, yaitu melakukan haji saja tanpa disertai/dibarengi dengan umrah.
Membaca doa talbiyah (bagi laki-laki dengan suara keras, bagi perempuan sekedar didengar oleh
dirinya sendiri) selama dalam ihram sampai melontar jumrah al-aqabah pada hari raya haji.
Bacaannya sebagai berikut: “Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, ya
Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji bagI-Mu dan nikmat adalah dari-
Mu, Engkaulahyang menguasai segala sesuatu, tiada sekutu bagi-Mu”.
Berdoa setelah membaca talbiyah, yakni dengan meminta keridhaan Allah, supaya diberi surga
dan meminta perlindungan kepada-Nya dari siksa api neraka.
Membaca dzikir sewaktu thafaf (sewaktu di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad),
sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, yaitu membaca doa sapujagat: “Ya Allah
berilah kebaikan kepada kami di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari
siksa api neraka”.
Shalat dua rakaat sesudah thawaf.
Memasuki Ka’bah sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas
bahwasannya Nabi Saw telah bersabda: “Barang siapa yang masuk ke Baitullah (Ka’bah), ia
telah masuk ke dalam kebaikan, serta ia keluar mendapat ampunan” (HR. al-Baihaqy).

11. Dam haji (denda haji)


Jamaah haji yang meninggalkan wajib haji atau melakukan perbuatan yang dilarang pada saat
ihram maka harus membayar denda

Berdasarkan Mukhtashar Ihya' Ulumuddin karya Imam Ghazali dan diterjemahkan oleh Irwan
Kurniawan, berikut adalah larangan dalam ibadah haji dan umrah beserta dendanya:

1. Dilarang mengenakan kemeja, celana, sepatu, dan serban. Melainkan menggunakan sarung,
selendang, dan sandal.

2. Memakai wewangian. Jamaah haji dan umrah hendaknya menghindari segala jenis
wewangian. Jika mengenakan wewangian dan pakaian yang dilarang, maka denda atau dam yang
dikenai adalah seekor kambing.

3. Mencukur rambut dan memotong kuku. Keduanya dikenakan fidyah yaitu dam seekor
kambing.

4. Tidak diperbolehkan bercampur dengan istri.


Hal ini membatalkan sebelum tahallul pertama. Dam atau dendanya adalah seekor unta betina,
atau seekor sapi, atau tujuh ekor kambing. Namun apabila dilakukan setelah tahallul, maka dam
yang dikenai adalah seekor unta betina dan tidak membatalkan haji.

5. Diharamkan juga segala hal yang merupakan pendahuluan berhubungan dengan istri atau
bersentuhan dengan yang membatalkan wudhu. Damnya adalah seekor kambing.

9| H A J I
6. Membunuh binatang darat juga diharamkan.
Maksudnya adalah binatang yang dimakan dagingnya atau hasil kawin silang antara binatang
yang halal dan haram. Jika membunuh buruan maka dikenai dam dengan binatang serupa dengan
memperhatikan lebih kurang dalam bentuknya.

Bentuk dan Macam-Macam Dam dalam Haji dan Umrah


Berdasarkan Buku Pintar Muslim dan Muslimah, bentuk dam atau denda dalam haji dan umrah
adalah:

1. Menyembelih binatang ternak seperti kambing, sapi, atau unta.

2. Bersedekah dengan makanan pokok (beras, gandum, dsb.)

3. Melaksanakan puasa.

Adapun macam-macam dam berdasarkan buku tersebut dibedakan menjadi dua, berikut di
antaranya:

1. Berdasarkan Pelaksanaan

Dam berdasarkan pelaksanaanya terdiri dari dam tartib yang dilaksanakan dengan berurutan.
Selain itu juga dam takhyi yaitu yang boleh dibayarkan dengan memilih apa bentuk denda yang
telah ditetapkan.

2. Berdasarkan Sifat dan Ketentuannya

Berdasarkan sifat dan ketentuannya dam terdiri dari dam taqdir dan dam ta'dil. Dam taqdir
adalah dam yang telah diatur dan ditetapkan oleh syara', sedangkan dam ta'dil tidak ditentukan
jumlah maupun nilainya. Hal ini lebih didasarkan pada kelayakan dan kepatutan atau perkiraan
harga yang sebanding.

12. Hikmah haji


a. Manfaat bagi individu yang menunaikan ibadah haji
1). Menghapus semua dosa
2). Diampuni segala dosanya
3). Mensucikan jiwa
4). Meningkatkan keimanan
5). Mengingatkan akan jihad rasulullah saw.
6). Melatih sifat sabar dan disiplin
7). Mensyukuri nikmat yang telah diberikan
b. manfaat bagi umat islam pada umumnya
1). Menciptakan rasa persatuan dan kesatuan umat islam diduni
2). Mempererat tali persaudaraan

10| H A J I
3). Media untuk berdakwah
4). Lebih mengutamakan kepentingan agama daripada pribadi

11| H A J I

Anda mungkin juga menyukai