Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN ke-13

Haji dan Umrah

Pendidikan Agama Islam


Haji dan Umrah
Pengertian haji adalah ziarah Islam tahunan ke Makkah. Hal ini merupakan kewajiban
wajib bagi umat Islam dan harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup oleh semua
orang Muslim dewasa, yang yang secara fisik dan finansial mampu melakukan perjalanan,
dan dapat mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran mereka. Jadi, pengertian haji
adalah berniat melakukan perjalanan ke Makkah.

Pengertian haji secara bahasa adalah menyengaja atau menuju. Sedangkan, pengertian haji
menurut istilah adalah menyengaja pergi ke tanah suci (Mekkah) untuk beribadah,
menjalankan tawaf, sa’i, serta wukuf di Arafah, maupun menjalankan seluruh ketentuan-
ketentuan ibadah haji pada waktu yang telah ditentukan serta dilakukan dengan tertib.

Umroh sendiri dalam syariat Islam berarti berkunjung ke Baitullah atau (Masjidil Haram)
yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada sang kuasa yakni Allah SWT dengan
memenuhi seluruh syarat syaratnya dengan waktu tak ditentukan seperti pada ibadah haji.
Hukum Haji dan Umroh
Setelah mengenali pengertian haji dan umroh, kamu juga harus mengetahui hukumnya
dalam Islam. Haji merupakan rukun Islam yang kelima, dan hukumnya wajib dilaksanakan
bagi seluruh umat Islam yang memenuhi syarat wajib untuk melaksanakannya. Kewajiban
melaksanakan haji bagi yang mampu ini didasarkan pada firman Allah SWT pada QS Ali
Imran ayat 98.
“Dan bagi Allah subhanahu wata’ala, wajib bagi manusia untuk melaksanakan haji ke
Baitullah.” (QS Ali Imran 98).

Bagi mereka yang mengingkari atau menghindari haji padahal mampu dan memenuhi
syarat, maka ia termasuk kaum yang berdosa.
Sementara itu, hukum ibadah umroh masih menjadi perdebatan di antara para ulama.

Dari ayat QS Al-Baqarah 196, umat Islam diperintahkan untuk menyempurnakan ibadah
haji dan umroh untuk Allah.
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah,” (QS al-Baqarah: 196).
Content Here Terdapat banyak hadist yang menjelaskan tentang hukum ibadah umroh. Beberapa
menyamakan hukum umroh dengan haji, tetapi ada pula yang menyebut hukum
melaksanakan umroh adalah Sunah.
Waktu Pelaksanaan Haji dan Umroh

Selain mengetahui pengertian haji dan umroh beserta hukumnya, kamu tentunya juga perlu
mengenali waktu pelaksaannya yang berbeda. Pelaksanaan ibadah haji dilakukan setiap
satu tahun sekali dan selalu memiliki jumlah jemaah yang banyak dan berasal dari seluruh
penjuru dunia. Waktu pelaksanaan ibadah haji terbatas dibandingkan waktu pelaksanaan
ibadah umroh. Waktu pelaksanaan haji terbatas hanya pada rentang waktu awal bulan
Syawal sampai Hari Raya Idhul Adha di bulan Dzulhijjah.

Sementara, ibadah umroh bisa dilaksanakan kapan saja tanpa ada batasan rentang
waktunya, kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari
Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah. Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani berkata:

“Dan waktu, waktu dalam haji adalah mulai dari permulaan bulan Syawal sampai fajar hari
Content Here raya Idul adha (Yaumu al-nahr) dan umrah bisa dilakukan di sepanjang tahun."

(Abu Abdil Mu’ti Muhammad Nawawi Bin Umar al-Jawi al-Bantani, Nihayah al-Zain, al-
Haromain, hal. 201).
Rukun Haji dan Umroh

Rukun dalam ibadah menjadi penentu keabsahan ibadah yang dilakukan. Hal tersebut juga
berlaku untuk ibadah haji dan umroh. Rukun dalam ibadah haji dan umroh bersifat batal bila
tidak dilakukan dan tidak bisa diganti dengan denda. Seperti yang diketahui, terdapat lima
rukun dalam haji yaitu niat ihram, wuquf di Padang Arafah, tawaf, sa’i, dan memotong
rambut.

Kelima rukun ini harus dilakukan seluruhnya guna memenuhi keabsahan ibadah haji yang
dilakukan. Jika tidak bisa melaksanakan seluruh rukun haji ini dikarenakan satu dan lain hal,
maka nilai ibadah haji akan berkurang. Syekh Abdullah Abdurrahman Bafadhal al-Hadlrami
berkata:

“Rukun-rukun haji ada lima, yaitu niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sa’i dan memotong
rambut. Dan rukun-rukun umrah ada empat yaitu ihram, tawaf, sa’i dan memotong rambut,”
(Syeh Abdullah Abdurrahman Bafadhol al-Hadlrami, Busyra al-Karim Bi Syarhi Masa-il at-
Ta’lim Ala al-Muqaddimah al-Hadlrasmiyah, Dar al-Fikr, juz 2, hal. 55).

Untuk rukun umroh, yaitu niat ihram, tawaf, sa’i, dan memotong rambut. Perbedaan haji dan
umroh hanyalah wuquf di Padang Arafah yang hanya dilaksanakan oleh Jemaah haji saja.
Jemaah umroh tidak melakukan wuquf di Padang Arafah.
Kewajiban Ibadah Haji dan Umroh

Pada haji dan umroh, Jemaah wajib menjalankan serangkaian ritual manasik, yang apabila
ditinggalkan tidak membatalkan ibadah, namun wajib diganti dengan denda. Kewajiban
ibadah haji ada lima, yaitu niat ihram dari miqat, batas area yang telah ditentukan sesuai
dengan asal wilayah Jemaah, menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, tawaf wada’
atau perpisahan, dan melempar jumrah. Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari berkata:

“Kewajiban-kewajiban haji yaitu ihram dari miqat, menginap di Muzdalifah dan Mina,
tawaf wada’ dan melempar batu,” (Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari, Qurrah al-
Aini, al-Haramain, hal. 210).

Sedangkan kewajiban umroh hanya dua, yaitu niat dari miqat dan menjauhi larangan-
larangan ihram. Jumlah kewajiban yang lebih sedikit ini membuat pelaksanaan ibadah
umroh menjadi lebih cepat selesai dibanding haji. Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani
berkata:
Content Here

“Sedangkan kewajiban-kewajiban umrah ada dua yaitu ihram dari miqat dan menjauhi
larangan-larangan ihram” (Syekh Abdul Mu’ti Muhammad Nawawi Bin Umar al-Jawi al-
Bantaniy, Tausyikh ‘Ala Ibni Qosim, al-Haramain, hal. 239).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai