Pengertian Haji
Haji (Bahasa Arab : )حجadalah rukun Islam kelima. Secara bahasa, haji artinya
berkunjung ketempat yang agung. Sedangkan secara istilah, haji berarti berziarah ke tempat
tertentu pada waktu-waktu tertentu untuk melakukan amalan-amalan tertentu dengan niat
ibadah. Definisi berziarah ketempat tertentu, yaitu berkunjung ke Baitullah (Ka'bah), Padang
Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Defenisi waktu-waktu tertentu, yaitu ibadah haji hanya
dilakukan pada bulan-bulan haji saja (Syawal, Zulkaidah dan Zulhijah). Sedangkan definisi
amalan-amalan tertentu, yaitu mengerjakan serangkaian ibadah seperti rukun haji, wajib haji,
tawaf, wukuf, sai, mabit di Minah dan Muzdalifah.
4. Rukun Haji
Rukun haji merupakan sebagian amalan (perbuatan) yang tidak boleh ditinggalkan oleh
seseorang pada saat ia sedang melaksanakan ibadah haji. Dan apabilah rukun haji tersebut
ada yang tidak dekerjakan maka hajinya tidak sah. Adapun rukun haji menurut mazhab
Syafi'i, Maliki, Hambali dan Hanafi, yaitu: Mazhab Syafi'i (Ihram, Wukuf di Arafah, Tawaf
Ifadhah, Sa’i, Tahalul, dan Tertib), Mazhab Maliki (Ihram Wukuf di Arafah Tawaf Ifadhah
Sa'i) Mazhab Hambali (Ihram, Wukuf di Arafah, Tawaf Ifadhah, Sa’i) Mazhab Hanafi
(Wukuf di Arafah, Tawaf Ifadhah.
Berikut penjelasan mengenai beberapa rukun haji diatas:
-Rukun Haji ke-1: Ihram
Ihram, yaitu beniat dari miqat ketika hendak memulai kegiatan ibadah haji, seperti
mengucapkan Lafaz: ك اللَهُ َم َحجًا
َ لَبَ ْيYang artinya: "Ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu untuk
berhaji"
-Rukun Haji ke-2: Wukuf di 'Arafah
Yang dimaksud Wukuf di Arafah ialah berdiam di padang Arofah dengan memperbanyak
zikir dan istighfar kepada Allah SWT. Waktu wukuf di arafah bermula dari tergelincirnya
matahari di Hari Arafah, yaitu pada tanggal 9 Zulhijah, sampai terbit fajar pada Hari Raya
Kurban. Apabila seseorang berwukuf di Arafah di luar waktu tersebut, sama saja ia belum
berwukuf. Itulah pendapat jumhur (mayoritas) ulama.
-Rukun Haji ke-3: Thawaf Ifadhah
Tawaf ziarah atau tawaf ifadah merupakan bagian dari rukun haji yang dilakukan setelah
wukuf di arafah. Kefarduan tawaf ini telah dikukuhkan dengan Al-Quran, Sunnah, dan ijmak.
Dalam Al Quran surat Al Hajj: 29, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “…Dan hendaklah
mereka melakukan Thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah Ka'bah).” Dengan teks
Al-Quran tersebut para ulama sepakat bahwa itu adalah perintah untuk melakukan tawaf
ziarah (tawaf ifadah). Tawaf ifadah berjalan mengelilingi Ka'bah nan agung sebanyak 7 kali
putaran dengan syarat; suci dari hadas dan najis baik badan maupun pakaian, menutup aurat,
Kakbah berada di sebelah kiri kita saat mengelilinginya, dan kita harus memulai tawaf dari
hajar aswad (batu hitam) yang terletak di salah satu pojok Ka'bah.
-Rukun Haji ke-4: Sa’i
Dalam hadits riwayat Ahmad (XII/76, no. 277), Rasulullah SAW bersabda “Kerjakanlah
sa’i, sesungguhnya Allah telah mewajibkan sa’i atas kalian”. Sa’i adalah berjalan dari bukit
Safa ke bukit Marwah sebanyak tujuh putaran dan berakhir di bukit Marwah. Dalam haji, Sa'i
dilakukan setelah tawaf qudum.
-Rukun Haji ke-5: Tahalul
Tahalul, adalah mencukur atau memotong rambut paling sedikit tiga helai rambut di
sekitar bukit Marwa (tempat terakhir melaksanakan sa'i).
-Rukun Haji ke-6: Tertib
Tertib, artinya rukun-rukun haji diatas harus dilakukan secara berurutan, yaitu dengan
mendahulukan ihram atas rukun lainnya, kemudian wukuf, lalu tawaf dan seterusnya.
6. Sunnah Haji
Sunnah haji maksudnya adalah jenis amalan ibadah yang dapat menambah pahala bila
dikerjakan. Amalan ini sebagai pelengkap pelaksanaan haji. Bila tidak dikerjakan juag tidak
mengapa karena tidak berdosa. Apa saja yang termasuk amalan sunnah dalam haji? Berikut
diantaranya:
-Mandi besar sebelum berniat dan mengenakan ihram.
-Menggunakan wangi-wangian sebelum ihrom bagi laki-laki.
-Melantunkan Talbiyah berulang kali.
-Melantunkan doa saat memasuki kota Mekkah.
-Mengucapkan doa saat memasuki Masjidil Haram.
-Memanjatkan doa saat melihat Ka’bah.
-Melakukan Thawaf Qudum. Tarwiyah di Mina.
-Mencium Hajar Aswad.
-Sholat di Hijr Ismail.
-Minum air Zam-zam.
-Melaksanakan thawaf sunnah selama di Mekkah.
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail,
(seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang
Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 127)
-Q.S. Al-Hajj [22]: 26-27
اِئ ِمينَ َوالرُّ َّك ِعœَ ْيًئا َوطَهِّرْ بَ ْيتِ َي لِلطَّاِئفِينَ َو ْالقœ ِر ْك بِي َشœت َأ ْن اَل تُ ْش ِ انَ ْالبَ ْيœَوِإ ْذ بَ َّوْأنَا إلب َْرا ِهي َم َم َك
(ق ٍ ضا ِم ٍر يَْأتِينَ ِم ْن ُك ِّل فَ ٍّج َع ِمي
َ ك ِر َجاال َو َعلَى ُك ِّل َ اس بِ ْال َحجِّ يَْأتُو
ِ َّ) َوَأ ِّذ ْن فِي الن26( ال ُّسجُو ِد
)27
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat
Baitullah (dengan mengatakan), "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan
Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang tawaf, dan orang-orang yang
beribadah dan orang-orang yang rukuk dan sujud. Dan serulah kepada manusia untuk
mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan
mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (Q.S. Al-Hajj
[22]: 26-27)
1. Pengertian Umroh
Umroh adalah ziarah ke Baitullah dengan thawaf (mengelilingi ka’bah 7 kali), sa’i
(berlari-lari kecil) diantara dua bukit: Shafa dan Marwah, hingga diakhiri dengan mencukur
gundul ataupun memendekkan rambut kepala.
Sebelum melaksanakan umroh, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh jamaah yang akan
berangkat.
2. Hukum Umroh
Ulama berbeda pendapat tentang hukum umroh, yaitu:
- Sunnah
Hukum Umroh adalah sunnah. Ulama yang berpendapat sunnah seperti Imam abu
Hanifah, Imam Malik, riwayat dari Ibnu Mas’ud, dan pendapat yang dipilih Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah.
- Wajib
Hukum umroh adalah wajib. Pendapat kedua dan dianggap paling kuat hukum
ibadahnya ialah wajib, karena berdasarkan dalil-dalil dalam Al-Quran dan hadist.
Salah satu ayat yang menguatkan hukum umroh yang wajib ialah, pada surah Al-
Baqoroh ayat 196
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umroh karena Allah” (Q.S. Al-Baqarah: 196).
Dalam ayat ini umroh disandingkan dengan ibadah haji, hal itu yang jadi rujukan
sahabat Umar, Ibnu Abbas, Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhum, juga para imam seperti
Imam Syafi’i, dan Imam Malik dalam menetapkan hukumnya.
Selain itu, diriwayatkan Rasulullah salallahu‘alayhi wa sallam melakukan umroh hingga
empat kali semasa hidupnya.
3. Syarat Umroh
Imam Ibnu Katsir menerangkan, “Diriwayatkan secara shahih bahwa Nabi melakukan
umroh sebanyak empat kali, dan semuanya beliau kerjakan pada bulan Dzulqo’dah, yaitu
Umroh Hudaibiyyah pada tahun ke 6 H, Umratul Qadha’ pada tahun ke 7 H, Umroh Ji’ranah
pada tahun ke 8 H, dan umroh terakhir saat Haji Wada’ di tahun ke 10 H.”
Sebelum melakukan ibadahnya, baiknya kita melihat apakah sudah memenuhi syarat
wajibnya. Sebaliknya, jika kita termasuk ke dalam semua syaratnya ini maka kita sudah
bersyarat untuk menunaikannya.
-Beragama Islam atau merupakan orang muslim.
Beragama Islam merupakan syaratnya sebagaimana ibadah lainnya. Bersyahadat dan
memeluk Agama Islam merupakan tiket wajib untuk diterimanya amalan ibadah-ibadah.
Untuk batasan baligh terdapat tanda-tanda seperti mimpi basah, munculnya bulu
kemaluan, haid untuk wanita, dan lainnya.
-Memiliki kemampuan
Kemampuan dalam hal ini yang dimaksud adalah finansial, kesehatan, maupun ilmu
pengetahuan.
4. Rukun Umroh
Dari serangkaian ibadahnya, Anda haru memperhatikan yang mana rukun umroh yang
mana sunnah umroh. Karena tahapan rukun ini yang menentukan diterima atau tidaknya
ibadah ini.
-Tahalul
Setelah sa’i, tata cara umroh selanjutnya ialah para jamaah diperintahkan bertahallul.
Tahalul merupakan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul, dan yang
mencukur gundul itulah yang lebih afdhal. Adapun bagi wanita, cukup dengan memotong
rambutnya sepanjang satu ruas jari.
Tahalul menjadi ritual penutup ibadah umroh. Oleh karenanya, jamaah diperbolehkan
kembali mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.
-Tertib
Tertib maksudnya semua rukun di atas harus dilakukan secara berurutan. Jika tidak
ibadah umroh tidak sah
5. Wajib Umroh
Berikut wajib umroh yang perlu Anda ketahui.
1. Berihram di Miqat
2. Tidak melanggar larangan sewaktu ihram
3. Menjalankan rukun umroh
6. Keutamaan Umroh
-Menghapuskan dosa
Keutamaan pertama disampaikan Rasulullah Salallahu’alayhi wa sallam dalam satu
hadist, bahwa Allah akan mengampuni dosa hambanya dari umroh ke umroh.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Antara umroh yang satu dan umroh lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara
keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari no. 1773
dan Muslim no. 1349)
-Menghilangkan kefakiran
Keutamaan kedua juga merupakan ibadah yang disebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menghilangkan kefakiran dan menghapuskan dosa-dosa. Bahkan dilukiskan dalam
salah satu hadsit sahih, peghapusan dosanya seperti pembakaran yang menghilangkan karat
pada besi, emas, dan perak.
Dari Abdullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ ْس لِ ْل َح َّج ِة ْال َم ْبر
ُور ِة َّ ِب َو ْالف
َ ض ِة َولَي ِ َث ْال َح ِدي ِد َوال َّذه
َ َوب َك َما يَ ْنفِى ْال ِكي ُر َخب
َ ُتَابِعُوا بَ ْينَ ْال َحجِّ َو ْال ُع ْم َر ِة فَِإنَّهُ َما يَ ْنفِيَا ِن ْالفَ ْق َر َوال ُّذن
ُثَ َوابٌ ِإالَّ ْال َجنَّة
“Ikutkanlah umroh kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa
sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak
ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810,
Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)
7. Sunnah Umroh
- Mandi, memotong kuku, menipiskan kumis, mencabut bulu ketiak, dan mencukur rambut
kemaluan sebelum berihram (melafazhkan niat ihram).
- Memakai minyak wangi setelah mandi, pemakaian bukan pada kain, melainkan di badan
kita, sebelum mengucapkan niat ihram. Sesudah melafalkan niat ihram maka dilarang
baginya untuk memakai minyak wangi dibadan maupun dipakaian.
- Berihram menggunakan dua lembar kain putih, satu dipakai sebagai selendang dan yang
lain menjadi sarung
- Melaksanakan Al-Idhthiba’ pada saat thawaf. Al-Idhthiba’ adalah melilitkan kain ihram ke
bagian pundak kiri dan membiarkan pundak kanan terbuka melalui bawah ketiak kanan.
- Mencium Al-Hajarul Aswad jika dirasa memungkinkan, tanpa mengganggu dan membuat
kerusuhan pada jemaah umroh atau haji lainnya. Jika tak memungkinkan cukup dengan
menyentuhkannya ke tangan lalu mencium tangannya tersebut. Dan jika masih tidak
memungkinkan, maka cukup dengan memakai isyarat melambaikan tangan.
- Menyentuh Ar-Ruknul Yamani tanpa menciumnya, apabila tidak dapat menyentuh maka
tidak disunnahkan untuk berisyarat lambaian tangan.
- Pada saat berada di antara Ar-Ruknul Yamani dan Al-Hajarul Aswad mengucapkan doa :
َ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ
اب النَّا
“Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah
kami dari siksa neraka.”
Sebelum ihram rapikan kuku, rambut, jenggot, kumis, bulu ketiak dan bulu lainnya.
Kemudian mandi (membasahi badan dari kepala sampai kaki), menyela-nyela jari
tangan dan kaki, kemudian berwudhu.
Selanjutnya mengenakan pakaian ihram. Bagi pria yang satu disebut Rida (kain
bagian atas) dan Izzar (kain bagian bawah).
Pakaian ihram untuk wanita sama halnya dengan pakaian ketika shalat. Yaitu jilbab
yang harus menutupi seluruh rambut (rambut tidak boleh terlihat). Baju harus
menutupi dada. Tidak boleh memakai pakain tipis hingga terlihat rambut atau kulit,
selain telapak muka dan telapak tangan. Kaki memakai kaos kaki/stoking.
Sebelum niat boleh memakai wewangian, body lotion, parfum dan lainnya. Namun
tidak boleh dilakukan sesudah niat.
Bila salat wajib didirikan, kerjakan salat sunat ihram setelahnya, atau boleh
menjadikan salat wajib itu penganti salat sunat ihram.
- Perhatian
Shalat sunnat ini tidak diniatkan untuk ihram, tapi berniat mengerjakan shalat sunnat
yang disebabkan satu sebab. Misalnya shalat dhuha, shalat hajat, tahiyatul masjid dll.
Yang bermiqat di Madinah sebaiknya mengerjakan semua sunah ihram di hotel.
Setelah berpakaian ihram, salat sunat dan niat dilakukan di Bir Ali.
2. Ihram Umrah
Ihram umrah adalah niat untuk melaksanakan umrah kemudian diikuti dengan Talbiyah.
Ihram umrah ini merupakan tanda telah masuknya rangkaian ibadah umrah dengan
diharamkannya melakukan segala sesuatu selama melalaksanakan umrah sebagaimana
takbiratul ihram dalam shalat.
Niat untuk umrah antara lain:
Labbaika Allâhuma Umratan
“Aku taati panggilan-Mu untuk melakukan umrah”
Setelah niat tidak boleh melanggar larangan ihram. Tidak boleh berkata buruk, mengunjing,
bertengkar, berdebat yang tidak bermanfaat dan larangan lainnya untuk menjaga
kesempurnaan umrah. Banyaklah membaca talbiyah:
Labaîk allâhumma labaîk, labaîk lâ syarîka laka labaîk, innal hamda wan ni’mata laka wal
mulku, lâ syarîka laka
“Aku penuhi seruan-Mu Ya Allah, aku penuhi seruan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu.
Sesungguhnya segala puji, nikmat dan seluruh kerajaan milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-
Mu.”
Setelah berulang kali membaca talbiyah diselingi shalawat:
allâhumma shalli wa sallim ‘alâ muhammad wa ‘alâ Ali muhammad
“Ya Allah limpahkan kesejahteraan dan keselematan kepada Muhammad dan keluarganya.”
Kemudian bacalah doa yang disukai, misalnya doa:
allâhumma inna nas-aluka ridhâka wal jannah wa naûdzubika min sakhatika wannâr.
“Ya Allah kami meminta ridha-Mu dan surgaMu. Kami berlindung dari kemarahan dan api
neraka.”
Allahumma zid hâdzal baita tasyrîfan wa ta’dzîman wa takrîman wa mahabatan wa zid man
syarrafahu wa karamahu mimman hajjahu wa’tamarahu tasyrîfan wa ta’dzîman wa takrîman
wa birran
“Ya Allah tambahlah kehormatan, kebesaran, kemuliaan dan kemegahan rumah ini.
Tambahkan pula kehormatan, kebesaran, kemuliaan dan kebaikan bagi yang telah
menghormati dan memuliakan rumahMu dari orang yang berhaji dan umrah.” (HR. Syafi’i)
dan lainnya)
Setelah itu berdoalah menurut keinginan anda.
4. Memulai Tawaf
Ketika hendak tawaf benarkan letak baju ihram menjadi Idhthiba. Yaitu ujung baju ihram
bagian kanan disimpan di pundak sebelah kiri.
Mulailah tawaf dengan berjalan cepat (raml) di tiga putaran pertama sambil idhtihba di
seluruh putaran. Dan bacalah doa diatas setiap kali Isyarah (melambaikan tangan ke arah
Hajar Aswad) .
Ketika raml bacalah doa ini:
- Perhatian
Raml (berjalan cepat) di 3 putaran pertama tawaf hanya disunahkan ketika pertama
kali tawaf umrah dalam satu pejalanan. Dan tidak disunahkan pada tawaf sesudahnya.
Bila tidak mampu maka berusaha semampunya ber-raml. Bila tidak sanggup juga
berjalanlah biasa. Raml hanya disunahkan bagi laki-laki.
Idhtiba disunahkan dalam setiap tawaf untuk umrah.
Tidak ada doa khusus dalam setiap putaran tawaf. Bacalah doa yang dikuasai. Doa
dalam Al-Qur’an dan Hadist lebih diutamakan.
Selesai raml pada 3 putaran pertama mulai mulai berjalan biasa pada empat putaran akhir.
Pada putaran selanjutnya bacalah:
Allâhumaghfir warham wa’fu ‘amma ta’lam wa antal a’azul akrom, Allâhuma robbanâ âtinâ
fiddunyâ hasanah wa fil âkhirati hasanah wa qinâ adzabanâr
“Ya Allah rahmati dan ampunilah aku dari dosa yang Engkau ketahui, karena Engkau Maha
Besar dan Mulia. Ya Allah berilah aku kebaikan dunia dan akhirat, bebaskan aku dari api
neraka.”
Selama tawaf bacalah dzikir dan doa pilihan anda atau membaca doa ini:
Subhânallahi wal hamdulillâhi wa lâ illâha illallah wallâhu akbar wa lâ haula wa lâ quwwata
illa billâhi
“Maha Suci Allah, Segala puji bagiNya dan tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar
dan tidak ada daya upaya kecuali dari Allah.” (HR. Ibnu Majah)
5. Rukun Yamani
Di Rukun Yamani (sudut yang berdampingan dengan Hajar Aswad) isyarah (tangan
diarahkan) dengan tangan kanan tanpa mencium tangan sesudahnya.
Antara Rukun Yamani dengan Hajar Aswad bacalah doa:
Allâhumma rabbanâ âtinâ fiddunyâ hasanah wa fil âkhirati hasanah wa qinâ adzabannâr
“Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan selamatkan kami dari api
neraka.”
- Perhatian
Tidak ada doa khusus dalam setiap putaran tawaf kecuali hanya beberapa doa yang
telah disebutkan diatas. Anda boleh membaca doa sendiri atau dengan bahasa yang
anda kuasai.
Tidak disunahkan mengusap, mencium atau menempelkan benda untuk mengambil
berkah karena hal ini tidak diajarkan Nabi saw.
Mencium Hajar Aswad adalah sunah sedangkan menghormati sesama Muslim wajib
hukumnya, maka jangan mengejar pahala sunah namun berakibat dosa.
Jangan paksakan mencium Hajar Aswad bila keadaan penuh sesak. Bila keadaan
penuh sesak dan tidak memungkinkan raml, berjalan biasa atau tetap raml
semampunya.
Jangan paksakan salat yang berhadapan langsung dengan maqam Ibrahim bila penuh
sesak, carilah tempat kosong. Kemudian Istilam (bila memungkinkan) ke arah Hajar
Aswad sambil berdoa di Multazam (bila memungkinkan) atau cukup berdoa di tempat
anda berada.
Maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim, maka hindari mengusap, mencium
untuk mengharap berkah. Ingat! Jangan rusak ibadah anda dengan perbuatan yang
tidak ada tuntunannya.
Ketika umrah berikutnya dalam tawaf hanya berjalan biasa
tanpa raml maupun idhtiba.
Sebelum Sai disunahkan minum air Zam-Zam sambil menghadap Kabah. Ketika minum,
bernafas 3 kali kemudian sisa air minum diusapkan ke kepala, muka dan dada.
8. Sa’i
Sebelum ke shafa letakan kembali pakain dengan cara idhthiba’ (bagi laki-laki) dan ketika
mendekat shafa bacalah:
Innash-shofâ wal marwata min sya’â-irillâhi, Abda-u bimâ bada Allâh bihi
“Sesungguhanya Shafa dan Marwah sebagian dari syiar Allah. Aku mulai dengan apa yang
dimulai Allah.”
Ketika sampai di Shafa menghadap Kabah dengan mengangkat kedua tangan sambil
membaca:
Allahu Akbar 3 x
Lâ ilâha illallahu wahdahu lâ syarîka lahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyî wa yumîtu wa
huwa ‘alâ kulli syai-in qadîir, Lâ ilâhi illallahu wahdahu, anjaza wa’dahu wa nasharo ’abdahu
wahazamal ahzâba wahdahu
“Tidak ada Tuhan selain Allah tidak ada sekutu bagiNya, milik-Nya semua kerajaan dan
pujian. Ia yang menghidupkan dan yang mematikan, Ia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
Tidak ada Tuhan selain Allah, ditepati janji-Nya, dibela hambaNya dan dikalahkan semua
musuh olehNya.”
Rabbighfir warham wa tajâwaz ‘amma ta’lam innaka antal a’azul akrom, Allâhumma âtina
fiddunyâ hasanah wa fil âkhiroti hasanah wa qinâ adzabannâr
“Ya Allah ampuni aku, hapuskan segala dosa yang Engkau ketahui, (karena) sesungguhnya
Engkau Maha Mulia dan Maha Besar. Ya Allah berilah aku kebaikan dunia akhirat dan
selamatkan aku dari api neraka.”
9. Tahallul
Dam adalah denda yang wajib dilaksanakan oleh orang yang selama menunaikan
ibadah haji dan umrah melanggar larangan atau meninggalkan rukun dan wajib haji atau
umrah.
- Dam (Denda) karena meninggalkan ihram dan miqatnya, tidak melempar jumrah, tidak
bermalam di Muzdalifah atau Mina, meninggalkan tawaf wada’, dan terlambat wukuf di
Arafah, dendanya ialah memotong seekor kambing kurban.
- Dam karena mengerjakan hal hal yang dilarang selama ihram, seperti bercukur atau
bersetubuh setelah tahalul pertama. Dendanya boleh memilih di antara tiga, yaitu
menyembelih seekor kambing kurban, puasa tiga hari, atau sedekah dengan makanan untuk
enam orang miskin sebanyak tiga sha (lebih kurang 9,5 liter).
- Dam karena memilih tamattu’ atau qiran. Dendanya ialah menyembelih seekor kambing
kurban dan apabila tidak dilakukan, wajib puasa selama sepuluh hari, tiga hari pada masa haji
dan tujuh hari setelah pulang ke negerinya masing masing.
- Dam karena bersetubuh sebelum tahalul pertama yang membatalkan haji dan umrah.
Dendanya menurut Sebagian ulama ialah menyembelih seekor unta, kalau tidak sanggup
maka seekor sapi, kalau tidak sanggup juga dengan makanan seharga unta yang disedekahkan
kepada fakir miskin di tanah haram, atau puasa sehari untuk tiap tiap seperempat gentang
makanan dari harga unta tersebut.
- Dam sebab terhambat sehingga tidak bisa meneruskan ibadah haji atau umrah, baik
terhalang di tanah suci maupun tanah halal, hendaknya membayar dam dengan menyembelih
seekor kambing dan berniatlah tahalul (menghalalkan yang haram) dan bercukur di tempat
terhambat itu.
- Dam orang yang membunuh binatang buruan, ia wajib membayar denda seharga ternak
yang telah ia bunuh.