"HAJI"
DI
Oleh
Kelompok : 6
Anggota : JULIANA
NUR ANNISA TARIGAN
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT.atas segala rahmat dan hidayah-
Nya,sehigga makalah tentang Haji dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir dari
segalanya,melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi,oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat kepada semua pihak pada
umumnya dan pada penulis khususnya.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis
Bab 2 Pembahasan
A. Pengertian Haji
B. Rukun Haji
C. Syarat Haji
D. Wajib Haji
E. Sunah Haji
F. Cara mengerjakan Haji Dan Umroh
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan
membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang
murni sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam
agama Islam banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun
iman yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang
baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam
mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh untuk
mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan
sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan
rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi penjelasan secara singkat
mengenai pengertian haji, rukun, syarat, wajib, dan sunnah haji.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis
PEMBAHASAN
A. Pengertian haji
Haji (Bahasa Arab : )حجadalah rukun Islam kelima yang wajib dilakukan oleh setiap orang
muslim dewasa jika sudah mampu secara fisik dan financial untuk mengadakan perjalanan ke
Tanah Suci, Arab Saudi minimal satu kali seumur hidup.
Secara bahasa, haji artinya berkunjung ketempat yang agung. Sedangkan secara istilah,
haji berarti berziarah ke tempat tertentu pada waktu-waktu tertentu untuk melakukan
amalan-amalan tertentu dengan niat ibadah.
Definisi berziarah ketempat tertentu, yaitu berkunjung ke Baitullah (Ka'bah), Padang
Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Defenisi waktu-waktu tertentu, yaitu ibadah haji hanya dilakukan pada bulan-bulan haji
saja (Syawal, Zulkaidah dan Zulhijah).
Sedangkan definisi amalan-amalan tertentu, yaitu mengerjakan serangkaian ibadah seperti
rukun haji, wajib haji, tawaf, wukuf, sai, mabit di Minah dan Muzdalifah.
Hukum Haji
Mengerjakan haji hukumnya wajib bagi setiap orang muslim yang telah memenuhi syarat.
Syarat yang dimaksud adalah mampu secara fisik, ilmu dan ekonomi untuk mengadakan
perjalan ke Baitullah.
Kewajiban atas ibadah haji dijelaskan dalam firman Allah ta'ala berikut ini, yang artinya,
"Menunaikan haji adalah kewajiban manusia kepada Allah, yaitu bagi orang yang mampu
mengadakan perjalanan ke Baitullah." (QS. Ali 'Imran: 97)
B. Rukun Haji
Rukun haji merupakan sebagian amalan (perbuatan) yang tidak boleh ditinggalkan oleh
seseorang pada saat ia sedang melaksanakan ibadah haji. Dan apabilah rukun haji tersebut
ada yang tidak dekerjakan maka hajinya tidak sah.
Adapun rukun haji menurut mazhab Syafi'i, Maliki, Hambali dan Hanafi, yaitu:
Sa'i Sa'i
Tahalul
Tertib
Tawaf Ifadhah
Sa'i
terbit fajar pada Hari Raya Kurban. Apabila seseorang berwukuf di Arafah di luar waktu
tersebut, sama saja ia belum berwukuf. Itulah pendapat jumhur (mayoritas) ulama.
Dengan teks Al-Quran tersebut para ulama sepakat bahwa itu adalah perintah untuk
melakukan tawaf ziarah (tawaf ifadah).
Tawaf ifadah berjalan mengelilingi Ka'bah nan agung sebanyak 7 kali putaran dengan syarat;
suci dari hadas dan najis baik badan maupun pakaian, menutup aurat, Kakbah berada di
sebelah kiri kita saat mengelilinginya, dan kita harus memulai tawaf dari hajar aswad (batu
hitam) yang terletak di salah satu pojok Ka'bah.
Sa’i adalah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah sebanyak tujuh putaran dan berakhir di
bukit Marwah. Dalam haji, Sa'i dilakukan setelah tawaf qudum.
C. Syarat Haji
Syarat haji adalah segala hal yang harus dipenuhi seseorang sehingga diwajibkan baginya
untuk melaksanakan haji, dan apa bila syarat-syarat tersebut ada yang tidak dipenuhi maka
gugurlah kewajiban melaksanakan haji baginya.
Adapun syarat-syarat haji yaitu;
• Syarat Haji ke-1: Islam
Orang yang mengerjakan haji wajib beragama Islam. Jika ada orang non Islam ingin berhaji,
tentu saja ia harus bersyahadat terlebih dahulu, lalu melakukan kewajibannya sebagai islam
seperti sholat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.
• Syarat Haji ke-2: Berakal
Maksudnya waras atau tidak gila. Konsekuensinya, orang yang tidak berakal tidak terkena
beban kewajiban agama. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits;
"Pena Diangkat (kewajiban digugurkan) dari tiga (golongan); Orang yang tidur sampai
bangun, anak kecil hingga bermimpi (baligh), dan orang gila hingga berakal (sembuh)." (HR.
Abu Daud, no. 4403)
• Syarat Haji ke-3: Baligh
Baligh adalah telah sampainya usia seseorang pada tahap kedewasaan sehinggasudah bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Artinya anak kecil yang belum baligh
tidak diwajibkan untuk berhaji sampai ia menginjak usia baligh. Hal ini sudah dijelaskan dalam
hadits diatas [HR. Abu Daud, no. 4403]
• Syarat Haji ke-4: Merdeka
Orang yang bebas atau bukan budak yang terikat tanggung jawab pada tuannya.
• Syarat Haji ke-5: Mampu
Syarat haji ini secara khusus disebutkan dalam firman Allah ta'ala, yang artinya;
"Menunaikan haji adalah kewajiban manusia kepada Allah, yaitu bagi orang yang mampu
mengadakan perjalanan ke Baitullah." (QS. Ali 'Imran: 97)
Mampu yang dimaksud dalam syarat haji ini, ialah:
- Mampu membayar biaya perjalanan haji PP
- Mampu mencukupi nafkah untuk keluarga yang di tinggalkan
- Mampu melunasi hutang-hutangnya (jika ada)
- Mampu secara fisik dan Ilmu Manasik
Jika hal-hal tersebut belum bisa dipenuhi maka gugur kewajiban haji seseorang karena
dianggap belum mampu dari dari pandangan agama.
D. Wajib Haji
Wajib haji yaitu melakukan beberapa aktivitas yang diperintahkan pada saat berhaji. Jika
aktivitas-aktivitas wajib haji tersebut ada yang tidak dikerjakan karena lupa maka diharuskan
menggantinya dengan membayar dam.
E. Sunnah Haji
Sunnah haji maksudnya adalah jenis amalan ibadah yang dapat menambah pahala bila
dikerjakan. Amalan ini sebagai pelengkap pelaksanaan haji. Bila tidak dikerjakan juag tidak
mengapa karena tidak berdosa. Apa saja yang termasuk amalan sunnah dalam haji?
Berikut diantaranya:
• Mandi besar sebelum berniat dan mengenakan ihram.
• Menggunakan wangi-wangian sebelum ihrom bagi laki-laki.
• Melantunkan Talbiyah berulang kali.
• Melantunkan doa saat memasuki kota Mekkah.
• Mengucapkan doa saat memasuki Masjidil Haram.
• Memanjatkan doa saat melihat Ka’bah.
• Melakukan Thawaf Qudum.
• Tarwiyah di Mina.
• Mencium Hajar Aswad.
• Sholat di Hijr Ismail.
• Minum air Zam-zam.
• Melaksanakan thawaf sunnah selama di Mekkah.
Keutamaan Haji
Ada banyak sekali keutamaan dalam ibadah haji, beberapa diantaranya yaitu:
1. Haji adalah amalan yang paling utama.
Dari Abu Hurayrah r.a. Rasulallah saw ditanya :
"Apa amalan yang paling utama?" Beliau menjawab, "Beriman kepada Allah." Kemudian apa
lagi?" Beliau menjawab, "jihad dijalan Allah." Kemudian apa lagi?"
"Haji mabrur", jawab Rasullallah. (H.R Bukhari no 1519)"
2. Orang Berhaji dijamin masuk Surga jika Mabrur. 'Abdullah Ibn Mas'ud r.a.
meriwayatkan bahwa Rasulallah saw. pernah bersabda, yang artinya:
“Iringilah haji dengan umrah, karena keduanya menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa
laksana api yang menyala-nyala mencairkan besi, emas, serta perak, dan tiada pahalah untuk
haji yang mabrur selain surga." (HR. al-Tirmizi serta disahihkan oleh al-Nasa'i dan Ibn Majah)
3. Orang Berhaji adalah tamu Allah yang Do'anya akan dikabulkan.
Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, yang artinya:
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu
Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika
mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri” (HR. Ibnu Majah no 2893. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Al hajju asy-hurum ma'lumaat, fa man farada fiihinnal-hajja fa laa rafasa wa laa fusuqa wa laa jidaala
fil-hajj, wa maa taf'alu min khairiy ya'lam-hullaah, wa tazawwadu fa inna khairaz-zaadit-taqwaa
wattaquni yaa ulil-albaab
Artinya:
"Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam
bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di
dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah
kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."
Dalam tafsir ayat tersebut, waktu pelaksanaan ibadah haji ialah bulan-bulan yang dimaklumi, mulai
dengan bulan Syawal dan berakhir pada sepuluh hari (pertama) di bulan Zulhijah.
Sementara itu, Umrah dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, karena di dalamnya tidak
terdapat rukun wukuf di Arafah, yang dilakukan pada 9 Zulhijah.
Allah menyuruh umat muslim untuk menyempurnakan ibadah haji dan umroh karena Allah, seperti
dalam Alquran penggalan surat Al Baqarah ayat 196 yang berbunyi:
Fiihi aayaatum bayyinaatum maqaamu ibraahiim, wa man dakhalahu kaana aaminaa, wa lillaahi 'alan-
naasi hijjul-baiti manistataa'a ilaihi sabiilaa, wa mang kafara fa innallaaha ganiyyun 'anil-'aalamiin
Artinya:
"Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam."Adapun tata cara ibadah Haji adalah sebagai berikut:Sebelum memulai, kita harus
membaca niat Haji.
Sama seperti melaksanakan ibadah haji, kita harus membaca niat umroh terlebih dahulu
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah haji merupakan salah satu rukun islam yang wajib dilaksanakan bagi yang
mempunyai kemampuan baik rohani, jasmani, serta rezeki yang berlebihan. Disamping itu,
perlu adanya kesadaran dan perjuangan penegakkan hak-hak bagi calon jamaah yang hendak
melaksanakannya. Dan selain kemampuan rohani maupun jasmani nya, sesorang yang akan
berangkat haji harus memiliki niat yang kuat juga dalam hatinya, agar perjalanan haji nya
akan berjalan dengan lancar.
Dalam prosedur pengelolaan haji terdapat alur dari pendaftaran haji yang didalamnya
menjelaskan syarat-syarat pergi haji atau syarat pendaftaran, alur pendaftaran, dan setelah
semua urusan pada bagian pendaftaran selesai lanjut kepada pelunasan pembayaran pergi
haji pada saat waktu yang telah ditentukan. Dan seorang jamaah haji yang ingin melakukan
pembatalan untuk pergi haji harus melampirkan beberapa dokumen yang mendukung untuk
kelancaran dalam proses pembatalan pergi haji nya.
Selain dari pengelolaan pendaftaraan maupun pembatalan pergi haji, ada juga
menjelaskan mengenai pengelolaan dana pergi haji dan itu semua sudah diatur dalam
undang- undang. Dan juga membahas mengenai monopoli haji yang bersangkutan dengan
masalah transportasi, akomodasi, pemomdokkan, hingga manajemen penyedia makanan
untuk para jamaah haji dan penggunaan dana penyelenggara ibadah haji yang masih bersifat
tertutup sehingga dapat berpeluang terjadinya penyimpangan.
Dan pembenahan untuk penyelenggaraan haji dimasa depan, forum reformasi haji
indonesia mengeluarkan beberapa rekomendasi yang menjelaskan penyelenggaraan haji
nantinya akan melakukan pembetukkan badan pengelola haji yang khusus dibidang haji dan
dana ibadah haji yang bersifat tertutup dihapuskan, serta penyelenggaraan jamaah haji
standar pelayanannya harus menyangkut keamanan dan kenyamaan para calon jamaah haji
dengan lebih meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraannya.
B. Saran
Saat sekarang ini model pengelolaan haji banyak menimbulkan masalah seperti
pengelolaan dana haji yang selama ini terkesan tertutup, baik dalam perencanaan maupun
penggunaan anggarannya dan juga penyelenggaraan haji yang diwarnai praktek korupsi
dikarenakan pengelolaan dana yang tidak jelas.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka kebijaksanaan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Seharusnya sudah ada reformasi dalam pengelolaan haji ini, dengan kata lain badan
penyelenggaraan haji sudah harus dibenahi.
2. Dana haji yang bersifat tertutup, harus segera diatasi dengan mengkonfirmasi atau
membuatkan catatan mengenai pengelolaan dana haji tersebut.
3. Harus lebih memperhatikan lagi dana-dana para calon jamaah haji yang dikeluarkan dan
harus membuatkan catatannya yang telah mendapat izin sah atas penggunaaan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : https://www.lapakumroh.com/id/haji