(bab 5)
Kelompok 4
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang implikasi nilai nilai
ibadah dalam
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang impilkasi nilai nilai ibadah
dalam kehidupan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang :
Secara bahasa haji berasal dari bahasa Arab yaitu haji yang artinya menyengaja
sesuatu. Sedangkan menurut syara’ haji adalah sengaja mengunjungi Ka’bah (rumah
Allah Swt.) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan. Ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima.
Ibadah haji ini hukumnya wajib bagi yang mampu sebagaimana firman Allah Swt.
sebagai berikut :
ۗ و َﻟ ِ ﻠ ّ ٰ ﻪ ِ ﻋ َ ﻠ َ ﻰ اﻟ ﻨ َ ّ ﺎس ِ ﺣ ِ ﺞ ُ ّ ا ﻟ ْ ﺒ َ ﻴ ْ ﺖ ِ ﻣ َ ﻦ ِ ا ﺳ ْ ﺘ َ ﻄ َ ﺎع َ ا ِ ﻟ َ ﻴ ْ ﻪ ِ ﺳ َ ﺒ ِ ﻴ ْ ﻠ ً ﺎ ۗ ﻓ ِﻴ ْﻪ ِ ا ٰﻳ ٰ ﺖ ٌ ۢ ﺑ َ ﻴ ِ ّ ﻨ ٰ ﺖ ٌ ﻣ َ ّ ﻘ َﺎ م ُ ا ِ ﺑ ْ ﺮ ٰ ﻫ ِ ﻴ ْ ﻢ َ ە ۚ و َ ﻣ َ ﻦ ْ د َ ﺧ َﻠ َ ﻪ ٗ ﻛ َ ﺎ ن َ ا ٰ ﻣ ِ ﻨ ً ﺎ
٩٧ – َوَﻣَﻦْ ﻛَﻔَﺮَ ﻓَﺎِنَّ اﻟﻠّٰﻪَ ﻏَﻨِﻲٌّ ﻋَﻦِ اﻟْﻌٰﻠَﻤِﻴْﻦ
Artinya: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim.
Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban
manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi
orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari seluruh alam.” (Q.S. Ali Imran/3:97)
Adapun tata cara melaksanakan kedua ibadah itu ada tiga macam cara.
- Baligh
- Berakal sehat
- Merdeka
- Mampu
c. Rukun Haji :
• Ihram disertai dengan niat
• Wukuf
Hadir di padang Arafah pada waktu yang telah ditentukan yaitu mulai dari tergelincirnya
matahari waktu zuhur tanggal 9 Zulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah.
• Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali dimulai dari sudut hajar aswad dan
berakhir di sudut hajar aswad pula dan Ka’bah berada di sebelah kiri orang bertawaf
(berlawanan dari arah jarum jam). Tawaf rukun ini dinamakan (tawaf ifadah) sebagaimana
!rman Allah Swt.
Artinya: Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran (yang ada di badan) mereka,
menyempurnakan nazar-nazar mereka dan melakukan ¯awaf sekeliling rumah tua (Baitullah)
(Q.S al-Hajj/22:29
- Menutup aurat.
- tawaf qudum adalah tawaf yang dilaksanakan ketika baru sampai di Mekah sebagai salat
tahiyatul masjid.
- tawaf wada adalah tawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan Mekah.
- tawaf sunah adalah tawaf yang apabila dilaksanakan akan mendapatkan pahala jika tidak
dilaksanakan tidak mendapatkan dosa.
• Sa’i
Sa’i adalah berlari-larian kecil dari Bukit safa ke Bukit Marwah. A d a p u n syarat-syaratnya
adalah:
• Tahalul
• Tertib
d. Wajib Haji
Ihram dari miqat Ihram dari miqat yaitu batasan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
Ketentuan masa (miqat zamani) adalah dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar hari Raya
Haji (tanggal 10 bulan Haji). Firman Allah Swt.
ٌ ا َ ﻟ ْ ﺤ َﺞ ُ ّ ا َ ﺷ ْ ﻬ ُ ﺮ ٌ ﻣ َ ّ ﻌ ْﻠ ُ ﻮ ْ ﻣ ٰ ﺖ
Artinya: “(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi….(Q.S. al-Baqarah/2:197)
- Zul-Hulaifah adalah miqat (tempat ihram) orang yang datang dari arah Madinah dan negeri-
negeri yang sejajar dengan Madinah.
- Juhfah adalah miqat (tempat ihram) orang yang datang dari arah Syam, Mesir, Magribi dan
negeri-negeri yang sejajar dengan negeri tersebut.
- Yalamlam adalah miqat (tempat ihram) orang yang datang dari arah Yaman, India, Indonesia,
dan negeri-negeri yang datang dari arah negeri tersebut.
- Qarnul Manazil adalah miqatt (tempat ihram) orang yang datang dari arah Najdil- Yaman dan
najdil hijaz dan negerinegeri yang datang dari arah negeri tersebut.
- Zatuirqin adalah miqat (tempat ihram) orang yang datang dari arah irak dan negeri-negeri
yang datang dari arah negeri tersebut.
Bagi penduduk negeri-negeri yang ada di negeri Mekah dan miqat-miqat tersebut adalah miqat
tempat ihramnya dari negeri masing-masing di mana merekka tinggal.
Berhenti di Muzdalifah.
- Berhenti di Muzdalifah sesudah tengah malam, di malam hari raya haji sesudah hadir di
Padang Arafah.
Melontar tiga jumrah yaitu jumrah ula, jumrah wustha, dan jumrah aqabah pada tanggal 11, 12,
13 bulan haji. Melontar jumrah dilaksanakan sesudah tergelincir matahari pada setiap harinya
dan sebanyak tujuh kali untuk tiap-tiap jumrah.
- Menertibkan tiga jumrah, dimulai dari jumrah ula, jumrah wustha, dan yang terakhir jumrah
aqabah.
- tawaf wada’ adalah tawaf yang dilaksanakan sewaktu akan meninggalkan Mekah.
e. Sunah Haji
1. Ifrad
- Membaca talbiyah selama ihram sampai melontar jumrah aqabah pada hari raya idul adha.
Lafaz Talbiyah:
َ َ ﺷ َ ﺮ ِﻳ ﻚ َ ﻟ َ ﻚ َ ﺷ َ ﺮ ِ ﻳ ﻚ َ ﻟ َ ﻚ َ ﻟ َ ﺒ ّ َ ﻴ ْ ﻚ َ إ ِ ن ّ َ ا ﻟ ْ ﺤ َ ﻤ ْﺪ َ و َ ا ﻟ ﻨ ّ ِ ﻌ ْ ﻤ َ ﺔ َ ﻟ َ ﻚ َ و َ ا ﻟ ْ ﻤ ُ ﻠ ْ ﻚ َ ﻻ ﻟ َ ﺒ ّ َ ﻴ ْ ﻚ َ اﻟﻠ ّ َﻬ ُ ﻢ ّ َ ﻟ َ ﺒ ّ َ ﻴ ْ ﻚ َ ﻟ َ ﺒ ّ َ ﻴ ْ ﻚ َ ﻻ
Artinya: “ya Allah, saya tetap tunduk mengikuti perintah-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu,
sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu, dan Engkaulah yang menguasai segala
sesuatu, tidak ada yang menyekutui kekuasaan-Mu.”
- Masuk ke Ka’bah
f. Larangan Haji
Berikut ini adalah hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama melakukan ibadah haji.
Bagi laki-laki :
- Memakai pakaian yang berjahit, baik jahitan biasa, sulaman dan atau diikatkan kedua
ujungnya.
- Menutup kepala, kecuali sesuatu hal maka dibolehkan akan tetapi harus membayar dam.
Bagi perempuan :
- Menutup muka dan kedua telapak tangan, apabila keadaan mendesak ia boleh menutupnya
akan tetapi harus membayar fidyah.
Larangan bagi laki-laki dan perempuan
- Menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain termasuk memakai minyak rambut.
- Memotong kuku.
- Berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.
Tartib dan taqtir adalah dam kategori pertama yang diperuntukkan bagi jamaah haji yang
melakukan haji tamattu', haji qiran, dan beberapa pelanggaran wajib haji. Pelanggaran
tersebut seperti tidak berniat (ihram) dari miqat makani, tidak mabit di Muzdalifah tanpa
alasan syar'i, tidak mabit di Mina tanpa alasan syar'i, tidak melontar jumrah dan tidak
melaksanakan tawaf wada. Apabila jemaah haji atau umrah melanggar larangan tersebut,
maka harus menyembelih seekor kambing. Jika tidak mampu atau tidak menemukan kambing
untuk disembelih, bisa digantikan dengan berpuasa 10 hari. aDengan ketentuan puasa tiga
hari dilaksanakan selama pelaksanaan ibadah haji dan tujuh hari sisanya dilaksanakan di
kampung halaman. Jika tidak sanggup untuk berpuasa, baik dengan alasan sakit atau alasan
syar'i yang lain, maka bisa digantikan dengan membayar 1 mud/hari (1 mud= 675 gr/0.7 liter)
seharga makanan pokok.
Tartib dan Ta'dil adalah apabila seorang muhrim melakukan hubungan suami-istri sebelum
tahallul awal (dalam ibadah haji) serta sebelum seluruh rangkaian umrah selesai (dalam
ibadah umrah). Dendanya adalah menyembelih seekor unta. Jika tidak mampu, maka boleh
diganti dengan menyembelih seekor sapi atau lembu. Dan jika tidak mampu, diganti dengan
menyembelih 7 ekor kambing. Jika masih tidak mampu, maka diganti dengan memberi makan
fakir miskin senilai seekor unta. Bila masih juga tidak mampu, maka diganti dengan berpuasa
sebanyak hitungan mud (1 mud/75 gr/0.7 liter per hari) dari makanan yang dibeli seharga
seekor unta. Denda ini harus ditunaikan sejak pelanggaran terjadi dengan ketentuan semua
amalan haji/umrahnya tetap harus diselesaikan. Namun diwajibkan mengulang haji/umrahnya
karena haji/umrahnya tidak sah. Seorang muhrim yang tertahan (gagal) melaksanakan haji
karena suatu halangan yang merintangi di tengah jalan setelah ia berihram juga termasuk
kategori pelanggaran ini. Sementara dendanya adalah menyembelih seekor kambing dan
langsung menggunting rambut sebagai tahallul atas ihramnya. Jika tidak mampu, bisa diganti
dengan memberi makan kepada fakir miskin senilai harga kambing. Jika itu juga tidak mampu,
maka bisa juga diganti dengan berpuasa sebanyak hitungan jumlah mud (1 mud/675 gr/0.7
liter per hari) yang dibeli dengan harga seekor kambing. Denda ini dilaksanakan di tempat ia
tertahan atau setelah kembali ke kampung halaman.
Takhyir dan ta'dil merupakan denda untuk muhrim yang berburu/membunuh binatang buruan
ketika berada di Tanah Haram atau Halal setelah ihram; atau muhrim yang menebang atau
mencabut pepohonan di Tanah Haram Makkah (kecuali pepohonan yang sudah kering). Denda
ketiga ini boleh dengan memilih salah satu dari denda berikut : menyembelih binatang yang
sebanding dengan binatang yang diburu, memberi makan dengan nilai harga binatang yang
sebanding dan dibagikan kepada fakir miskin Makkah, atau berpuasa sejumlah bilangan mud
yang senilai dengan binatang sebanding (1 mud/675 gr/0.7 liter = 1 hari).
Takhyir dan taqdir adalah pelanggaran berupa membuang, mencabut, menggunting rambut,
atau bulu dari anggota tubuh serta memakai pakaian yang dilarang dalam ihram (pakaian yang
berjahit, topi dan beberapa pakaian dilarang lain); atau mengecat/memotong kuku dan
memakai wangi-wangian. Denda keempat ini juga diperbolehkan memilih salah satu dari
denda berikut : menyembelih seekor kambing, bersedekah kepada 6 orang fakir miskin (tiap
orang 2 mud), atau berpuasa 3 hari. Bagi jamaah yang melakukan perkosaan, percumbuan
atau melakukan hubungan suami istri selepas tahallul awal juga termasuk kategori
pelanggaran dam keempat dan dapat memilih salah satu dari denda berikut : menyembelih
seekor unta, bersedekah seharga seekor unta, atau berpuasa sebanyak hitungan setiap mud
makanan yang dibeli seharga satu ekor unta.
2. Umrah
ٌ ا َ ﻟ ْ ﺤ َﺞ ُ ّ ا َ ﺷ ْ ﻬ ُ ﺮ ٌ ﻣ َ ّ ﻌ ْﻠ ُ ﻮ ْ ﻣ ٰ ﺖa
Umrah sering disebut dengan haji kecil, semua ketentuan umrah hampir sama dengan haji,
tetapi pelaksanaan umrah lebih sederhana dibandingkan dengan haji.
- Baligh
- Merdeka
c. Rukun Umrah
- Ihram
- Tawaf
- Sa’i
- Tahalul
- Tertib
d. Wajib Umrah
- Ihram dari miqatnya
- Menghapus semua dosa kecil dan menyucikan diri dari perbuatan maksiat.
- Diampuninya segala dosa karena Allah Swt. Maha Pengampun, Maha Pemurah dan Maha
Penyayang kecuali yang berkaitan dengan hak-hak sesama manusia harus diselesaikan
terlebih dahulu.
- Meningkatkan keimanan seseorang dengan menepati janji kepada Allah Swt. dengan
kerinduan akan baitullah.
- Mengingatkan akan jihad Rasulullah saw. yang telah menyinari dunia dengan amal saleh.
- Melatih sifat sabar dan disiplin serta mendorong untuk berkurban lebih mengutamakan
orang lain atas dirinya sendiri.
- Mensyukuri nikmat yang telah diberikannya yaitu nikmat sehat dan nikmat harta yang telah
diterimanya.
- Media untuk berdakwah menyebarkan ajaran Islam ke seluruh dunia seperti yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad saw. ,selalu menemui jamaah haji dalam setiap tahunnya.