S1 Keperawatan
Pengertian
HAJI
Hukum Haji
Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim yang mampu, w
ajibnya sekali seumur hidup. Haji merupakan bagian dari rukun Islam. Men
genai wajibnya haji telah disebutkan dalam Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’
(kesepakatan para ulama).
Dalil Al Qur’an
Allah Ta’ala berfirman,
َِ َن ا ْلعَالَ َِم
ين َ ََللا
َِ غنَيِ ع ِّ ن ِّ ن َكفَ َِر فَ َإ
ِْ يل َو َم َِ ست َ َطا
َ ع َإلَ ْي َِه
ًِ س َب ْ نا َِ اس َحجِ ا ْلبَ ْي
َِ ت َم ِ َ ّعلَى الن
َ َلِل
ِّ َ َو
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) oran
g yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkar
i (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan se
suatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97).
Hukum dan Tata Cara
Tata Cara Haji
Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah)
1. Jamaah haji melakukan ihram untuk ibadah haji, dimulai dengan mandi,
memakai wewangian serta mengenakan pakaian ihram, sambil ber-talbiy
ah mengucapkan, “Labbaika allahumma hajjan, labbaika allahumma lab
baik, labbaika la syarika laka labbaika, innal hamda wan nikmata laka w
al mulku la syarika laka.”
2. Berangkat menuju Mina dan setelah di Mina, mereka mendirikan shalat z
huhur, ashar, maghrib dan isya serta shalat subuh. Setiap shalat dikerjak
an pada waktunya, namun shalat yang jumlah rakaatnya empat diqashar
sehingga menjadi dua rakaat. Para jamaah tetap berada di Mina sampai
matahari terbit pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Hukum dan Tata Cara
Tata Cara Haji
Tanggal 9 Dzulhijjah (hari arafah)
1. Jamaah haji berangkat menuju ke Arafah setelah matahari terbit sambil melafazhka
n talbiyah. Disunnahkan bagi jama’ah untuk singgah di namirah dan jika memungki
nkan berdiam di sana hingga matahari tergelincir, jika memungkinkan. Namirah ada
lah sebuah tempat yang terletak dekat perbatasan arafah, apabila matahari tergelinci
r, dan masuk maktu zhuhur. Disunnahkan bagi imam atau orang yang diwakilkan un
tuk menyampaikan khutbah di hadapan para jama’ah, berkenaan dengan kondisi ka
um muslimin, agar kembali memperbaharui tauhid, hukum-hukum seputar ibadah h
aji, dan perkara-perkara penting lainnya.
2. Kemudian mereka mendirikan shalat zhuhur dan ashar dengan cara qashar dan jam
ak taqdim, hari Disunnahkan bagi jama’ah pada hari tersebut menghadap kiblat sam
bil memperbanyak do’a dengan tadharru’ dan khusyu’ kepada Allah subhanahu wat
a’ala
Hukum dan Tata Cara
1. Jama’ah haji berangkat dari arafah menuju muzdalifah, dan disunnahkan bera
ngkat dengan tenang agar tidak mengganggu orang lain, dan disunnahkan sena
ntiasa melafazhkan talbiyah dan memperbanyak dzikir kepada Allah.
2. Apabila telah sampai di muzdalifah, maka para jama’ah mengerjakan shalat m
aghrib kemudian dijama’ dengan shalat isya’ yang diqashar, hal tersebut dilak
ukan sebelum para jama’ah disibukkan dengan barang-barangnya.
3. Wajib hukumnya bermalam di muzdalifah pada malam kesepuluh dan mengerj
akan shalat subuh pada waktu fajar. Tidak boleh meninggalkan muzdalifah kec
uali bagi orang yang lemah seperti wanita, anak-anak dan orang-orang yang be
rsama mereka, atau para petugas haji, maka diboleh bagi mereka untuk menin
ggalkan muzdalifah pada malam hari apabila bulan telah hilang.
Hukum dan Tata Cara
Tata Cara Haji
4. Apabila telah selesai mendirikan shalat subuh, disunnahkan untuk datang ke m
asy’arul haram kemudian menghadap kiblat dan memperbanyak dzikir, takbir
dan berdo’a mengangkat tangan. Aktifitas tersebut dilakukan hingga datang wa
ktu isfar yaitu ; waktu dimana cahaya fajar mulai terang namun sebelum terbit
matahari, dimanapun tempat di muzdalifah yang digunakan untuk bermalam h
ukumnya boleh, berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam “ak
u bermalam disini (muzdalifah), semua tempat di muzdalifah adalah tempat unt
uk bermalam (mabit)”
5. Apabila seseorang hendak bertolah dari muzdalifah disunnahkan untuk mengu
mpulkan tujuh batu kerikil untuk melempar Jamarat pada hari pertama (tasyri
q), adapun hari-hari setelahnya maka mengumpulkan batu-batu tersebut di min
a, dan diperbolehkan mengumpulkan batu kerikil dimana saja.
Hukum dan Tata Cara
3. Apabila para jama’ah telah sampai di mina kemudia menuju jamratul ‘aqabah,
yang merupakan jamarat yang terakhir dari arah mina, dan jamratul ula dari ar
ah mekah. Apabila telah sampai di jamarat, maka jama’ah tidak melafazhkan tal
biyah lagi, dan memulai dengan melempar tujuh batu kerikil secara berturut-tur
ut, dan bertakbir pada setiap kali lemparan. Waktu melempar dimulai pada subu
h hari ‘id. Apabila melempar sebelum subuh atau akhir malam hukumnya sah, d
an batas waktu melempar hingga terbit fajar pada hari ke 11.
5. Waktu pelaksanaan thawaf ifadhah ; setelah terbit matahari pada hari ‘id. Boleh
melakukannya sebelum terbit fajar pada malam ‘id, bagi yang ingin cepat berang
kat dari muzdalifah karena sebab tertentu, sakit, para wanita yang membawa an
ak , atau petugas haji. Dan diperbolehkan menundanya hingga akhir hari ‘id aka
n tetapi hal tersebut menyelisihi sunnah.
6. Bagi orang yang mengerjakan haji tamattu’ diwajbkan sa’i antara shafa dan am
arwah setelah melaksanakan thawaf ifadhah. Adapun bagi haji ifrad dan qiran ji
ka telah melakukan sa’i setelah thawaf qudum . tidak diwajibkan baginya untuk
sa’i setelah thawaf ifadhah. Apabila telah selesai mengerjakan thawaf ifadhah da
n sa’i, maka selesailah seluruh rangkaian ibadah pada hari ‘id, dan kembali ke m
ina untuk bermalam pada malam ke sebelas.
Hukum dan Tata Cara
Tata Cara Haji
1-Hari-hari tasyriq
Ada tiga hari yaitu: tanggal 11, 12, dan 13 bulan dzulhijah, dinamak
an dengan hari tasyriq, karena pada hari tersebut hewan-hewan kurba
n disembelih ditengah terik matahari. Sabda Rasululla shallallah ‘alaih
i wasallam : “ sesungguhnya hari ini adalah hari makan dan minum ser
ta hari berdzikir kepada Allah”
Hukum Umrah
4. Ia berhenti talbiyah dan memulai thawaf. Dimulai dari Hajar Aswad jika
memungkinkan untuk mencium atau menyentuhnya. Jika, tidak maka cuk
up menunjuk ke arahnya.
5. Menjadikan Ka’bah di sebelah kirinya dan mulai mengelilinginya sebanya
k tujuh kali dimulai dari Hajar Aswad dan di akhir di Hajar Aswad pula.
6. Disunnahkan bagi pria untuk berlari-lari keci di tiga putaran pertama, ber
lari-lari kecil maksudnya adalah berjalan cepar dengan langkah pendek, da
n melakukan Idthibaa’ yaitu membuka pundak sebelah kanan, sehingga ka
in selendang ihram berada di bawah ketiak kanannya, dan sisi lainnya bera
da di atas pundak kirinya.
Hukum dan Tata Cara
Tata Cara Umrah
7.Selama melakukan thawaf ia bebas berdoa apa saja. Dan ketika sejajar den
gan Rukun Yamani, ia menyentuhnya dan bertakbir. Antara Rukun Yama
ni dan Hajar Aswad dianjurkan mengucapkan doa “Rabbana atina fidduny
a hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina azabannar“ (Ya Allah limpahka
nlah kebaikan duniawi kapada kami dan limpahkan pula kebaikan akhirat
kepada kami dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka).
8. Setelah seorang selesai pada putaran ketujuh, maka ia kembali menutup p
undak kanannya tidak beridhthibaa’, karena idthibaa’ hanya disunnahkan
ketika tawaf umrah dan tawaf qudum. Kemudian menuju maqam Ibrahim
‘alaihissalam jika memungkinkan lakukan salat dua raka’at dibelakang ma
qam, pada raka’at pertama setelah Al-Fatihah membaca surah Al-Kafirun,
dan pada raka’at kedua membaca surah Al-Ikhlash. Jika hal ini tidak bisa
dilakukan, maka seseorang bisa salat dimana saja dibelakang maqam.
Larangan Pada Waktu Ibadah Haji dan Umrah
• Memakai wangi-wangian, baik untuk badan maupun pakaian. Termasuk
dalam hal ini minyak rambut yang wangi.
• Tidak boleh memakai khuf (sepatu yang menutup mata kaki).
• Menghilangkan rambut, baik rambut kepala maupun rambut lainnya.
• Memotong kuku, baik kuku tangan maupun kuku kaki.
• Menikah atau menikahkan orang lain.
• Melakukan hubungan suami isteri (bersetubuh) atau hal-hal yang mendek
atinya, seperti berciuman atau berpelukan yang diiringi dengan syahwat.
• Berburu binatang darat dan memakannya.
• Melakukan perbuatan maksiat.
• Bertengkar dengan teman atau kawan.
• Khusus bagi laki-laki dilarang memakai kain yang berjahit dan menutup k
epala.
• Khusus bagi perempuan dilarang menutup muka dan dua telapak tangan
Hukum dan Tata Cara
Hukum Qurban
Nabi dan para sahabat berqurban, bahkan Nabi bersabda bahwa qurban
merupakan sunnah kaum muslimin yang berarti kebiasaan umat Islam. Oleh
karena itu, umat Islam bersepakat bahwa berqurban itu disyariatkan, sebaga
imana keterangan beberapa ulama. Namun terjadi perselisihan pendapat di a
ntara para ulama, apakah qurban itu sunnah muakkad ataukah merupakan
kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan?
Jika dijabarkan kedua pendapat yag berbeda ini masing-masing mempun
yai dasar yang sama kuat. Sebagi n ulama memberikan jalan keluar dari pers
elisihan dengan menasehatkan, “….selayaknya bagi mereka yang mampu, tid
ak meninggalkan qurban. Karena dengan berqurban akan lebih menenangka
n hari dan melepaskan tanggung jawab, wallau a’lam” (Baits, 2008)
Hukum dan Tata Cara
Rukun Menyembelih
• Menggunakan pisau yang tajam, semakin tajam pisaunya, maka akan sem
akin baik.
• Baiknya tidak mengasah pisau yang akan digunakan untuk menyembelih d
ihadapan hewan yg akan disembelih. Hal ini dapat membuat hewan yang a
kan disembelih itu takut sebelum disembelih
• Menghadapkan hewan ke kiblat.
• Membaringkan hewan qurban diatas lambung sisi kiri.
• Menginjakan kaki pada bagian leher hewan.
• Membaca Basmalah hendak akan menyembelih.
• Membaca takbir
Hukum dan Tata Cara
• Menyebutkan nama orang yang akan menjadi tujuan hewan qurban ters
ebut.
• Menyembelih dengan cepat supaya meringankan apa yang sedang diala
mi hewan.
• Memastikan pada bagian kerongkongan, tenggorokan, atau dua urat leh
er itu telah terpotong dengan pasti.
• Dilarang mematahkan leher sebelum hewan tersebut benar-benar mati.
Sehat Sebagai Bagian Dari Makna Istihah Bagi Jamaah Haji
• Al-Qur’an
Artinya : “Dan untuk setiap umat Kami tetapkan ibadah qurban, supaya mereka
mengingat nama Allah terhadap rizki yang telah Allah karuniakan kepada mereka
berupa binatang ternak. Maka sesembahan kalian itu adalah sesembahan yang
satu, maka hanya kepada-Nyalah kalian berserah diri.” (QS. Al Hajj: 34)
Dalil Qurban
• Hadist
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata:
“Nabi tinggal di Madinah selama sepuluh tahun dan selalu berqurban.” (HR. Ahmad
dan Tirmidzi, beliau menyebutnya hadits hasan)
Dari Uqbah bin ‘Amir , sesungguhnya Nabi membagikan hewan qurban kepada para saha
bat nya. Ternyata Uqbah bin ‘Amr mendapat bagian ternak yang masih kecil, belum dewa
sa (jadzah). Maka ia berkata, “Wahai Rasulullah, saya mendapat bagian berupa jadz-ah?
” Rasulullah bersabda, “Berqurbanlah dengannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jenis dan Syarat Hewan Qurban
• Binatang qurban harus berupa binatang ternak, yaitu onta, sapi dan kambing,
baik berupa kambing lokal maupun kambing domba (kibasy)
• Usia hewan tersebut telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh syariat
(syara’), yakni jadz’ah untuk domba dan tsaniyah untuk yang lainnya.
• Hewan qurban tersebut tidak memiliki cacat yang bisa menghalangi keabsahan
nya.
• Hewan yang hendak digunakan untuk berqurban merupakan milik shahibul qu
rban atau milik orang lain namun telah sah secara syariat (syara’) atau telah m
endapatkan izin dari pemilik.
• Hewan qurban tersebut tidak berkaitan dengan hak orang lain, sehingga tidak
sah berqurban dengan hewan yang digunakan sebagai agunan hutang.
• Penyembelihan hewan qurban dilakukan pada waktu yang telah ditentukan sec
ara syar’i yaitu setelah shalat ‘Ied pada hari Nahr (10 Dzulhijjah) hingga tengg
elamnya matahari pada hari tasyriq terakhir yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.
Pelaksanaan Qurban
Waktu Pelaksanaan Qurban
Pelaksanaan kurban yakni dimulai sejak selesai shalat idl sampai terbenam
matahari hari terakhir dari tasyriq 11, 12 dan 13 dzulhijjah.
Kondisi hewan qurban
Ada 4 hal berkaitan dengan hewan kurban yang akan disembelih.
2. Umurnya
*Unta (ibil) – berumur 5 tahun masuk umur 6 tahun.
*Kerbau , sapi (baqarah), kambing (ma’iz) – berumur 2 tahun masuk umur 3 tahun.
*Biri-biri (dla’n) – berumur 1 tahun masuk umur 2 tahun, atau sudah ada 1 gigi dep
nnya yang bersalin, walaupun belum genap 1 tahun tapi sudah lebih dari 6 bulan.
3. Kadarnya
Sabda Nabi Muhammad SAW,
Artinya : “Kami bersama rasulullah SAW menyembelih seekor unta untuk 7 orang,
dan seekor sapi pun untuk 7 orang. (HR. Muslim).
Imam Taqiyyudin dalam kitab Kifayatul akhyar (2:237) menjelaskan bahwa untuk s
eekor domba/kambing hanya peruntukan seorang saja. Bahkan Ibu Ishaq pernah mena
mbahkan sebagaimana dikutip Imam Taqiyyudin bahwa seekor unta boleh untuk 10 or
ang, melihat kondisi dari unta itu sendiri.
Pelaksanaan Qurban
4. Sifat-sifatnya
Hal-hal yang penting dalam memilih binatang ternak sebagai sembelihan seb
agaimana diatur dalam syara’ di antaranya adalah :
Hendaknya hewan kurban tersebut matanya terang, tidak buta atau pica
Hendaklah sehat, tidak sakit.
Hendaklah berkaki sempurna, artinay tidak pincang yang menyebabkan ia
selalu tertinggal dalam kawanan temannya di tempat penggembalaan.
Hendaklah hewan kurban tersebut gemuk, dagingnya banyak dan tidak ku
rus.
Afdaliyah ciri-ciri tambahan lainnya hewan kurban itu gemuk, berbulu puti
h lebat, bertanduk dan jantan.
Hal – Hal Yang Harus Dijauhi Oleh Orang yang Hendak Berqurban
Jika bulan Dzulhijjah telah tiba yang ditunjukkan dengan terlihatnya bulan sab
it (hilal) atau dengan cara menggenapkan bulan Dzulqa’dah menjadi tiga puluh
hari, maka diharamkan bagi orang yang hendak berqurban memotong rambut,
kuku serta kulitnya meskipun hanya sedikit hingga setelah ia selesai melaksana
kan penyembelihan qurban. Hal ini berdasarkan hadits Ummi Salamah radhiall
ahu ‘anha, Nabi bersabda:
“Jika kalian telah melihat hilal Dzulhijjah (dalam lafal lain: telah tiba sepul
uh awal Dzulhijjah) dan salah satu kalian ingin berqurban, maka hendakla
h ia biarkan rambut dan kukunya.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Hal – Hal Yang Di Makruhkan Dalam Sembelihan
1. Hipnotisme
Hipnotisme adalah Penyembuhan gangguan jiwa dengan membawa penderita ke suatu kea
daan trans. Rukun-rukun yang masuk dalam pengobatan ini meliputi thawaf, sa’i, wuquf dan mel
ontar. Kesemuanya itu bisa menghipnosis diri sendiri jika mampu mencapai taraf khusyuk sepert
i para sufi.
Adapun hipnotisme bermanfaat untuk berbagai penyakit kecuali infeksi, penyakit itu antara lain:
• Kelainan jantung dan pembuluh darah, seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Ka
nker, nyeri pada kanker.
• Penyakit pencernaan, infeksi usus dan sakit maag.
• Dismenorea (rasa sakit ketika sedang haidh).
• Penyakit kulit seperti atopic dermatitis, acne, allergic reactons, warts, urticaria, neurodermatiti
s, dan sebagainya antara lain asma, rematik sendi, sakit kepala, kencing manis, kegemukan, pe
nyakit gondok dan hipoglikemia.
Nilai – Nilai Kesehatan
Haji dan Umrah
2. Prana
Prana ini adalah suatu kekuatan yang beras.al dari benda yang memiliki energi ya
ng secara tidak langsung bisa membuat tubuh menjadi sehat. Dalam hal ini yang termasu
k pada prana adalah baitul, Hajar as.wad, maqam Ibrahim, safa dan marwah, Arafah, ma
bit, dan jumrah.
3. Meditasi
Meditasi adalah Pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu. Yang te
rmas.uk dalam meditasi adalah shalat. Shalat dikatakan sebagai pengobatan dengan cara
meditasi karena shalat adalah suatu cara berkomunikasi dengan zat supranatural secara s
ungguh-sungguh yang diyakini dapat mengabulkannya.
Meditasi mampu mengobati penyakit-penyakit seperti dibawah ini:
• Penyakit jantung seperti, aritmia, cerebrovascular, tekanan darah tinggi, kelainan katu
p jantung, penyakit pembuluh darah perifir, dan penyakit sel sickle.
• Infeksi seperti HIV, AIDS, tetanus.
• Kelainan syaraf dan jiwa seperti sikap agresif, alkoholisme, penyakit alzheimer, autism
e, kerusakan otak, sakit kepala, stroke akibat kokain, stress dll.
• Penyakit tulang dan otot seperti kejang otot, nyeri otot, rheumatoid arthritis, osteoporo
sis, penyakit akibat olahraga.
Nilai – Nilai Kesehatan
Qurban
Manfaat qurban dari sisi duniawi dan ukhrawi, seperti tujuan kesehatan de
ngan memilih hewan qurban standar baik dari sisi umur maupun cacat cela
. Tujuan penambahan gizi dengan menyedekahkan dagingnya, tujuan ekon
omi pada pembelian hewan, tujuan budaya pada kedatangannya setiap tah
un, tujuan sosial pada berhimpunnya banyak jama'ah saat penyembelihan
dan pembagian dagingnya, dan sebagainya.
THANK YOU FOR YOU LISTEN