Banjir ialah bencana alam yang sering terjadi di banyak kota dalam skala yang berbeda dimana air dengan jumlah yang berlebih berada di daratan yang biasanyakering.
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengertian banjir adalah berair banyak dan juga deras, kadang-kadang meluap. Hal itu dapat terjadi sebab jumlah air yang ada di danau, sungai, ataupun daerah aliran air lainnya yang melebihi kapasitas normal akibat adanya akumulasi air hujan atau pemampatan sehinggamenjadi meluber. Macam macam banjir
Banjir lumpur
Banjir bandang
Banjir cileunang Banjir air Penyebab banjir Buah sampah sembaragan
Curah hujan yang tinggi
Daratan rendah
Pemukiman di bantaran sungai atau aliran
Drainase yang sudah dubah tanpa
memperhatikan amdal
Bendungan jebol
Stanah yang sudah tidak menyerap
Sistem tata ruang yang salah
Cara penanggulan bencana banjir : Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan sama sekali atau mengurangi ancaman Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau meredam risiko. Yaitu dengan membuat bendungan, tanggul, kanal untuk mengendalikan banjir, pembangunan tanggul sungai dan lainnya. 1. Kenali penyebab banjir 2. Tindakan untuk mengutangi dampak banjir 3. Yang harus dilakuakn sebelum terjadi banjir 4. Yang harus dilakukan saat banjir 5. Yang harus dilakukan setelah banjir Tahap kesiapsiagaan : Kesiapsiagaan adalah upaya menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu. Hal ini bertujuan agar warga mempunyai persiapan yang lebih baik untuk menghadapi bencana. Tindakan terhadap bencana menurut PBB ada 9 kerangka, yaitu: 1. Pengkajian terhadap kerentanan 2. membuat perencanaan ( pencegahan bencana) 3. Pengorganisasian 4. Sistem informasi 5. Pengumpulan sumber daya 6. Sistem alarm 7. Mekanisme tindakan 8. Pendidikan dan pelatihan penduduk 9. Gladi resik Tahap Tanggap Darurat Tanggap darurat adalah upaya yang dilakukan segera setelah bencana terjadi untuk mengurangi dampak bencana, seperti penyelamatan jiwa dan harta benda. Tindakan tanggap darurat: 1. Evakuasi 2. Pencarian dan penyelamatan 3. Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD) 4. Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan 5. Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan sanitasi, pangan,sandang, papan, kesehatan, konseling 6. Pemulihan segera fasilitas dasar seperti telekomunikasi, transportasi, listrik, pasokan air untuk mendukung kelancaran kegiatan tanggap darurat 7. Menjamin keamanan dilokasi bencana 8. Pengkajian terhadap kerugian akibat bencana 9. Pembagian dan penggunaan alat perlengkapan pada kondisi darurat, 10. Pengiriman dan penyerahan barang material Tahap pasca darurat : 1. Tahap rehabilitatif : Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, kejiwaan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, prasarana transportasi, penyusunan kebijakan dan pembaharuan struktur penanggulangan bencana di pemerintahan. 2. Tahap rekontruksi : – Membangun prasarana dan pelayana dasar fisik , pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, pembaharuan rencana tata ruang wilayah, sistem pemerintahan dan lainnya yang memperhitungkan faktor risiko bencana. – Pemulihan psiko-sosial – Peningkatan fungsi pelayanan kesehatan. Penanggulangan bencana banjir di bidang kesehatan Berikut ini merupakan ruang lingkup bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, terutama saat tanggap darurat dan pasca bencana. 1. Situasi darurat 2. Pengendalian vektor 3. Pengendalian penyakit 4. Imunisasi terbatas 5. Surceilanse epidomologi • Menurut DepKes RI (2006) manajemen siklus penanggulangan bencana terdiri dari: • impact (saat terjadi bencana) • Acute Response (tanggap darurat) • Recovery (pemulihan) • Development (pembangunan) • Prevention (pencegahan) • Mitigation (Mitigasi) • Preparedness (kesiapsiagaan) Peran perawat dalam penanggungan bencana 1. Peran perawat dalam fase pre-impact 2. Peran perawat dalam fase pre-impact Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana • Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari. • Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian. • Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di RS. • Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian. • Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan kesehatan. • Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa. • Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot). • Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain. • Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater. • Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi. Peran perawat dalam fase postimpact : • Memberikan terapi bagi korban bencana untuk mengurangi trauma. • Selama masa perbaikan perawat membantu korban bencana alam untuk kembali ke kehidupan normal. • Beberapa penyakit dan kondisi fisik yang memerlukan pemulihan dalam jangka waktu lama memerlukan bekal informasi dan pendampingan. • Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan unsure lintas sektor menangani maslah kesehatan masyarakat paska gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan (recovery) menuju keadaan sehat dan aman.