Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN BENCANA

“BANJIR”
Dosen pembimbing :

H. JUNADY SUPARMAN RUSTAM MNS


Banjir ialah bencana alam yang sering terjadi di banyak
kota dalam skala yang berbeda dimana air dengan
jumlah yang berlebih berada di daratan yang
biasanyakering.

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia,


pengertian banjir adalah berair banyak dan juga deras,
kadang-kadang meluap. Hal itu dapat terjadi sebab
jumlah air yang ada di danau, sungai, ataupun daerah
aliran air lainnya yang melebihi kapasitas normal akibat
adanya akumulasi air hujan atau pemampatan
sehinggamenjadi meluber.
Macam macam banjir

Banjir lumpur

Banjir bandang

Banjir cileunang
Banjir air
Penyebab banjir
Buah sampah sembaragan

Curah hujan yang tinggi

Daratan rendah

Pemukiman di bantaran sungai atau aliran

Drainase yang sudah dubah tanpa


memperhatikan amdal

Bendungan jebol

Stanah yang sudah tidak menyerap

Sistem tata ruang yang salah


Cara penanggulan bencana banjir :
Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk
menghilangkan sama sekali atau mengurangi ancaman
Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi
atau meredam risiko. Yaitu dengan membuat bendungan,
tanggul, kanal untuk mengendalikan banjir, pembangunan
tanggul sungai dan lainnya.
1. Kenali penyebab banjir
2. Tindakan untuk mengutangi dampak banjir
3. Yang harus dilakuakn sebelum terjadi banjir
4. Yang harus dilakukan saat banjir
5. Yang harus dilakukan setelah banjir
Tahap kesiapsiagaan :
Kesiapsiagaan adalah upaya menghadapi situasi darurat serta
mengenali berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan
pada saat itu. Hal ini bertujuan agar warga mempunyai
persiapan yang lebih baik untuk menghadapi bencana.
Tindakan terhadap bencana menurut PBB ada 9 kerangka, yaitu:
1. Pengkajian terhadap kerentanan
2. membuat perencanaan ( pencegahan bencana)
3. Pengorganisasian
4. Sistem informasi
5. Pengumpulan sumber daya
6. Sistem alarm
7. Mekanisme tindakan
8. Pendidikan dan pelatihan penduduk
9. Gladi resik
Tahap Tanggap Darurat
Tanggap darurat adalah upaya yang dilakukan segera setelah bencana terjadi untuk
mengurangi dampak bencana, seperti penyelamatan jiwa dan harta benda. Tindakan
tanggap darurat:
1. Evakuasi
2. Pencarian dan penyelamatan
3. Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
4. Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan
5. Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan sanitasi, pangan,sandang, papan,
kesehatan, konseling
6. Pemulihan segera fasilitas dasar seperti telekomunikasi, transportasi, listrik,
pasokan air untuk mendukung kelancaran kegiatan tanggap darurat
7. Menjamin keamanan dilokasi bencana
8. Pengkajian terhadap kerugian akibat bencana
9. Pembagian dan penggunaan alat perlengkapan pada kondisi darurat,
10. Pengiriman dan penyerahan barang material
Tahap pasca darurat :
1. Tahap rehabilitatif : Memperbaiki prasarana dan pelayanan
dasar fisik, pendidikan, kesehatan, kejiwaan, ekonomi, sosial,
budaya, keamanan, lingkungan, prasarana transportasi,
penyusunan kebijakan dan pembaharuan struktur
penanggulangan bencana di pemerintahan.
2. Tahap rekontruksi :
– Membangun prasarana dan pelayana dasar fisik , pendidikan,
kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan,
pembaharuan rencana tata ruang wilayah, sistem pemerintahan
dan lainnya yang memperhitungkan faktor risiko bencana.
– Pemulihan psiko-sosial
– Peningkatan fungsi pelayanan kesehatan.
Penanggulangan bencana banjir di bidang kesehatan
Berikut ini merupakan ruang lingkup bidang pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan, terutama saat tanggap darurat dan pasca bencana.
1. Situasi darurat
2. Pengendalian vektor
3. Pengendalian penyakit
4. Imunisasi terbatas
5. Surceilanse epidomologi
• Menurut DepKes RI (2006) manajemen siklus penanggulangan bencana terdiri
dari:
• impact (saat terjadi bencana)
• Acute Response (tanggap darurat)
• Recovery (pemulihan)
• Development (pembangunan)
• Prevention (pencegahan)
• Mitigation (Mitigasi)
• Preparedness (kesiapsiagaan)
Peran perawat dalam penanggungan bencana
1. Peran perawat dalam fase pre-impact
2. Peran perawat dalam fase pre-impact
Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana
• Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari.
• Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.
• Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di
RS.
• Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
• Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan
kesehatan.
• Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi
kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat
jiwa.
• Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang
ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik
(hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot).
• Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan
memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain.
• Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater.
• Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan
masyarakat yang tidak mengungsi.
Peran perawat dalam fase postimpact :
• Memberikan terapi bagi korban bencana untuk mengurangi
trauma.
• Selama masa perbaikan perawat membantu korban bencana
alam untuk kembali ke kehidupan normal.
• Beberapa penyakit dan kondisi fisik yang memerlukan pemulihan
dalam jangka waktu lama memerlukan bekal informasi dan
pendampingan.
• Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait
bekerja sama dengan unsure lintas sektor menangani maslah
kesehatan masyarakat paska gawat darurat serta mempercepat
fase pemulihan (recovery) menuju keadaan sehat dan aman.

Anda mungkin juga menyukai