Anda di halaman 1dari 27

IBADAH HAJI

Disusun Oleh :

ANA SUSANTI 20161113041


NADHIR FAKHRUDIN 20161113009
FRISHA DEWI TRIANDINI 20161113024
HAKIKAT HAJI

Haji berasal dari kata “Al Hajju” yang artinya kehendak ke Baitil
Haram untuk beribadah.
Menurut bahasa kata Haji berarti menuju, sedang menurut
pengertian syar’i berarti menyengaja menuju ke ka’bah baitullah untuk
menjalakan ibadah (nusuk) yaitu ibadah syari’ah yang terdahulu.
Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim yang
mampu. Ibadah Haji dikerjakan pada bulan-bulan tertentu yaitu bulan
Syawal, bulan Dzul Qaidah dan bulan Dzulhijjah. Kewajiban
menjalankan ibadah Haji bagi orang mu’min seumur hidup hanya satu
kali, selebihnya hukumnya sunnah.
Allah berfirman :
َِ ‫َن ا ْلعَالَ َم‬
‫ين‬ َ ‫َللا‬
َِ ‫غ َنيِ ع‬ َِّ ‫ن‬ِّ ‫ن َكفَ َِر فَ َإ‬
ِْ ‫يلِ َو َم‬ َِ ‫ست َ َطا‬
َ ‫ع َإلَ ْي َِه‬
ً ‫س َب‬ ْ ‫نا‬ َِ ‫اس َحجِ ا ْلبَ ْي‬
َِ ‫ت َم‬ ِ َ ّ‫علَى الن‬
َ ‫لِل‬
َِّ َ ‫َو‬
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali
Imron: 97).
Kondisi diwajibkannya Haji:
1. Islam ( tidak sah hajinya orang kafir)
2. Baligh (tidak sah hajinya anak yang belum mumayyis)
3. Berakal (tidak sah hajinya bagi orang gila)
4. Merdeka (bukan budak atau hamba sahaya)
5. Mampu untuk melaksanakannya
Rukun Haji

1. Ihram
2. Wukuf
3. Tawaf
4. Sa’i
Sunat Haji
1. Ifrad, yaitu mendahulukan haji terlebih dahulu baru mengerjakan
umrah.
2. Membaca Talbiyah
3. Tawaf Qudum, yatiu tawaaf yuang dilakukan ketika awal datang di
tanah ihram, dikerjakan sebelum wukuf di Arafah.
4. Shalat sunat ihram 2 rakaat sesudah selesai wukuf, utamanya
dikerjakan dibelakang makam nabi Ibrahim.
5. Bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah
6. Thawaf wada ', yakni tawaf yang dikerjakan setelah selesai ibadah
haji untuk memberi selamat tinggal bagi mereka yang keluar Mekkah.
Manasik Haji
1. Di Mekkah (pada tanggal 8 Djulhijjah), Mandi dan berwudlu, Memakai
kain ihram kembali, Shalat sunat ihram dua raka'at, Niyat haji, Berangkat
menuju Arafah, membaca talbiyah, shalawat dan doa.
2. Di Arafah, waktu masuk Arafah berdo'a, dan berwukuf, (tanggal 9
Djulhijjah)
3. Di Muzdalifah (pada malam tanggal 10 Djulhijjah), berdo'a dan Mabit
4. Di Mina, berdoa, melontar jumroh dan bermalam (mabit) pada saat
melempar jumroh,
5. Kembali ke Mekkah, Thawaf Ifadah, dan Thawaf Wada, Setelah itu
rombangan jama’ah haji gelombang awal. bisa pulang ke tanah air
Permasalahan Kontemporer Haji

1. Haji tidak lepas dengan Permasalahan Perbankan, bagi seorang Muslim yang
ingin menjauhkan dari perbankan karena di dalamnya ada unsur riba, maka
seorang Jama’ah haji pasti tidak akan bisa menghindarinya, karena sejak mulai
pendaftaran harus lewat perbankan.
2. Haji memungkinkan seseorang untuk intiqolul madzhab.
Umat Islam Indonesia kebanyakan adalah penganut Syafi’iyyah, dimana
bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan dapat membatalkan wudhu,
sedangkan dalam kondisi pelaksanaan Ibadah haji kurang-lebih 2 juta umat
manusia dari penjuru dunia kumpul di Makkah, ini sangat sulit menghindari
persentuhan kulit tersebut, maka jalan yang ditempuh adalah intiqolul madzhab.
3. Penundaan masa haid bagi wanita
Pada dasarnya ada dua faktor yang menjadi alasan bagi wanita untuk memakai
obat pengatur siklus haid, yaitu: Untuk keperluan ibadah dan untuk keperluan
diluar ibadah.
Lanjutan..
4. Permasalahan miqod,
ada 2 macam miqot, yaitu : Miqot zamaniyah yaitu bulan-bulan haji, mulai dari bulan
Syawwal, Dzulqo’dah, dan Dzulhijjah.Miqot makaniyah yaitu tempat mulai berihram bagi
yang punya niatan haji atau umroh. Ada lima tempat: (1) Dzulhulaifah (Bir ‘Ali), miqot
penduduk Madinah (2) Al Juhfah, miqot penduduk Syam, (3) Qornul Manazil (As Sailul
Kabiir), miqot penduduk Najed, (4) Yalamlam (As Sa’diyah), miqot penduduk Yaman, (5)
Dzat ‘Irqin (Adh Dhoribah), miqot pendudk Irak. Itulah miqot bagi penduduk daerah
tersebut dan yang melewati miqot itu.
Sebagian jama’ah haji dari negeri kita, meyakini bahwa Jeddah adalah tempat awal ihram.
Mereka belumlah berniat ihram ketika di pesawat saat melewati miqot, namun beliau tidak
menetapkannya sebagai miqot. Inilah pendapat mayoritas ulama yang menganggap Jeddah
bukanlah miqot. Ditambah lagi jika dari Indonesia yang berada di timur Saudi Arabia,
berarti akan melewati miqot terlebih dahulu sebelum masuk Jeddah, bisa jadi mereka
melewati Qornul Manazil, Dzat ‘Irqin atau Yalamlam
Macam-macam Haji
1. Ifrad
Yaitu ihrom untuk haji saja dahulu dari miqotnya, terus diselesaikannya
pekerjaan haji. Lalu ihrom lagi untuk umroh, serta terus mengerjakan
segala urusannya. Berarti dalam hal ini mendahulukan haji daripada
umroh, dan inilah yang lebih baik.
2. Tamattu’
Yaitu mendahulukan umroh daripada haji dalam waktu haji.
3. Qiran
Yaitu dikerjakan bersama-sama antara haji dan umroh dalam satu
waktu.
SEJARAH HAJI

Sejarah Haji tidak bisa terlepas dari sejarah pembangunan Ka’bah


seperti yang diperintahkan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim as. Ketika Nabi
Ibrahim as. selesai membangun Ka’bah, Allah SWT memerintahkannya untuk
menyeru manusia agar melaksanakan haji. Dalam hal ini, Allah SWT
berfirman,
artinya, “Serukanlah kepada seluruh manusia untuk mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, mengendarai
unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh“.
Nabi Ibrahim as berkata kepada Allah SWT, “Wahai Tuhan ! Bagaimana
suaraku akan sampai kepada manusia yang jauh ?“, Allah SWT
berfirman, “Serulah ! Aku yang akan membuat suaramu sampai“.
Kemudian Nabi Ibrahim as naik ke Jabal Qubays (sebuah bukit di
selatan Ka’bah) dan memasukkan jari tangannya ke telinganya sambil
menghadapkan wajahnya ke Timur dan Barat beliau berseru, “Wahai
sekalian manusia telah diwajibkan kepadamu menunaikan ibadah haji
ke Baitul Atiq, maka sambutlah perintah Tuhanmu Yang Maha Agung“.
Seruan tersebut telah didengar oleh setiap yang berada dalam sulbi
laki-laki dan rahim wanita. Seruan itu disambut oleh orang yang telah
ditetapkan dalam ilmu Allah SWT bahwa ia akan melaksanakan haji,
sampai hari Kiamat mereka berkata, “LABBAIK ALLAAHUMMA
LABBAIK”, artinya, “Telah saya penuhi panggilan-Mu, Ya Allah! Telah
saya penuhi panggilan-Mu
Seusai Nabi Ibrahim as menyeru manusia untuk melaksanakan haji,
malaikat Jibril as mengajaknya pergi. Kepada beliau diperlihatkan
bukit Safa, Marwah dan perbatasan tanah Haram, lalu diperintahkan
untuk menancapkan batu-batu pertanda. Ibrahim as adalah orang yang
pertama menegakkan batasan tanah Haram setelah ditunjukkan oleh
malaikat Jibril as. Pada tanggal 7 Zulhijah, Nabi Ibrahim as berkhutbah
di Mekah ketika matahari condong ke Barat (tergelincir), sementara
Nabi Ismail as duduk mendengarkan. Pada esok harinya,
keduanya keluar berjalan kaki sambil bertalbiyah dalam keadaan
berihram. Masing-masing membawa bekal makanan dan tongkat untuk
bersandar. Hari itu dinamakan hari Tarwiah.
Di Mina, keduanya melaksanakan salat Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan
Subuh. Mereka tinggal di sebelah kanan Mina sampai terbit matahari
dari gunung Tsubair (waktu Dhuha), kemudian keduanya keluar Mina
menuju Arafah. Malaikat Jibril as menyertai mereka berdua sambil
menunjukkan tanda-tanda batas sampai akhirnya mereka tiba di
Namirah. Malaikat Jibril as menunjukkan pula tanda-tanda batas
Arafah. Nabi Ibrahim as sudah mengetahui sebelumnya lalu berkata,
: ُ‫ع َر ْفت‬
َ ,artinya: “Aku sudah mengetahui”, maka daerah itu dinamakan
Arafah.
Setelah membangun Ka’bah, Nabi Ibrahim datang ke Mekkah menunaikan
ibadah haji setiap tahun hingga beliau meninggal. Kemudian ibadah ini dilanjutkan
anaknya. Seiring perjalanan waktu, bentuk dan tujuan ritual haji berubah. Perilaku
kemusrikan berangsur-angsur merambah Arabia. Ka’bah kehilangan kesucian dan
banyak berhala ditempatkan di samping Ka’bah. Dinding Ka’bah tertutupi syair-syair
dan lukisan. Termasuk diantaranya Jesus dan ibunya, Maryam dan bahkan ada lebih
360 patung berada di sekitar Ka’bah.
Nabi Muhammad SAW bin Abdullah lahir sebagaimana permohonan Nabi
Ibrahim pada abad awal. Selama 23 tahun Nabi Muhammad menyebarkan pesan
tauhid-sama dengan pesan tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim dan semua nabi-dan
menetapkan hukum Allah di muka bumi. Beliau mencurahkan segala usaha untuk
menegakkan kalimah Allah dan kemenangan tertinggi adalah robohnya berhala-
berhala di sekitar Ka’bah dan menjadikannya pusat peribadatan untuk mengEsakan
Tuhan.
Tidak hanya membersihkan Ka’bah dari kotoran-kotoran, tetapi juga
mengembalikan ritual haji sebagaimana ajaran Ibrahim. Ada ayat dalam al-
Qur’an yang menunjukkan supaya membatasi kesalahan ritual yang tersebar
luas pada periode awal Islam. Begitu juga perbuatan tidak senonoh dan
memalukan dilarang.
Semua praktek pra Islam yang tidak sesuai dihapus diganti menjadi
perilaku kesalehan, rasa takut kepada Allah, kemurnian dan kesederhanaan.
Sekarang dalam ritual haji tidak ditemukan kirab besar-besaran dengan
tingkah laku tidak baik yang mengasyikkan sebagaimana sebelumnya. Yang
ada hanya mengingat Allah dalam setiap tahap dan langkah. Setiap
pengorbanan hanya diabdikan kepadaNya. Haji semacam ini balasannya
surga semata. Sebagaimana hadits Nabi SAW: “balasan haji mabrur tidak lain
hanyalah surga”.
MENCAPAI HAJI MABRUR

1. Iklas dalam beribadah


2. Menghindarkan diri dari sifat riya’
3. Patuh pada setiap perintah dan larangan Allah SWT.
4. Mengerjakan ibadah haji dengan benar (sesuai ajaran Nabi Muhammad
SAW.)
Namun begitu, kita memang tidak bisa menilai apakah seseorang itu
benar-benar mencapai haji mabrur atau tidak. Itu hak Allah. Namun kita bisa
mengenali ciri-ciri orang yang meraih haji mabrur, antara lain, perubahan
pribadi ke arah yang positif. Perubahan ini mencakup hubungan vertikal
(dengan Allah) dan horizontal (dengan lingkungan sekitar), juga mencakup
kualitas ibadah jasmani dan rohani.
Hikmah Haji ditinjau dari BERBGAI ASPEK

Hikmah Haji Ditinjau dari Aspek Psikologis

Psikologis merupakan fakktor yang berasal dari dalam individu


seseorang dan unsur-unsur psikologis meliputi motivasi, presepsi,
pembelajaran, kepribadian, memori, emosi, kepercayaan, dan sikap
atau segala hal yang berkenaan dengan kewajiban
Hikmah ibadah haji yang lain adalah untuk memperoleh
ketenangan batin. Kita mengenal beberapa orang yang selalu stress,
emosional atau tidak stabil jiwanya, ketika menuanaikan ibadah haji
menjadi tenang. Siapa pun, apabila berada di dekat orang yang
dikasihinya atau melindunginya akan merasa tenang.
Aspek politik-Sosiologis

Makna sosio-historis ibadah hajj berkaitan sangat erat dengan


persepsi kaum Muslim Indonesia tentang Mekkah dan Madinah M.
Sebagaimana ditunjukkan banyak kajian para sarjana, muslim Indonesia
telah lama melihat Mekkah sebagai pusat islam, baik secara sosial-
intelektual, keagamaan dan politik. Oleh karenanya, segala sesuatu
yang datang dari kota suci tersebut diakui memiliki nilai keislaman lebih
kuat dibanding praktik-praktik keagamaan kaum muslim di wilayah lain
khususnya di Nusantara dan kemudian Indonesia.
Haji dalam aspek kesehatan

Dalam energi fisika modern disebut tereksitasi. Untuk


menyembukannya, maka kita harus menstabilkan kembali kekacawan
sistem energi di dalam tubuhnya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
memasukan energi positif dari luar tubuh ornag yang sakit itu, dengan
fungsi untuk mengatur kembali susunan energinya.
Haji Ditnjau dari Aspek Ekonomi

Secara ekonomi, haji memberikan manfaat kepada umat Islam,


bahkan sebelum haji itu sendiri dilaksanakan. Tanpa haji seorang
muslim tidak akan berpikir dan berusaha untuk mengumpulkan uang
yang cukup untuk melakukan perjalanan yang relatif mahal itu. Haji
memberikan motivasi yang kuat bagi umat Islam untuk mengerahkan
berbagai potensinya untuk lebih berdaya secara ekonomi.
Haji Ditinjau dari Aspek Prilaku

Perilaku dalam bentuk pengalaman ibadah sesuai dengan syariah


dan tanggungjawab sosial yang lebih dari sebelum berkeinginan dan
sepulangnya berhaji. Transformasi budaya prilaku dan budaya ke arah
yang lebih baik dan berkualitas dari sebelumnya ini merupakan asset
abstrak yang dapat mengubah tanatanan kehidupan ke arah yang
sejahtera baik untuk membangun diri seutuhnya, orang lain, dan
lingkungannya
Haji Ditinjau dari Aspek Spiritual

Adapun hikamah terbasar dalam ibadah haji adalah untuk lebih


memantapkan aqidah dan keyakinan terhadap kebesaran dan
keagungan Allah SWT.
Haji Ditinjau dari Aspek sosial

Siapapun yang melaksanakan ibadah haji, mengerjakan ritual-


ritualnya akan merasakan sebuah kesederhanaan , kesucian dan
kebersihan diri. Bagi orang kaya yang biasa mengenakan baju baus dan
bermerk, saat ibadah haji harus ditinggalkan untuk mengenakan kain
ihram. Semuanya serba putih. Sederhana dan suci, pakaian dan ibadah-
ibadah dalam haji akan membersihkan dan menyucikan kita. Sepulang
di tanah air akan menyingkirkan rasa sombong berganti menjadi
kesederhanan.
Haji Ditinjau dari Aspek Ibadah
Dalam ibadah haji jama’ah dilatih untuk mendisiplinkan diri
untuk mematuhi berbagai macam peraturan. Mulai dari ibadah yang
dilakukannya, seperti mengenakan kain ihram hingga tata aturan
berada di negeri orang. Kita akan selalu dilatih shalat lima waktu tepat
waktu berjamaah. Kita juga disiplin untuk berada di atas kendaraan
sebelum waktunya agar tidak tertinggal ketika mengenakan kain ihram,
meskipun tidak ada yang tahu seorang pria mengenakan pakaian dalam
atau tidak, tetap larangan pakaian berjahit ditaatinya.
Adapun hikmah haji secara umum yaitu:
• Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti ihrom sebagai upacara
pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap
diri kepada Allah Yang Maha Agung.
• Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut diliputi dengan penuh
kekhusyu’an
• Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
• Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak yang mulia.
• Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi umat yang satu karena
mempunyai persamaan atau satu akidah.
• Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya berdatangan dari
seluruh penjuru dunia dan Ka’bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan persatuan.
• Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah yang berat memerlukan
persiapan fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala
godaan dan rintangan.
• Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah, banyak meminta pengorbanan baik
harta, benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
• Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina persatuan dan kesatuan umat Islam
sedunia.
Kesimpulan

Haji menyengaja menuju ke ka’bah baitullah untuk menjalakan ibadah


(nusuk) yaitu ibadah syari’ah yang terdahulu. Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib
bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji merupakan
bagian dari rukun Islam. Mengenai wajibnya haji telah disebutkan dalam Al Qur’an,
As Sunnah dan ijma’.
Tata cara pelaksanaan haji harus sesuai dengan syarat, rukun, wajib dan
sunnat haji. Islam, Syarat haji diantaranya : Baligh, Berakal, Merdeka, Kekuasaan
(mampu}sedangkan Rukun Haji adalah : Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat
ihram dan haji, Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah; Thawaf, Sa'i, Tahallul dan
Tertib atau berurutan
Ada permasalahan haji pada saat ini yang mungkin sangat tidak bisa
dilewatkan bagi kaum Muslimin, diantaranya : Haji tidak lepas dengan
permasalahan Perbankan, Haji memungkinkan seseorang untuk intiqolul madzhab,
Penundaan masa haid bagi wanita dan permasalahan miqot.

Anda mungkin juga menyukai