Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lapang Dada
Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pembimbing : Anis Tyas Kuncoro, S.Ag,M.A

Disusun oleh :

Firman Irsyadul Anam (30201900092)

Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Jl.Raya Kaligawe Km.4 Semarang Jawa Tengah

Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Lapang Dada”. Makalah ini
diharapkan dapat dibaca dan dipahami agar kita menjadi tahu tentang Lapang Dada.
Peneliti menyampaikan terimakasih atas segala bantuan sehingga dapat tersusun laporan
karya ilmiah ini. Peneliti menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada :

1. Bapak Anis Tyas Kuncoro, S.Ag,M.A, atas kesempatan yang diberikan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara yang selalu memberi motivasi dan semangat
3. Teman-teman yang membantu terselesaikannya penelitian ini yang tidak mungkin
kami sebutkan satu persatu.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan penelitian di masa mendatang.

Semarang, 1 Januari 2019

Firman Irsyadul Anam


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lapang dada merupakan suatu sifat yang baik. Lapang dada sering dicontohkan oleh
rasulullah SAW. Dengan lapang dada hidup akan menjadi tenang dan tentram. Sebagai
contoh jika ada orang yang menyakiti hati kita, jika kita lapang dada maka hati kita akan
menjadi tenang.

Dalam mengarungi dakwah, tidak jarang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam


menghadapi penolakan-penolakan yang sangat kasar. Meski demikian, beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam tetap teguh untuk menjadi seorang insan pemaaf, mengabaikan tanggapan
negatif tersebut.

Hari-hari yang datang silih berganti, benar-benar, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dedikasikan sepenuhnya untuk menciptakan kebaikan dan keselamatan bagi umat manusia.
Tidak pernah terbersit pun pada benak beliau untuk memuaskan emosi pribadi dengan
melancarkan balas dendam terhadap kaum yang menentang. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dititahkan untuk memilih jalan damai, memaafkan kesalahan orang yang masih dalam
kungkungan jahâlah (ketidaktahuan). Harapan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , tiada lain
supaya lahir manusia-manusia yang hanya berserah diri secara tulus kepada ilah
(sesembahan) yang haq. Namun pada era milenial ini, banyak masyarakat yang kurang
mengetahuhi apa itu lapang dada. Sehingga penulis ingin membuat makalah tentang lapang
dada.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud lapang dada?

2. Apa dalil-dalil tentang lapang dada?

3. Apa manfaat lapang dada?

C. Manfaat

1. Untuk mengetahui pengertian lapang dada.

2. Untuk mengetahui dalil –dalil tentang lapang dada.

3. Untuk mengetahui manfaat lapang.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Lapang dada adalah suatu sikap untuk memaafkan orang lain. Lapang dada
merupakan karunia pemberian Allah Ta’ala, perhatikanlah doa dan permohonan Nabi Musa
‘alaihis salam tatkala Allah Ta’ala memerintahkannya untuk melasanakan tugas yang begitu
berat; yaitu mendatngi Fir’aun yang sudah melampaui batas,

‫اذهب إلى فرعون إنه طغى‬

“Pergilah kamu kepada Fir’aun, karena dia telah berbuat melampui batas“. (QS. Thaha:24).

Suatu tugas yang sangat berat, dan besar, tatkala Allah Ta’ala perintahkan hal itu dia berkata,

‫رب اشرح لي صدري ويسر لي أمري‬

“Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku“. (QS. Thaha:25-26).

Dan tidak diragukan lagi bahwa lapangnya dada merupakan karunia Allah Ta’ala dan
taufik dari-Nya, dengan mengusahakan sebab-sebabnya. Diantara sebab-sebab agar dada
menjadi lapang:

1. Mentauhidkan Allah Ta’ala dan mengikhlaskan agama bagi-Nya, menujukan ibadah hanya
kepada-Nya, dan menjauhi kesyirikan baik kecil maupun besar.

2. Cahaya keimanan yang Allah berikan pada hati seorang hamba.

3. Ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Quran dan sunnah Nabi ‫صلى هللا عليه و سلم‬.

4. Inabah (kembali) kepada Allah Ta’ala dan cinta kepada-Nya, serta mendahulukan cinta
kepada Allah dari pada cinta kepada selain-Nya.

5. Konsisten dan terus-menerus dalam dzikir kepada Allah Ta’ala dan memberikan perhatian
yang besar dalam hal itu.

6. Berbuat baik kepada semua makhluk, sesuai dengan kemampuannya, baik dalam bentuk
harta, pertolongan, kedudukan dll.

7. Kebranian dan kuatnya hati (tidak pengecut).

8. Menghilangkan kedengkian (penyakit hati).

9. Meninggalkan fudhul (berlebih-lebihan), baik ucapan, pandangan mata, pendengaran,


ataupun makanan.

10. Baik dalam ittiba‘ (mengikuti) Nabi ‫صلى هللا عليه و سلم‬.
2. Dalil tentang lapang dada

Memaafkan tidak identik dengan kehinaan dan ketidakberdayaan. Bahkan sifat


memaafkan merupakan cermin kebesaran jiwa dan kekuatan hati, serta lapang dada. Sebab,
pada dasarnya ada kesanggupan untuk membalas. Sikap yang baik ini, akan menunjukkan
rasa kebesaran jiwa, yaitu menumbuhkan ketenangan, ketentraman, kemuliaan dan
keperkasaan jiwa, yang tidak akan dijumpai tatkala melampiaskan api dendam. Dalam Al-
Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ِ ْ‫ُخ ِذ ْال َع ْف َو َو ْأ ُمرْ بِ ْالعُر‬


َ‫ف َوأَ ْع ِرضْ َع ِن ْال َجا ِهلِين‬

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari
orang-orang yang bodoh. [al-A’râf/7:199].

Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :

‫َو َما َزا َد هللاُ َع ْبدًا بِ َع ْف ٍو إِالَّ ِع ًّزا‬

Dan tidaklah Allah menambah seorang hamba dengan kemudahan untuk memaafkan kecuali
Allah akan memberinya izzah (kemuliaan). [HR Muslim no. 6535].

Dengan demikian, orang yang berakal seharusnya mengamalkan nasihat Ibnu Hibban
rahimahullah dalam Raudhatul-‘Uqalâ` (hlm. 166): “(Betapa pentingnya) seseorang melatih
diri untuk berlapang dada terhadap kesalahan manusia, tidak membalasnya dengan kejelekan.
Karena, tidak ada obat yang paling efektif dapat meredam kejahatan (orang lain) melebihi
perbuatan yang baik kepadanya. Dan, tidak ada faktor yang mampu menyalakan dan
menyulut kejahatan, melebihi apa yang dilakukan dengan kejahatan serupa”.

Dalam perjalanan sejarah Islam, ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma pernah meriwayatkan


sikap lapang dada yang sangat fantastis pada diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

‘Aisyah Radhiyallahu anhuma bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:


“Wahai, Rasulullah! Pernahkah engkau melewati suatu hari yang lebih berat dari peperangan
Uhud?”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Aku telah mengalami gangguan dari


kaum-mu. Peristiwa yang paling berat kulalui adalah pada hari ‘Aqabah. Aku mendatangi
Ibnu ‘Abdil-Lail bin Abdi Kilal, namun ia tidak menyambutku. Aku bergegas pergi dalam
keadaan sedih bukan kepalang. Aku baru menyadari ketika telah sampai di daerah Qarnuts-
Tsa’âlib. Aku angkat kepalaku, dan tiba-tiba terlihat awan yang menaungiku. Aku amati, dan
muncullah Jibril seraya berseru,’Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mendengar
perkataan dan penolakan kaummu. Dia Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus malaikat
penjaga gunung untuk siap engkau perintah’. Malaikat penunggu gunung pun memanggil dan
mengucapkan salam kepadaku, seraya berseru: “Wahai, Muhammad! Sesungguhnya Allah
telah mendengar penolakan kaummu. Dan aku penjaga gunung mendapat titah untuk
menerima perintahmu sesuai dengan kehendakmu. Jika engkau mau, maka aku akan
benturkan dua gunung ini di atas mereka”.
(Mendengar seruan malaikat ini), beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam justru berkata:

َ‫بَلْ أَرْ جُو أَ ْن ي ُْخ ِر َج هللاُ ِم ْن أَصْ الَبِ ِه ْم َم ْن يَ ْعبُ ُد اله‬i ‫ك بِ ِه َش ْيئًا‬
ُ ‫َوحْ َدهُ الَ يُ ْش ِر‬

Sesungguhnya aku berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan
yang beribadah kepada Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. [HR Muslim
no. 4629].

Subhanallah, betapa menakjubkan dan betapa indah perilaku Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam . Meskipun mendapat gangguan yang berat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam ternyata tetap membuka pintu maaf.

C. Manfaat Lapang Dada

1. Lapang dada membuat hidup tenang dan tentram


2. Lapang dada mendapatkan keridhaan dari Allah SWT.
3. Lapang dada dapat menjauhkan hati dari siap dendam
4. Lapang dada dapat menjahui dari permusuhan.
5. Lapang dada semakin mempunyai banyak teman.
6. Lapang dada merupakan perbuatan baik seperti yang dicontohkan oleh rasulullah
7. Lapang dada mengurangi masalah.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Lapang dada membuat hidup tenang dan tentram


2. Lapang dada mendapatkan keridhaan dari Allah SWT.
3. Lapang dada dapat menjauhkan hati dari siap dendam
4. Lapang dada dapat menjahui dari permusuhan.
B. Saran
Berkaitan dengan makalah ini, maka dalam kesempatan ini akan diajukan beberapa saran
yang diharapkan dapat menjadi perhatian khusus bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/3784-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-seorang-yang-lapang-dada-tidak-
suka-membalas-dendam.html

https://muslim.or.id/22321-lapang-dada-dan-sebab-sebabnya.html

Anda mungkin juga menyukai