Anda di halaman 1dari 17

Warisan Terhadap

Dzawil Arham

Kelompok 2
Hilmi Insyanul Taufiq
Anisa Nurfadilah
Ega Rahmat H

151002081

151002082
151002083

Dede Cici Lestari

151002084

Putri Ayu Pebyanti

151002085

Neli Fauziah

151002086

Pengertian Dzawil Arham

Dzawil Arham

adalah bentuk jamak dari kata Rahim

yang asalnya dalam bahasa arab artinya

tempat pembentukan/ penyimpanan janin dalam perut ibu

Dzawil Arham adalah mereka yang bukan termasuk ahli waris


ashabul furudh, dan ashabah.
Jadi,
Dzawil arham adalah ahli waris yang mempunyai tali
kekerabatan dengan pewaris.

Pembagian Hak Waris Dzawil Arham Menurut Ulama

Menurut ulama Syafii dan Maliki serta Zaid bin Tsabit dan
Abdulloh bin Abbas berpendapat bahwa :
Dzawil Arham tidak mewarisi sama sekali

Menurut Imam Hanafi, Imam Ahamad bin Hambal dan


Jumhur Ulama yang dinukil dari pendapat Ali bin Abi Thalib
dan Umar bin Khatab berpendapat bahwa :
Dzawil Arham itu dapat mempusakai harta peninggalan bila tidak
ada Dzawil Furud dan Ashabah

Syarat Dzawil Arham Mendapat


Warisan
Tidak adanya ashabul furud selain suami istri

Tidak Ada Ashabah

Golongan Dzawil Arham


Golongan pertama,

orang yang berhubungan kepada orang yang meninggal, sedangkan dia


bukan shohib faradh dan bukan pula ashib.
1. Anak-anak dari anak perempuan.
Seperti anak laki-laki dari anak perempuan dan anak
perempuandari anak perempuan.
2. Anak-anak dari anak perempuan, dari anak laki-laki.
Seperti anak perempuan dari anak perempuan atau dari anak
dan anak lelaki dari anak perempuan ataupun anak
laki-laki.

laki-laki

Golongan kedua
,
orang

yang berhubungan kepada yang meninggal,


karena yang meninggal itu dinisbahkan kepada mereka lantaran
mereka adalah ayah-ayah yang dari yang meninggal.
1. Nenek yang tidak sejati walaupun telah tinggi.
Seperti ayah dari ibu yang meninggal dan ayah dari ayah
atau ibu yang meninggal, dan ayah dari ibu ayah.
2. Nenek yang tidak sejati, walaupun sudah tinggi.
Seperti ibu dari ayah ibu.

Golongan
ketiga,
orang
yang

berhubungan kepada ayah dan ibu dari yang meninggal.

1. Anak-anak dari saudara-saudara perempuan sekandung atau walaupun


telah jauh derajat mereka, baik anak-anak itu lelaki ataupun perempuan.
Seperti anak perempuan atau anak lelaki dari saudara perempuan
sekandung, atau seayah atau seibu.
2. Anak-anak perempuan dari saudara-saudara lelaki sekandung atau
seayah, atau seibu dan anak-anak mereka.
Seperti anak perempuan dari saudara lelaki sekandung, atau seayah
atau seibu dan seperti anak lelaki (atau anak perempuan) dari anak
perempuan saudara lelaki sekandung.

orang
Golongan Keempat,

yang berhubungan kepada kakek-kakek yang

meninggal, yaitu ayah dari ayah dan ayah dari ibu, baik mereka
itu masih dekat atau sudah jauh. Dan mereka yang
berhubungan kepada dua neneknya, yaitu ibu dari ibu dan ibu
dari ayah, baik dekat ataupun telah jauh.

Golongan yang keempat, meliputi kelompok


dzawil arham
saudara-saudara ayah seibu dari yang meninggal dan
saudara-saudara ayahnya yang perempuan dan saudara ibunya
yang lelaki dan saudara ibunya yang perempuan , baik yang
tersebut itu sekandung atau seayah atau seibu.
Kelompok pertama,

Kelompok kedua,

anak-anak dari kelompok yang pertama dan anak-anak


perempuan dari paman-paman orang yang meninggal sekandung
atau seayah dan anak-anak perempuan dari anak-anak lelaki
paman-paman itu, dan anak-anak dari anak-anak perempuan itu
walaupun telah jauh.

Kelompoksaudara-saudara
ketiga,

dari ayah yang meninggal seibu (saudarasaudara lelaki dari kakek yang meninggal dari garis ibu) dan saudarasaudara ayah yang perempuan, dari ayah yang meninggal lelaki dan
saudara-saudara ibu dari yang meninggal dan saudara ibu dari ayah
yang meninggal yang perempuan sekandung atau seayah atau seibu
dan saudara-saudara ayah dari ibu yang meninggal lelaki, dan saudarasaudara ibunya yang lelaki dan yang perempuan sekandung atau
seayah atau seibu.
Kelompok
keempat,
anak-anak

dari thaifah ketiga, walaupun telah jauh, dan anakanak perempuan dari saudara-saudara ayah yang lelaki dari ayah yang
meniggal sekandung atau seayah dan ank-anak perempuan dari anakanak lelaki saudara-saudara ayah itu, walaupun telah jauh dan anakanak dari anak-anak perempuan yang sudah diterangkan walaupun
sudah jauh.

Kelompok kelima,

saudara-saudara lelaki ayah dari ayah yang meninggal


dan saudar-saudara lelaki ayah dari ibu yang meninggal,
saudara-saudara perempuan ayah dari keduanya, saudarasaudara ibu dari keduanya sekandung atau seayah atau seibu
dan saudara-saudara lelaki ayah dari ibu yang meninggal dan
ibu ayahnya dan saudara-saudara perempuan ayah dari
keduanya dan saudara-saudara lelaki ibu dari keduanya dan
saudara-saudara perempuan dari ibu dari keduanya sekandung
atau seayah atau seibu.

Kelompokanak-anak
keenam,

dari thaifah kelima, walaupun sudah rendah


dan anak-anak perempuan dari saudara lelaki ayah dari ayah
dari ayah yang meninggal sekandung atau seayah dan anakanak perempuan dari anak-anak mereka walaupun telah jauh,
dan anak dari anak-anak perempuan ynag telah disebut itu.

Martabat Dzawil Arham Diantara Para Waris

Martabat mereka adalah terkemudian dari martabat


mengembalikan sisa harta kepada ashabul furudh annasabiyah,
tapi didahulukan atas mengembalikan sisa harta kepada salah
seorang dari suami istri dan terdahulu pula atas ashabahashabah sababiyah

Contoh Kasus Dzawil Arham


Seorang meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris istri, dua anak perempuan, satu cucu laki-laki
dari anak laki-laki yang sudah meninggal dunia lebih dahulu dari pewaris, dan saudara laki-laki kandung.
Tirkah Rp 1.000.000.000
Keperluan perawatan jenazah

Rp.

Wasiat

Rp.

Membayar hutang

25.000.000.00
Rp.

Mauruts

10.000.000.00

Rp.

25.000.000.00
940.000.000.00

1. Bagian ahli waris :


Bagian Istri

: 1/8

Dua anak perempuan : 2/3


Cucu laki-laki

: Ashabah

Saudara laki-laki kandung tertutup karena ada anak

Anda mungkin juga menyukai