Anda di halaman 1dari 19

Makalah Metodik Khusus

METODE PEMBELAJARAN PEER LEARNING


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodik Khusus
Dosen pengampu :Arikusmiwiyati, S.ST., M.Keb

Disusun oleh:
Kelompok V
1. Umi Ma’sum P17311185050
2. Risky Fauziah Yuliana P17311185067
3. Kurnia Indah P.S P17311185096
4. Putri Kartini P17311185089
5. Gita Ayu A.S P17311185062
6. Sulistyawati P173111850102
7. Elina Putri W. P17311185085
8. Indryani P17311185080
9. Ervina Meryana T. P173111850104
10. Atik Kholisatun P17311185056
11. Nur Anggraini P17311185075

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D IV KEBIDANAN ALIH JENJANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Hidayah serta izin-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah. Metodik Khusus
“METODE PEMBELAJARAN PEER LEARNING”. Terima kasih kepada Ibu
Arikusmiwiyati, S.ST., M.Keb selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodik
Khusus atas tugas yang diberikan sehingga menambah wawasan kami. Demikian
pula kepada teman-teman yang turut memberi sumbang saran dalam penyelesaian
makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak guna perbaikan makalah ini.

7 Agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran tidak lepas dari apa yang disebut dengan model
pembelajaran, dalam pembelajaran orang dewasa banyak metode yang di
terapkan untuk keberhasilan pembelajaran. Metode yang diterapkan
seharusnya mempertimbangkan faktor sarana dan prasarana yang tersedia
untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran, metode yang lebih sering
digunakan yaitu metode yang dianggap paling mudah (Supriadi, 2006).
Dalam pembelajaran di labolatorium memiliki berbagai model seperti
demonstrasi, simulasi, role play, bed side teaching dan peer learning.
Peer learning adalah proses pembelajaran sebaya yang menitik
beratkan pada berbagi pengalaman, ide dan pengetahuan, sehingga dapat
dengan mudah diterima, karena dengan begitu sesama teman dapat belajar
melalui tukar menukar pikiran dan informasi. Sedangkan pada masa dewasa
umumnya terjadi pembelajaran pengetahuan oleh masing-masing individu
(individual learning) secara mandiri (Permana, 2016).
Motode pembelajaran peer learning dianggap mampu
mengembangkan kompetensi, strategi ini membantu mahasiswa mengurangi
stres selama pembelajaran laboratorium melalui dukungan sesama peserta
didik dan lingkumgan belajar yang positif dan aman.

B. Tujuan
1. Mengetahui tentang pembelajaran di laboratorium dengan metode peer
learning.
2. Mengetahui tujuan pembelajaran di laboratorium dengan metode peer
learning.
3. Mengetahui manfaat pembelajaran di laboratorium dengan metode peer
learning.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran di laboratorium
dengan metode peer learning.
BAB II
ISI

A. Peer learning
Peer learning merupakan salah satu metode pembelajaran di
laboratorium dengan pendekatan pendekatan mengajar yang menuntut seorang
peserta didik mampu mengajar pada peserta didik lainnya. Peserta didik
dituntut untuk aktif berdiskusi dengan sesama temannya atau mengerjakan
tugas - tugas kelompok yang diberikan tutor (Silberman, 2006).
Peer learning merupakan strategi pembelajaran yang cocok untuk
pembelajaran orang dewasa (andragogi). Peer learning merupakan kegiatan
belajar teman sebaya yang berpusat pada peserta didik karena peserta didik
merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk diri sendiri dan
teman sebaya. Hal ini diharapkan dapat terjadi timbal balik antara teman
sebaya yang akan bertugas memfasilitasi kegiatan belajar (Jarvis, 2002).
Pembelajaran teman sebaya dipandang penting karena sebagian besar
peserta didik lebih sering membicarakan masalah mereka dengan teman
sebayanya dibandingkan dengan orang tua, pembimbing atau dosen. Masalah
yang dianggap sangat serius pun mereka bicarakan dengan teman sebaya /
sahabat. Hal tersebut dapat terjadi karena remaja memiliki ketertarikan dan
serta ikatan terhadap teman sebaya yang sangat kuat. Pembelajaran sebaya
adalah metode pembelajaran yang diterapkan dengan melibatkan salah satu
peserta didik sebagai tutor sebaya dan diberi peran sebagai pemandu
sekaligus tempat mencurahkan hati peserta didik lain dalam proses belajar
dengan harapan agar materi pembelajaran mudah dipahami oleh para siswa
tersebut.
Bantuan belajar dari teman sebaya dapat menghilangkan
kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami selain itu teman
sebaya tidak ada rasa malu untuk mengungkapkan kesulitan yang di hadapi
selama proses belajar mengajar.

B. Tujuan pembelajaran peer learning


1. Memberikan umpan balik sehingga peserta didik belajar secara aktif.
2. Peserta didik lebih cenderung berani untuk bertanya dan mengutarakan
pendapatnya.
3. Memotivasi dan meyakinkan peserta didik untuk percaya diri.
4. Efektif untuk meningkatkan pengembangan akademik dan sosial,
meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

C. Manfaat dari metode peer learning


1. Hasil belajar yang maksimal
Mereka mempunyai tanggung jawab untuk mendiskusikan dan
mengajarkan materi pelajaran kepada teman yang lain, sehingga
mendorong mereka untuk lebih giat belajar baik secara mandiri maupun
kelompok, dengan demikian hasil belajar akan lebih maksimal.
2. Tidak mudah melupakan materi pelajaran
Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima ilmu dari tutor, ada
kecenderungan untuk cepat lupa dengan apa yang telah diberikan.
Strategi peer learning mengajak peserta didik untuk aktif dalam proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian akan
membuahkan hasil belajar yang efektif.
3. Proses pembelajaran yang menyenangkan
Strategi peer learning merupakan strategi pembelajaran yang
menyenangkan karena melibatkan teman sebaya dengan bahasa yang
mudah dipahami, belajar menjadi lebih santai

D. Kelebihan dan kekurangan metode peer learning


1. Kelebihan peer learning:
a. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
b. Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran.
c. Meningkatkan interaksi sosial peserta didik dalam pembelajaran.
d. Mendorong peserta didik kearah berpikir tingkat tinggi.
e. Meningkatkan rasa tanggungjawab untuk belajar sendiri.
f. Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok.
g. Membangun semangat bekerja sama.
h. Melatih keterampilan berkomunikasi.
i. Meningkatkan hasil belajar.
2. Kekurangan peer learning:
a. Memerlukan waktu yang relatif lama untuk melakukan diskusi.
b. Jika peserta didik tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan maka
metode ini menjadi tidak efektif.
c. Kemungkinan didominasi oleh peserta didik yang suka berbicara,
pintar atau yang ingin menonjolkan diri.
BAB III
SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : ASI Eksklusif


Sasaran : Mahasiswa DIII kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang
Hari/ Tanggal : Rabu/ 22 Agustus 2018
Waktu : 45 menit
Tempat : Kampus Poltekkes Kemenkes Malang

A. Karakteristik Peserta
Jumlah : 50 orang
Peserta : D III Kebidanan
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
tentang ASI eksklusif.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian ASI ekslusif
b. Peserta dapat menyebutkan waktu ASI eksklusif
c. Peserta dapat menjelaskan manfaat ASI ekslusif
d. Peserta dapat menyebutkan tentang kandungan-kandungan ASI
ekslusif
e. Peserta dapat membedakan komposisi ASI eksklusif dengan susu
formula

C. Materi Penyuluhan
Terlampir

D. Metode
Diskusi
Tanya jawab
E. Media
Leaflet
LCD
F. Kegiatan penyuluhan

No. Tahap Kegiatan Waktu

1. Pembukaan Mengucap salam 5 menit


Perkenalan
Pendekatan dengan pesarta
Menggali pengetahuan mahasiswa tentang
ASI Ekslusif
Menjelaskan tentang pengertian ASI
2. Pengembangan Ekslusif 20 menit
waktu pemberian ASI, jenis ASI, jumlah
dan frekuensi ASI
Membagikan lieaflet

Memberi kesempatan peserta untuk


bertanya.

3. Penutup Mengadakan Tanya jawab/diskusi untuk 20 menit


mengetahui seberapa jauh peserta paham
tentang materi yang disampaikan

Menyimpulkan hasil penyuluhan


Ucapan terima kasih dan salam penutup

G. Evaluasi
Pelaksanaan
1. Tanggal / Jam : 22 Agustus 2018
2. Waktu : 13.00 WIB
3. Tempat : Poltekkes Kemenkes malang
4. Jumlah Peserta : 50 orang
5. Respon terhadap penyuluhan :
a) Jumlah peserta yang aktif :
b) Jumlah pertanyaan yang diajukan :
c) Macam pertanyaan yang diajukan :

MATERI PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

1. Pengertian dan waktu pemberian


ASI Eksklusif
Adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia
6 bulan.Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan
seperti: susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih.Pada pemberian
ASI eksklusif bayi juga tidak diberi makanan tambahan seperti : pisang,
biscuit, bubur susu, bubur nasi,tim dsb.
ASI eksklusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan, tanpa
makanan pendamping.Diatas usia 6 bulan bayi memerlukan makanan
tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur 2
tahun.

Kandungan ASI
Mengandung nutrient (zat gizi) yang sesuai untuk bayi
a. Mengandung lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak, sekitar 50 % ASI
berasal dari lemak.Kadar kolesterol ASI lebih tinggi dari pada susu sapi,
sehingga bayi yang mendapat ASI mempunyai kadar kolesterol lebih
tinggi.Disamping kolesterol, ASI mengandung asam lemak esensial :
asam linoleat (omega 6) dan asam linoleat (omega 3)
b. Mengandung karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalaah laktosa. Manfaat laktosa
mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan
laktosabasilus bifidus.
c. Mengandung Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein sebesar
0,9%, whey sebesar 60%. Didalam ASI terdapat 2 asam amino,system
untuk pertumbuhan somatic dan taurin untuk pertumbuhan otak.
d. Garam dan mineral
Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan
baik, sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dan mineral yang
rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu
sapi. Zink dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu proses metabolism
tubuh. Kekurangan Zink bias menyebabkan gejala kemerahan dikulit, diare
kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kandungan selenium dalam Asi lebih
tinggi dari pada susu formula yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
cepat. Zat Besi dalam Asi lebih mudah diserap yaitu 20 – 50%
dibandingkan dengan susu formula hanya 4 – 7 %. Bayi yang mendapat
Asi mempunyai resiko yang lebih kecil untuk mengalami anemia.
Vitamin
ASI mengandung vitamin yang diperlukan : yaitu vitamin A, D, E, K, B, Asam folat
dan C. Vitamin K berfungsi sebagai katalisator dan pembekuan darah. Sedangkan vitamin
E, terutama terdapat dikolostrom.

Mengandung zat protektif


a. Mengandung laktobasilus bifidus
Berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat.Kedua asam ini
menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan
mikroorganisme seperti bakteri ekoli yang sering menyebabkan diare, sigela dan jamur.
b. Mengandung laktoferin
Merupakan protein yang berikatan dengan zat besi.Dengan pengikatan zat besi, maka
laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman yaitu stafilokokus dan
ekoli.
c. Mengandung lisosom
Merupakan enzim yang dapat memecah dinding bakteri dan anti inflamatori bekerja
bersama peroksida dan askorbat untuk menyerang ekoli dan sebagian salmonela.
d. Komplemen C3 dan C4
Mempunyai daya opsonik, anafilaktosik dan hemotaktik yang bekerja bila diaktifkan
oleh Ig A dan Ig E.

Faktor anti streptokokus


Dapat melindungi bayi terhadap infeksi kuman.
a. Anti bodi
ASI terutama kolostrum mengandung Ig A, Ig E, Ig M, dan Ig G yang berfungsi
mencegah bakteri pathogen dan enterofirus masuk dalam mukosa usus.Dalam ASI juga
didapatkan antigen terhadap helicobacter penyebab diare, kadarnya dalam kolostrum
tinggi dan menurun pada usia 1 bulan, kemudian menetap selama menyusui.
b. Imunitas seluler
ASI mengandung sel-sel.Sebagian besar (90%) sel tersebut berupa makrofak, yamg
berfungsi membunuh dan memfagasitosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4
lasozim dan laktoferim.

Manfaat ASI
a. Manfaat ASI bagi bayi
Mengandung nutrient (zat gizi) yang sesuai untuk bayi
Mengandung antibodi
Efek psikologis yang dapat meningkatkan hubungan kontak batin yang lebih erat, saat
menyusui akan mencipkatakn perasaan aman pada bayi sebagai dasar rasa percaya diri.
Mengurangi karies dentis
Mengurangi kejadian maloklusi (perubahan struktur gigi)
Menurunkan angka kejadian alergi, terganggunya pernafsan, diare dan obesitas pada
anak
b. Manfaat ASI bagi ibu
Aspek kesehatan
Mengurangi perdarahan
Mempercepat involusi uterus
Mengurangi Ca mamae
Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan ibu secara bertahap
Aspek KB
Metode amenore laktasi
Aspek psikologis
Ibu merasa puas telah memberikan ASI pada bayinya
Aspek teknis
Tidak merepotkan
Hemat waktu
Praktis
Mudah dibawa kemana-mana

c. Manfaat ASI bagi keluarga


Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu
formula, dapat digunakan untuk keperluan lain. Aspek psikologis
Kebahagian keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang sehingga suasana
kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dan kelaarga.
Aspek kemudahan
Sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.

d. Manfaat ASI bagi Negara


Mengurangi angka kesakitan dan kematian anak
Mengurangi subsidi untuk RS
Mengurangi devisa untuk membeli susu formula
Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
Mensukseskan program KB.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peer learning adalah sebuah metode pembelajaran yang sedang menjadi tren
saat ini. Peer learning menjadi metode yang menjadikan peserta didik tidak bosan.
Peer learning dalam bahasa indonesia disebut dengan istilah tutor sebaya.
Tutor sebaya atau peer learning adalah metode pembelajaran dengan
pendekatan kooperatif dimana peserta didik ada yang berperan sebagai pengajar
dan peserta didik yang lain berperan sebagai pembelajar, untuk mengembangkan
kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami
apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna, karena penjelasan yang diberikan
menggunakan bahasa yang lebih akrab.
Mengajar akan lebih efektif apabila segala persiapan untuk mengajar sudah
dipersiapkan dengan baik dari bahan ajar sampai alat untuk mendukung pengajaran
tersedia, sehingga penyampaian informasi dapat tepat sasaran, proses belajar yang
lebih kondusif dan belajar yang menyenangkan dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA

Herianto.D., Siahaan.P., Kuswandi.J., Efektivitas Model Pembelajaran Tutor


Sebaya Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Belajar Microsoft Excell diKelas VIII
SMP 2 Mei, Banjar.

Parwata I.N. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Tutor


Sebaya Terhadap Kreatifitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa, JIPP. Hlm 1054-
1066.

Permana, 2016. Antropolgi Pedesaan dan Pembangunan Berkelanjutan,


Jogjakarta : DEEPUBLISH.

Silberman, M. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.


Yogyakarta: Pustaka Lusa Mandiri

Jarvis, P. 2002. Education and Adult Learning. New York: Routledge - Falmer.

Syafrudin, Titik Fratidina, Y.2009. Buku promosi kesehatan untuk mahasiswa


kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Yuliarti, N. 2006. Keajaiban ASI makanan terbaik untuk kesehatan,


kecerdasan, dan kelincahan sikecil. Jogjakarta: Andi.
LAMPIRAN

Uraian tugas masing- masing kelompok

BAB I
1. Risky Fauziah Yuliana
2. Kurnia Indah Permata Sari

BAB II
1. Umi Ma’sum
2. Elina Putri Winarsih
3. Ervina Meryana
4. Sulistiawati

BAB III
1. Indriyani
2. Putri Kartini
3. Atik Kolisatun

BAB IV
1. Nur Anggraini
2. Gita Ayu Andayani S

Bahan- bahan terkait materi


A. Buku
1. Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan
2. Keajaiban ASI Makanan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan, Dan
Kelincahan Sikecil
3. Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar
Siswa Dalam Belajar Microsoft Excell Dikelas VIII SMP
4. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Tutor Sebaya Terhadap
Kreatifitas Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa.
5. Antropolgi Pedesaan Dan Pembangunan Berkelanjutan
6. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Education and Adult
Learning.

Anda mungkin juga menyukai