Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEHNOLOGI TERAPAN DALAM PELAYANAN PERSALINAN

KELOMPOK :5
NAMA : 1. DWI PRASTYOWATI
2. ELVIRA MONICA
3. RITA HASANAH
4. SRI SUMARNI
5. SYARIFAH HERZALADIN

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN KHUSUS


FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Teknologi Terapan Dalam Pelayanan
Persalinan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Tekhnologi Tepat Guna Dalam Pelayanan Kebidanan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................. i


Daftar Isi .......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan ...................................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Obat Pereda Nyeri Pada Persalinan..........................................................................2
B. Obat Anti Emetik .....................................................................................................3
C. Obat Meningkatkan Kontraksi Uterus.......................................................................4
D. Obat Menurunkan Kontraksi Uterus.........................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Program pembangunan kesehatan yang secara khusus diperuntukkan untuk ibu, bayi
baru lahir, dan bayi telah ditetapkan kebijakan khusus yang mencakup upaya perbaikan gizi,
jaminan obat dan perbekalan kesehatan.
Teknologi tepat guna suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta
sesuai dengan fungsinya. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat hasil
diagnosa akan lebih akurat, cepat dan tepat. Manfaat teknologi tepat guna mempermudah dan
mempersingkat waktu pekerjaan tenaga kesehatan dan klien Lebih cepat ditangani oleh
tenaga kesehatan Masyarakat mapu mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi tepat
guna tersebut
Dampak Teknologi Tepat Guna dengan adanya teknologi tepat guna dalam kebidanan,
maka masyarakat akan mendapat kemudahan dalam menjaga kesehatan yang lebih efisien
dan efektif. Teknologi yang ada, dapat membuat kegiatan khususnya di dalam kebidanan
akan lebih sederhana dan mudah positif jika penggunaannya teknologi tepat guna tidak sesuai
dengan lingkup yang memerlukan maka itu akan sia-sia.

B. Rumusan Masalah
Apa saja obat terapi Inhalasi Analgetik yang termasuk dalam teknologi terapan dalam
persalinan?

C. Tujuan
Untuk mengetahui obat terapi Inhalasi Analgetik yang termasuk dalam teknologi terapan
dalam persalinan

1
BAB II
PEMBAHASAN

Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si
pasien langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Terapi inhalasi
adalahsistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat
tertentu,misalnya Metered Dose Inhalers (MDI), Dry Powder Inhaler (DPI), nebulizer.
Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang
digunakan sebagai pereda nyeri. Analgesik termasuk obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS)
seperti salisilat, obat narkotika seperti morfin, dan obat sintesis bersifat narkotik seperti
tramadol.
OAINS seperti aspirin, naproksen, dan ibuprofen tidak hanya meredakan nyeri, obat-
obat ini juga bisa menurunkan demam dan panas. Analgesik bersifat narkotik seperti opioid
dan opidium bisa menekan sistem saraf pusat dan mengubah persepsi terhadap nyeri
(noisepsi). Obat jenis ini lebih kuat dalam mengurangi nyeri dibandingkan OAINS.

A. Obat Pereda Nyeri pada persalinan

1. Analgetika Inhalasi Preparat


gas ini akan menghasilkan analgetika intermiten pada saat timbulnya kontraksi uterus
(HIS). Reinolda menganjurkan pemberian hanya pada masa transisi, kala dua persalinan,
penjagitan perineum dan sementara menunggu analgesia epidural untuk memberikan hasil
yang efektif Efek samping : Depresi sistem syaraf pusat (sedasi) Halusinasi Mual Hipoksia

2. Apoid
Meperidin, meplazinol, diamorfin, nalokson. Opoid digunakan dalam persalinan,
praedah, intrabedah, pasca bedah dan dalam masa intensif untuk menghasilkan analgetika,
sedasi serta pengurangan rasa cemas. Efek samping : Sistem saraf pusat (ssp)-fungsi yang
lebih tinggi Depresi Penumpukkan sistem saraf pusat

3. Obat Anestesi lokal


Lignokain, Bupirakin Obat-obat anestesi lokal memiliki peranan yang tertinggal
dalam meredakan rasa nyeri untuk jangka waktu yang singkat. Dalam kebidanan, obat-obatan
tersebut diberikan secara topikal, subkutan, infiltrasi di sekeliling serabut saraf yang tunggal

2
Efek samping : gelisah, penglihatan kabur, menggigil, mual, depresi pernafasan, perasaan
aneh dalam mulut, koma dan kematian
Efek samping anestesi lokal berhubungan dengan kerja khususnya kemampuannya
untuk menghambat hanataran impuls dalam jaringan yang dapat tereksitasi. Obat anestesi
lokal akan menyekat saluran cepat ion natrium pada semua jaringan penghambat impuls,
yaotu : SSP, jantung dan sistem kardivaskular, sistem syaraf perifer, sistem syaraf simpatis,
otot polos, uterus, kandung kemih, usus, otot skelet, telinga berdengung, perasaan yang aneh
dalam mulut, kebingungan, penglihatan kabur, menggigil, keadan gelisah, entoria, gemetaran,
mual, tremor, konuksi, depresi pernapasan, koma dan kematian.

B. Obat Anti emetik


1.Antagonis D2
meliputi metoklopramid, haloperidol, domperindon, dan tenotiazin seperti
klorpromazin serta proklorperazin. Obat-obat ini memiliki potensi untuk; Mengurangi
emesis dan meningkatkan selera makan, mengubah motilitas gastrointestinal, mendepresi
SSP, mengganggu postur dan gerakan tubuh Efek samping : Traktus gastrointestina,Depresi
SSP, Kelainan postur dan gerakan Reaksi distonia akut. Efek samping peerkinsonian
Akathisia Sindrom neurokleptik maligna. Efek samping kardiovaskular SIADH (syndrom in
appropriate ADH)Efek samping antimuskular

2.Anti Histamin
Istilah ini dipakai untuk preparat antagonis reseptor H1. Obat-obat golongan ini
dibagi menjadi :Antihistamin yang menimbulkan sedasi : bromtenarimin, sinar zin, meklozin,
trimeprazin, siklizin, prometazin, klorteniramin.Antihisamin yang tidak menimbulkan sedasi :
setrizinter, tenadin, akrivastin dan loratadin Efek samping : Obat-obat antihistamin yang
menimbulkan sedasi akan menimbulkan efek samping berhubungan dengan efek
samping yang sama dimiliki pula oleh obat-obat antemetik golongan fenoti azin, seperti
prolaktor perazin antihistamin juga mempengaruhi : SSP, sistem kardiovaskular, gangguan
usus dan hati.

3.Anti Emelik lainnya


-Obat-obat antimuskarinik
Obat-obat anti muskarinik, seperti antropin dan hiosin umumnya merupakan obat
antiemetik pilihan kedua sesudah obat-obat antihistamin.

3
-Preparat antagonis serotonis
Antagonis serotonin (SHT3), seperti endansetron (zetran) dan granisetron
(kytril),merupakan preparat antimetik yang efektif.

-Piridoksin
Piridoksin telah digunakan sebagai obat antimetik selama 40 tahun dan mungkin
merupakan preparat yang aman serta efektif untuk pemakaian pada kehamilan dini.

-Kanabinoid Kanabis digunakan oleh oleh pada penderita sklrerosi diseminata untuk
meredakan rasa nyeri dan muntah.

C. Obat yang meningkatkan kontraktilitas uterus / oksitosin


1. Obat Oksitosin
Obat-obat oksitosin yang digunakan di Inggris adalah prostaglandin E serta F,
oksitosin dan ergometrin. Obat-obat oksitosin banyak digunakan untuk induksi serta
penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan postpartum, pengendalian
perdarahan akibat abosrtyus inkoplentus dan penanganan aktif pada kala 3 persalinan

a. Prostaglandin
Prostaglandin merupakan substansi yang penting sebagai ”hormon lokal”. Di Inggris
prostaglandin yang sering digunakan dalam bidang kebidanan adalah : Dinoproston,
Carboprost, Gemeprost, Misoprostol.
Efek samping :
-Kontraksi otot polos-usus, pembuluh darah bronkiolus
-Vasodilatasi dan hipotensi
-Pireksia
-Inflamasi
-Sensirisasi terhadap rasa nyeri
-Diuresis + kehilangan elektrolit
-Efek dari sistem syaraf pusat
-Pelepasan hormon hipofise, renin dan steroid adrenal
-Inhibisi respons sistem syaraf otonom
-Peningkatan tekanan intraokuler

4
b. Oksitosin
Oksitosin menaikan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI.
Oksitosin bekerja pada seseptor oksitosik untuk menyebabkan ;
-Kontraksi uterus pada kehamilan aterm
-Kontraksi pembuluh darah umbilikus
-Kontraksi sel-sel mioepitel
Efek samping oksitosik Bila oksitosin sintetik diberikan, kerja fisiologis hormon
ini akan bertambah sehingga dapat timbul efek samping yang potensial berbahaya.Efek
samping tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
-Stimulasi berlebih pada uterus
-Kontraksi pembuluh darah tali pusat
-Kerja pada pembuluh darah
-Mual
-Reaksi hipersensitifitas
pemberian oksitosin akan mengganggu masuknya kepala janin ke dalam
serviks. Kontraksi uterus yang keras, lama serta kuat dapat menimbulkan konsekuensi yang
serius :
-Trauma pada neonatus dan ibu
-Puptura uteri
-Perdarahan postpartum
-Hematoma pelvik
-Solusio plasenta
-Emboli cairan amnion
-Hipoksia fetal

c. Ergometrin
Merupakan jamur yang tumbuh pada tanaman rye (gandum hitam; gandum dan
pepadian lainnya. Efek samping :Seperti halnya dengan preparat ergot yang lain,
ergometrin berinteraksi dengan reseptor serotoniergik, noradrenergik, (alfa). Dan
dopaminergik dengan cara yang kompleks. Kerjanya pada reseptor serotonin serta
alfa1diperkirakan melandasi kontraktilitas uterus dan usus yang ditimbulkan oleh
ergometrim. Efek sampingnya diantaranya adalah :
-Kontraksi uterus

5
-Diare dan muntah
-Vasokomstriksi
-Inhibisi produksi prolaktin
-Efek ergometrin pada neonatus
-Hipersensitifitas

D. Obat yang menurunkan kontraktilitas uterus / tokolitik


1.Preparat agonis adrenoreseptor beta 2
Kelompok preparat golongan simpatomemetik ini meliputi ritodrin, terbutalin,
salbutamil dan adrenalinEfek samping :Efek samping obat-obat tokolitik / relaksan uterus
terjadi karena stimulsi pada adrenoreseptor beta 2, yang mengenai :Sistem kardiovaskuler
Sistem renin angiotensin Sistem syaraf pusat Otot polos pada banyak organ Kelenjar yang
mensekresikan mukus Proses metabolisme
2.Penyakit saluran kalsium (terutama nifedipin)
Obat-obat penyekat saluran kalsium (obat-obat antagonis kalsium) dapat
diresepkan oleh dokter untuk keperluan tokolisis dan penanganan hipotensi Efek samping;
Hipotensi, iskemia Edema paru, Vasodilatasi, Masalah gastrointestinal Reaksi
hipersensitivitas, Pemberian ASI

3.Atosi dan Preparat


ini diindikasikan untuk tokolisis dengan pembatasan yang sama seperti
yang diberlakukan pada obat-obat tokolitik lainnya. Efek samping; Muntah Hipertensi Sakit
kepala, Hiperglikemia, Kortikosteroid dan Tokolisis. Obat-obat golongan kortikosteroid
banyak digunakan dalam penatalaksanan persalinan yang prematur.
Efek samping ini cenderung timbul dengan cepat;
-Masalah kardiovaskuler
-Gangguan metabolik
-hiperglikemia
-Masalah sistem saraf pusat
Efek samping ini cenderung timbul dalam jangka waktu yang lebih lama;
-Kerja anti inflamasi
-infeksi
-Gangguan metabolit-Supresi adrenal

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi yang ada, dapat membuat kegiatan khususnya di dalam kebidanan akan
lebih sederhana dan mudah positif jika penggunaannya teknologi tepat guna tidak sesuai
dengan lingkup yang memerlukan maka itu akan sia-sia. Teknologi terapan dalam persalinan
antara lain yaitu obat Inhalasi Analgetik, Anti Emetik, Meningkatkan kontraksi uterus,
menurunkan kontraksi uterus. diharapkan dengan adanya Teknologi tepat guna obat-obatan
dalam persalinan ini mampu mempermudah kerja tenaga kesehatan khususnya bidan dan juga
berfungsi dengan tepat.

B. Saran
Bagi tenaga kesehata dilatih dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dalam
pelayan kesehatan dan kebidanan agar mampu untuk mencegah atau deteksi dini komplikasi
yang mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai