Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lapang dada merupakan suatu sifat yang baik. Lapang dada sering dicontohkan oleh
rasulullah SAW. Dengan lapang dada hidup akan menjadi tenang dan tentram. Sebagai
contoh jika ada orang yang menyakiti hati kita, jika kita lapang dada maka hati kita akan
menjadi tenang.
Dalam mengarungi dakwah, tidak jarang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menghadapi penolakan-penolakan yang sangat kasar. Meski demikian, beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam tetap teguh untuk menjadi seorang insan pemaaf, mengabaikan tanggapan
negatif tersebut.
Setiap orang tentunya ingin mengetahui Do’a dimudahkan dalam segala urusan serta
dilapangkan hati ketika mengalami atau menerima keadaan yang terkadang tidak sesuai
dengan harapan. Sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk membaca Do’a agar selalu
dilapangkan hati dan dimudahkan dalam segala urusan yang akan kita hadapi kedepannya.
Namun pada era milenial ini, banyak masyarakat yang kurang mengetahuhi apa itu lapang
dada. Sehingga penulis ingin membuat makalah tentang lapang dada.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Lapang Dada?
2. Hal-Hal Apa Saja Yang Harus Diperhatikan Untuk Meraih Rasa Lapang Dada?
3. Apa Saja Ciri-Ciri Hamba Yang Allah SWT Lapangkan Dadanya?
4. Apa Manfaat Lapang Dada?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Memahami Pentingnya Berlapang Dada Bagi Umat Islam.

1.4 Manfaat
1. Untuk Mengetahui Pengertian Lapang Dada.
2. Untuk Mengetahui Hal-hal Yang Diperhatikan Untuk Meraih Rasa Lapang Dada.
3. Apa Saja Ciri-Ciri Hamba Yang Allah SWT Lapangkan Dadanya.
4. Untuk Mengetahui Manfaat Lapang Dada.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lapang Dada Dalam Islam


Syekh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al-Badr Hafidzhohullah menyebutkan di
dalam karyanya,
“Maksud dari lapang dada adalah rasa puas, rasa tenang, hilangnya rasa tidak nyaman
dan masalah dari hati, serta terus menerus merasa bahagia di kehidupan yang mulia dan
baik.”
Maka bisa diambil kesimpulan bahwasannya lapang dada adalah sebab terbesar yang
dapat menolong seorang hamba di dalam mencapai tujuan dan meraih semua keinginan.
Maka ketika Allah SWT memerintahkan Nabi-Nya Musa ‘Alaihissalam untuk pergi menemui
Fir’aun dalam rangka mendakwahi dan memberi peringatan kepadanya akan konsekuensi dari
kecongkakannya, Nabi Musa ‘Alahissalam mengangkat wajahnya ke langit seraya berdoa,

‫َقاَل َرِّب اْش َرْح ِلْي َص ْد ِرْي َو َيِّسْر ِلْٓي َاْمِرْي َو اْح ُلْل ُع ْقَد ًة ِّم ْن ِّلَس اِنْي َيْفَقُهْو ا َقْو ِلْي‬
“Dia (Musa) berkata Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah
untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)

Maksud Do’a di atas menurut penjelasan Syaikh As Sa’di rahimahullah dalam kitab
tafsirnya ketika menafsirkan ayat di atas.

Pertama:

‫َقاَل َر ِّب اْش َر ْح ِلْي َص ْد ِرْي‬


“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku”

Maksudnya adalah lapangkanlah, janganlah perkataan dan perbuatanku ini menyakiti


dan janganlah hatiku ini terkotori dengan yang demikian, dan jangan pula hatiku ini
dipersempit. Karena jika hati telah sempit, maka orang yang memiliki hati tersebut sulit
memberikan hidayah (petunjuk ilmu) pada orang yang didakwahi.

2
Kedua:

‫َو َيِّسْر ِلْٓي َاْمِرْي‬


“dan mudahkanlah untukku urusanku”

Maksudnya adalah mudahkanlah setiap urusan dan setiap jalan yang ditempuh untuk
mengharap ridho-Mu, mudahkanlah segala kesulitan yang ada di hadapanku. Di antara
dimudahkan suatu urusan yaitu seseorang yang memohon diberikan berbagai kemudahan dari
berbagai pintu, ia dimudahkan untuk berbicara dengan setiap orang dengan tepat, dan ia
mendakwahi seseorang melalui jalan yang membuat orang lain mudah menerima.

Ketiga:

‫َو اْح ُلْل ُع ْقَد ًة ِّم ْن ِّلَس اِنْي َيْفَقُهْو ا َقْو ِلْي‬

“dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”

Dahulu Nabi Musa ‘alaihis salam memiliki kekurangan, yaitu rasa kaku dalam
lisannya. Hal ini membuat orang lain sulit memahami yang beliau ucapkan, demikianlah
dikatakan oleh para pakar tafsir.
Do’a ini merupakan Do’a Yang diajarkan oleh Nabi Musa ‘alaihis salam saat hendak
mengahadapi Fir’aun untuk dakwahnya. Pada awalnya Nabi Musa ‘alaihis salam
diperintahkan oleh Allah SWT untuk mendatangi Fir’aun (Raja yang terkenal sangat kejam),
tapi anehnya Nabi Musa ‘alaihis salam tidak meminta bekal senjata, pasukan atau bantuan.
Pada saat itu Nabi Musa ‘alaihis salam berdo’a dan meminta agar Allah SWT melapangkan
dadanya, mempermudah urusannya dan melancarkan bicaranya, karena ini adalah bekal yang
lebih penting untuk memikul tanggung jawab dalam menghadapi segala rintangan, khususnya
untuk menyampaikan kebenaran.
Lapang dada adalah perpaduan antara ikhlas, sabar dan tawakal. Apapun yang terjadi
tidak akan membuat hatinya sempit dan menyesal. Jika kita perhatikan, Nabi Musa meminta
kepada Allah untuk dilapangkan dadanya. Sementara Baginda Nabi Muhammad SAW telah
diberi kelapangan dada sebelum beliau meminta. Itulah kemuliaan Rasulullah diatas nabi-
nabi yang lain.

3
Dalil Q.s Al-Insyirah : 1

‫َاَلْم َنْش َر ْح َلَك َص ْد َر َك‬


“Bukankah Kami telah Melapangkan dadamu (Muhammad)”

Oleh karena itu, kehidupan Rasulullah saw selalu dipenuhi kesabaran ketika
dihadapkan dengan berbagai rintangan dan masalah. Bahkan dengan lapang dada Rasulullah
saw mendoakan umat yang memusuhi dan memerangi beliau,
“Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, sesungguhnya mereka belum mengetahui”

2.2 Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Untuk Meraih Rasa Lapang Dada
Syekh Abdurrazzaq Hafidzhohullah menjelaskan, “Tidaklah mungkin kita
memperoleh kedudukan yang agung ini, kecuali dengan memperhatikan agama kita dengan
sebenar-benarnya, serta menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Setiap kali seorang hamba
bersemangat istiqomah menjalankan agama ini, serta berkomitmen dengan apa yang datang
dengannya, maka ia layak mendapatkan kelapangan dada sesuai dengan apa yang dia
perbuat.”
Oleh karena itu, seluruh sebab yang akan mengarahkan kita untuk mendapatkan
kelapangan dada bermuara pada dua hal yang saling berkaitan, sebagai berikut:
Pertama, lapang dada tidak akan bisa kita raih kecuali dengan taufik atau petunjuk
dari Allah Ta’ala, dan pertolongan dari-Nya.
Kedua, pemberian dari Allah ini tidaklah datang kepada seorang hamba, kecuali
dengan cara mentaati-Nya dan konsisten di dalam menjalankan syariat-Nya.
Maka kedua hal ini merupakan intisari dari pembahasan lapang dada, karena sejatinya
hati kita berada di tangan Allah SWT yang dapat membolak-balik hati kita sesuai kehendak-
Nya. Apa yang Allah SWT kehendaki akan terjadi, dan apa yang tidak Allah SWT kehendaki
tidak akan terjadi.

4
2.3 Ciri-ciri Hamba Yang Allah SWT Lapangkan Dadanya
Kelapangan dada itu tanda-tandanya sangat jelas, serta nampak pada seorang mukmin
dan itu terangkum pada tiga hal.
Pertama, menerima dan meyakini akan adanya akhirat atau alam keabadian.
Kedua, menjauhkan diri atau mencukupkan diri dari hal-hal yang berkaitan dengan
dunia yang fana ini.
Ketiga, menyiapkan diri dari kematian dan kehidupan setelahnya.
Sehingga bila terwujud tiga hal ini di hati seorang hamba, sungguh itu adalah tanda
bahwa Allah melapangkan dadanya dan menenangkan hatinya.

2.4 Sepuluh Sebab Yang Dianjurkan Syariat Untuk Meraih Lapang Dada
Lapangnya dada merupakan karunia Allah SWT dan taufik dari-Nya, dengan
mengusahakan sebab-sebabnya agar dada menjadi lapang :
1. Mentauhidkan Allah SWT dan mengikhlaskan agama bagi-Nya, menujukan
ibadah hanya kepada-Nya, dan menjauhi kesyirikan baik kecil maupun besar.
2. Cahaya keimanan yang Allah berikan pada hati seorang hamba.
3. Ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Quran dan sunnah Nabi
Muhammad SAW.
4. Inabah (kembali) kepada Allah SWT dan cinta kepada-Nya, serta mendahulukan
cinta kepada Allah SWT dari pada cinta kepada selain-Nya.
5. Konsisten dan terus-menerus dalam dzikir kepada Allah SWT dan memberikan
perhatian yang besar dalam hal itu.
6. Berbuat baik kepada semua makhluk, sesuai dengan kemampuannya, baik dalam
bentuk harta, pertolongan, kedudukan dan lain-lain
7. Keberanian dan kuatnya hati.
8. Menghilangkan kedengkian (penyakit hati).
9. Meninggalkan fudhul (berlebih-lebihan), baik ucapan, pandangan mata,
pendengaran, ataupun makanan.
10. Baik dalam ittiba‘ (mengikuti) Nabi Muhammad SAW.

5
2.5 Manfaat Lapang Dada Bagi Umat Islam
1. Lapang dada membuat hidup tenang dan tentram.
2. Lapang dada mendapatkan keridhaan dari Allah SWT.
3. Lapang dada dapat menjauhkan hati dari sikap dendam.
4. Lapang dada dapat menjahui dari permusuhan.
5. Lapang dada semakin mempunyai banyak teman.
6. Lapang dada merupakan perbuatan baik seperti yang dicontohkan oleh rasulullah.
7. Lapang dada mengurangi masalah.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lapang dada adalah sebuah tujuan yang sangat besar dan mulia, yang mana setiap
hamba pasti ingin memilikinya, karena dengan lapang dada adalah salah satu sebab paling
utama agar kita selalu mensyukuri semua yang telah Allah SWT berikan kepada kita.
Lapang dada juga merupakan kunci utama agar selalu bersabar dimana sabar
merupakan pintu kesuksesan kita di kehidupan dunia ini. Jika Allah SWT telah
mengaruniakan rasa lapang dada ini kepada salah satu hamba-Nya, maka itu pertanda
bahwasannya Allah SWT telah memudahkan urusannya, sehingga akan mudah baginya untuk
melaksanakan ibadah dan ketaatan, serta selalu konsisten dalam melakukan kebaikan.

3.2 Saran
Amalkanlah sikap lapang dada dengan sebaik-baiknya dalam mejalankan setiap
aktivitas kehidupan sehari-hari untuk masa sekarang dan yang akan datang, agar menjadi
umat islam yang taat dan patuh kepada aturan agama dan negara.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an Al-Karim
https://quran.kemenag.go.id/
https://erfan.ir/indonesian/82149.html
https://rumaysho.com/1425-doa-nabi-musa-minta-dimudahkan-urusan-dan-ucapan.html
https://muslim.or.id/70391-sepuluh-kunci-meraih-rasa-lapang-dada-bag-1.html
https://muslim.or.id/22321-lapang-dada-dan-sebab-sebabnya.html

Anda mungkin juga menyukai