Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH JUMAT MASJID AL HIDAYAH, 20 MEI 2022

Khutbah Pertama

(Duduk Terlebih Dahulu)

Qolallahu Fil Quranil Kariim:

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….


Marilah kita panjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas qudroh dan IrodahNya, atas limpahan
nikmat dan karunia Nya yang tiada henti pada kita semua, salah satunya, kita dapat berkumpul disini
menunaikan solat Jumat secara berjamah di Masjid Al Hidayah, yang Insya Allah ada dalam Rohmat Allah
Swt.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang
telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia, dan mencontohkannya secara jelas dan
tegas tanpa ada hal yang masih tersembunyi, sehingga kita bisa mengenal Allah Sang Pencipta dengan Benar,
dan beribadah kepadaNya sesuai contoh yang diajarkan Baginda Nabi Muhammad SAW.

Khotib mengajak kepada khotib sendiri khususnya, juga kepada Jamaah Masjid Al Hidayah sekalian, untuk
terus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, dengan sebenar-benarnya taqwa. Sehingga
kita bisa beribadah, mengabdi dengan benar padaNya dalam setiap keadaan.

Hadirin Jamaah Masjid Al Hidayah yang khotib cintai …

Sebagaimana yang sudah khotib baca dalam Muqodimah, bahwa Allah Swt telah berfirman tentang
keutamaan orang-orang yang berakal. Surat yang khotib bacakan di awal merupakan SURAT ALI IMRON
AYAT 190-191.

Arti dari ayat tersebut adalah sebagai berikut:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Dalam Ayat tersebut, Allah SWT senantiasa mengingatkan kita semua agar terus mengingat Allah Swt dalam
segala keadaan, baik ketika bahagia maupun ketika berduka.

Satu contoh misalnya, kita sedang diuji sakit badan, kita diperintahkan senantiasa untuk tetap mengingat
Allah. Coba kita renungkan, selama kita hidup, lebih banyak sehatnya atau sakitnya?

Ternyata, menurut penelitian, secara umum, kita hanya diberi sakit tidak lebih dari 5% saja. Namun kadang kita
merasa paling menderita, seolah-olah tidak ada orang lain yang mendapatkan ujian sakit seperti kita. Hal itu
disebabkan kurangnya kita bersyukur, terutama saat kita sehat. Semoga mulai saat ini kita lebih banyak
mensyukuri setiap apapun ketetapan Allah, sehingga kita digolongkan ke dalam golongan hamba-hamba
Allah yang bersyukur.
Hadirin Jamaah Masjid Al Hidayah yang KHOTIB hormati…

Ternyata, untuk bisa menjadi manusia yang bersyukur itu, syarat utamanya yaitu harus menjadi manusia
beriman yang memiliki “2TOOLKITS / 2 ALAT”, seperti yang Allah sampaikan dalam Al Quran Surat Al
Baqoroh ayat 154:

Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh,
Allah beserta orang-orang yang sabar.

Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaah menjelaskan 2 Alat tersebut yaitu: SABAR DAN SHOLAT.

Sabar di sini bukanlah kondisi berserah diri tanpa ada ikhtiar, seperti yang kebanyakan orang fahami. Namun,
Sabar di sini merupakan kewajiban bathin yang harus dimiliki setiap mu’min.

Sabar adalah menahan diri tatkala menghadapi sesuatu yang disukai maupun yang tidak disukai, dengan
didasari karena takut kepada Allah Swt, serta mengharapkan keridhoannya.

Dengan kata lain, sabar adalah tahan, kuat, dan menguatkan diri dalam menghadapi segala TAQDIR yang
menimpa dirinya. Seperti yang Allah Firmankan dalam Al Quran surat Ali Imron ayat 200, yang artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah
bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. Wahai
orang-orang yang beriman!

Sabar merupakan kewajiban bathin yang harus dimiliki setiap mu’min, dengan berdasarkan Aqidah yang benar
seperti yang diajarkan Rosulullah Saw.

Sabar merupakan kewajiban yang harus diperjuangkan, bukan ada dengan sendirinya. Dibutuhkan ilmu
pendukung, terutama ilmu aqidah yg bersih tanpa syirik, sehingga kewajiban sabar ini bisa tertunaikan dengan
benar. Jangan sampai kita memiliki keyakinan: SABAR ITU ADA BATASNYA. Ini adalah keyakinan yang
menyesatkan, yang harus diperbaiki dengan mendalami ilmu Tauhid, Ilmu Aqidah yang lebih mendalam,
sehingga ditemukan pemahaman bahwa Sabar merupakan kewajiban yang harus ditunaikan tanpa ada
batasannya, dalam kondisi apapun.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang beriman dan bertaqwa yang diberikan kesabaran.
Aamiin…
KHUTBAH KEDUA:

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Alat Kedua untuk bisa menjadi pribadi mu’min yang selalu bersyukur setelah SABAR, yaitu
SHOLAT.

Sholat merupakan kewajiban DZOHIR, kewajiban yang Nampak. Sholat merupakan amalan
yang pertama kali dihisab.

Dalam sebuah hadits Rosululloh SAW bersabda:

“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat
adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan
jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat
wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’
Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula
dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi)

Dari hadis ini dapat kita pahami bahwasannya sholat adalah amalan pertama yang akan
dipertanyakan dari seorang muslim pada hari kiamat nanti, kemudian kita pahami juga
bahwasanya sholat adalah semacam ‘tolak ukur’ untuk mengetahui kualitas seorang
muslim, karena dikatakan bahwa jika sholatnya baik, maka baiklah ia, demikian pula
sebaliknya.
Selain itu disebutkan juga dalam hadits tersebut bahwa sholat sunnah sangat penting
karena jika ada yang kurang dari sholat wajibnya seorang hamba, maka sholat sunahnya lah
yang akan menutupi kekurangan tersebut.

Dengan kata lain, dikatakan bahwa hendaklah seorang muslim memperbanyak dan
menjaga amalan sunnahnya, bukan hanya mementingkan yang wajibnya saja.

Dalam pelaksanaan sholat, diutamakan dilakukan secara berjamaah. Shalat berjama'ah


memiliki nilai 27 derajat lebih baik daripada shalat sendirian. Oleh sebab itu kita diharapkan
lebih mengutamakan shalat berjama’ah daripada shalat sendirian saja.

Dengan seringnya melaksanakan sholat berjamaah di masjid, maka akan banyak


mendapatkan keutamaan. Salah satu yang terpentingnya adalah keutamaan menuntut ilmu.
Banyak majlis ilmu yang dilaksanakan di masjid-masjid. Maka dari itu, selain kita
membiasakan sholat berjamaah, juga jangan dilewatkan untuk menuntut ilmu nya, baik di
masjid, maupun di majlis ilmu yang diadakan di sekitar kita.

Kewajiban Dzohir lainnya yang merupakan seperangkat kewajiban dalam Ibadah Sholat ini,
meliputi Kewajiban Thoharoh, Shalat, Shaum, Zakat, Haji, dan Jihad. Saat kita
melaksanakan kewajiban Dzohir dan Bathin ini, maka bisa dipastikan kitab isa mencapai
derajat Mu’min Yang Bertaqwa, yang senantiasa terus bersyukur atas segala Taqdir dari
Allah Swt.

Maka dari itu, jika kita sudah melaksanakan Shaum Romadhon berkali-kali, bahkan
berpuluh-puluh kali, namun belum juga menjadikan diri kita BERTAQWA seperti yang
sudah Allah firmankan dalam Surat Al Baqoroh ayat 183, bisa jadi kita belum menjalankan
2 Tools ini, 2 Kewajiban ini, yaitu KEWAJIBAN SABAR DAN SHOLAT yang sudah Allah
perintahkan dalam Al Quran. Padahal, Rosulullaah SAW sudah berhasil mencetak para
habitat menjadi Generasi Muttaqin melalui Program Shaum Romadhon, dengan
menjalankan perintah Allah yang sama, Ayat Al Quran yang sama. Kenapa kita belum
berhasil? Ini yang patut kita renungkan…

Sekian yang bisa khotib sampaikan. Mudah-mudahan Allah Swt selalu membimbing kita
agar selalu ada dalam Bimbingan, Lindungan dan PengampunanNya, sehingga kita
digolongkan sebagai Muslim dan Mu’min yang bertaqwa, dan selalu dalam kondisi
Bersyukur… Bisa mengamalkan ayat Alhamdulillahirobbil’aalamiin = Segala Puji Bagi Allah,
Robb Semesta Alam, bukan hanya di mulut kita saja, melainkan menjadi panduan dalam
kehidupan sehari-hari, mejadi hamba Allah yang tidak gila hormat, gila jabatan, mengharap
dihormati dan dihargai oleh sesama makhluk Allah, padahal segala puji hanya milik Allah
Swt, kita tidak pantas menjadi pesaing bagi Allah…

Mudah-mudahan yang khotib sampaikan bermanfaat, terutama bagi diri khotib sendiri, dan
jama’ah sekalian pada umumnya.

Yang benarnya mutlak dari Allah Swt, jika ada yang salahnya itu mutlak dari kebodohan
khotib, dan semoga Allah segera meluruskannya melalui cara apapun.
Marilah kita sejenak nenundukkan pandangan dan hati kita untuk bermunajat kepada Allah
Swt, Dzat yang mengggenggam setiap diri kita…

Referensi Doa:
http://khutbah-lengkap.blogspot.com/p/syarat-rukun-khutbah-jumat.html

Anda mungkin juga menyukai