Anda di halaman 1dari 5

10 Kunci Meraih Rasa Lapang Dada (Bag.

1)

Sumber: https://muslim.or.id/70391-sepuluh-kunci-meraih-rasa-lapang-dada-
bag-1.html

Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma
ba’du.

Rasa lapang dada adalah sebuah tujuan yang sangat besar dan mulia, yang
mana setiap hamba pasti ingin memilikinya. Bagaimana tidak? Rasa lapang
dada adalah salah satu sebab paling utama agar kita selalu mensyukuri
semua yang telah Allah Ta’ala berikan kepada kita. Rasa lapang dada juga
merupakan kunci utama agar selalu bersabar. Sabar merupakan pintu
kesuksesan kita di kehidupan dunia ini.

Jika Allah Ta’ala telah mengaruniakan rasa lapang dada ini kepada salah satu
hamba-Nya, maka itu pertanda bahwasannya Allah Ta’ala telah memudahkan
urusannya. Sehingga akan mudah baginya untuk melaksanakan ibadah dan
ketaatan, serta dimungkinkan baginya untuk selalu konsisten di dalam
melakukan kebaikan.

Adapun jika Allah Ta’ala menyempitkan hati seorang hamba, maka urusan


hamba tersebut akan menjadi kacau balau. Sehingga ia tidak bisa fokus di
dalam menjalankan pekerjaannya, dan aktivitas kesehariannya tidak akan
mengarah kepada kebaikan, bahkan ia akan selalu merasa khawatir dan
sedih.

Makna lapang dada


Syekh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al-Badr Hafidzhohullah menyebutkan di
dalam karyanya,

“Maksud dari lapang dada adalah rasa puas, rasa tenang, hilangnya rasa
tidak nyaman dan masalah dari hati, serta terus menerus merasa bahagia di
kehidupan yang mulia dan baik.”

Maka bisa diambil kesimpulan bahwasannya lapang dada adalah sebab


terbesar yang dapat menolong seorang hamba di dalam mencapai tujuan dan
meraih semua keinginan. Maka ketika Allah Ta’ala memerintahkan Nabi-Nya
Musa ‘Alaihissalam untuk pergi menemui Fir’aun dalam rangka mendakwahi
dan memberi peringatan kepadanya akan konsekuensi dari kecongkakannya,
Nabi Musa ‘Alahissalam mengangkat wajahnya ke langit seraya berdoa,

‫ص ْد ِري َو َيسِّرْ لِي أَمْ ِري‬


َ ‫َربِّ ا ْش َرحْ لِي‬
“Wahai Rabb-ku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah semua urusanku”
(QS. Thaha: 25).

Dan Allah Ta’ala juga berfirman,

َ ‫ص ْد َر‬
‫ك‬ َ ‫أَ َل ْم َن ْش َرحْ َل‬
َ ‫ك‬
“Bukankah kami telah melapangkan dadamu (wahai Muhammad)?” (QS. Asy-
Syarh: 1).

Dari kedua ayat ini bisa kita ketahui bahwa hakikat lapang dada yang
sebenarnya adalah yang bersumber dari Allah Ta’ala semata. Itu merupakan
karunia yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki.
Oleh karena itu, orang yang memanfaatkan dengan sebaik-baiknya akan
berpeluang besar mendapatkan hidayah.

Sedangkan orang yang menyia-nyiakan nikmat lapang dada yang


Allah Ta’ala berikan, maka akan mudah baginya terjerumus ke dalam
kesesatan. Sebagaimana lapangnya dada adalah kenikmatan yang paling
utama, maka menyia-nyiakannya adalah seberat-beratnya ujian.

Baca Juga: Cara Mengobati Hati yang Sempit dan Depresi

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk meraih rasa


lapang dada
Syekh Abdurrazzaq Hafidzhohullah menjelaskan, “Tidaklah mungkin kita
memperoleh kedudukan yang agung ini, kecuali dengan memperhatikan
agama kita dengan sebenar-benarnya, serta menjalankannya dengan sebaik-
baiknya. Setiap kali seorang hamba bersemangat istikamah menjalankan
agama ini, serta berkomitmen dengan apa yang datang dengannya, maka ia
layak mendapatkan kelapangan dada sesuai dengan apa yang dia perbuat.”

Oleh karena itu, seluruh sebab yang akan mengarahkan kita untuk
mendapatkan kelapangan dada bermuara pada dua hal yang saling berkaitan,
sebagai berikut:

Pertama, lapang dada tidak akan bisa kita raih kecuali dengan taufik atau
petunjuk dari Allah Ta’ala, dan pertolongan dari-Nya.

Kedua, pemberian dari Allah ini tidaklah datang kepada seorang hamba,


kecuali dengan cara mentaati-Nya dan konsisten di dalam menjalankan
syariat-Nya.
Maka kedua hal ini merupakan intisari dari pembahasan lapang dada. Karena
sejatinya hati kita berada di tangan Allah Subhaanahu wa Ta’ala, Allah dapat
membolak-balik hati kita sesuai kehendak-Nya. Apa yang
Allah Ta’ala kehendaki akan terjadi, dan apa yang tidak
Allah Ta’ala kehendaki tidak akan terjadi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

‫ َو َمن ي ُِر ْد أَن يُضِ لَّهُۥ‬  ۖ  ‫ص ْد َرهُۥ لِإْل ِ سْ ٰ َل ِم‬


َ ْ‫َف َمن ي ُِر ِد ٱهَّلل ُ أَن َي ْه ِد َيهُۥ َي ْش َرح‬
‫هَّلل‬ َ ٰ ‫ص َّع ُد فِى ٱل َّس َمٓاء ۚ َك‬َّ ‫ض ِّي ًقا َح َرجً ا َكأ َ َّن َما َي‬
ُ ‫ٱ‬ ‫ل‬
ُ ‫ع‬
َ ْ‫ج‬‫ي‬َ ‫ك‬
َ ِ ‫ل‬‫ذ‬ ِ َ ‫ص ْد َرهُۥ‬
َ ‫َيجْ َع ْل‬
‫ون‬ َ ‫س َع َلى ٱلَّذ‬
َ ‫ِين اَل ي ُْؤ ِم ُن‬ sَ ْ‫ٱلرِّ ج‬
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya hidayah, maka Allah akan
lapangkan dadanya untuk menerima Islam. Dan barangsiapa yang Allah
kehendaki kesesatan baginya, Allah akan jadikan dadanya sempit dan sesak
seakan-akan dia sedang mendaki ke langit ” (QS. Al-An’am: 125).

Satu-satunya cara meraih kelapangan dada adalah dengan taufik dari


Allah Ta’ala. Sudah sepantasnya kita hanya meminta kepada-Nya dengan
cara yang sesuai syariat dan wahyu dari-Nya. Hal yang bisa dilakukan
seorang mukmin untuk meraih kelapangan dada adalah dengan berdoa
kepada Allah Ta’ala dan menyandarkan semua urusan hanya kepada-Nya.
Kemudian diikuti dengan menjalankan sebab-sebab yang bisa
mengantarkannya untuk meraih tujuan mulia ini. Ibnul
Qayyim Rahimahullah pernah menyebutkan,

‫ وسجنا‬،‫أن حال العبد في القبر كحال القلب في الصدر نعيما وعذابا‬


‫وانطالقا‬
“Keadaan seorang hamba di alam kubur itu sebagaimana keadaan hati di
dalam dada, baik itu merasakan kenikmatan atau kesengsaraan, rasa
terkekang maupun kebebasan.”

Barangsiapa yang dadanya terasa sempit dan sesak karena menjalankan


agama ini, begitu pula-lah keadaan kuburnya; akan sempit dan sesak pula.
Barangsiapa yang dadanya lapang serta menerima agama ini, maka
Allah Ta’ala akan lapangkan kuburnya.

Baca Juga: Mengobati Kegalauan

Ciri-ciri hamba yang Allah Ta’ala lapangkan


dadanya
Kelapangan dada itu tanda-tandanya sangat jelas, serta nampak pada
seorang mukmin dan itu terangkum pada tiga hal.
Pertama, menerima dan meyakini akan adanya akhirat atau alam keabadian.

Kedua, menjauhkan diri atau mencukupkan diri dari hal-hal yang berkaitan


dengan dunia yang fana ini.

Ketiga, menyiapkan diri dari kematian dan kehidupan setelahnya.

Sehingga bila terwujud tiga hal ini di hati seorang hamba, sungguh itu adalah
tanda bahwa Allah melapangkan dadanya dan menenangkan hatinya.

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata,

… ‫ قيل‬،‫ إذا دخل النور القلب انفسح وانشرح‬:‫كما في األثر المشهور‬


‫ واإلنابة إلى دار‬،‫ التجافي عن دار الغرور‬:‫ ومت عالمة ذلك ؟ قال‬:
‫ للموت قبل نزوله‬s‫ واإلستعداد‬،‫الخلود‬
“Disebutkan di dalam sebuah atsar yang terkenal, bilamana cahaya masuk ke
dalam hati, maka hati tersebut akan merasa lapang dan menerima. Dikatakan
kepadanya, ‘Apa tandanya?’ Dijawab, ‘(1) Mencukupkan diri dari dunia yang
penuh tipuan; (2) condong kepada kehidupan abadi (akhirat); dan (3)
menyiapkan diri menghadapi kematian sebelum kematian itu
mendatanganinya.'”

Sepuluh sebab yang dianjurkan syariat untuk


meraih lapang dada
Pertama, mengesakan Allah Ta’ala dan mengikhlaskan agama hanya
kepada-Nya.

Kedua, cahaya yang Allah Ta’ala karuniakan ke dalam hati hamba-Nya.

Ketiga, menuntut ilmu yang bermanfaat.

Keempat, kembali kepada Allah Ta’ala dan menghadap kepada-Nya dengan


sebaik-baik kondisi.

Kelima, konsisten di dalam berzikir (mengingat Allah Ta’ala).

Keenam, berbuat baik kepada hamba-hamba Allah Ta’ala.

Ketujuh, keberanian dan kuatnya hati.

Kedelapan, menjauhkan diri dari penyakit-penyakit hati dan racun-racunnya.


Kesembilan, meninggalkan berlebih-lebihan di dalam semua aspek
kehidupan.

Kesepuluh, mengikuti petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi


wasallam dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga:

 Sering Menangis Karena Film Sedih, Namun Tidak Pernah Menangis Karena
Allah
 Jangan Bersedih Jika Dakwah Anda Tidak Diterima

[Bersambung]

***

Penulis: Muhammad Idris

Artikel: Muslim.or.id

Daftar Pustaka:

Bersumber dari Asyartu Asbabin Linsyirahi As-sadr (10 Sebab Memperoleh


Rasa Lapang Dada) karya Syekh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al-
Badr Hafidzhohullah dengan beberapa perubahan.

Sumber: https://muslim.or.id/70391-sepuluh-kunci-meraih-rasa-lapang-dada-bag-
1.html

Anda mungkin juga menyukai