Anda di halaman 1dari 20

Kumpulan Materi Kultum

1
Keutamaan Waktu
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Dialah yang telah
menciptakan alam semesta dan segala isinya, dan hanya kepada-Nya
semua akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah
kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Alloh Swt. berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-
benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al
‘Ashr [103] : 1-3)
Saudaraku, jadi Alloh Swt. telah menciptakan tolak ukur yang jelas
untuk mengukur siapa yang beruntung dan siapa yang rugi. Kalau Alloh
sudah menyebut “untung”, maka itu untung yang sesungguhnya,
untung di dunia dan untung di akhirat. Begitu juga jika Alloh sudah
menyebut rugi, maka itu rugi yang sesungguhnya, rugi di dunia dan
rugi di akhirat.
Dalam surat Al ‘Ashr ini Alloh Swt. menjelaskan bahwa untung
ruginya seseorang itu bergantung pada penyikapannya terhadap
waktu. Waktu itu terbagi menjadi tiga; waktu yang sudah berlalu dan
tak mungkin kembali, waktu yang akan datang dan belum tentu bisa
kita alami, dan waktu yang sedang kita jalani saat ini.
Waktu yang kita miliki jatahnya sama 24 jam. Ada orang yang
dengan jatah waktu tersebut mampu mengurus negara, namun ada
juga yang dengan jatah waktu tersebut mengurus diri sendiri saja tidak
mampu. Ada orang yang dengan jatah waktu tersebut mampu
memenuhi target pekerjaan dan menghapal ayat-ayat Al Quran, namun
ada juga yang dengan jatah waktu tersebut boro-boro sempat
menghapal ayat Al Quran, tugas pekerjaannya pun tak ada yang
terselesaikan.
Jadi, semua itu bukan karena masalah waktu, tapi karena masalah
keterampilan memanfaatkan waktu. Disinilah untung dan rugi itu
terjadi. Beruntunglah orang yang bisa memanfaatkan waktu dan
merugilah orang yang tidak bisa memanfaatkannya.
Jatah waktu yang Rasulullah Saw. miliki pun 24 jam. Tapi dengan
jatah yang terbatas itu, Rasulullah Saw. mampu mendakwahkan Islam

2
yang akhirnya tidak hanya menjadi milik orang-orang Arab saja, namun
semakin tersebar ke seluruh penjuru bumi. Maasyaa Alloh.
Maka saudaraku, ada orang yang umur jasadnya pendek, tapi umur
amal sholehnya panjang. Umur amalnya terus hidup meski jasadnya
telah terkubur di dalam tanah. Betapa beruntung orang yang seperti
ini, orang yang mampu memanfaatkan waktunya untuk amal sholeh.
Beruntung di dunia dan di akhirat. Semoga kita termasuk orang-orang
yang demikian. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Kunci Kesabaran
Kunci kesabaran itu ada dua kata kuncinya walaupun dirangkai
dalam satu ayat. Surat Al Baqarah ayat 155-156.
Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
Siapakah orang-orang yang sabar? Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang besar, curahan rahmat Allah dan hidupnya dibimbing
oleh Allah. Dua, Innalillahi Wainailaihi Rojiun. Sesungguhnya, kami
adalah milik Allah dan kembali kepada Allah.
Jadi, kemampuan orang untuk tidak merasa memiliki, tidak merasa
dimiliki kecuali hanya milik Allah, itu pintu pertama sabar. Dan yang
kedua, kemampuan kita lepas dari bersandar kepada siapapun selain
bersandar hanya kepada Allah, itu kunci sabar.
Sepanjang masih merasa ini milik saya. Sepanjang masih merasa ada
selain Allah yang bisa menolong saya, sulit untuk mendapatkan karunia
sabar. Dalam penghujung surat Al Baqarah. Lillahi maa fissamaawaati
wa ma filard, milik Allah segala yang ada di langit segala yang ada di
bumi. Semua yang ada pasti adalah ciptaan Allah. Kalau Allah yang
mencipta, maka itu pasti milik Allah. Kalau itu milik Allah, siapa yang
mengurus? Allah.
Diri kita ciptaan Allah, diri kita milik Allah, diri kita diurus oleh Allah
setiap saat. Kita tidak bisa mengurus diri kita karena kita tidak tahu
apa yang harus diurus. Sedikiiiit. Paling mandi, keramas, gunting kuku.
Untuk ngorek kotoran kuping saja sudah susah. Belum lagi yang di
dalem. Jantung, paru-paru, empedu, 100 triliun sel tubuh ini. Manusia
ini dijumlahkan cuma 6 miliar lebih. Tubuh ini 100 triliun sel. Banyak
triliun itu. Dan tiap sel hidup, berkomunikasi, punya generator sendiri,
3
punya sistem keamanan, punya sistem informasi. Tiap sel! Kurang lebih
ada 200 jenis sel katanya di dalam tubuh ini dan tidak tertukar.
Semuanya! Bergerak, berkomunikasi, hidup, mati, bila sebagian sel
mati ganti lagi dengan sel baru. Siapa yang ngurus? Allah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Allah Ta’ala berfirman: ‘Tidak ada balasan yang pantas bagi hamba-
Ku yang beriman, apabila Aku mengambil (mewafatkan) orang yang
dicintainya kemudian ia mengharap pahala dari musibahnya tersebut,
melainkan surgalah (balasan) baginya.” [HR. Al-Bukhari no. 6424]
Hendaknya ia mengingat hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
“Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu, sesungguhnya
seluruh perkaranya adalah baik baginya dan hal itu tidak dimiliki oleh
siapapun kecuali oleh orang mukmin. Jika diberi sesuatu yang
menggembirakan, ia bersyukur, maka hal itu merupakan kebaikan
baginya, dan apabila ia ditimpa suatu keburukan (musibah) ia
bersabar, maka hal itu juga baik baginya.” HR. Muslim no. 2999

Kegembiraan Orang Beriman


Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt., Dialah Dzat Yang
tiada pernah tidur, senantiasa terjaga melimpahkan berbagai macam
karunia untuk seluruh makhluk. Hanya kepada Alloh kita menyembah
dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Sholawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Alloh Swt. berfirman, “Dan sampaikanlah berita gembira kepada
mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka
diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:
‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri
yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqoroh [2]: 25)
Saudaraku, tiada yang lebih menggembirakan bagi manusia kecuali
ketika Alloh Swt. ridho kepada mereka dan mencurahkan
keridhoannya itu kedalam hati mereka berupa ketenangan dan
antusiasme terhadap ketaatan. Jikalau kita bisa merasakan rasa
4
gembira yang sangat manakala menunaikan sholat, sedekah atau amal
sholeh lainnya, maka ini adalah karunia dari Alloh yang tiada taranya.
Oleh karena itu, manakala orang-orang kufur melihat orang-orang
beriman nampak letih dan susah ketika beramal sholeh kemudian
mereka mencemooh keadaan itu, maka itu sesungguhnya disebabkan
orang-orang kufur tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang-
orang beriman. Hanya Alloh Yang Maha Kuasa menyuburkan hati
manusia dengan rasa bahagia dan lapang. Tiada kegiatan apapun yang
berat manakala seseorang mentaati Alloh, karena Alloh yang
melapangkan segalanya.
Ada orang yang karena keterbatasan waktu atau fisiknya,
menyumbangkan apapun yang bisa ia sumbangkan untuk kegiatan
dakwah. Orang yang kufur akan mencemoohnya sebagai perbuatan
yang tidak masuk akal dan konyol. Padahal sekecil apapun amal sholeh
yang dilakukan seseorang di jalan Alloh secara ikhlas, niscaya sangat
besar nilai dan ganjarannya di hadapan Alloh Swt.
Oleh karena itu, marilah senantiasa memupuk keimanan di hati kita,
suburkan keimanan dengan ilmu dan amal sholeh. Sungguh, Alloh akan
limpahkan kegembiraan di hati kita dan kelapangan dalam menjalani
kehidupan ini. Kegembiraan yang tidak hanya berhenti di dunia,
melainkan hingga menembus akhirat. Insyaa Alloh! [smstauhiid]

Karena Rahmat Allah


Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Tidak ada sesuatu
apapun di alam semesta ini kecuali adalah ciptaan Alloh dan dalam
kekuasaan-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada
baginda nabi Muhammad Saw.
Saudaraku, mengapa ada orang yang badannya menderita suatu
penyakit yang parah, namun dia tetap tenang. Tapi, ada juga orang yang
badannya sehat bugar, namun ia selalu diliputi gelisah, galau dan cemas.
Ada juga orang yang rumahnya sederhana saja, namun hatinya begitu
lapang hidupnya seperti tanpa beban. Namun, ada juga orang yang
rumahnya besar nan megah, namun hatinya terasa sempit, hidupnya
seperti hanya berisi kesulitan belaka.

5
Mengapa terjadi hal yang demikian? Inilah yang menjadi tanda dari
sejauh mana seseorang mendapat rohmat Alloh Swt. Kalau Alloh sudah
menurunkan rohmat-Nya kepada seseorang, maka dijamin hatinya akan
menjadi sangat lapang, tenang, tidak ada ketakutan dan kegelisahan. Oleh
karena itulah kita sangat membutuhkan rohmat Alloh Swt.
Rosululloh Saw. bersabda, “Tidak seorangpun dari kalian yang
dimasukkan ke dalam surga oleh amalnya, dan tidak juga diselamatkan
dari neraka karenanya, tidak juga aku, kecuali karena rohmat dari Alloh.”
(HR. Muslim)
Alloh Swt. berfirman, “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena
itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Alloh.
Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
(QS. Ali Imran [3] : 159)
Ayat ini menjelaskan hikmah dari curahan rohmat Alloh Swt. Seseorang
bisa menjadi lembut hatinya, bisa mulia akhlaknya, adalah semata-mata
karena rohmat Alloh Swt. Oleh karena itu, orang yang mendapat rohmat
Alloh, lahir batinnya akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan.
maka, mohonlah selalu rohmat kepada Alloh Swt. Sebagaimana doa
nabi Adam a.s, “Ya Alloh Tuhan kami, sesungguhnya kami zholim pada diri
kami sendiri, sekiranya Engkau tidak mengampuni kami dan tidak
melimpahkan rohmat kepada kami, maka niscaya kami jadi orang yang
merugi.” (QS. Al A’rof [17] : 23)
Juga sebagaimana doa para pemuda kahfi (yang berlindung di dalam
gua), “Wahai Tuhan kami, berikanlah rohmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).”
(QS. Al Kahfi [18] : 10)
Rohmat Alloh membuat para pemuda yang bersembunyi di dalam gua
selama ratusan tahun itu menjadi terurus segala keperluan dan rezeki
mereka. Meski mereka tidur sekian lamanya, namun mereka tetap hidup
dan sehat. Alloh Swt. telah melimpahkan rohmat-Nya sehingga mereka pun
selamat. Semoga kita termasuk hamba-hamba Alloh yang mendapatkan
limpahan rohmat-Nya. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

6
Lima Orang yang beruntung
Segala puji hanya milik Allah Swt. Shalawat dan salam semoga selalu
terlimpah kepada Rasulullah Saw.
Saudaraku, berbagai macam penyikapan orang terhadap kehidupan
dunia ini, baik terhadap pekerjaan, kekayaan atau kedudukannya. Di
antara mereka ada yang beruntung dan ada pula yang merugi. Semoga
kita termasuk golongan yang beruntung. Siapa sajakah mereka?
Pertama, yaitu orang yang dengan pekerjaan, kekayaan atau
kedudukannya, ia beramal shaleh. Karena yang akan ia bawa ke akhirat
adalah amal shaleh dan ketakwaan
Suatu ketika Kumail bin Yizad berjalan dengan Ali Abi Thalib ra.
Kemudian, Ali menoleh ke sebuah kuburan lalu berkata, “Wahai
penghuni tempat yang menyeramkan, wahai penghuni tempat penuh
bala`, bagaimana kabar kalian saat ini? Maukah kalian kuberitahu kabar
dari kami? Harta kalian telah dibagi-bagi, anak-anak kalian telah
menjadi yatim, dan istri kalian telah dinikahi oleh orang lain. Kini,
maukah kalian memberi kabar kepada kami?”
Lalu, Ali berkata, “Wahai Kumail, seandainya mereka diizinkan
menjawab, mereka akan mengatakan, “Sebaik-baiknya bekal adalah
takwa.” Ali menangis sejenak. Lalu berkata, “Wahai Kumail, kuburan itu
adalah kotak amal, dan di kala kematian, kabar dari isi kotak amal itu
akan menghampirimu.” (Kanzul `Ummaal, Juz III, hal.697)
Apa yang akan kita bawa sebagai bekal di akhirat hanyalah amalan
kita atas harta, jabatan, kekuasaan itu. Semua yang pernah kita lakukan
akan terbuka. Semua amal itu akan berbalik kepada kita. Amal baik
diberi ganjaran kebaikan, demikian pua sebaliknya.
Kedua, orang yang dengan pekerjaan, kekayaan atau kedudukannya
membangun nama baik untuknya. Apa artinya jika semua itu malah
menjadikan namanya buruk.
Seorang koruptor, mungkin dia berhasil mendapatkan banyak uang
dan kekayaan melimpah. Tapi, apalah arti semua itu jika malah
menjatuhkan namanya sebagai seorang pencuri.
Rasulullah Saw. menghendaki agar umatnya bisa menjaga
kehormatan dan harga diri selama berada di dalam kebenaran. Bahkan
jikapun perlu mengeluarkan harta demi membela kehormatan diri,
7
maka itu dianjurkan jika apa yang ia lakukan itu dalam rangka
mengungkap kebenaran. Rasulullah Saw bersabda, “Peliharalah untuk
menjaga diri kamu dengan harta kamu.” (HR. Ad Dailami).
Ketiga, orang yang dengan pekerjaan, kekayaan, atau
kedudukannya, semakin menambah ilmu dan kedekatan dengan Allah
Swt. Apalah artinya pekerjaan, kekayaan, dan kedudukan jika menjauh
dari Allah.
Harta akan menjadi alat untuk mendekatkan diri kepada Allah
manakala harta tersebut dibelanjakan sesuai dengan petunjuk-Nya.
Allah Swt. berfirman, “Dan, perumpamaan orang-orang yang
membelanjakan harta mereka karena mencari keridhaan Allah dan
untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di
dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu
menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka hujan gerimispun (memadai)..” (QS. Al Baqarah
[2]: 265).
Keempat, orang yang dengan pekerjaan, kekayaan, atau
kedudukannya, semakin menambah silarutahim. Apalah artinya
pekerjaan, kekayaan, kedudukan tinggi, jika menjadikan dirinya
semakin jauh dari orang-orang, atau malah mendatangkan kebencian
dari orang lain.
Semakin banyak saudara, semakin bahagialah kita. Karena ketika
silaturahim terjalin baik dengan orang lain, maka akan terjadi saling
berbagi ilmu dan pertolongan. Semakin banyak saudara, semakin
beruntung. Sebaliknya, semakin banyak musuh, semakin rugi.
Suatu ketika Rasulullah Saw. ditanya oleh seorang sahabat, “Wahai
Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan akan
ke surga”. Rasulullah menjawab, “Engkau menyembah Allah, jangan
menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, engkau dirikan shalat,
tunaikan zakat dan engkau menyambung silaturahim“. (HR. Bukhari).
Kelima, orang yang dengan pekerjaan, kekayaan, atau
kedudukannya, semakin menebar manfaat untuk orang lain.
Seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw., “Wahai Rasulullah,
siapakah orang yang paling dicintai Allah,dan amal apakah yang paling
dicintai Allah?” Rasulullah Saw. menjawab, “Orang yang paling dicintai
Allah adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain, adapun
8
amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau
masukkan ke dalam diri seorang muslim, atau engkau menghilangkan
suatu kesulitan dirinya, atau engkau melunasi utang atau
menghilangkan rasa laparnya.
Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk
(membantu) suatu kebutuhannya, lebih aku sukai daripada aku
beritikaf di masjid ini—yaitu Masjid Madinah—selama satu bulan. Dan,
barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan
menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya
padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan
memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat.
Dan, barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk
(menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu
maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya
kaki-kaki (hari perhitungan).” (HR. Thabrani).

Mati Itu Pasti


Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang
Maha Mengetahui segala rahasia, menggolongkan kita sebagai ahli
takwa. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda
nabi Muhammad Saw.
Alloh Swt. berfirman, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali ‘Imron [3] : 185)
Saudaraku, kematian itu pasti terjadi. Setiap orang pasti akan
mengalami mati yang waktu, tempat dan caranya adalah rahasia Alloh
Swt. Manusia lahir memang berurutan, namun manusia mati tidak
berurutan. Ada kalanya yang usianya masih muda bahkan masih bayi
meninggal dunia lebih dahulu daripada yang sudah tua. Ada kalanya
yang sehat bugar tiba-tiba meninggal dunia, padahal di tempat yang
lain ada yang sudah sakit-sakitan tapi sehat kembali dan panjang usia.
Maasyaa Alloh, kematian adalah rahasia Alloh.

9
Jika kita tafakuri dari kematian ini maka kita bisa menyadari bahwa
kehidupan kita di dunia ini sangatlah terbatas. Dibatasi oleh kematian
yang kedatangannya bisa sangat tiba-tiba atas kehendak Alloh Swt.
Dan, jika kita mati maka tidak ada satupun sekecil apapun yang bisa
kita bawa dari dunia ini. Keluarga kita, harta kekayaan kita, semua akan
ditinggalkan. Yang kita bawa tiada lain hanyalah catatan amal
perbuatan kita.
Oleh karena itu, hidup kita yang serba terbatas dan sangat singkat
ini adalah hanya untuk beramal sholeh. Sungguh merugilah kita jika
sudah hidup sangat singkat di dunia hanya diisi dengan kemaksiatan
dan kesia-siaan. Dan, semakin rugi jikalau kita mati dalam keadaan suul
khotimah. Semoga Alloh Swt. senantiasa membimbing kita dengan
hidayah-Nya, sehingga kita tergolong orang-orang yang beruntung
dengan husnul khotimah. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Membela Al Quran
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Tidak ada kejadian
tanpa izin Alloh, tidak ada kejadian yang kebetulan karena semua
kejadian sudah diketahui oleh Alloh dan tertulis di Lauhul Mahfudz.
Semua kejadian ada dalam kekuasaan Alloh dan setiap kejadian pasti
mengandung hikmah. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Masih hangat dalam ingatan kita kejadian beberapa waktu yang lalu
di mana ratusan ribu, ada yang menyebut sampai satu juta lebih, umat
Islam turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasinya dalam membela
Al Quran. Lautan kaum muslimin memadati ibu kota dengan niat aksi
damai lillaahi ta’ala. Belum pernah terjadi peristiwa seperti ini
sebelumnya di mana sekian banyaknya manusia berkumpul
disebabkan satu hal yang sama yaitu hati yang terluka karena ada
seseorang merendahkan Al Quran. Dan, kejadian itu sudah berlalu,
meninggalkan catatan indah tentang aksi massa umat Islam yang bisa
berlangsung dengan tertib, santun dan damai.
Alloh Swt. berfirman, “Dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang
penyair, sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula
perkataan tukang tenung, sedikit sekali kamu mengambil pelajaran

10
daripadanya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta
alam.” (QS. Al Haaqoh [69] : 41-43)
Al Quran adalah firman Alloh Swt., oleh karena itu setiap orang yang
beriman kepada Alloh dan kitab-Nya akan sangat tersinggung dan
terluka hatinya manakala Al Quran dilecehkan. Dan, menjadi hal yang
sangat wajar jikalau umat Islam bereaksi seperti kejadian tempo hari.
Bagi kita umat Islam, kegiatan beberapa waktu yang lalu hanyalah
salah satu cara saja dari sekian banyak cara kita membela Al Quran.
Karena ternyata dari kejadian tersebut ada hikmah yang sangat besar
bagi kita yaitu semakin banyak di antara kita yang membuka Al Quran
hingga terjemah bahkan hingga tafsirnya. Semakin banyak diskusi kita
mengenai ayat Al Quran dan nilai yang terkandung didalamnya.
Maasyaa Alloh!
Sehingga saudaraku, ada hal yang jauh lebih besar yang penting
sekali kita perbuat setelah kejadian kemarin, yaitu bagaimana kita
umat Islam benar-benar mencintai kitab sucinya, membacanya,
memahaminya, menghafalkannya, mengamalkannya dan
mengajarkannya. Jangan sampai ada orang yang berbeda akidahnya
dengan kita akantetapi leluasa saja berbicara mengenai Al Quran,
sedangkan kita bingung harus memberi respon seperti apa. Jangan
sampai ada orang yang akidahnya di luar kita lebih fasih mengomentari
Al Quran, sedangkan kita membacanya saja jarang apalagi
memahaminya dan mengamalkannya.
Mari kita bertekad untuk tidak hanya fokus pada penista Al Quran
saja, tidak hanya fokus pada sisi emosional dan rasa tersinggung saja.
Akantetapi mari kita lebih fokus pada perbaikan diri kita. Boleh jadi
masih banyak dari umat ini yang masih buta Al Quran, belum bisa
membacanya apalagi memahaminya. Mari kita jadikan momentum
kemarin sebagai momentum kita kembali kepada Al Quran, lebih
mencintainya dengan mengakrabi, memahami, dan mengamalkan Al
Quran. Demikianlah pembelaan yang sejati terhadap Al Quran. Semoga
kita termasuk orang-orang yang mendapatkan naungan di akhirat
kelak karena keakraban kita dengan Al Quran. Aamiin yaa
Robbal’aalamiin.

11
Menjadi Agen Dakwah
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt., Pencipta dan
Pemelihara alam semesta. Tiada yang bisa menyerupai ciptaan-Nya.
Hanya kepada Alloh kita memohon pertolongan dan hanya kepada-Nya
kita akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada
baginda nabi Muhamamad Saw.
Alloh Swt. berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl [16] :
125)
Prinsip terbesar dalam dakwah adalah kita harus yakin bahwa yang
kuasa memberi hidayah itu hanya Alloh Swt. Jadi, jangan sampai kita
merasa bahwa kitalah yang bisa mengubah orang. Karena
sesungguhnya hanya Alloh yang kuasa membolak-balik hati manusia.
Seorang penceramah tidak bisa membolak-balik hati jamaah untuk
menerima atau menolak nasehat. Penceramah tersebut hanya bisa
berikhtiar dan berdoa supaya ikhtiarnya diterima oleh Alloh sebagai
amal sholeh, dan Alloh-lah yang kuasa membolak-balik hati siapapun
yang Dia kehendaki.
Bagi kita berdakwah adalah amal sholeh. Dakwah adalah ibadah.
Perkara apakah nasehat yang disampaikan itu diterima atau tidak oleh
yang mendengar, Alloh-lah yang membolak-balik hati mereka.
Bagaimana supaya dakwah kita diridhoi oleh Alloh sehingga bisa
menjadi jalan perubahan ke arah kebaikan baik bagi kita maupun bagi
orang lain? Pertama, niat kita harus lurus, bahwa dakwah yang kita
lakukan bukanlah untuk pamer kesholehan, bukan untuk pamer
hapalan, ilmu, kepintaran dan wawasan. Bukan itu. Dakwah adalah
bentuk pengabdian kita kepada Alloh, bentuk syukur kita kepada Alloh
yang telah mentakdirkan kita memiliki sedikit ilmu.
Sebagai orang Islam dan beriman kepada Alloh Swt. juga kepada
rasul-Nya, kita memiliki tugas untuk menyampaikan ajaran Islam.
Selain wajib bagi kita untuk terus-menerus memperbaiki diri, kita juga
memiliki misi untuk mengajak orang lain kepada jalan yang Alloh

12
ridhoi. Rasulullah Saw. bersabda, “Sampaikanlah dariku walau satu
ayat.”(HR. Bukhori)
Berdakwah bukan hanya tugas para alim ulama, bukan hanya tugas
para dai atau orang yang mendalami ilmu agama saja. Berdakwah
adalah tugas setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, tua
maupun muda. Karena sesungguhnya apapun profesinya, wajib bagi
kita memiliki wawasan agama Islam, karena itu adalah fondasi dan ruh
hidup kita.
Berdakwah adalah mengingatkan untuk senantiasa ada di jalan
Alloh, dan mengingatkan untuk menjauhi hal-hal yang Alloh murkai.
Indah sekali jikalau dalam hidup ini, setiap orang bisa melakukan hal
yang demikian. Kebaikan dan kebenaran akan tersebar dengan cepat
dan luas tanpa harus menunggu diadakannya acara pengajian.
Tugas berdakwah adalah tugas kita semua. Semoga hal ini menjadi
penyemangat bagi kita untuk semakin giat menambah ilmu dan
mengamalkannya. Karena tentu saja dakwah tidak bisa kita lakukan
jikalau kita sendiri minim akan ilmu. Semoga Alloh memberi kita
hidayah, kekuatan dan perlindungan. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiiin.

Menjadi Teladan
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt., Dzat Yang Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Hanya kepada Alloh kita memohon
pertolongan dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Sholawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Alloh Swt. berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rohmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia
banyak menyebut Alloh.” (QS. Al Ahzab [33] : 21)
Alloh Swt. telah menjadikan Rosululloh Saw. sebagai rujukan akhlak
mulia bagi kita. Wajib bagi kita untuk mengikutinya, karena dengan
mengikuti beliau, itulah jalan keselamatan dalam hidup kita. Dan,
ketika Rosululloh Saw. memberikan keteladanan kepada kita, maka hal
inipun harus kita ikuti, yaitu dengan mujahadah, ikhtiar sekuat tenaga
agar diri kita pun menjadi teladan bagi orang lain.

13
Kita misalnya bisa berusaha menjadi teladan bagi orang-orang
terdekat kita, bagi keluarga atau bagi anak-anak kita. Ketika kita ingin
anak kita jadi anak yang sholeh, maka itu diawali dari diri kita sendiri.
Tidak bisa kita membuat anak kita sholeh dengan memaksanya
menjadi sholeh sedangkan diri kita masih akrab dengan kemaksiatan
dan dosa, karena yang pertama kali akan dijadikan teladan oleh
seorang anak adalah orangtuanya. Anak cenderung akan mengikuti apa
saja kebiasaan dari orangtuanya.
Begitu juga ketika kita menjadi seorang pendakwah misalnya.
Ajakan kita kepada orang lain untuk berbuat baik itu tidak akan efektif
jika diri kita sendiri tidak berbuat baik. Apalagi jika apa yang kita
sampaikan malah bertolakbelakang dengan perbuatan kita sendiri.
Selain akan membuat dakwah menjadi tidak efektif, hal ini juga akan
mengundang datangnya ketidakridhoan dari Alloh kepada kita. Karena
Alloh Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian
di sisi Alloh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.” (QS. As Shoff [61]: 2-3)
Saudaraku, apapun profesi kita, dimanapun aktifitas kita, milikilah
tekad untuk bisa menjadi teladan lillaahita’ala. Karena sesungguhnya
setiap diri kita memiliki tugas untuk dakwah, mengajak kepada
kebaikan dan menyeru untuk menjauhi keburukan. Semoga niat kita
untuk bisa menjadi teladan bagi orang lain, menjadi motivasi bagi kita
agar semakin memperbaiki diri demi mendapatkan kecintaan Alloh
Swt. Aamiin yaa Robbal’aalamiin.

Mentafakuri Lebah dan Madu


Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt., Robb semesta
alam yang tiada pernah berhenti melimpahkan karunia kepada seluruh
makhluk-Nya. Hanya Alloh yang kuasa menciptakan segalanya, hanya
Alloh yang kuasa mencukupi rezeki seluruhnya. Sholawat dan salam
semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Saudaraku, pernahkah kita memperhatikan lebah yang
mengumpulkan madu? Lebah akan memilih bunga-bunga terbaik,
kemudian menghisap sari-sari berkualitas terbaik dan menyimpannya

14
di sarangnya, terhimpun sebagai madu yang memiliki khasiat sangat
baik.
Lebah mengumpulkan sari-sari bunga terbaik kemudian menjadi
madu yang juga memiliki khasiat sangat baik bahkan jauh lebih baik
dari sari-sari bunga tadi. Maka, kita bisa mengambil pelajaran bahwa
untuk menjadi pribadi yang baik, yang bermanfaat, maka input yang
masuk kepada diri kita pun mestilah yang baik-baik saja. Suara-suara
yang baik, bacaan-bacaan yang baik, pergaulan dan lingkungan yang
baik, sehingga melahirkan akhlak yang baik.
Demikian juga jikalau kita ingin memiliki fisik yang baik dan prima,
maka asupan-asupan makanan dan minuman pun mestilah yang baik
dan halal. Ingin sehat, maka asupan makanan dan minuman pun
mestilah yang sehat dan menyehatkan.
Tidak ada sesuatu apapun yang Alloh ciptakan secara sia-sia.
Demikianlah Alloh Swt. menciptakan lebah dan madu, dengan berbagai
hikmah dan pelajaran di baliknya. Senantiasa menyikapi kenyataan
hidup ini secara positif, dengan pikiran-pikiran positif, sehingga bisa
menularkan hal-hal yang positif dan penuh manfaat pula kepada orang-
orang di sekitar dan lingkungan kita.
Rosululloh Saw. bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad, Thabrani, Daruquthni)
Menjadi pribadi yang positif adalah ajaran nabi Muhammad Saw.
sebagaimana sabdanya tersebut di atas. Oleh karena itu, hal ini perlu
menjadi semangat kita semua. Seperti lebah yang mengumpulkan
madu tadi, mereka bergerak secara berkelompok, betapa indahnya
jikalau kita bisa berpikir dan bersikap positif apalagi dalam suasana
hidup secara berjamaah, tentu ini akan jauh lebih banyak melahirkan
berkah bagi kita dan lebih banyak orang. Indah sekali jikalau hal ini kita
terapkan dalam kehidupan keluarga kita, lingkungan masyarakat kita,
hingga dalam kehidupan bernegara.
Sungguh tidak ada sesuatu sekecil apapun yang Alloh ciptakan
secara sia-sia. Semoga kita tergolong orang-orang yang terampil
mengambil hikmah dan senantiasa berpikir serta bersikap potisif.
Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin

15
Mensyikuri Nikmat Waktu
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah Swt. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Saw.
“Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan saling nasehat-menasehati dalam menetapi kebenaran dan
nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran.” (QS. AI ‘Ashr [103]:1-
3).
Saudaraku, waktu adalah karunia yang sangat berharga. Betapa
pentingnya waktu hingga Allah Swt. bersumpah dalam AI Quran, “Wal
‘Ashri (Demi waktu)”, “Wadh Dhuha (Demi waktu dhuha)”, “Wal Lail
(Demi waktu malam)”.
Waktu adalah modal yang sangat besar untuk hidup kita. Setiap
orang di dunia ini mendapatkan modal yang sama yaitu 24 jam sehari,
168 jam seminggu, 672 jam sebulan, dan seterusnya. Akan tetapi,
mengapa kemudian ada orang yang sukses dan ada yang tertinggal, ada
yang beruntung ada dan ada yang merugi?
Mari kita simak keteladanan yang ditunjukkan oleh suri teladan kita
Rasulullah Saw., para sahabat dan generasi setelahnya. Rasulullah Saw.
dalam tempo 23 tahun mampu membawa Islam menjadi peradaban
besar di dunia, hingga sekarang dan masa yang akan datang. Insya
Allah. Beliau juga mengikuti 80 peperangan dalam kurun waktu 10
tahun dalam rangka membela Islam. Dalam waktu-waktu tersebut
beliau juga sukses memberikan contoh bagaimana menyayangi sesama
dan menjadi pemimpin yang adil lagi bijaksana.
Zaid bin Tsabit ra. bisa menguasai bahasa Parsi hanya dalam waktu
dua bulan saja. Kemudian beliau dipercaya sebagai sekretaris
Rasulullah Saw. dan penghimpun ayat-ayat Al Quran dalam sebuah
mushaf. Sedangkan Abu Hurairah ra. masuk Islam dalam usia 60 tahun,
dan ketika wafat di usia 80 tahun beliau telah menghafal 5.374 hadits
secara akurat. Beliau adalah sahabat yang paling banyak menghafal
hadits.
Masih banyak contoh-contoh lainnya selain ketiga contoh tersebut
di atas, contoh-contoh yang memperlihatkan bagaimana seseorang
memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Sehingga tak heran jika
dalam kehidupan sehari-hari kita melihat ada orang yang sukses dalam
16
bisnisnya, ada juga yang tidak. Ada yang berprestasi di sekolahnya, ada
juga yang tidak. Ada yang mampu menambah hafalan surat-surat
dalam Al Quran, dan ada yang tetap saja malah berkurang karena lupa.
Mengapa hal itu terjadi? Tiada lain adalah karena waktu yang
dimiliki manusia itu sama, namun cara menggunakannya yang berbeda.
Ada yang menggunakannya sebaik mungkin. Ini adalah wujud rasa
syukur atas nikmat waktu yang diberikan Allah Swt. Ada juga yang
menggunakan waktu seenaknya saja, dan ini adalah wujud dari
mengkufuri nikmat waktu. Sedangkan barangsiapa yang mengkufuri
nikmat Allah, maka ia sama saja dengan mencelakai dirinya sendiri.
Karena Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya jika kalian bersyukur,
pasti kami akan menambah nikmat kepada kalian. Dan jika kalian
mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya adzab-Ku amat pedih.”
(QS. Ibrahim [14]: 7).
Sedangkan Rasulullah Saw. sudah mengingatkan kita bahwa nikmat
waktu ini seringkali dilupakan oleh manusia. Dalam haditsnya beliau
bersabda, “Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar
manusia adalah nikmat sehat dan nikmat waktu luang”. (HR. Bukhari
dan Ibnu Majah).
Orang yang memanfaatkan waktu sebaik mungkin akan beruntung
baik di dunia maupun di akhirat. Mengapa? Bayangkan, jika dalam
perlombaan balap sepeda, si X berhasil mengayuh dua putaran setiap
detik, sedangkan si Y satu putaran setiap detik. Maka, dengan
meyakinkan si X yang akan menjadi juara, karena pada detik yang sama
ia dapat berbuat lebih banyak daripada si Y. Ini baru dalam urusan
dunia.
Bayangkan juga jika si X senantiasa menunaikan shalat di awal
waktu, tidak ketinggalan ia menunaikan juga shalat sunnah dan
tilawah. Ia juga menyempatkan diri menunaikan dhuha di waktu pagi
dan tahajud di malam hari. Ia pun tetap bekerja normal sebagaimana
manusia lainnya. Sedangkan si Y berleha-leha. Lebih banyak santai,
belanja, nonton dan ngobrol tak karuan. Manakah yang akan beruntung
di akhirat kelak? Tentulah si X.
Kerugian orang-orang yang lalai akan semakin bertambah karena
waktu yang telah ia lewati tidak akan pernah kembali. Orang yang

17
beruntung akan sangat bersyukur, dan orang yang rugi akan sangat
menyesal. Sedangkan penyesalan tak akan mengubah keadaan.
Oleh karena itulah Rasulullah Saw. bersabda, “Manfaatkan lima
perkara sebelum lima perkara, [1] Waktu mudamu sebelum datang
waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3]
Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Waktu luangmu
sebelum datang waktu sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang
kematianmu.” (HR. Al Hakim).
Saudaraku,mari kita tafakuri hal ini. Mari kita renungi bagaimana
waktu yang sudah kita lalui. Sudahkah kita mengisinya dengan hal-hal
bermanfaat sebagai wujud syukur kita kepada Allah Swt.? Ataukah
malah sebaliknya, berlalu begitu saja secara sia-sia?
Mari kita renungi waktu saat ini dan yang akan datang dengan
mengkuatkan tekad bahwa kita akan mengisinya dengan hal-hal yang
akan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah Swt. Semoga kita
tergolong orang-orang yang beruntung di dunia, juga di akhirat. Amiin
ya Rabbal ‘Alamin.

Orang Rendah Hati disayang Allah


Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang
Maha Menatap, senantiasa memberikan hidayah dan kekuatan kepada
kita sehingga kita mampu bermujahadah menjaga kebersihan hati.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi
Muhammad Saw.
Alloh Swt. berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha
Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan
rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al
Furqon [25] : 63)
Saudaraku, orang yang rendah hati adalah orang yang disayangi
Alloh Swt. Ini penting untuk terus-menerus kita camkan di dalam diri
kita, tentang kerendahan hati. Lawan kerendahan hati adalah
kesombongan. Jikalau seseorang sudah merasa tinggi hati dan
memandang rendah orang lain, maka inilah pangkal dari berbagai
penyakit hati lainnya, seperti iri dengki, mudah marah, buruk sangka.
18
Jika hati sudah kotor dengan berbagai penyakit yang demikian, maka
akhlak pun akan terpuruk. Karena hati adalah lokomotif seluruh
gerbong tubuh kita.
Rosululloh Saw. bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh
manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka
akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk,
maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal
daging itu adalah hati manusia.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Orang yang rendah hati itu jarang memiliki musuh, karena ia tidak
memandang orang lain secara rendah, ia pun tidak pernah memandang
orang lain sebagai saingannya. Justru ia senantiasa memandang orang
lain sebagai sahabatnya dan berupaya bisa belajar darinya. Ia pun
berbaik sangka kepada orang lain, siapa tahu orang yang nampak
biasa-biasa saja dalam pandangannya padahal orang yang luar biasa
dalam pandangan Alloh Swt.
Sungguh beruntung sekali orang yang rendah hati itu. Karena pada
banyak kesempatan ia bisa banyak belajar dan memperkaya ilmu.
Sedangkan orang yang sombong sebaliknya, ia akan sulit belajar malah
ia akan semakin jauh tersesat pada kegelapan, karena ia memandang
hebat dirinya padahal banyak tidak tahunya.
Orang yang rendah hati juga sulit untuk iri dengki, sedangkan orang
sombong hampir setiap saat sibuk dengan iri dengki terhadap orang
lain. Orang yang rendah hati akan berbahagia melihat kesuksesan
orang lain, sedang orang yang sombong akan tersiksa melihat orang
lain sukses karena ia berharap kesuksesan itu berpindah kepadanya.
Maka, tidak heran jika Rosululloh Saw. mewasiatkan kepada kita untuk
mewaspadai iri dengki ini karena ia bisa menghanguskan kebaikan
seperti api menghanguskan kayu bakar.
Maka saudaraku, telah kita pahami bersama betapa banyak
keuntungan dan keutamaan dari kerendahan hati. Semoga kita
termasuk hamba-hamba yang disayangi Alloh Swt., yaitu hamba-hamba
yang rendah hati. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

19
Pemaaf
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang
Maha Pemaaf, memberikan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita
menjadi hamba-hamba-Nya yang selalu lapang dada dan bersih hati.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi
Muhammad Saw.
Alloh Swt. berfirman, “Dan, tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.
Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba orang
yang di antaramu dan dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi
teman yang sangat setia.” (QS. Fushilat [41] : 34)
Memaafkan adalah sikap yang tidak ringan. Oleh karena itu,
memaafkan hanya bisa dilakukan oleh pribadi-pribadi yang kuat sejati.
Kuat mengendalikan hawa nafsu, kuat mengontrol amarah dan
meredam dendam. Memaafkan adalah kemampuan yang hanya dimiliki
oleh orang beriman, karena ia yakin bahwa Alloh pasti benar,
membalas kejahatan dengan kebaikan justru akan membangkitkan
kebaikan yang lebih besar lagi. Sebaliknya, membalas keburukan
dengan keburukan hanya akan menimbulkan keburukan yang lebih
besar lagi.
Rosululloh Saw. adalah suri teladan terbaik. Disakiti seperti apapun,
hatinya senantiasa jauh dari dendam. Beliau senantiasa memaafkan
dan membalasnya dengan kebaikan. Sehingga orang yang awalnya
berbuat buruk, menjadi berbalik menjadi pengikut, mendapat hidayah,
dan masuk kepada barisan orang-orang yang beriman. Maa syaa Alloh.
Semoga kita termasuk hamba-hamba Alloh Swt. yang memiliki
kepribadian kuat, hati yang pemaaf, agar semakin besar kebaikan yang
terbangun dan menjadi amal sholeh untuk kita. Aamiin yaa Robbal
‘aalamiin.

20

Anda mungkin juga menyukai