Anda di halaman 1dari 2

MENGIMANI TAKDIR ALLAH

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ( innal hamda lillaah nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa na’uudzu


billahi min suruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudhlilhu falaa
haadiya lah. Asyhadu allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh.)
Segala puji bagi Allah yang hanya kepada Nya kami memuji, memohon pertolongan, dan mohon
keampunan.Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri dan kejahatan amalan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk
oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat dari jalan Nya maka tidak ada yang
dapat memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi bahwa tiada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah saja, yang
tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan Rasul Nya.

Teman-teman sekalian yang dirahmati Allah disini saya akan membawakan sebuah ceramah singkat mengenai
mengimani takdir Allah. Sesungguhnya diantara pemberian Allah yang besar kepada seorang hamba yaitu ridho dengan
ketentuan Allah. Ketika seorang hamba diberikan oleh Allah keridhoan untuk menerima berbagai macam takdir dari Allah
subhanahu wa ta’ala, maka dia akan menjadi orang yang paling berbahagia di dunia.
Sesungguhnya orang yang yakin bahwasannya semua yang ditakdirkan itu adalah sebuah kebaikan bagi seorang
hamba. Maka disaat itu dia akan ridho dengan takdir-takdir Allah subhanahu wa ta’ala. Ketika ia ridho dengan takdir,
maka ia akan menjadi orang yang paling sabar di dunia. Dia akan menjadi orang yang paling luas dadanya. Ketika ditimpa
musibah dia bersabar karena dia mengharap pahala disisi Allah subhanahu wa ta’ala dan ketika dia ditimpa sesuatu yang
menyenangkan hatinya maka dia pun bersyukur, sehingga hal itu menjadi kebaikan untuk dirinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta kepada Allah agar dijadikan hatinya ridho dan menerima
ketentuan-ketentuanNya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a: “Dan aku meminta kepada Engkau ya Allah,
ridho setelah ketentuan yang Engkau tentukan“.
Orang yang ridho dengan ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala, maka hatinya akan menjadi lapang. Dan
kelapangan hati itu merupakan suatu nikmat yang besar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

١﴿ َ َ‫﴾َألَ ْم نَ ْش َرحْ لَك‬


َ‫ص ْد َرك‬
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,” (QS. Al-Insyirah[94]: 1)
Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya Allah telah
melapangkan dada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kelapangan dada itu akan menimbulkan berbagai macam
kebaikan dalam diri kita. Seorang yang lapang dadanya, dia akan menjadi hamba yang senantiasa ridho dengan takdir
Allah subhanahu wa ta’ala. Dia akan menjadi hamba yang bahagia. Hatinya akan tentram dan tenang. Dia akan lebih
santun, serta sifat-sifat baik lainnya. Oleh karena itu, ketika hati kita ridho dengan ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala,
dengan takdir yang Allah berikan kepada kita, maka hati kita tidak akan menjadi sempit. Lalu kita akan mendapatkan
kebahagiaan.
Orang yang beriman kepada takdir dan dia ridho kepada takdir yang Allah berikan kepadanya, maka hatinya akan
menjadi bening. Dia tidak akan merasakan kedengkian kepada siapaun dari kaum muslimin. Dia tidak akan merasa dengki
ketika teman dan saudaranya diberikan kenikmatan. Karena dia tahu itu semua sudah takdir Allah. Allah memberikan
rejeki kepada siapa yang Allah kehendaki. Hatinya ridho dan tidak akan pernah dengki kepada siapapun.Oleh karena
itulah, Imam Ibnu Qayyim mengatakan, “orang yang dengki kepada manusia, hakikatnya dia kurang beriman kepada
takdir Allah subhanahu wa ta’ala.
.Ummatal Islam..
Orang yang beriman kepada takdir Allah, dia akan menjadi hamba yang selalu berharap pahalaNya. Karena
sesungguhnya dia tahu dan yakin bahwa ketika dia beriman kepada takdir, Allah akan berikan pahala yang besar. Itulah
janji Allah subhanahu wa ta’ala .Dimana orang yang beriman kepada Allah dan beriman dengan apa yang diberitahukan
kepada RasulNya akan diberikan pahala yang besar disisi Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:

ٍ ُ‫ت فَلَهُ ْم َأجْ ٌر َغ ْي ُر َم ْمن‬


٦﴿ ‫ون‬ ِ ‫﴾ِإاَّل الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”
(QS. At-Tin[95]: 6)
Ummatal Islam..
Penting bagi kita untuk memiliki ridho kepada takdir. Ridho, rela menghadapi berbagai ketentuan-
ketentuan yang Allah berikan kepada kita. Lalu bagaimana caranya agar hati kita ridho menerima takdir yang
Allah berikan kepada kita?Pertama, wajib kita yakini bahwasannya Maha Adil. Tidak mungkin Allah berbuat
dzalim kepada hambaNya. Allah berfirman:
ْ َ‫…ۖ ِإ َّن اللَّـهَ اَل ي‬
‫ظلِ ُم ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة‬
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, ” (QS. An-Nisa[4]: 40)
Ketika seorang hamba yakin bahwa pemberian Allah itu yang paling adil dan yang paling baik, dia akan ridho
kepada Apa yang Allah berikan kepadanya. Kedua, hendaknya seorang hamba mengimani bahwa semua takdir Allah itu
ada hikmah-hikmah dibelakangnya. Karena sesungguhnya tidak mungkin berbuat tanpa hikmah. Pastilah semua yang
Allah takdirkan, dibaliknya ada hikmah yang terkadang kita mengetahuinya dan juga sering kali kita tidak mengetahuinya.
Ilmu Allah jauh lebih luas dari pada ilmu kita. Terkadang kita memandang sesuatu baik tapi disisi Allah itu tidak baik.
Atau sebaliknya, kita memandang sesuatu tidak baik untuk kita, tapi ternyata dimata Allah itu baik. Allah berfirman:

…٢١٦﴿ َ‫﴾ َو َع َس ٰى َأن تَ ْك َرهُوا َش ْيًئا َوهُ َو َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ۖ َو َع َس ٰى َأن تُ ِحبُّوا َش ْيًئا َوهُ َو َشرٌّ لَّ ُك ْم ۗ َواللَّـهُ يَ ْعلَ ُم َوَأنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal
ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)
Maka dari itulah, ketika seorang hamba yakin dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah lebih tahu dari pada dirinya
tentang kemaslahatan dirinya sendiri, seorang hamba akan ridho dengan ketentuan dan takdir Allah kepada dirinya.karena
yang allah takdirkan untuknya adalah hal yang akan tak akan pernah dia sesali dalam hidupnya.
Alhamdulillah itulah ceramah yang saya sampaikan semoga dengan penyampaian tadi dapat membuka pikiran
kita semua bahwa takdir allah sangatlah indah . Iman kepada takdir Allah SWT artinya meyakini di dalam hati yang
kemudian terwujud lewat lisan dan perbuatan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia adalah atas izin dan kehendak
Allah SWT. Tak ada sesuatu apapun itu yang terjadi tanpa kehendak Allah SWT, baik atau buruk menurut manusia
sekalipun. Sikap terbaik yang mewakili keimanan terhadap takdir Allah SWT adalah dengan berprasangka baik atas
segala sesuatu yang menjadi ketetapan-Nya atas diri kita. Berhasil atau gagal, bahagia atau sedih semuanya mengandung
hikmah dan adalah yang terbaik bagi kita menurut ilmu Allah.
Sekian dari saya semoga yang saya sampaikan tadi dapat diamalkan dalam kehidupan kita semua menjadi pahala
untuk diri sendiri dan orang lain amin. Apabila ada yang kurang dari perkataan dan penyampaian saya sungguh-sungguh
meminta maaf atas hal tersebut mari kita Bersama sama mengucapkan doa kafaratul majelis ( subahanakalla humma
wabihamdika asyhadualla ilaha illa anta astag firuka wa atubu ilaik) wal akhiru da’wana syukran jazakillahu khairan saya
akhiri Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai