Anda di halaman 1dari 6

DAHSYATNYA ALHAMDULILLAH

Assalamualaikum sobat Izza Muslim yang berbahagia …..

Salah satu kalimah thoyyibah adalah bacaan hamdalah. Yaitu


dengan mengucapkan lafadz alhamdulillah…
Alhamdulillah merupakan ungkapan syukur yang biasa kita dengar
dan kita ucapkan. Baik Saat usai bersin, mendapatkan rezeki, maupun
setelah selesai melakukan suatu pekerjaan.
Dalam beberapa literatur keislaman, kata alhamdulillah bahkan
selalu berada di awal kata pengantar pengarang kitab. Hampir seluruh
pengarang kitab mengawali karyanya dengan bacaan alhamdulillah.
Alhamdulillah juga merupakan rukun khutbah jumat yang tidak boleh
ditinggalkan.
Selain sebagai wujud syukur kita kepada Allah SWT. Kalimah
hamdalah juga memiliki beberapa fungsi yang lain. Lalu apa saja fungsi
kalimah thoyyibah yang selalu kita ucapkan ini ?
Mari kita bahas Bersama. Tapi sebelum kita lanjut. Jangan lupa
untuk menekan tombol subscribe dan bunyikan lonceng notifikainya
agar sobat tidak ketinggalan informasi yang bermanfaat dari chanel Izza
Muslim.

1. Alhamdulilah sebagai Lafadz Dzikir yang Utama

Dzikir adalah mengingat Allah Ta’ala dengan banyak menyebut


nama-Nya, baik secara lisan maupun di dalam hati.

Allah SWT memerintahkan kita untuk senantiasa berdzikir


mengingat Nya dengan sebanyak-banyak dzikir, baik dalam keadaan
berdiri, duduk maupun berbaring. Ketika kita mengingat Allah dengan
berdzikir, maka Allah akan mengingat kita dengan limpahan rahmat
Nya.

Hamdalah merupakan dzikir yang utama. Beberapa hadits


menjelaskan keutamaan dzikir dengan hamdalah.

Dari Abu Malik al-Asy'ari ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:


Bersuci adalah separuh dari iman, bacaan Alhamdulillah memenuhi
timbangan, sedang Subhanallah dan Alhamdulillah memenuhi apa yang
ada di antara langit dan bumi. (HR Muslim)
Masih dengan hadits yang semisal namun dengan keutamaan yang
berbeda.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa


Sallam bersabda, “Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan:
Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa
hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus
walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Ahmad, No. 158)

Rasulullah juga menjelaskan bahwa hamba yang paling utama pada


hari kiamat kelak adalah hamba yang sering memuji Allah..

‫ أخرجه الطبراني‬. ) ‫ الحامدون‬: ‫( إن أفضل عباد هللا يوم القيامة‬


Sebaik-baik hamba Allah pada hari kiamat adalah orang yang
gemar memuji Allah (dengan alhamdulillah). HR. Thabrani

2. Alhamdulilah sebagai Ungkapan rasa syukur.

Berbagai nikmat telah Allah berikan kepada kita. Mulai dari hal
kecil hingga yang besar. Nikmat itu berupa iman, Islam, keluarga,
kesehatan, anggota badan yang normal, kesempatan, usia, dan beragam
nikmat lainnya yang tidak mungkin kita mampu menghitung
banyaknya.

Ucapan Alhamdulillah adalah bentuk syukur kita terhadap nikmat


Allah SWT. Dalam keadaan dan kondisi apapun. Alhamdulillah adalah
ungkapan syukur yang di dalamnya ada 2 komitmen kita, yaiitu; 1)
berterima kasih dan 2) memuji Allah SWT sebagai yang Maha pemberi
nikmat.

Dalam kehidupan, kita sering berterima kasih, tapi seringkali tidak


diikuti dengan memuji. Atau Sebaliknya kita sering memuji orang lain,
tanpa mau berterima kasih. Adapun dengan mengucap alhamdulillah,
maka kita sedang bersyukur kepada Allah sekaligus memujinya.

Banyak kegiatan harian kita yang di akhiri dengan doa


Alhmdulillah, seperti doa bangun tidur, doa setelah makan, doa setelah
buang air besar/ kecil, doa, dan ucapan setelah bersin. Rasulullah ingin
mengajarkan kita untuk terbiasa mensyukuri adanya kasih sayang Allah
pada setiap aktivitas kita.
3. Alhamdulillah sebagai Sebaik-baik Doa
Doa adalah permohonan hamba kepada Allah SWT secara
langsung untuk memperoleh karunia dan segala yang diridhoi Nya dan
untuk menjauhkan diri dari kejahatan atau bencana yang tidak
dikehendakinya. Doa merupakan bukti ketergantungan seorang hamba
kepada Rabb nya. Karena sebagai manusia, kita memiliki banyak
kebutuhan dan kepentingan, sedangkan hanya Allah lah yang maha
memberi dan mencukupi semua kebutuhan kita.

َ ‫و ُل أَ ْف‬AAُ‫لَّ َم يَق‬A ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس‬


‫ ُل‬A ‫ض‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ُ ‫ال َس ِمع‬
َ ‫ْت َرس‬ َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما ق‬ ِ ‫َع ْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ َر‬
ِ ‫ض ُل ال ُّد َعا ِء ْال َح ْم ُد هَّلِل‬َ ‫ال ِّذ ْك ِر اَل إِلَهَ إِاَّل هَّللا ُ َوأَ ْف‬
Artinya; “Dari Jabir bin Abdillah RA, beliau berkata: Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha
illallah dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah” ( HR.
Tirmidzi).
Barangkali kita tidak menduga sebelumnya, dari begitu banyaknya
macam doa yang diajarkan Rasulullah dan para ulama, ternyata ucapan
Alhamdulillah adalah sebaik-baik doa.
Ketika kita mengucap alhamdulillah karena bersyukur kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan semua anugrah yang kita terima, di
dalamnya mengandung doa agar Allah selalu menambahkan nikmatnya
kepada kita. Sebagaimana telah dijelaskan dalam al quran. La in
syakartum la azidannakum. Apabila kalian bersyukur, maka aku akan
tambah nikmatku
4. Wujud Ridho kepada Taqdir Allah
Salah satu karakter penghuni surga adalah Allah Ridha kepada
mereka karena ketaatan yang mereka jalankan dan meraka ridho kepada
Allah atas segala apa yang telah diberikan oleh Allah baik maupun
buruk. Sebagaimana termaktub dalam quran surat albayyinah ayat 8 :ࣖ
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida
kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut
kepada Tuhannya.”
Hamdalah yang sebenarnya hendaknya diucapkan seorang hamba
di setiap kondisi, baik pada saat ia dalam taqdir Allah yang baik
maupun paada saat ia di dalam taqdir yang buruk, untuk menampakkan
bahwa hamba tersebut telah ridho dengan apa yang ditaqdirkan Allah
atas diri kita. Apapun itu.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika melihat (mendapatkan) sesuatu yang dia sukai,
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,
‫ات‬ ‫احْل م ُد لِلَّ ِه الَّ ِذى بِنِعمتِ ِه تَتِ ُّم َّ حِل‬
ُ َ ‫الصا‬ َْ َْ
Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya, setiap
kebaikan menjadi sempurna.’ Dan ketika beliau mendapatkan sesuatu
yang tidak disukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,
‫احْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َعلَى ُك ِّل َح ٍال‬
Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan’.” (HR. Ibnu Majah.
Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)

Hadits lain menjelaskan, Allah akan beri balasan yang tinggi bagi orang
mengucap hamdalah disaat terkena musibah.

“Dari Abu Musa al-Asyari r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika
seorang anak hamba Allah meninggal, Allah Swt. akan berkata kepada
para malaikatnya, “Kalian sudah mengambil ruh anak hamba-Ku?” para
malaikat tersebut kemudian menjawab, “iya.” Allah Swt. kemudian
bertanya lagi, “Kalian sudah mengambil ruh buah hatinya?” Para
malaikat pun menjawab, “iya.” Allah Swt. kemudian bertanya lagi,
“Apa yang diucapkan hamba-Ku?” Para malaikat menjawab, “Ia
memujimu dan beristirja’” Maka Allah Swt. berfirman, “Bangunkan
untuk hamba-Ku sebuah rumah di surga, dan namailah dengan bait al-
hamd.” Imam at-Tirmidzi berkata bahwa hadis ini adalah hadis hasan)

Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa mengucapkan


hamdalah pada saat mengalami musibah memang tidak mudah. Apalagi
jika mengucapkannya saat seseorang yang kita cintai telah tiada di
depan mata kita sendiri. Tentu akan sangat berat. seseorang yang
mampu melakukannya tentu sudah berada di level yang tinggi dalam hal
tingkat ketauhidan dan keimanan.
Lantas, apa akibatnya jika kita tidak terima atau tidak ridho dengan
taqdir yang Allah tetapkan atas diri kita ?
Diantaranya, Allah SWT berfirman melalui hadits qudsy :

‫هّٰللا‬
‫ َيا م ُْو َسى‬: ‫ان َع َلي ِْه َما ال َّساَل ُم‬
َ ‫ْن عِ ْم َر‬
ِ ‫ُوسى ب‬ َ ‫ أَ ْو َحى ُ َت َعا َلى إِ َلى م‬: ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫َقا َل‬
ْ‫ْن أَرْ ضِ ي‬
ِ ‫ضا ِئيْ َو َل ْم َيصْ ِبرْ َع َلى َباَل ِئيْ َو َل ْم َي ْش ُكرْ َنعْ َما ِئيْ َف ْل َي ْخرُجْ ِمنْ َبي‬ َ ْ‫َمنْ َل ْم َير‬
َ ‫ض ِب َق‬
ْ‫َو َس َما ِئيْ َو ْل َي ْطلُبْ َل ُه َر ًّبا سِ َوا ِئي‬
Nabi SAW bersabda: “Alloh SWT telah memberikan wahyu kepada
Musa bin ‘Imran A.S : Wahai Musa Barangsiapa yang tidak ridho
dengan keputusan-Ku,tidak sabar dengan ujian-Ku dan tidak
mensyukuri ni'mat-ni'mat-Ku. Maka hendaklah ia keluar dari antara
bumi dan langitku. Dan hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku ( ُ ‫)هّٰللَا‬
untuknya”.

Ridho terhadap taqdir Allah merupakan tingkat keimanan tertinggi


seorang hamba. Sebaliknya. Merasa kecewa, tidak terima dan bahkan
putus asa dengan apa yang ditetapkan untuk nya, akan mengundang
murka Allah. Sampai-sampai Allah akan usir orang yang tidak terima
dengan taqdir Allah dari bumi dan langit Nya, dan Allah persilahkan ia
mencari Tuhan selain Allah. Naudzubillah …

Anda mungkin juga menyukai