Anda di halaman 1dari 11

Silsilah Amalan Pembuka Pintu Surga

Tema: Tau Diri

Ustadzah Azizah Ummu Yasir, B.A ‫حفظهاهللا‬

Hari/Tanggal: Kamis, 4 Februari 2021

21 Jumadal Ukhra 1442H

‫الرحِ يم‬
‫الر ْح َم ِن ه‬
‫َّللا ه‬
ِ ‫ِبس ِْم ه‬

Ustadzah membuka majelis dengan muqodimah dan do'a-do'a.

Alhamdulillaahil-ladzii bini'matihi tatimmush-shoolihaat.

َ ‫اَلْ َح ْمدُ َ ه‬
ُِ‫ّلِل الهذَي بَنَعْ َمتَ َِه تَتَمِ الصها َل َحات‬

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala amal shalih sempurna.

Asyhadu an-laa ilaa-ha illallaah, wahdahula syariikalah, wa-asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa
rosuluh. washalatuwassalaamu ‘ala rasulillah wa’ala aalihi wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsan ila
yaumiddin.

Doa memohon ilmu yg bermanfaat

ً‫ل‬
ِ ‫لً ُمتَقَبه‬
ِ ‫ع َم‬ َ ‫ َو َر ْزقًا‬،‫ي أَ ْسأَلُكَِ عَلْ ًما نَافَعًا‬
َ ‫ َو‬،‫طيَبًا‬ ِْ َ‫اَلله ُه هِم إَن‬

Allaahumma innii as-aluka 'ilman naafi'an, wa rizqon thoyyiban, wa 'amalan mutaqobbalan.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang
diterima.

Doa Memohon ilmu yg bermanfaat


َ ‫ِاو ﻨاعُِفَِﻨِْيَِ ا َِم‬
‫ﻤﻨالِع هَِّ ُهِالل‬ َِ ‫ِزِو اﻨَََِﻤِله‬
َِ ْ‫ع ﻤابَِ ﻨاعِْفَِن‬ َ ‫ع انَ ْد‬
َِ ‫لﻤا‬

Allahumma ‘allimna ma yanfa ‘una, wa anfa ‘na bima ‘allamtana wa zidna ‘ilma.

“Ya Allah, tolong kami ajari apa yang bermanfaat bagi kami, bantu kami mendapatkan manfaat dari apa
yang Engkau bantu untuk kami pelajari, dan mudahkanlah kami tuk memahaminya.”

Do’a dimudahkan segala urusan

‫سانَي يَفْقَ ُهوا قَ ْولَي‬ ِْ ‫صد َْري َويَسَرِْ لَي أَ ْم َري َوا ْحلُلِْ عُقْ َدِةً م‬
َ ‫َن َل‬ ِْ ‫ب ا ْش َر‬
َ ‫ح لَي‬ َِ ‫َر‬

‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’

[Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”

(QS. Thoha: 25-28)

Alhamdulillah pada pagi hari ini kita bersyukur kepada Allah kita diberikan nikmat dibangunkan kembali
setelah kita dimatikan oleh Allah. Smga hari ini lebih baik dari hari kemarin, semoga kita di istiqomah
kan oleh Allah untuk melakukan amalan-amalan sholih, sampai Allah mewafatkan kita.

Shalawat beriring salam kepada nabi kita Muhammad ‫ﷺ‬, keluarga, para sahabat beliau dan Senantiasa
kita berdoa agar kita mendapatkan syafaat dari Rasulullah. Dan berdoa kepada Allah semoga kelak kita
dikumpulkan dengan Rasulullah di syurga Allah yang tertinggi, Aamiin Allahumma aamiin.

Silsilah Amalan Pembuka Pintu Syurga diantara nya yaitu

Belajar adab kepada Allah.


Allah yg Sudah banyak memberikan kita nikmat, nikmat kesehatan, nikmat kehidupan, mulai dari kita di
dalam perut ibu sampai kita seperti sekarang. Sungguh Allah limpahkan nikmat, dan nikmat-nikmat itu
kita tidak akan bisa kita menghitungnya.

Allah Ta’ala berfirman,

ِ َِ‫َّللا لَغَفُورِ َرح‬


‫يم‬ ُ ‫ل تُ ْح‬
َِ‫صوهَا إَنهِ ه‬ َ ‫ن تَعُدوا نَعْ َمةَِ ه‬
َِ ‫َّللا‬ ِْ َ‫َوإ‬

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(QS. An Nahl: 18).

Kita tidak akan bisa mensyukuri nikmat yang banyak yang diberikan oleh Allah. Tapi ada cara yang
diajarkan oleh nabi kita yaitu

~ dengan memperbaiki niat kita hanya untuk Allah.

~ lalu Kita menjauhi dosa yg Allah larang.

Manusia tidak akan luput dari tiga keadaan ketika di dunia yaitu :

1. Ketika diberi nikmat Harusnya kita bersyukur

2. Ketika ditimpa perkara musibah, kita harus bersabar

3. Tidaklah manusia tidak pernah terjatuh dalam dosa, teperangkap dalam tipu daya syaiton.

Tapi Sebaik-baik manusia ketika ia melakukan dosa, ia meminta kepada Allah, memohon ampunan dan
segera bertaubat kepada Allah.

sebagaimana sabda Rasûlullâh Shalllallahu ‘alaihi wa sallam :

َِ ‫ َو َخي ُِْر الْخَطهائَيْنَِ الته هواب ُْو‬،‫كُلِ بَنَى آد ََِم خَطهاء‬


‫ن‬

Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang
bertaubat.
Penting bagi kita untuk kembali kepada Allah. Karena efek dosa di dunia diantara nya:

1. Dapat memunculkan ke gelisahan hati.

2. Menyebakan rizki tidak lancar.

3. Melemahkan tubuh dan hati.

Jika orang sudah di lemah kan hati oleh Allah, maka akan menyebabkan seseorang jadi malas beribadah
dan berpengaruh pada umur nya yang selalu berdosa dan bermaksiat kepada Allah.

Yang harus kita lakukan yaitu kembali kepada Allah. Pertanyaan untuk diri kita?

~ Sudah kah kita bertaubat kepada Allah?

~ Berapa banyak dalam hari-hari kita memohon ampunan kepada Allah?

~ ketika kita masih diberikan kesempatan oleh Allah, maka perbanyaklah taubat. Sesali perbuatan dosa
yang kita lakukan.

~ Menyesali perbuatan kita dihadapan Allah, sebelum penyesalan itu tidak berguna lagi.

Sebelum pintu taubat di tutup oleh Allah.

Jangan sia-sia kan kesempatan untuk mendapatkan pahala.

Duhai hati yg lalai, belum waktu nya untuk berbenah dalam kehidupan ini. Entah kapan waktu ajal kita
dan kita masih bergelimang dengan maksiat. Marilah jadi hamba yang tau diri. Dan menyesali apa yang
telah kita lakukan selama ini. Kita bersungguh-sungguh dalam bertaubat kepada Allah, bukan hanya
sekedar lisan beristighfar lalu kita kembali bermaksiat. Taubat lah dengan taubat an nasuhah.

Apakah cukup kita hanya beristighfar tanpa bertaubat nasuhah?

Ternyata ini tidak cukup tanpa kita bersungguh-sungguh dan berazam dalam diri untuk tidak mengulang-
ulangi lagi. Karena taubat itu ada batas yang telah Allah tetapkan. Semoga ketika kita telah meninggal
dunia, kita tetap mendapatkan ampunan oleh Allah karena anak-anak yang rajin mendoakan dan
beristigfar untuk kita.

Allah menerima taubat sebelum sampai di tenggorokan. Taubat itu tidak akan di terima jika nyawa
sudah sampai di tenggorokan. Lalu kenapa kita masih mau menunda taubat?

Perbedaan Taubat dan Istighfar

1️⃣. Taubat ada batas waktunya, sementara istighfar tidak ada batas waktunya.

Oleh karenanya sampai orang yang sudah meninggal masih bisa dimohonkan ampunan. Adapun taubat
tak diterima ketika nyawa seorang sampai pada kerongkongan.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

ِْ‫ل ت َْوبَةَِ الْ َعبْ َِد َما لَ ِْم يُغَرْ غَر‬


ُِ َ‫هللا يَقْب‬
َِ ِ‫ َإنه‬.

“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (ruh) belum sampai di tenggorokan”
(HR. Tirmidzi, dari Ibnu Umar Radhiyallahu’anhuma).

Oleh karenanya seorang yang telah meninggal dunia, lalu ia belum sempat bertaubat, namun kita masih
bisa memohonkan ampunan atau didoakan istighfar untuk nya.

Sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla,

ِ َ‫َل َللهذَينَِ آ َمنُوا َِربهنَا إَنهكَِ َر ُءوفِ َرح‬


‫يم‬ ًِ ‫ل تَ ْجعَلِْ فَي قُلُوبَنَا غ‬
َِ ‫ان َو‬ َ َِ‫َن بَعْ َد َه ِْم يَقُولُونَِ َربهنَا ا ْغفَرِْ لَنَا َو َ َِل ْخ َوانَنَا الهذَين‬
َ ْ َ‫سبَقُونَا ب‬
َِ ‫اِلي َم‬ ِْ ‫َوالهذَينَِ َجا ُءوا م‬

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami,
beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami,
Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”
(QS. Al-Hashr :10).

2️⃣. Taubat hanya bisa dilakukan oleh pelaku dosa itu sendiri, adapun istighfar bisa dilakukan orang lain
untuknya.

Oleh karenanya, seorang anak bisa mendoakan ampunan, beristighfar untuk kedua orang tua nya, ini
adalah bentuk meminta kan ampunan untuk orang tua.

Makna istighfar adalah kita meminta ampun atau memintakan ampunan untuk orang lain kepada Allah.

3️⃣. Taubat memiliki syarat harus berhenti dari dosa. Adapun istighfar tidak disyaratkan demikian.

Ketika kita meminta ampunan kepada Allah, ini dalam rangka untuk sentiasa kembali kepada Allah. Dan
ada syarat dan ketentuan nya maka ketika kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat maka
bertaubatlah Dan menyesali atas semua dosa.

Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili ‫للا‬


‫ حفظه ه‬mengatakan, Sesungguhnya istighfar itu ada dlm dua keadaan
yaitu

1. Memohon kan ampun untuk orang-orang yg melakukan sebuah dosa. Beristighfar kepada Allah.

istighfarnya Malaikat untuk orang yang duduk di tempat sholat selama wudhunya tidak batal, para
Malaikat mendoakannya,

‫اللهم اغفرله اللهم ارحمه‬

“Ya Allah ampunilah dan rahmatilah dia..”

(HR. Bukhori dan Muslim, dari Abu Hurairah –radhiyallahu’anhu-).

istighfar anak untuk orang tuanya,


‫رب اغفر لي ولوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا‬

“Ya Tuhanku ampunilah aku dan kedua orangtuaku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah
menyayangiku di waktu kecil“.

Rasulullah bersabda

‫استغفروا ألخيكم واسلوا له التثبيت فإنه اآلن يسأل‬

“Doakan istighfar untuk saudara kalian. Dan mohonkan untuknya ketetapan hati, karena dia sekarang
sedang ditanya” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al Hakim).

Maka Nabi shallallahu’alaihi wasallam memerintahkan istighfar untuk mayit bukan taubat untuk mayit.

Mengingat perbuatan ini diperintahkan oleh syariat, menunjukkan bahwa istighfar untuk mayit dapat
bermanfaat. Karena Allah tidaklah memerintahkan sesuatu kecuali perbuatan yang bermanfaat.

2. Keadaan istighfar untuk diri kita

Ini dlm rangka bertaubat kepada Allah.

Bahkan ketika kita bertaubat dengan mengatakan :

‫َّللا َوأَتُ ْوبُِ إَلَيْ َِه‬


َِ‫َر ه‬ُِ ‫أَ ْستَغْف‬

Astaghfirullaaha wa atuubu ilaih.

Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya.

(HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 11/101 dan Muslim 4/2075.)

Allah mengharamkan pada diri-Nya berbuat zalim, manusia pun tidak boleh berbuat zalim.
Hadits Al-Arbain An-Nawawiyah

َِ‫الرا َب ُِع َوال َع ْش ُر ْون‬


‫ْث ه‬ُِ ‫ال َح َدي‬
‫علَى‬ َ ‫يَا َعبَادَى إَنَى َح هر ْمتُِ الظلْ َِم‬: ‫ل‬ َِ ‫ل أَنههُ قَا‬ ِ‫ع هِز َو َج ه‬ َ ‫ن َربَ َِه‬ ِْ ‫ع‬ َ ‫سله َم َفيْ َما يَرْ َويْ َِه‬ َ ‫علَيْ َِه َو‬ َ ُِ‫صلهى هللا‬ َ َ‫ي‬ ِ َ‫ن النهب‬ َِ ‫ع‬ َ ُ‫عنْه‬ َ ُِ‫ي هللا‬ َِ ‫ض‬ َ ‫َاري َر‬ َ ‫ن أَبَى ذَرِ ال َغف‬ ِْ ‫ع‬َ
ُ‫ط َع ْمتُه‬ ْ َ‫ن أ‬ ِْ ‫ن هَ َديْتُهُ فَا ْستَ ْهدُونَى أَ ْه َدكُ ِْم َيا َع َبادَى كُلكُ ِْم َجائَعِ َإلهِ َم‬ ِْ ‫ضالِ َإلهِ َم‬ َ ْ ِ
‫م‬ ُ ‫ك‬ ‫ل‬ُ ‫ك‬ ‫َى‬ ‫د‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ع‬
ََ َ ُ ‫ا‬‫ي‬ ‫وا‬ ‫م‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬ َ
‫ظ‬ َ ‫ت‬ َ ‫ل‬
ِ َ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫م‬ ِ
‫ر‬ ‫ح‬ ‫م‬ ِ
‫م‬ ُ
ً ‫َ َ َ َ ْ ُ َ ه‬‫ك‬ ‫ن‬
َ ‫ي‬
ْ ‫ب‬ ‫ه‬
ُ ُ ‫ت‬ ْ ‫ل‬‫ع‬ ‫ج‬ ‫و‬ ‫َى‬ ‫س‬ ْ ‫ف‬ ‫ن‬
َ
َِ ‫ار َوأَنَا أَ ْغف َُِر الذن‬
‫ُوب‬ َِ ‫ل َوالنه َه‬ َِ ْ‫س ْوتُهُ فَا ْستَ ْكسُونَى أَ ْكسُكُ ِْم يَاِ َعبَادَى إَنهكُ ِْم تُ ْخطَ ئُونَِ بَاللهي‬ َ ‫ن َك‬ ِْ ‫له َم‬ ِ َ‫عارِ إ‬ َ ‫ط َع ْمكُ ِْم يَا َعبَادَى كُلكُ ِْم‬ ْ ُ‫َط َع ُمونَى أ‬ ْ ‫فَا ْست‬
‫سكُ ِْم‬ َ ْ‫ى يَا َعبَادَى لَ ِْو أَنهِ أَ هولَكُ ِْم َوآخَ َركُ ِْم َو َإن‬ ِ َِ‫ن تَبْلُغُوا نَفْعَى فَتَنْفَ ُعون‬ ِْ َ‫ض َرى فَتَضُرونَى َول‬ َ ‫ن تَبْلُغُوا‬ ِْ َ‫َجمَي ًعا فَا ْستَغْف َُرونَى أَ ْغفَرِْ لَكُ ِْم يَا َعبَادَى َإنهكُ ِْم ل‬
ْ َ
‫على أف َج َِر‬ َ ُ ‫ه‬
َ ‫سك ِْم َو َجنك ِْم كَانُوا‬ ُ ْ ُ ُ َ َ َ َ
َ ‫شيْئا يَا َعبَادَى ل ِْو أنهِ أ هولك ِْم َوآخَ َرك ِْم َوإَن‬ ً ْ َ ُ
َ ‫ب َرجُلِ َواحَ دِ َمنْك ِْم َما زَ ا َِد ذلَكَِ فَى ُملكَى‬ َِ ْ‫علَى أَتْقَى قَل‬ َ ‫َو َجنهكُ ِْم كَانُوا‬
ِ‫طيْتُِ كُ ه‬
‫ل‬ َ ‫سأَلُونَى فَأ َ ْع‬ َ َ‫صعَيدِ َواحَ دِ ف‬ َ ‫سكُ ِْم َو َجنهكُ ِْم قَا ُموا فَى‬ َ ْ‫شيْئًا يَا َعبَادَى لَ ِْو أَنهِ أَ هولَكُ ِْم َوآخَ َركُ ِْم َو َإن‬ َ ‫َن ُملْكَى‬ ِْ ‫َص ذَلَكَِ م‬ َِ ‫ب َرجُلِ َواحَ دِ َما نَق‬ َِ ْ‫قَل‬
ِْ ‫ْصي َها لَكُ ِْم ثُ هِم أُ َو َفيكُ ِْم َإيهاهَا فَ َم‬
‫ن‬ َ ‫ح‬ ُ ‫أ‬ ِ
‫م‬ ُ
ْ َ َ‫ك‬ُ ‫ل‬‫ا‬‫م‬ ‫ع‬
ْ َ ‫أ‬ ِ
‫َى‬ ‫ه‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ه‬
َ َ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫َى‬ ‫د‬ ‫ا‬‫ب‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ِ
‫ر‬ ‫ح‬ ‫ب‬ ْ ‫ال‬
َ َ َ َ ْ َ َ َ‫َ َ َ ُ َ َ َ خ‬ِ
‫ل‬ ْ
‫د‬ ُ ‫أ‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬ ‫إ‬ ُ ‫ط‬
ِ ‫ي‬ ْ
‫خ‬ ‫م‬ ْ ‫ال‬ ِ
‫ص‬ ُ ‫ق‬ ْ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫م‬ َ
‫ك‬ ‫ه‬ ‫ل‬
ِ ‫إ‬ ‫َى‬ ‫د‬ ْ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ا‬
َ ‫َ ه‬ ‫م‬ ‫م‬ َِ‫َك‬ ‫ل‬ َ ‫ذ‬ ِ
‫َص‬
َ ‫ق‬ ‫ن‬
َ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫ه‬
ُ َ ‫ت‬ َ ‫ل‬َ ‫أ‬‫س‬ ْ َ ‫س‬
‫م‬ ‫ان‬
ِ َ ْ‫َإن‬
ِ‫سهُ َر َواهُِ ُم ْسلَم‬ ُ
َ ْ‫غي َِْر ذَلَكَِ فَلَِ يَلو َمنهِ إَلهِ نَف‬ َ ‫ن َو َج َِد‬ ِْ ‫َّللا َو َم‬ ْ
َِ‫َو َج َِد َخي ًْرا فَليَ ْح َم َِد ه‬

Hadits Ke-24

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau meriwayatkan
dari Allah ‘azza wa Jalla, sesungguhnya Allah telah berfirman:

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan
kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi. Wahai hamba-Ku, kalian
semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk, maka hendaklah kalian minta petunjuk
kepada-Ku, pasti Aku memberinya.

Wahai hamba-Ku, kalian semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka
hendaklah kalian minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, kalian semua
asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kalian minta pakaian kepada-Ku,
pasti Aku memberinya.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada waktu malam dan siang, dan Aku
mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan dapat membinasakan-Ku dan kalian tak akan dapat
memberikan manfaat kepada-Ku.

Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia
dan jin, mereka itu bertakwa seperti orang yang paling bertakwa di antara kalian, tidak akan menambah
kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian
manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan
mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga.
Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan
jin yang tinggal di bumi ini meminta kepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka,
tidaklah hal itu mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali sebagaimana sebatang jarum yang
dimasukkan ke laut.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya inilah amal perbuatan kalian. Aku catat semuanya untuk kalian,
kemudian Kami akan membalasnya. Maka barang siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah
bersyukur kepada Allah dan barang siapa mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali-kali ia
menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 673️7]

Jika ketika melakukan dosa maka segera bertaubat kepada Allah. Allah sangat senang kepada hamba
yang suka bertaubat.

Allah berfirman :

َ َ‫َّللا يُحَ بِ الته هوابَينَِ َويُحَ بِ الْ ُمت‬


َِ‫ط َه َرين‬ َِ‫إَنهِ ه‬

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri.” (QS. Albaqarah : 2️2️2️)

Allah berfirman :

َِ ‫سيَ َٔـاتَكُ ِْم َويُ ْدخَ لَكُ ِْم َجنهتِ تَ ْج َرى مَن تَ ْحتَ َها ْٱألَنْ َه ُِر يَ ْو َِم‬
‫ل يُ ْخ َزى‬ َ ‫عنكُ ِْم‬ َ ‫سىِ َربكُ ِْم أَن يُكَف ََِر‬ َ ‫ع‬َ ‫صوحًا‬ َ ‫يََٰٓأَي َها ٱلهذَينَِ َءا َمنُواِ تُوب َُٰٓواِ َإلَى ه‬
ُ ‫ٱّلِل ت َْوبَةًِ نه‬
ِ ‫ش ْىءِ قَد‬
‫َير‬ َ ‫ل‬ َِ ُ‫علَىِ ك‬ َ ‫ُورهُ ِْم يَ ْسعَىِ بَيْنَِ أَيْدَي َه ِْم َوبَأَيْ َمنَ َه ِْم يَقُولُونَِ َربهنَِآَٰ أَتْ َم ِْم لَنَا ن‬
َ َِ‫ُورنَا َوٱ ْغفَرِْ لَنَِآَٰ ِۖ إَنهك‬ ُ ‫ى َوٱلهذَينَِ َءا َمنُواِ َمعَهُۥ ِۖ ن‬ ِ‫ٱّلِل ٱلنهبَ ه‬
ُِ‫ه‬

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak
menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di
hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah
bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".

(QS. At-Tahrim : 8)
Ketika kita bertaubat kepada Allah maka Allah mudahkan jalan kita untuk masuk syurga.

Dan kita akan rindu kepada Syurga ketika kita mengetahui tentang syurga. In syaa Allah kita bahas di
dalam Tafsir surah Al Ghasyiyah, bagaimana syurga itu.

Dan istigfar terbaik yaitu dengan sayyidul istighfar.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Sayidul Istighfâr (pemimpin istighfar) adalah seseorang hamba mengucapkan,

َِ‫ أَب ُْو ُِء لَكَِ َب َن ْعمتَك‬، ُِ‫صنَ ْعت‬َ ‫َر َما‬ َِ ‫َن ش‬ ِْ ‫ أَع ُْوذُِ َبكَِ م‬، ُِ‫ط ْعت‬ َ َ‫ع ْهدَكَِ َو َو ْعدَكَِ َما ا ْست‬ َ ‫ َوأَنَا‬، َِ‫عبْدُك‬
َ ‫علَى‬ َ ‫ي َوأَنَا‬
ِْ ‫ل َإلـ َِه َإلهِ أَنْتَِ َخلَقْتَ َن‬ ِْ ‫اَلله ُه هِم أَنْتَِ َر َب‬
َِ ، ‫ي‬
َ
َِ‫ل أنْت‬‫ه‬ ِ َ‫ُوب إ‬
َِ ‫َر الذن‬ ُِ ‫ل يَغْف‬
َِ ُ‫ فَإَنهه‬، ‫ي‬ِْ ‫ي فَا ْغفَرِْ َل‬ َ
ِْ َ‫ َوأب ُْو ُِء بَذَنْب‬، ‫ي‬ َ
ِ‫عل ه‬َ

Allaahumma anta robbii, laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii, wa anaa 'abduka, wa anaa 'alaa 'ahdika wa
wa'dika mas-tatho'tu, a'uudzu bika min syarri maa shona'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u
laka bi-dzanbii, faghfir lii, fa-innahu laa yagh-firudz-dzunuuba illaa anta.

(Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.
Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian untuk taat kepada-
Mu dan janji balasan-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan
perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka
ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).

Jiwa kita senantiasa menyeru pada kejahatan, dan kita mmebentengin diri dengan apa yang telah
ajarkan kepada kita.

Kabar gembira jika kita diberikan taufik untuk bertaubat kepada Allah, banyak mengucapkan istighfar.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyebutkan keutamaan sayyidul istighfar,


ِ‫ل أَ ْن‬ َِ ْ‫ل َوه َُِو ُم ْوقَنِ بَ َها فَ َماتَِ قَب‬ ِْ ‫ َو َم‬، ‫ل الْ َجنه َِة‬
َِ ْ‫ن قَالَ َها مَنَِ اللهي‬ َِ ‫َن أَ ْه‬
ِْ ‫ فَ ُهو م‬، ‫َي‬ ِْ َ‫َن ْيو َم َِه قَبْل أ‬
َِ ‫ن يُ ْمس‬ َِ ‫ن قَالَ َها مَنَِ النه َه‬
ِْ ‫ فَ َمـاتَِ م‬، ‫ار ُم ْوقَنًا بَ َها‬ ِْ ‫َم‬
‫ل الْ َجن َِةه‬ ْ َ
َِ ‫َن أه‬ْ َ
ِ ‫ ف ُه َِو م‬، ‫ح‬ َِ َ‫صب‬
ْ ُ‫ي‬

“Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu
sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam
dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.
(Muttafaq alaih).

Teruslah kembali kepada Allah, menyesali diri kita, meminta ampunan kepada Allah karena Allah
mengampuni semua dosa, kecuali dosa syirik, karena dosa syirik adalah kedzoliman yg besar. Jika pelaku
syirik tidak bertaubat maka Allah tidak akan mengampuni nya.

Jangan tinggalkan amalan perbanyak istighfar,

Karena kita banyak dosa dan jika tidak beristighfar maka hati kita menjadi hitam.

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba
apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia
meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali
(berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang
diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”

Nasehat Ustadzah Azizah ‫حفظهاهللا‬, Amalkan lah sayyidul istighfar karena ada pahala yang luar biasa
yang Allah berikan bagi yang mengamalkan.

ِ‫وهللا أعل ُِم بالـصـواب‬

Wellin Zarlin

Anda mungkin juga menyukai