Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH JUMAT

SMA NEGERI 1 KEDIRI

Ketika Hati Menjadi Keras dan Membatu

Jama’ah Sholat Jumat yang dirahmati Alloh


Puji syukur Alhamdulillahi robbil A’lamin senantiasa terucap dari lisan dan hati kita, sebagai
wujud rasa syukur kita kepada Alloh SWT. Atas segala nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan pada
kita semua, baik yang berupa kesehatan, kekuatan, maupun kesempatan sehingga pada siang hari ini kita
bisa berkumpul di masjid At Taqwa dengan keadaan sehat wal afiat untuk menunaikan ibadah sholat
Jumat. Terlebih lagi nikmat yang berupa iman dan islam. Tanpa nikmat tersebut, kita takkan berada di
jalan lurus ini, jalan keselamatan, jalan kebahagiaan, dan jalan kemenangan.
Sholawat serta salam senantiasa terlimpah curahkan pada junjungan kita Rosulluloh SAW yang
telah menuntun kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang yaitu Addinul Islam.

Jama’ah Sholat Jumat yang dirahmati Alloh


Sekali waktu barangkali kita pernah merasakan sulit sekali bersyukur atas nikmat Alloh yang
telah diberikan kepada kita. Hidup seolah-olah terasa hampa. Banyak keinginan kita yang tak kunjung
terpenuhi. Kesombongan menyelimuti kehidupan dari hari ke hari. Dan saat mendapat nasehat dari
saudara, teman, guru, atau kiai sekalipun, kita tidak bisa menerima dan merasa digurui. Ketahuilah
sesungguhnya ketika kita mengalami hal tersebut, maka kita tengah terjangkit penyakit “qaswatul qolb”
atau hati yang membatu.
Semakin banyak kemaksiatan kita lakukan sesungguhnya semakin membuat hati kita mengeras
dan membatu. Allah SWT berfirman,

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara
batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada
yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh,
karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (QS.
Al-Baqarah:74)

Maka, kata Ibnul Qayyim:

Hati seseorang yang telah kering dan membatu, ia bagaikan pohon yang meranggas dan mati.
Keduanya hanya pantas dilalap api. Naudzubillah.

Jama’ah Sholat Jumat yang dirahmati Alloh


Memang, ada banyak sebab kerasnya hati. Qadhi al-Fudail berkata, “Tiga peristiwa yang
menyebabkan hati membatu; terlalu banyak makan, terlalu banyak tidur dan terlalu banyak
berbicara”. Bahkan pada saat Khotib sudah menyampaikan khutbah di dalam masjid, kita masih
berbicara dan tidak bisa menahan diri untuk membicarakan orang lain. Padahal, banyak sekali orang
yang tersesat karena terlalu banyak bicara dan tidak pernah menyempatkan telinganya untuk
mendengarkan oranglain. Merasa paling benar dan paling baik. Apakah memang benar hati kita sudah
keras dan membatu? Sebenarnya hampir semua orang sudah mengetahui baik atau buruk apa yang dia
lakukan, namun ada yang mencoba untuk melawan kata hati, sehingga hatinya tidak mudah lagi bergetar
dan tidak lagi bisa menerima hidayah yang diberikan oleh Alloh SWT. Makan yang berlebihan pun juga
akan mengeraskan hati karena akan mendahulukan nafsu dari pada kebutuhan, juga akan merusak
kesehatan badan. Ibnu Sina, pakar kedokteran Islam generasi awal, berkata, “Perhatikanlah (konsumsi)
perutmu sebab sebagian besar penyakit bermula dari makanan yang berlebih”. Karena itulah, Ali bin
Abi Thalib RA berkata,“Istirahatnya badan dengan mengurangi makan, istirahatnya lidah dengan
mengurangi berbicara, dan istirahatnya hati dengan mengurangi keinginan.”.
Untuk mengindari qaswatul qolb, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita, antara lain, untuk
pandai-pandai bersyukur. Suatu hari, seorang sahabat datang kepada Rasulullah SAW dan berkata,
“Akhir-akhir ini aku merasakan hatiku keras, Rasulullah SAW kemudian berkata, “Maukah engkau
kuberi tahu cara untuk melembutkannya dan keinginanmu terpenuhi? Sayangilah anak-anak yatim,
usaplah kepalanya, berikanlah mereka makanan dari makananmu, niscaya (hal demikian) akan
melembutkan hati dan melapangkan rizkimu” (HR Thabrani).
Maka, ketika kita menjamu yatim, menawarkan mereka makanan terbaik yang kita miliki bukan saja ia
melembutkan hati, namun mengantarkan kita pada hadits Rasulullah SAW lainnya, “Aku dan orang-
orang yang mengurus anak yatim kelak akan berdampingan seperti dua jari di surga.”

Jama’ah Sholat Jumat yang dirahmati Alloh


Cara lainnya adalah sering-seringlah berziarah kubur, tentu dengan niat yang benar. Rasulullah SAW
berkata, “Aku pernah melarang kalian ziarah kubur. Sekarang berziarah. Sebab sesungguhnya ia akan
melembutkan hati, melelehkan air mata, dan mengingatkan akherat.” (HR Al-Hakim).

Ziarah kubur dengan tujuan mengingat akherat adalah hal yang dianjurkan. Dengan mengingat kematian,
tersadarlah kita bahwa tak ada yang pantas untuk kita sombongkan. Makanan terbaik kita adalah madu.
Ia diproduksi oleh lebah. Pakaian terbaik adalah sutera. Sutera diproduksi oleh ulat. Hiasan terindah
adalah mutiara. Mutiara diproduksi oleh kerang. Kesombongan macam apa yang pantas kita banggakan
di hadapan Allah, Dzat yang menciptakan lebah, ulat dan kerang itu.

Allah SWT berfirman,

“Dan bagi-Nya lah keagungan di langit dan bumi, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(QS Al-Jaatsiyah: 37)

Selain memperhatikan yatim dan berziarah kubur, Rasulullah SAW menganjurkan untuk
bersegera dalam melakukan setiap kebaikan, hindari kemalasan. Bahkan, kata beliau SAW, “sebaik-baik
shalat adalah di awal waktu.” Rasulullah SAW kemudian mengajarkan kita untuk berdoa, “Ya Allah,
aku berlindung padamu dari kelemahan dan rasa malas.” Pepatah berkata, pemalas selalu menanti hari
mujur. Padahal, bagi seorang yang rajin, tiap hari adalah hari mujur!
Lalu, jika kita tetap merasa banyak keinginan hati yang belum terpenuhi, berbaik sangkalah pada
Allah SWT. Barangkali, ada hak-hak orang lain yang belum kita tunaikan. Boleh jadi, ada makanan
tidak halal yang kita konsumsi dalam keseharian. Belajarlah untuk beristighfar sebab azab terberat di
dunia adalah ketika Allah telah mengunci lidahmu untuk berdzikir dan beristigfar kepada-Nya.

Bahkan, kata Ibnul Qayyim, :


“Apabila musibah yang engkau dapatkan panjang sekali, padahal tak pernah berhenti engkau berdoa,
yakinlah bahwa Allah tidak saja hendak menjawab doa-doamu itu. Tetapi, Allah hendak memberimu
karunia lain yang bahkan engkau tak memintanya".

Jama’ah Sholat Jumat yang dirahmati Alloh


Semoga Alloh senantiasa memberikan karunia-Nya kepada kita semua, karunia yang bisa menjaga
ucapan, penglihatan, pendengaran, pikiran dari hal-hal yang dibenci oleh Alloh SWT. Semoga kita juga
bisa terhindar dari hati yang keras dan membatu. Marilah kita berdoa bersama, semoga kita diberikan
kehidupan yang rukun, damai, sejahtera, bisa menjalankan ibadah dengan khusyu’ yang mampu meresap
ke dalam sanubari kita masing-masing. Aamiin Allahumma amin.

‫ إِﻧﱠﻪُ ُﻫ َﻮ اﻟْﻐَ ُﻔ ْﻮُر‬،‫اﳊَ ِﻜْﻴ ِﻢ‬ ِّ ‫ وﻧَـ َﻔﻌ ِﲏ وإِ ﱠ ُكﻢ ِ ﻵ ِت و‬،‫آن اﻟْﻌ ِﻈﻴ ِﻢ‬
ْ ‫اﻟﺬ ْك ِﺮ‬ ِ ِ ِ
َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ‫َ َرَك ﷲُ ﱃ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ ﰱ اﻟْ ُﻘْﺮ‬
.‫اﻟﱠﺮِﺣْﻴ ُﻢ‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫ﰉ َوﻳَـْﻨـ َﻬﻰ َﻋ ِﻦ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻘ‬


‫ُ‬ ‫ﻟ‬‫ْ‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫ذ‬ ‫ﺎن وإِﻳ ِ‬
‫ﺘﺂء ِ‬ ‫ِﻋﺒﺎدﷲِ ! اِ ﱠن ﷲ ْمﺮَ ِْﻟﻌ ْد ِل واْ ِﻻﺣﺴ ِ‬
‫َْ‬ ‫َ َ ُُ َ َ ْ َ َ ْ‬ ‫ََ‬
‫اْﻟ َﻔﺤ ِ‬
‫ﺸﺂء َواﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ َواْﻟﺒَـ ْﻐ ِﻲ ﻳَﻌِﻈُ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ َﺬ ﱠكُﺮْو َن َواذْ ُكُﺮوا َ اْ َﻟﻌ ِﻈْﻴ َﻢ ﻳَ ْﺬ ُكْﺮُك ْﻢ‬ ‫ْ‬
‫ﻠﻰ ﻧِ َﻌ ِﻤ ِﻪ ﻳَ ِﺰْد ُك ْﻢ َوﻟَ ِﺬ ْكُﺮ ﷲِ اَ ْك َ ْﱪ‬
‫َوا ْﺷ ُﻜُﺮْوﻩُ َﻋ َ‬

Anda mungkin juga menyukai