Anda di halaman 1dari 39

Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Kerangka Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019


bertujuan membentuk insan serta ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan
yang berkarakter dengan dilandasi semangat gotong royong. Strategi pertama
penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan antara lain: menguatkan
siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemimpin institusi dalam
ekosistem pendidikan. Strategi yang kedua peningkatan mutu dan akses,
antara lain: meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan ruang lingkup
Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian wajib belajar 12
tahun, meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan,
fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan akses
untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman,
penguatan praktik baik dan inovasi.

Berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan nasional terutama yang


mengarah pada pembentukan sikap dan perilaku wirausaha peserta didik,
dalam pengelolaan pendidikan diharapkan mampu menemukan strategi
pengelolaan pendidikan yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan
output pendidikan yang berkualitas baik dilihat dari kualitas akademik
maupun non akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas
peserta didik yang terkait dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non
akademik berkaitan dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan
membuka usaha/lapangan kerja sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan
diharapkan memiliki karakter dan perilaku kewirausahaan yang tinggi.

Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan suatu proses untuk


menciptakan nilai yang berbeda, memikul resiko-resiko finansial,

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

menanggung dampak psikis dan sosial yang menyertainya, serta menerima


imbalan berbentuk finansial dan kepuasan pribadi.

Tiga hal penting yang harus dipenuhi oleh seorang entrepreneur, yaitu:
1. Mencari peluang usaha (the pursue of opportunities), berkenaan dengan
kecenderungan dan perubahan-perubahan lingkungan yang orang lain
tidak melihatnya.
2. Inovasi, mencakup perubahan, perombakan, pergantian bentuk, dan
melakukan pendekatan-pendekatan baru dalam memproduksi maupun
berbisnis.
3. Pertumbuhan (growth), sebagai entrepreneur harus senantiasa bekerja
keras untuk terus berinovasi.

Dengan demikian pembelajaran kewirausahaan pada dasarnya merupakan


suatu pembelajaran tentang nilai (value), kemampuan (ability) dan perilaku
(attitude) dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang
dengan berbagai risiko yang dihadapi.

Kewirausahaan dalam ranah pendidikan, tidak hanya dikembangkan untuk


menghasilkan manusia terampil intelektual, tetapi juga inspiratif-pragmatis.
Pengembangan pendidikan kewirausahaan dilaksanakan terprogram secara
sistematis melalui kurikulum dan pembelajaran diselenggarakan terbuka,
eksploratif, dan meminimalkan pembelajaran yang bersifat simulasi. Oleh
karena itu pendidikan kewirausahaan SMA harus menjadi alternatif dalam
mempersiapkan lulusan yang mampu menerapkan dan mengelola peluang
usaha serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan
bermasyarakat. Pendidikan Kewirausahaan merupakan salah satu jawaban
bagi pendidikan di SMA untuk mengenal konsep kewirausahaan, latihan
mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman praktis berwirausaha,
menumbuhkan minat berwirausaha dan mengembangkan potensi wirausaha.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Direktorat Pembinaan SMA memberi


perhatian khusus terhadap peningkatan kualitas pembelajaran mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMA melalui penyusunan naskah
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA. Naskah ini disusun
dengan tujuan agar satuan pendidikan dapat melaksanakan program
kewirausahaan dengan baik sehingga peserta didik memiliki karakter
wirausaha, memahami konsep kewirausahaan, mampu melihat peluang,
mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha serta terbentuknya
lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang berwawasan
kewirausahaan.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 2-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

B. Landasan Hukum

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional;
2. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang diperbaharui dengan
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan
diperbaharui lagi dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urutan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
5. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional
Memasyakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
tentang pembelajaran;
13. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013, perihal
Implementasi Kurikulum 2013;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
15. Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA, Direktorat
Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 3-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

C. Tujuan

Naskah ini disusun dengan tujuan:


1. Memberikan pemahaman dalam pelaksanaan kewirausahaan di SMA.
2. Memberikan contoh pada satuan pendidikan dalam melaksanakan
kewirausahaan.
3. Memberikan contoh pembinaan bagi para pembina serta pemangku
kepentingan dalam melakukan pembinaan, pengawasan, dan dukungan
untuk keberhasilan dalam pelaksanaan kewirausahaan di SMA.
4. Melaksanakan program kewirausahaan di SMA sesuai dengan konsep
yang diharapkan.

D. Sasaran

Sasaran penggunaan naskah ini adalah:


1. SMA yang melaksanakan program kewirausahaan
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi
3. Pemangku kepentingan lainnya.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 4-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

BAB II
KONSEP KEWIRAUSAHAAN

A. Pengertian

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu disiplin ilmu yang


mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam
menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang dengan
berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan merupakan
suatu disiplin ilmu tersendiri, memiliki proses sistematis, dan dapat
diterapkan dalam bentuk penerapan kreatifitas dan keinovasian. Seperti
dikemukanan Thomas W. Zimmerer (1996), “Entrepreneurship is the result of
disciplined, systematic prossec of applying creativity and innovations to needs
and opportunities in the marketplace”. Kewirausahaan merupakan hasil dari
suatu disiplin, proses sitematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

Inti kewirausahaan terletak pada kreativitas dan inovasi. Menurut Suryana


(2013:15), kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-
cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. Sementara
itu, inovasi adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan masalah dan menemukan peluang. Sesuatu yang baru dan
berbeda dapat diciptakan oleh wirausahawan, seperti proses, metode,
barang-barang, dan jasa-jasa. Sesuatu yang baru dan berbeda inilah yang
merupakan nilai tambah dan keunggulan. Keunggulan adalah daya saing, dan
daya saing adalah peluang untuk meraih sukses. Dengan kreativitas,
wirausahawan dapat melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu yang
baru serta berbeda. Dengan demikian, rahasia kewirausahaan sebenarnya
terletak pada kreatifitas dan keinovasian untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Kesuksesan berwirausaha akan tercapai apabila
seseorang berpikir kreatif dan inovatif menciptakan sesuatu yang baru atau
sesuatu yang lama dengan cara-cara baru (Zimmerer, 1996:51).

Kewirausahaan di SMA merupakan program untuk mengenal konsep


kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, latihan
mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman praktis berwirausaha,
menumbuhkan minat berwirausaha dan mengembangkan potensi
berwirausaha. Oleh karena itu program kewirausahaan di SMA harus
menjadi alternatif dalam mempersiapkan lulusan yang memiliki karakter
jiwa wira usaha, mampu menerapkan dan mengelola peluang usaha serta

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 5-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat


serta memiliki kemampuan untuk menghadapi persaingan global.

B. Pengembangan dan Pengelolaan

1. Pengembangan
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan
kewirausahaan:

a. Pengembangan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP)

Untuk mengembangkan program kewirausahaan di lingkungan


sekolah, tidak perlu merevisi kurikulum secara total.
Pengembangan kurikulum dalam rangka menanamkan jiwa
wirausaha pada peserta didik dapat dilakukan dengan cara
mengembangkan KTSP yang telah ada dengan mengaktualisasikan
mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan pada program-
program nyata kewirausahaan. Selain itu perlu juga
diimplementasikan nilai-nilai kewirausahaan pada kegiatan
ekstrakurikuler dan budaya sekolah.

b. Peningkatkan Peran Sekolah dalam Mempersiapkan


Wirausaha

Hakikat persiapan seorang wirausaha adalah dalam segi


penempaan sikap mental wirausaha. Dengan perkataan lain,
persiapan seorang wirausaha terletak pada penempaan semua
daya kekuatan pribadi peserta didik untuk menjadikannya dinamis
dan kreatif, disamping mampu berusaha untuk hidup maju dan
berprestasi. Salah satu ciri seorang wirausaha adalah memiliki
kepribadian yang kuat. Nilai-nilai itulah yang perlu dikembangkan
pada peserta didik melalui pendidikan kewirausahaan di sekolah

c. Pengembangan dalam Pengorganisasian Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada mata pelajaran prakarya dan


kewirausahaan dilaksanakan agar peserta didik mengalami
perkembangan pribadi yang integratif, dinamis, dan kreatif. Hal ini
tidak berarti bahwa pengorganisasian yang sudah berlaku di
sekolah itu harus dihilangkan. Pengorganisasian yang sudah ada

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 6-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

biar berlangsung terus, yang penting perlu dicari cara


pengorganisasian lain untuk menunjang proses belajar mengajar
yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk aktif belajar
dari kenyataan hidup sehari-hari. Selain itu alternatif lain untuk
mengembangkan organisasi pengalaman belajar peserta didik
adalah pelaksanaan pembelajaran yang berbasis unit produksi.
Sebagai contoh pada pembelajaran materi produksi, peserta didik
dilatih keterampilan untuk memproduksi karya. Selanjutnya hasil
produksi dititipkan dalam unit produksi di sekolah untuk
digunakan sebagai latihan menjual pada saat penyampaian materi
pemasaran. Model seperti ini tidak mengganti pengorganisasian
proses pembelajaran yang sudah ada melainkan sebagai variasi
pengalaman belajar peserta didik.

d. Pengembangan Proses Kelompok

Hubungan pribadi antar peserta didik di dalam kelas mempunyai


pengaruh terhadap belajar mereka. Aktivitas belajar peserta didik
dapat dipengaruhi oleh perasaannya tentang diri sendiri dalam
hubungannya dengan guru-guru serta teman-temannya.
Pertumbuhan peserta didik banyak tergantung pada suasana
emosional dari kelompok kelasnya. Proses-proses kelompok di
kelas bukan hanya mempengaruhi perasaan dan sikap para peserta
didik, tetapi juga mempengaruhi hasil belajar mereka. Oleh karena
itu guru dituntut untuk berusaha mengadakan modifikasi-
modifikasi terhadap proses-proses kelompok peserta didik di
dalam kelas agar jiwa kewirausahaan pada diri peserta didik
tumbuh dan berkembang.

e. Pengembangan pada Diri Pendidik

Sebelum pendidik melaksanakan pembelajaran di kelas, terlebih


dahulu pendidik juga dilatih kewirausahaan terutama yang terkait
dengan penanaman jiwa dan perilaku wirausaha (jiwa dan skill
kewirausahaan). Akan lebih baik lagi jika pendidik memiliki
pengalaman empiris di dalam wira usaha.

2. Pengelolaan
Pengelolaan kewirausahaan dilakukan melalui berbagai kegiatan baik di
kelas, di sekolah, maupun di masyarakat.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 7-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

a. Pengelolaan di kelas

Pengelolaan di kelas dilakukan melalui proses belajar mata


pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yang dirancang sedemikian
rupa untuk pengembangan kewirausahan. Setiap kegiatan belajar
mengembangkan kemampuan dalam ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu tidak selalu
diperlukan kegiatan belajar khusus untuk mengembangkan nilai-
nilai kewirausahaan, untuk pengembangan nilai-nilai
kewirausahaan memerlukan upaya pengkondisian sehingga
peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai kewirausahaan itu.

b. Pengelolaan di sekolah

Pengelolaan di sekolah dilakukan melalui berbagai kegiatan


sekolah yang diikuti seluruh peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan. Program kewirausahaan dirancang sejak awal tahun
pelajaran, dimasukkan ke kalender akademik dan yang dilakukan
sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah. Contoh kegiatan
yang dapat dimasukkan ke dalam program sekolah adalah lomba
berbagai produk “prakarya” yang telah dihasilkan oleh peserta
didik, pameran hasil karya peserta didik, melakukan wawancara
kepada tokoh wirausaha, mengundang berbagai narasumber untuk
berdiskusi, berceramah yang berhubungan dengan kewirausahaan,
serta pengembangan nilai-nilai kewirausahaan pada kegiatan
kesiswaan.

Pendidikan kewirausahaan juga bisa dilaksanakan melalui kegiatan


ekstrakurikuler, yang melatih jiwa kewirausahaan peserta didik
melalui kegiatan maupun dengan mengembangkan usaha yang
terkait dengan bakat dan minat peserta didik. Peran pendidik
adalah menggali potensi dan cita-cita peserta didik secara jelas
sehingga dapat menginspirasi setiap peserta didik untuk dapat
melihat jiwa kewirausahaan dalam dirinya.

c. Pengelolaan di masyarakat

Pengelolaan kewirausahaan di masyarakat dilakukan melalui


berbagai kegiatan yang diikuti oleh seluruh atau sebagian peserta
didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran,dan

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 8-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

dimasukkan ke dalam kalender akademik. Contoh pengelolaan


yang ada di masyarakat adalah kunjungan ke tempat-tempat yang
dapat menumbuhkan semangat berwirausaha, melakukan
pengabdian masyarakat untuk mengimplementasikan hasil produk
“prakarya” agar dapat dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi
masyarakat, dan lain-lain.

C. Ruang Lingkup Pembinaan Kewirausahaan

Ruang lingkup pembinaan kewirausahaan dilakukan melalui:

1. Aktualisasi Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

Pembinaan kewirausahaan melalui aktualisasi pada mata pelajaran


Prakarya dan Kewirausahaan dikembangkan berdasarkan ruang
lingkup materi pada mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan.Ruang lingkup mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan meliputi aspek kerajinan, rekayasa, budidaya dan
pengolahan.

Adapun aspek mata pelajaran prakarya adalah:

a. Kerajinan

Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya


merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan:
estetika - ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata
upacara dan kepercayaan (theory of magic and relligy), danbenda
fungsionalyang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur
pembuatannya. Lingkup ini dapat menggali dari potensi lokal dan
seni terap (applied art), serta desain kekinian.

b. Rekayasa

Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang,


merekonstruksi dan membuat benda produk yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari dengan pendekatan pemecahan
masalah. Sebagai contoh: Membuat karya rekayasa elektronika
dengan kendali otomatis yang berkembang di wilayah setempat.
Lingkup ini memerlukan kesatuan pikir dan kecekatan tangan

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 9-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

membuat susunan mengarah kepada: berpikir kreatif, praktis,


efektif, ketepatan dan hemat serta berpikir prediktif.

c. Budidaya

Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja berusaha


untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau
makhluk hidup agar lebih besar/tumbuh, dan berkembangbiak,
bertambah banyak. Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah
dirinya pembudidaya. Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja
budidaya ini akanmemberikan hidup pada tumbuhan atau hewan,
namun dalam bekerja dibutuhkan sistem yang berjalan rutin atau
prosedural. Manfaat edukatif teknologi budidaya ini adalah
pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami
pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ecosystem)
menjadikan peserta didik berpikir sistematis berdasarkan potensi
kearifan lokal.

d. Pengolahan

Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi


benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja
pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi
yang mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti:
mencampur, mengawetkan, dan memodifikasi. Manfaat edukatif
teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian peserta
didik adalah: pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam
kehidupan sehari-hari, sistematis yangdipadukan dengan pikiran
serta prakarya.

Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Prakarya (kerajinan, rekayasa,


budidaya, dan pengolahan) memperhatikan karakteristik
pembelajarannya yang meliputi tiga aspek, yaitu produk, proses dan
nilai. Aspek produk merupakan media belajar, namun sasaran dan
harapan belajar prakarya juga mengembangkan aspek sistem melalui
penguatan proses berkarya.

Prinsip Pendidikan Kewirausahaan pada mata pelajaran Prakarya dan


Kewirausahaan adalah karya yang mempunyai nilai keterjualan oleh
karenanya karya tersebut harus memenuhi standar pasar, yaitu:
menyenangkan pembeli, nilai kemanfaatan, kreatif serta

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 10-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

bertanggungjawab terhadap ciptaannya berdasarkan logika matematis


maupun pengetahuan estetis.

Berikut merupakan pemetaan materi pembelajaran kewirausahaan


pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan

Materi Kewirausahaan
Karakteristik kewirausahaan
Prakarya Perencanaan usaha
Sistem produksi
Perhitungan biaya produksi
Kelas X Pemasaran
Evaluasi usaha
Kewirausahaan

Materi Kewirausahaan
Prakarya Perencanaan usaha
Sistem produksi
Kelas XI Perhitungan BEP
Promosi
Laporan kegiatan usaha
Kewirausahaan

Materi Kewirausahaan
Perencanaan usaha
Prakarya Sistem produksi
Evaluasi BEP
Kelas XII Media promosi
Menjual produk
Kewirausahaan

Skema 1 :Pemetaan materi pembelajaran kewirausahaan

Materi pembelajaran kewirausahaan pada mata pelajaran prakarya dan


kewirausahaan tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan
program-program kewirausahaan di sekolah. Sehingga program-
program kewirausahaan yang ada di sekolah merupakan
aktualisasi/aksi nyata dari pembelajaran prakarya dan kewirausahaan
di kelas.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 11-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

2. Pengembangan Nilai-Nilai Kewirausahaan

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan kewirausahaan adalah


nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang wirausaha. Menurut para ahli
kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang dimiliki oleh
peserta didik. Namun, di dalam naskah ini dipilih beberapa nilai-nilai
kewirausahaan yang dianggap paling sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.

Beberapa nilai-nilai kewirausahaan beserta diskripsinya adalah sebagai


berikut.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 12-39
NILAI DESKRIPSI
1. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
2. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan tugas dan
mengatasi berbagai habatan
4. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil berbeda dari
produk/jasa yang telah ada
5. Inovatif Kemampuan untuk menerapkan kreativitas
dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan
dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan
6. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas
7. Tanggung- Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan
jawab mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
8. Kerja sama Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya mampu menjalin hubungan
dengan orang lain dalam melaksanakan
tindakan, dan pekerjaan.
9. Kepemimpinan Sikap dan perilaku seseorang yang selalu
terbuka terhadap saran dan kritik,mudah
bergaul, bekerjasama, dan mengarahkan orang
lain.
10. Ulet Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah
menyerah untuk mencapai suatu tujuan dengan
berbagai alternatif
11. Berani Kemampuan seseorang untuk menyukai
Menangung pekerjaan yang menantang, berani dan mampu
Resiko mengambil risiko kerja
12. Komitmen Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat
oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain.
13. Realistis Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasionil dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/
perbuatannya.
14. Rasa ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
tahu mengetahui secara mendalam dan luas dari apa
yang yang dipelajari, dilihat, dan didengar
13-39
©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
15. Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Kewirausahaan

BAB III
IMPLEMENTASI KEWIRAUSAHAAN

A. Aktualisasi Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

1. Perencanaan

Tahap awal yang perlu dilakukan sekolah dalam rangka mengembangkan


program kewirausahaan melalui mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan adalah menentukan aspek prakarya dan program
kewirausahaan.

a. Menentukan aspek prakarya

Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan terdiri atas empat aspek


yaitu Kerajinan, Rekayasa, Budidaya dan Pengolahan. Dari keempat
aspek mata pelajaran Prakarya yang tersedia dalam satu tahun ajaran,
sekolah wajib melaksanakan minimal 2 aspek Prakarya dan peserta
didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap
semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya dengan
ketentuan telah menuntaskan semua kompetensi dasar pada semester
sebelumnya.

Penentuan aspek prakarya dapat dilihat pada skema berikut:

Ketersediaan pendidik yang berlatar belakang:


Kerajinan
Rekayasa
Budidaya
Pengolahan
©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 14-39

Analisis Potensi Sekolah Penetapan aspek prakarya


Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Skema 2 : Penetapan aspek prakarya


Ketentuan pemilihan aspek prakarya dengan mempertimbangkan:
1) Tersedianya tenaga pendidik yang memiliki latar belakang
pendidikan sesuai dengan aspek yang diajarkan.
2) Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan
dan praktek sesuai dengan aspek prakarya yang dipilih.

b. Menentukan program kewirausahaan

Program kewirausahaan yang dikembangkan oleh sekolah harus


disesuaikan dengan ruang lingkup materi prakarya dan
kewirausahaan dan nilai-nilai kewirausahaan yang disepakati untuk
dilaksanakan oleh warga sekolah. Hal ini dilakukan agar program
tersebut selaras dengan materi dan tuntutan kompetensi pada mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dan budaya sekolah.

Contoh penentuan program kewirausahaan dapat dilihat pada skema


berikut ini.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 15-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Materi:
Karakteristik kewirausahaan Program Kewirausahaan
Perencanaan usaha Kunjungan ke tempat usaha
Kelas X Sistem produksi Mendatangkan tokoh-tokoh wirausaha
Perhitungan biaya produksi Menjalankan sebuah usaha
Pemasaran dll.
Evaluasi usaha

Materi: Program Kewirausahaan:


Perencanaan usaha Melakukan pengamatan pasar
Sistem produksi Mengadakan pameran atau bazar
Perhitungan BEP
dll.
Promosi
Laporan kegiatan usaha

Materi: Program Kewirausahaan:


PerencanaanMembuat
usaha proposal usaha
Sistem produksi
Mempraktekkan usaha berdasarkan proposal yang telah disu
Evaluasi BEP
dll.
Media promosi
Menjual produk

Kelas
XII

Skema 3 : Contoh Program kewirausahaan di SMA


Kelas
Berdasarkan ruang lingkup materi pada mata pelajaran prakarya dan
XI
kewirausahaan di SMA, maka sekolah dapat menetapkan program-
program kewirausahaan yang sesuai dengan kondisi sekolah.

Contoh program aktualisasi kewirausahaan di SMA

a. Program kewirausahaan kelas X


1) Kunjungan ke tempat-tempat yang dapat menumbuhkan
semangat usaha

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 16-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

2) Mendatangkan tokoh-tokoh wirausaha yang dapat menyajikan


pengalaman keberhasilan berwirausaha
3) Menjalankan sebuah usaha untuk menghayati perilaku
berwirausaha

b. Program kewirausahaan kelas XI


1) Melakukan pengamatan pasar dalam rangka menciptakan
peluang usaha
2) Mengadakan pameran atau bazar untuk berwirausaha

c. Program kewirausahaan kelas XII


1) Membuat proposal usaha untuk memahami sumber daya yang
dibutuhkan, menganalisis proses produksi, serta menganalisis
keberhasilan usaha
2) Mempraktekkan usaha berdasarkan proposal yang telah
disusun.

Program kewirausahaan yang telah dirancang dan disusun oleh sekolah


pada awal tahun ajaran dimasukkan pada kalender akademik. Program
kewirausahaan tersebut harus disusun sesuai dengan karakteristik siswa
dan potensi sekolah.

2. Pelaksanaan

Berikut dijelaskan contoh pelaksanaan program kewirausahaan, satuan


pendidikan dapat mengembangkan sesuai dengan karakteristik dan
potensi masing-masing.

a. Unit usaha/produksi

Program ini dilakukan oleh siswa kelas X dalam rangka


mengembangkan kompetensi menjalankan sebuah usaha untuk
menghayati perilaku berusaha. Kegiatan ini dapat dilakukan di
sekolah melalui kantin sekolah, koperasi siswa, dan lain-lain.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 17-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Gambar 1 : Siswa magang di kantin sekolah

Hal-hal yang perlu dilakukan siswa saat belajar di unit


usaha/produksi:
1) Berkoordinasi dengan pengelola unit usaha/produksi sebelum
praktek dilapangan
2) Mengetahui proses produksi, proses pencarian bahan baku,
sistem mutu, dan proses pemasarannya.
3) Belajar mengenahi alat-alat dengan mempelajari jenis,
spesifikasi, dan kapasitas alat-alat yang digunakan.
4) Mempelajari standar mutu, kegunaan mutu, bagaimana standar
dan prosedur mutu dalam membuat produk yang bermutu.
5) Mengenal konsumen, pasar, dan alasan mengapa sebuah produk
berhasil atau gagal dipasaran.

Dengan mencoba dan ikut dalam kegiatan unit usaha/produksi


diharapkan akan dapat menambah:
1) Wawasan siswa tentang kewirausahaan;
2) Pengetahuan tentang kewirausahaan, baik dalam teori maupun
praktik;
3) Pengalaman siswa, bukan hanya belajar dikelas tetapi juga
belajar didunia nyata;
4) Hasrat untuk menjadi wirausaha menjadi tinggi.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 18-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Gambar 2 : Keterlibatan siswa di koperasi sekolah

b. Pameran/Bazar
Program ini dilakukan oleh siswa kelas XI dalam rangka mempelajari
aspek pemasaran dalam berwirausaha. Kegiatan ini dapat dilakukan
di sekolah sesuai dengan program yang telah direncanakan. Hal-hal
yang perlu diketahui siswa saat melaksanakan pameran/bazar
adalah seni menjual, harga jual, kepuasan pelanggan, promosi,
negosiasi, serta saluran dan jaringan distribusi.

Gambar 3 : Kegiatan Bazar disekolah


Beberapa hal yang perlu diketahui siswa pada saat kegiatan
pameran/bazar.

1) Memahami seni menjual

Menjual berhubungan langsung dengan kebutuhan dan keluhan


pelanggan, pasar, perubahan, persaingan, dan peluang. Oleh karena
itu penjual mempunyai informasi paling awal dan penting untuk
dijadikan cikal bakal sebuah bisnis. Penjual tidak hanya menjual

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 19-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

produk atau bisnisnya saja, tetapi juga menjual kualitas produk


tersebut.

2) Menetapkan harga jual

Untuk menetapkan harga jual harus disesuaikan dengan target


pasar, segmen pasar, dan posisi produk pasar. Penentuanharga jual
produk dapat ditentukan dengan tiga cara, yaitu:
1) Harga berdasarkan harga pasar (market based price)
Harga ini ditentukan oleh aspek persaingan antar produk yang
akan ditawarkan pada konsumen, dengan harga produk dari
pesaing yang sudah ada di pasar. Harga berdasarkan pasar
ditentukan dengan melihat siapa pesaing yang paling dekat
dan potensial dari produk yang akan diluncurkan.
2) Harga berdasarkan biaya (cost based price)
Prinsip penentuan harga berdasarkan biaya produksi
ditambah laba yang ditentukan akan mempunyai risiko, yaitu
harga yang akan ditawarkan bisa lebih tinggi dari harga
produk pesaing.
3) Harga berdasarkan titik impasnya (break even point based
price)
Penentuan harga jual produk berdasarkan pada berapa
kwantitas (kapasitas) yang diproduksi di mana biayanya bisa
ditutup oleh harga jual dikalikan dengan total produksi tanpa
profit. Sehingga diperlukan perhitungan berapa biaya per unit,
biaya overhead per unit, dan biaya tenaga kerja per unit.

3) Menganalisis kepuasan pelanggan

Metode-metode yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat


kepuasan pelanggan adalah:

1) Sistem keluhan dan saran


Sistem ini bisa menggunakan cara formulir isian, kuesioner, uji
sampel secara langsung dengan cara tanya jawab.
2) Survei kepuasan pelanggan secara berkala
Sistem keluhan dan saran yang dilakukan lebih dari satu kali
agar diperoleh tingkat keakuratan yang lebih baik.
3) Ghost shopping atau mystery shopper
Mempekerjakan seseorang untuk berpura-pura menjadi
pembeli. Orang ini akan melaporkan hal-hal positif (kekuatan)

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 20-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

dan negatif (kelemahan)dari pelayanan serta manfaat dari


sebuah produk.

4) Promosi

Ada tiga elemen penting dari sasaran atau target sebuah promosi,
yaitu:
1) Pembentukan merk
2) Layanan kepada konsumen yang berupa komunikasi dan
pemberian informasi
3) Menciptakan kesetiaan pelanggan.
Ada enam kegiatan dan rencana yang bisa dilakukan untuk
mengomunikasikan produk dan merk usaha:
1) Penjualan personal
2) Iklan
3) Promosi penjualan (sales promotion)
4) Publikasi
5) Sponsorship
6) Komunikasi di tempat konsumen yang akan membeli.

5) Negosiasi

Langkah-langkah yang harus dipelajari dalam bernegosiasi adalah:


1) Mengetahui keinginan pihak lain dan menelusurinya terlebih
dahulu
2) Menjelaskan dengan baik risiko-risikonya bila negosiasi gagal
dilakukan
3) Menawarkan saran-saran dan langkah-langkah yang harus
dilakukan agar negosiasi bisa diselesaikan
4) Mewujudkan tujuan negosiasi, yaitu win-win solution bagi
kedua belah fihak sehingga tidah ada yang merasa dikalahkan.

6) Saluran dan jaringan distribusi

Saluran distribusi sangat penting karena menginformasikan


kepada konsumen mengenahi ketersediaan produk disuatu tempat
yang dapat diakses oleh pasar.
Jenis saluran distribusi adalah:
1) Grosir (pengecer berskala besar)
2) Pemborong (pembeli dalam skala besar)

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 21-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

3) Pengecer (penjual atau saluran distribusi yang langsung


bertransaksi dengan calon pelanggan).

c. Membuat proposal usaha dan mempraktekkannya

Program ini dilakukan oleh siswa kelas XII dalam rangka memahami
pembuatan proposal usaha dan sekaligus mempraktekkan usaha
tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah.

Gambar 4 : Kegiatan praktek usaha

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyusunan proposal usaha


adalah:
1) Hasil studi kelayakan usaha
2) Pemasaran
3) Penelitian dan pengembangan
4) Masalah pabrik
5) Manajemen usaha
6) Risiko yang dihadapi
7) Masalah finansial, misalnya kebutuhan
investasi atau modal, biaya operasional, dan estimasi keuntungan
8) Penjadwalan waktu usaha

Secara umum, proposal usaha diawali dengan analisis SWOT (strenght,


weakness, opportunity, dan threats), yaitu analisis kekuatan,
kelemahan, peluang serta ancaman risiko yang mungkin dihadapi.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 22-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Penentuan jenis usaha harus dipersiapkan dengan matang sebelum


sampai pada tahap penetapan rencana usaha, terutama dalam hal
permodalan dan pengalaman dibidang tertentu.
Beberapa petunjuk yang harus dipenuhi dalam penyusunan proposal
usaha:
a) menetapkan jenis usaha, aspek produk, pemasaran, teknik
penyaluran organisasi, manajemen, dan aspek yuridis.
b) melaksanakan aspek administrasi.
c) mengetahui aspek sumber keuangan.
d) mempelajari kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan
dengan Analisis MengenaiDampak Lingkungan(AMDAL).

Setelah proposal selesai dibuat maka dilanjutkan dengan


mempraktekkan usaha berdasarkan proposal yang telah dibuat.

B. Implementasi Nilai-Nilai Kewirausahaan


Tahap awal yang perlu dilakukan dalam mengimplementasikan nilai-nilai
kewirausahaan di setiap satuan pendidikan adalah mengkaji sejauh mana
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang mengandung nilai-nilai
kewirausahaan sudah terinternalisasi pada satuan pendidikan. Berdasarkan
kajian tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan nilai
kewirausahaan di setiap satuan pendidikan.

1. Implementasi Nilai Kewirausahaan Melalui Pembelajaran


Nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan pada pembelajaran di
kelas akan dapat menumbuhkan nilai-nilai kewirausahaan. Sebagai contoh,
dengan penggunaan metode diskusi kelompok di dalam pembelajaran
akan mampu menumbuhkan sikap percaya diri dan kerja sama.
Adanya kegiatan sekolah yang melibatkan peserta didik dalam pengelolaan
koperasi sekolah, kantin dan bisnis center diharapkan pula mampu
menumbuhkan jiwa dan perilaku wirausaha.

Dalam mengimplementasikan nilai-nilai kewirausahaan perlu dilakukan


pemetaan nilai-nilai kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan
yang diharapkan di satuan pendidikan. Berikut ini adalah deskripsi nilai-
nilai kewirausahaan.

Nilai
Kewirausaha Deskripsi
an
Percaya diri  Berani persentasi di dalam kelas

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 23-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

 Berani memberi tanggapan dalam diskusi kelas


Jujur  Tidak nyontek dalam mengerjakan ulangan/ujian
 Mengemukakan rasa senang/tidak senang terhadap
pelajaran
 Menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas
 Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan
di tempat umum
Disiplin  Tertib dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah
 Patuh dalam menjalankan organisasi sekolah
 Masuk kelas tepatwaktu
Kerja sama  Mengerjakan tugas secara kelompok
 Mau berbagi dengan sesama teman
Kreatif  Mengajukan pendapat yang berkenaan dengan suatu
pokok bahasan
 Mengemukakan gagasan baru
 Mendiskripsikan konsep dengan kata-kata sendiri
Berani  Menyukai tugas yang menantang
menanggung  Berani menerima akibat dari perbutannya sendiri
resiko
Kepemimpina  Terbuka terhadap saran dan kritik
n  Bertingkah laku sebagai pemimpin di dalam kelompok
 Membagi tugas dalam kelompok
 Role model
Realistis  Berfikir rasional
 Konsisten antara berpikir dan bertindak
 Berpikir solutif
Kerja keras  Mengerjakan semua tugas kelas selesai dengan baik
pada waktu yang telah ditetapkan
 Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan dalam
belajar
 Selalu fokus pada pelajaran
Mandiri  Melakukan sendiri tugas kelas yang jadi
tanggungjawabnya
 Tidak tergantung pada orang lain
Rasa ingin  Bertanya kepada guru dan teman tentang materi
tahu pelajaran
 Bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang
baru terjadi

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 24-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

 Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks


tentang materi yang terkait dengan pelajaran
 Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru
terjadi
Menghargai  Mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya
akan prestasi  Berlatih keras untuk berprestasi dalam olahraga dan
kesenian
 Menghargai hasil karya sendiri dan orang lain
Komunikatif  Mendengarkan secara aktif
 Berbicara dengan teman sekelas
 Berbicara dengan guru , kepala sekolah, dan personalia
sekolah lainnya
 Menyampaikan pesan dengan berbagai media
Tanggung  Melaksanakan tugas-tugas individu
jawab  Menjalankan tugas kelompok
Komitmen  Mematuhi kesepakatan dengan orang lain
 Mematuhi kesepakatan terhadap dirinya sendiri
Ulet  Tidak mudah menyerah dalam mengerjakan tugas
 Melakukan berbagai alternatif cara dalam mengerjakan
tugas

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 25-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Tabel 2: Deskripsi nilai Kewirausahaan

2. Implementasi Nilai Kewirausahaan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran


untuk membantu pengembangan diri peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Visi kegiatan
ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara
optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang
berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi kegiatan
ekstrakurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat
dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan
kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui
kegiatan mandiri dan atau kelompok. Melalui pengembangan kegiatan ini
dapat ditumbuh kembangkanberbagai nilai karakter kewirausahaan pada
diri siswa.
Beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang bisa diintegrasikan muatan nilai-
nilai kewirausahaan antara lain:
a. Kerajinan,
b. Seni Budaya,
c. Kepramukaan,
d. Karya Ilmiah Remaja,
e. Keorganisasian, Olah Raga, Dsb.

3. Implementasi Nilai Kewirausahaan Melalui Budaya Sekolah

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 26-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik


berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan
sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota
kelompok masyarakat sekolah.

Pengembangan nilai-nilai kewirausahaan melalui budaya sekolah mencakup


kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah menyangkut
komunikasi/interaksi warga sekolah maupun dalam penggunaan fasilitas
sekolah, yang memiliki muatan nilai-nilai saling menghargai, kejujuran,
tanggung jawab, disiplin, komitmen, maupun aktivitas wirausaha di
lingkungan sekolah (warga sekolah melakukan aktivitas berwirausaha di
lngkungan sekolah).

Pendidikan kewirausahaan melalui budaya sekolah dapat dilakukan dengan


pembiasaan-pembiasaan untuk menumbuhkan nilai-nilai kewirausahaan,
misalnya membersihkan ruang kelas sebelum proses pembelajaran,
mengembangkan budaya senyum sapa salam, dan sebagainya.

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring

Monitoring program kewirausahaan merupakan proses berkelanjutan dalam


mengontrol program kewirausahaan pada satuan pendidikan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memastikan apakah program kewirausahaan yang telah
disusun dapat berjalan dengan baik sesuai dengan langkah atau rencana yang
telah disusun sebelumnya.

Monitoring dapat dilakukan secara kontinyu baik bulanan, semesteran, atau


tahunan oleh Pendidik dan Kepala Sekolah. Dalam melakukan monitoring
program kewirausahaan, aspek-aspek apa yang harus dipantau, mengacupada
programkewirausahaan yang sudah ditetapkan oleh sekolah.

Satuan pendidikan melakukan monitoring dan evaluasi program


kewirausahaan dengan prinsip :
1. Berkesinambungan

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 27-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

2. Menjadi umpan balik terhadap perbaikan kegiatan


3. Memberi manfaat terhadap sekolah
4. Memotivasi warga sekolah
5. Berorientasi pada peraturan yang berlaku
6. Objektif
7. Berorientasi pada tujuan program.

Adapun monitoring program pembinaan kewirausahaan menggunakan


langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyusun rancangan monitoring untuk menentukan : tujuan, sasaran,


faktor pendukung dan penghambat, pendekatan, teknik, dan instrumen,
waktu, jadwal monitoring, dan biaya
2. Melaksanakan monitoring
3. Menyusun dan melaporkan hasil monitoring kepada pihak yang
berkepentingan.

B. Evaluasi

Evaluasi program kewirausahaan merupakan sekumpulan aktifitas yang


dirancang untuk menentukanapakah program kewirausahaan yang telah
dirancang berhasil, kurang berhasil, atau gagal. Namun demikian, evaluasi
bisa bersifat formatif, artinya temuan evaluasi dijadikan sebagai acuan untuk
melakukan revisi atau perbaikan.Selain itu evaluasi juga untuk menentukan
efektif atau tidak, berhasil atau tidak, layak atau tidak program
kewirausahaan tersebut sehingga memungkinkan suatu program perlu
dilanjutkan atau diberhentikan.

Pelaksanaan evaluasi program kewirausahan harus mengacu kepada prinsip


evaluasi, yaitu :
1. Berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjutan.
2. Menyeluruh, artinya seluruh aspek dinilai
3. Objektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi
4. Sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang
seharusnya
5. Terukur
6. Kritis
7. Bermanfaat.

Evaluasi program kewirausahaan menggunakan langkah-langkah sebagai


berikut :

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 28-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

1. Mendeskripsikan program kewirausahan yang akan dievaluasi


2. Mengidentifikasi sasaran (perorangan, atau kelompok)
3. Mengidentifikasi permasalahan atau isyu yang dipandang penting
4. Menyusun rancangan evaluasi
5. Mengumpulkan data
6. Menganalisis dan menginterpretasi data
7. Mempersiapkan dan menyampaikan laporan evaluasi.

Evaluasi terhadap pelaksanaan program kewirausahaan dapat dilakukan


secara mandiri oleh sekolah (internal) sebagai bentuk dari evaluasi diri. Agar
hasilnya lebih objektif, evaluasi dapat dilakukan oleh pihak luar sekolah
(eksternal). Hal penting yang harus diperhatikan adalah evaluasi dan
monitoring dilakukan berkelanjutan dan pemanfaatan hasilnya dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menindaklanjuti kelemahan dan
mempertahankan atau mengembangkan kekuatan yang dimiliki.

BAB V
PENUTUP

Program kewirausahaan di SMA adalah sebuah upaya nyata dalam rangka


penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan peningkatan kualitas pembelajaran
mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMA dengan tujuan agar peserta
didik memiliki karakter wirausaha, memahami konsep kewirausahaan, mampu
melihat peluang, mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha serta
terbentuknya lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang berwawasan
kewirausahaan.

Kewirausahan di SMA bukan program yang terimplementasi sesaat saja, tetapi


merupakan kegiatan yang berkelanjutan.Untuk itu diperlukan pengelolaan dan
pembinaan dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pengembangan
program tersebut oleh seluruh komponen sesuai tugas, fungsi dan peran masing-
masing.Keberhasilan program kewirausahaan dibangun oleh kinerja semua
komponen sekolah yang sinergi antara komponen satu dengan komponen lainnya.

Kewirausahaan di SMA merupakan program untuk mengenal konsep


kewirausahaan, latihan mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman praktis

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 29-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

berwirausaha, menumbuhkan minat berwirausaha dan mengembangkan potensi


berwirausaha. Oleh karena itu program kewirausahaan di SMA harus menjadi
alternatif dalam mempersiapkan lulusan yang mampu menerapkan dan mengelola
peluang usaha serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan
bermasyarakat serta memiliki kemampuan untuk menghadapi persaingan global.

Program kewirausahaan yang telah disusun oleh sekolah harus dirancang pada
awal tahun ajaran dan dimasukkan pada kalender akademik. Program
kewirausahaan tersebut harus sesuai dengan karakteristik siswa dan potensi
sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari (2000). Kewirausahaan, CV. Alvabeta, bandung


Arismunandar, (2006), Pengembangan Kewirausahaan Sekolah, Direktorat Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Daryanto, (2012), Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media, 2012
Departemen Perdagangan Republik Indonesia, (2008), Pengembangan Ekonomi
Kreatif Indonesia 2025, Jakarta.
Drucker, P.F. (1994), Innovation and Entrepreneurship: Practices and Principles.
Penerjemah Rusdi Naib. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Degeng, I N. S. 2001. Kumpulan Bahan Pembelajaran; Menuju Pribadi Unggul
Melalui Perbaikan Proses Pembelajaran, Malang: LP3, UM.
Grenville, Kleiser, (1086), Membina Kepribadian Wiraswasta, Pionir Jaya, bandung
Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat
Kurikulum, (2010), Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta.
Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 30-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Meredith, Geoffrey G. 1996. Kewirausahaan: Teori dan Praktek, Jakarta: Pustaka


Binaman Presindo
Suryana, (2013), Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses (Edisi 4). Jakarta:
Salemba Empat, 2013
Soemahamidjaja, Soeparman. (1980). Membina Sikap Mental Wirausahawan.
Jakarta: Gunung Jati.

Lampiran 1. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas X

KEGIATAN MAGANG

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 31-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Gambar 5 : Kegiatan magang di kantin

Siswa diberikan tugas secara kelompok untuk menjalankan sebuah usaha dengan
cara magang, masing-masing kelompok berjumlah antara 3 – 4 siswa dan memberi
nama kelompok, nama kelompok sebaiknya yang terkait dengan produk tempat
magang.

Magang dapat dilaksanakan di sekolah, misalnya di koperasi sekolah, kantin


sekolah dan juga dapat dilakukan di luar sekolah. Siswa secara kelompok
membuat perencanaan dalam bentuk proposal yang berisi tentang :
1. Tempat magang
2. Bentuk usaha
3. Waktu kegiatan
4. Tujuan

Kegiatan magang ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung berwirausaha,


mulai dari menganalisis perencanaan produksi, menentukan bahan dan teknik
produksi, menentukan fungsi dan kualitas produk, proses produksi, pengelolaan
sumber daya usaha, dan menentukan segmentasi pasar.
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan magang adalah melakukan
observasi dan secara langsung terlibat dalam kegiatan-kegiatan berwirausaha,
yaitu:

1. Menentukan bahan produksi dan teknik produksi

Siswa belajar bagaimana cara menentukan bahan/material produksi dan


menentukan teknik produksi.Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari
tentang cara menentukan bahan/material produksi dan menentukan teknik
produksi.Siswa diharapkan dapat menyampaikan pendapat tentang cara
menentukan bahan/material produksi dan menentukan teknik
produksi.Siswa secara kelompok menganalisis hal-hal penting dalam
menentukan bahan/material produksi dan menentukan teknik produksi.

2. Menentukan Fungsi dan Kualitas Produk

Siswa belajar bagaimana cara menentukan fungsi dan kualitas produk


kerajinan. Ada tiga hal penting dalam menentukan fungsi dan kualitas produk
kerajinan, yakni: bentuk, fungsi, dan bahan.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 32-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Siswa secara kelompok melakukan kegiatan pengamatan tentang fungsi dan


kualitas produk secara langsung, kemudian mencatat dan
mendokumentasikan hasil pengamatannya.

3. Proses Produksi

Siswa mengamati proses produksi secara langsung, mulai dari perencanaan


produksi sampai dengan hasil produksi.Siswa diharapkan dapat
menggunakan media foto/video, untuk mengamati dan mengumpulkan
informasi tentang berbagai macam proses produksi, serta mampu
mengkomunikasikan kepada siswa lainnya pada saat presentasi.

4. Pengelolaan Sumber Daya Usaha

Siswa mempelajari tentang pengelolaan sumberdaya usaha.Sumber daya yang


dimiliki oleh perusahaan/industri dapat dikatagorikan atas enam tipe sumber
daya (6M): man (manusia), money (uang), material (fisik), maching
(teknologi), method (metode), dan market (pasar). Siswa menganalisis
pengelolaan sumberdaya usaha pada perusahaan tempat magang.Siswa
mempelajari tentang enam tipe sumberdaya (6M). Siswa dapat
memanfaatkan media presentasi dalam bentuk powerpoint atau media
lainnya, untuk bahan presentasi/laporan.
5. Menentukan Segmentasi Pasar

Siswa mempelajari bagaimana cara menentukan segmentasi pasar.Hal-hal


yang perlu diperhatikan adalah: selera konsumen, citra produk, sasaran
pasar, penentuan harga, dan saluran distribusi.
Siswa memperhatikan bagaimana strategi cara menentukan segmentasi
pasar. Siswa mendokumentasikan semua aktifitas untuk bahan presentasi dan
laporan.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 33-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Lampiran 2. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas XI

KEGIATAN PAMERAN/BAZAR

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 34-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Gambar 6 : Kegiatan bazar

Siswa diberikan tugas secara kelompok untuk membuat sebuah usaha dengan cara
pameran/bazar, masing-masing kelompok berjumlah antara 3 – 4 siswa dan
memberi nama kelompok, nama kelompok sebaiknya yang terkait dengan produk
yang dihasilkan.

Pameran/bazar dilaksanakan di sekolah, misalnya pada saat ulang tahun sekolah,


peringatan hari besar, pertemuan orang tua siswa dan juga dapat dilakukan di luar
sekolah.Siswa secara kelompok membuat perencanaan dalam bentuk proposal
untuk kegiatan pameran/bazar.Kegiatan pameran/bazar ini dilakukan untuk
mengetahui secara langsung langkah-langkah melakukan wirausaha.

Sebelum melaksanakan pameran/bazar siswa diminta observasi/wawancara ke


pengusaha yang terdapat di daerah tempat tinggal mereka. Jika tidak menemukan,
siswa bisa mencari dari internet, buku sumber atau media lainnya. Kemudian
siswa mengumpulkan data dan menentukan langkah-langkah kewirausahaan.

Diharapkan pada saat kegiatan observasi/wawancara ke perusahaan, orang tua


dapat mengawasi dan membimbing putra-putrinya di luar sekolah.Bantuan orang
tua dalam memberikan petunjuk dan hal-hal yang berkaitan dengan observasi ini
sangat penting.

Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam persiapan dan kelaksanaan kegiatan
pameran/bazar adalah melakukan observasi dan secara langsung terlibat dalam
kegiatan-kegiatan berwirausaha, yaitu:

1. Pengemasan

Siswa melakukan observasi/pengamatan tentang pengemasan produk pada


perusahaan. Sebaiknya observasi dilakukan langsung di perusahaan, namun
apabila tidak memungkinkan dapat menggunakan media video untuk
melakukan pengamatan/observasi.
Masing-masing kelompok menganalisis kemasan produk, Guru/orang tua
mengawasi dan membimbing siswa pada saat observasi dan diskusi.Hasil
diskusi ditulis dan didokumentasikan sebagai acuan dalam membuat laporan.
Siswa membuat ringkasan dengan media presentasi powerpoint atau media
presentasi lainnya.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 35-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

2. Perawatan

Siswa mempelajari perawatan produksi, yang meliputi tujuan dan manfaat


dari perawatan produk kerajinan.Siswa yang telah mengetahui perawatan ini
dengan baik diharapkan dapat menjelaskan pada saat laporan dan dapat
mengimplementasikan pada saat pameran.Diharapkan semua siswa secara
aktif untuk mengamati, saling bertanya dan berdiskusi tentang perawatan
produk.

3. Menganalisis dan Memanfaatkan Peluang Usaha

Siswa menganalisis dan memanfaatkan peluang usaha.Siswa melakukan


observasi/wawancara ke pengusaha yang terdapat di daerah tempat tinggal
mereka. Jika tidak menemukan, siswa bisa mencari dari internet, buku
sumber atau media lainnya. Siswa harus kreatif untuk mengeksplorasi
peluang usaha produk.

Diharapkan pada kegiatan observasi/wawancara ke pengusaha, orang tua


dapat mengawasi dan membimbing putra-putrinya di luar sekolah.Bantuan
orang tua dalam memberikan petunjuk dan hal-hal yang berkaitan dengan
observasi peluang usaha sangat penting.
4. Menentukan Produk

Dalam menentukan produk, siswa harus mengetahui gambaran kebutuhan


pasar , menganalisis peluang usaha, dan menciptakan produk. Siswa dapat
menggunakan buku sumber tentang pembelajaran wirausaha, di
perpustakaan atau media lainnya.

5. Melakukan Wirausaha dalam Bentuk Pameran/Bazar

Langkah-langkah melakukan wirausaha, meliputi tahap memulai, tahap


melaksanakan usaha, tahap mempertahankan usaha, dan tahap
mengembangkan usaha. Kegiatan ini dilakukan oleh siswa dalam bentuk
pameran/bazar yang dilakukan disekolah atau di luar sekolah.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 36-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Lampiran 3. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas XII

BERWIRAUSAHA

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 37-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

Gambar 7 : Menyusun proposal usaha

Siswa diberikan tugas secara kelompok untuk membuat sebuah usaha, masing-
masing kelompok berjumlah antara 3 – 4 siswa dan memberi nama kelompok,
nama kelompok sebaiknya yang terkait dengan jenis usaha yang di buat.Siswa
secara kelompok membuat perencanaan usaha dalam bentuk proposal usaha dan
dilanjutkan dengan membuat sebuah usaha.Kegiatan berwirausaha ini dilakukan
untuk mengetahui secara langsung bagaimana merancang usaha, mulai dari aspek
produksi, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek organisasi, struktur
organisasi, dan analisis BEP.

Aktualisasi kewirausahaan ini diawali dengan melakukan kegiatan pengamatan


perencanaan usaha pada perusahaan/industri, namun apabila tidak
memungkinkan dapat melakukan pengamatan melalui buku atau media
lainnya.Siswa mengamati dan menganalisis berdasarkan aspek produksi, aspek
pemasaran, aspek keuangan, aspek organisasi, struktur organisasi, dan analisis
BEP usaha produk tersebut.Hasil pengamatan dan analisis tersebut sangat
bermanfaat untuk penyusunan proposal usaha.

Proposal yang sudah dibuat oleh siswa selanjutnya di aktualisasikan dalam bentuk
praktek berwirausaha.Kegiatan berwirausaha dilaksanakan berdasarkan proposal
yang telah dibuat dan disetujui oleh pembimbing.

Lampiran 4. Contoh Rencana Aksi Pendidikan Kewirausahaan di


Sekolah

Rencana aksi pendidikan kewirausahaan merupakan contoh perencanaan


pengintegrasian pendidikan kewirausahan melalui ekstrakurikuler dan budaya
sekolah.
Berikut ini contoh rencana aksi pendidikan kewirausahaan di sekolah.

CONTOH RENCANA AKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

Nilai- Rencana Aksi Sekolah


Nilai Indikator Target Target Penjab/
No Kegiatan
Kewiraus Keberhasilan Waktu Kuantitas Pelaksanaan
ahaan
1. Upacara Kerja Berfikir, 1 thn Warga sekolah Kasek,
bendera dengan Keras bersikap, dan wakasek
pembina dari Kreatif bertindak yang
Pengusaha Inovatif sesuai dengan
nilai-nilai
kewirausahaan

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 38-39
Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA

2. Pemasangan Disiplin Berfikir, 1 Bln Seluruh ruang Kasek,


poster tentang Kerja bersikap, dan dan lingkungan Wakasek,
pemimpin, keras berbuat yang sekolah TU/Staf, Guru
pengusaha dan Inovatif menunjukkan dan siswa
orang yang Mandiri kedisiplinan,
mampu kerja keras,
memberikan inovatif, dan
inspirasi mandiri
3. Pengintegrasian Kreatif Sikap, perkataan, 1 thn Pembina ekstra Pembina
pendidikan Inovatif dan tindakan kurikuler ekstra
kewirausahaan yang mengintegrasik kurikuler
pada kegiatan menunjukkan an pendidikan
ekstra kurikuler kreatifitas dalam kewirausahan
rangka
memecahkan
persoalan2 dan
peluang untuk
meningkatkan
taraf hidup
4. dll.

©2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 39-39

Anda mungkin juga menyukai