W
Nim : 20010006
ENTERPRENEURSHIP SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3,
menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan nasional
terutama yang mengarah pada pembentukan karakter yang terkait dengan pembentukan
sikap dan perilaku wirausaha peserta didik, selama ini belum dapat diketahui secara pasti.
Hal ini mengingat pengukurannya cenderung bersifat kualitatif, dan belum ada standar
nasional untuk menilainya. Berlakunya sistem desentralisasi berpengaruh pada
berbagai tatanan kehidupan, termasuk pada manajemen pendidikan yaitu manajemen
yang memberi kebebasan kepada pengelolaan pendidikan. Adanya kebebasan dalam
pengelolaan pendidikan diharapkan mampu menemukan strategi pengelolaan pendidikan
yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan output pendidikan yang berkualitas baik
dilihat dari kualitas akademik maupun non akademik. Kualitas akademik yang dimaksud
adalah kualitas peserta didik yang terkait dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non
akademik berkaitan dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka
usaha/lapangan kerja sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan diharapkan memiliki
karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi. Engkoswara (1999), menyatakan bahwa
kehidupan manusia Indonesia menjelang tahun 2020 akan semakin membaik dan
dinamik. Untuk itu kualitas lulusan dituntut memiliki kemampuan kemandirian yang
tangguh agar dapat menghadapi tantangan, ancaman, hambatan yang diakibatkan
terjadinya perubahan.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa tantangan yang terjadi pada era Global adalah
semakin menipisnya kualitas kemandirian manusia Indonesia. Krisis yang melanda
Indonesia yang multidimensi mengakibatkan budaya bangsa semakin memudar, yaitu
terjadinya degradasi moral spiritual, semangat berusaha dan bekerja yang semakin
melemah, kreativitas yang semakin mengerdil dan menjurus ke arah yang negatif.
Melalui pengembangan individu diharapkan secara keseluruhan masyarakat akan
mengalami “self empowering” untuk lebih kreatif dan inovatif. Kecenderungan
terjadinya perubahan tidak dapat dihindari semua pihak, baik individu, kelompok
masyarakat, bangsa, maupun negara, sehingga dituntut untuk lebih memfokuskan diri
pada penyusunan rencana strategik dengan visi yang jauh ke depan agar siap menghadapi
setiap perubahan. Realita yang ada, banyak lulusan pendidikan yang tidak mampu
mengisi lowongan pekerjaan karena ketidakcocokan antara kemampuan yang dimiliki
dengan kemampuan yang dibutuhkan dunia kerja. Di samping itu penyerapan tenaga
kerja oleh instansi pemerintah maupun swasta yang sangat terbatas, akan memberi
dampak jumlah tingkat pengangguran akan meningkat pada setiap tahunnya.
Kualitas pendidikan harus terus menerus ditingkatkan. Kualitas pendidikan terkait
dengan kualitas proses dan produk. Kualitas proses dapat dicapai apabila proses
pembelajaran berlangsung secara efektif dan peserta didik dapat menghayati dan
menjalani proses pembelajaran tersebut secara bermakna. Kualitas produk tercapai
apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas- tugas
belajar sesuai dengan kebutuhannya dalam kehidupan dan tuntutan dunia kerja. Dengan
demikian untuk mencapai kemampuan di atas perlu dikembangkan model pendidikan
kewirausahaan di Pendidikan dasar dan Menengah, yang mampu menumbuhkan karakter
dan perilaku wirausaha pada siswa.
Manusia memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara
epistimologis, sebenarnya kewirausahaan pada hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam
berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang
wirausahawan tidak hanya dapat berencana dan berkata-kata, tetapi juga dapat berbuat,
merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang
berorientasi pada kesuksesan. Untuk itu, dibutuhkan kreativitas, yaitu pola pikir tentang
sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang
baru.Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para
wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, pada kenyataannya kewirausahaan
tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat
wirausahawan pun dimiliki oleh seseorang yang bukan wirausahawan. “Wirausaha
mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan”
(Soeparman Soemahamidjaja, 1980). “Wirausahawan adalah mereka yang melakukan
upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber
daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup”
(Prawirokusumo, 1997)
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu
beranimengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi
semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan
penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya
dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Nilai tambah tersebut dapat
diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Pengembangan teknologi baru (developing new technology); (b) penemuan
pengetahuan baru (discovering new knowledge); (c) perbaikan produk (barang dan jasa)
yang sudah ada (improving existing products or services);(d) penemuan cara- cara yang
berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang
lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer
resources.)
b. Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran
pengusaha kecil, namun sifat ini pun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi
di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai
perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya. Dengan demikian,
ada enam hakekat pentingnya kewirausahaan, yaitu:
1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.
2) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha.
3) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru(kreatif)
dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
4) Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
5) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha.
6) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
Meredith (2006) memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki jiwa wirausaha
(entrepreneur) sebagai orang yang
NILAI DESKRIPSI
1. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
2. Disiplin Tindakan yang dalam
dapat dipercaya menunjukkan
perkataan,perilaku
tindakan,tertib
dan
3. Kerja dan
Perilakupatuh
yang pada berbagai upaya
menunjukkan ketentuan dan
sungguh-
Keras sungguh dalam menyelesaikan tugas dan
4. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
mengatasi berbagai
menghasilkan cara atau hasil berbeda dari
5. Inovatif Kemampuan untuk menerapkan kreativitas
NILA DESKRIPS
memecahkan persoalan-persoalan dan peluang
untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan
6. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
7. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan
mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya .
8. Kerja sama Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya mampu menjalin hubungan dengan orang
lain dalam melaksanakan tindakan, dan pekerjaan.
9. Kepemimpinan Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka
terhadap saran dan kritik, mudah bergaul,
bekerjasama, dan mengarahkan orang lain.
10. Pantang Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah
menyerah (ulet) menyerah untuk mencapai suatu tujuan dengan
11. Berani Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan
Menanggung yang menantang, berani dan mampu mengambil risiko
Resiko kerja
12. Komitmen Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun
orang lain.
13. Realistis Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/
14. Rasa ingin tahu perbuatannya.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui secara mendalam dan luas dari apa
yang yang
15. Komunikatif dipelajari, dilihat,
Tindakan yang dan didengar
memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang
16. Motivasi kuat Sikap dan tindakan selalu mencari solusi terbaik
untuk sukses
17. Berorientasi pada Mengambil inisiatif untuk bertindak bukan
tindakan menunggu, sebelum sebuah kejadian yang tidak
Implementasi dari 17 nilai pokok kewirausahaan tersebut di atas tidak secara langsung
dilaksanakan sekaligus, namun dilakukan secara bertahap. Tahap pertama implementasi
nilai-nilai kewirausahaan diambil 5 nilai pokok yaitu: kreatif, pengambil risiko,
kepemimpinan, dan berorientasi pada tindakan
Soal Latihan
1. Setiap orang yang bekerja dengan menerima upah dan imbalan dalam bentuk lain
a. Semua salah
b. Pekerja*
c. Tenaga ahli
d. Pegawai
e. Profesional
2. Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan
kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam
jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan
periode tertentu.
a. pegawai*
b. semua benar
c. pengusaha
d. profesional
e. pekerja
3. Orang yang memiliki pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan dan
berpegang teguh kepada nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan terkait
bidang pekerjaan nya.
a. Pegawai
b. Profesional*
c. Semua salah
d. Pekerja
e. Tenaga ahli
4. Orang yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan
cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
a. Manajer
b. Wirausaha*
c. Profesional
d. Marketer
e. Tenaga Ahli
5. Salah satu ciri orang yang memiliki jiwa inovatif adalah ....
A. Berani mencoba hal-hal yang baru.
B. Tertutup pada pemikiran yang baru.
C. Tidak melakukan sesuatu yang tidak mungkin.
D. Menerima kegagalan dan menghentikan percobaan.
Daftar Pustaka
1. Undang-undang adalah hukum yang telah disahkan oleh badan legislatif atau unsur
ketahanan yang lainnya
3. ilmu pengetahuan adalah suatu usaha sistematis dengan metode ilmiah dalam
pengembangan dan penataan pengetahuan yang dibuktikan dengan penjelasan dan prediksi
yang teruji sebagai pemahaman manusia tentang alam semesta dan dunianya.
4.Jujur adalah Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
5. Disiplin adalah Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
6.. Kerja Keras adalah Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai habatan
7. Kreatif adalah Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
berbeda dari produk/jasa yang telah ada
9. Mandiri adalah Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
10. Tanggung-jawab adalah Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya .
11. Kerja sama adalah Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya mampu
menjalin hubungan dengan orang lain dalam melaksanakan tindakan, dan pekerjaan.
12. Kepemimpinan adalah Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap saran
dan kritik, mudah bergaul, bekerjasama, dan mengarahkan orang lain.
13. Pantang adalah Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah menyerah untuk
mencapai suatu tujuan dengan berbagai alternative menyerah (ulet)
14. Berani adalah Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang menantang,
berani dan mampu mengambil risiko kerja menanggung resiko
15. Komitmen adalah Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
16. Realistis adalah Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang
rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.
17. Komunikatif adalah Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain
18. Motivasi adalah Sikap dan tindakan selalu mencari solusi terbaik untuk sukses
Nim : 20010008
KETENAGAKERJAAN
PENDAHULUAN
Pekerja, secara individu dan kolektif, adalah agen pembangunan dan agen ekonomi.
Oleh karena itu tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan
perekonomian nasional untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
masyarakat. Di Indonesia, tenaga kerja Indonesia merupakan salah satu penggerak
kehidupan ekonomi dan sumber daya yang melimpah jumlahnya. Hal ini tercermin dari
tingginya angka pengangguran di Indonesia dan sedikitnya kesempatan kerja yang
minim.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pengangguran tertinggi.
Banyaknya tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan dan banyaknya tenaga kerja baru
yang tidak dapat memperoleh pekerjaan karena terbatasnya kesempatan kerja
menyebabkan meningkatnya angka pengangguran. Salah satu alternatif yang dapat
ditempuh untuk mengurangi penganguran, disaat peluang dan kesempatan kerja didalam
negeri sangat terbatas, adalah migrasi melalui penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI)
ke luar negeri.
PEMBAHASAN
Pengertian Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan karena tenaga
kerja bukan hanya pelaksana pembangunan, tetapi juga penentu keberhasilan
pembangunan. Tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus dilindungi haknya,
diatur kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya. Berdasarkan ketentuan Pasal 1
angka (2) UU No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun masyarakat. Tenaga kerja itu sendiri meliputi pegawai negeri, pekerja
formal, dan orang yang belum bekerja atau pengangguran. Mereka yang dapat bekerja
untuk menghasilkan barang dan jasa baik untuk kebutuhannya sendiri maupun untuk
masyarakatnya termasuk mereka yang bekerja untuk mendapatkan upah atau kompensasi
dalam bentuk lain, atau mereka yang bekerja tanpa upah atau untuk menerima kompensasi.
Dengan kata lain, pengertian kerja lebih luas dari pekerja/kerja.
Pengertian kerja mempunyai pengertian yang berbeda dengan istilah pekerja dan harus
dibedakan. Ada banyak istilah yang berhubungan dengan pekerja di masa lalu, kadang-
kadang disebut pekerja, juru tulis, juru tulis, dll, tetapi semua istilah ini memiliki arti yang
sama. Istilah kerja digunakan baik di luar maupun di dalam suatu hubungan kerja, tetapi
seorang karyawan tertentu dalam suatu hubungan kerja berarti bahwa semua karyawan
memang karyawan, tetapi tidak semua karyawan, belum tentu seorang karyawan.
Tenaga kerja dapat dibagi menjadi empat macam yaitu: tenaga kerja tetap, tenaga kerja
harian lepasm tenaga kerja borongan, dantenaga kerja kontrak. Pengertian dari setiap
tenaga kerja yang telah disebutkan diatas yaitu: Tenaga Kerja tetap (permanent employee)
yaitu pekerja yang memiliki perjanjian kerja dengan pengusaha untuk jangka waktu tidak
tertentu (permanent).
Tenaga kerja tetap, menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008
Tentang Penunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak Atas Penghasilan Sehubungan Dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi, ditambahkan menjadi sebagai berikut:
Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah
tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas
yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perubahaan secara langsung,
serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu
sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja penuh (full time) dalam pekerjaan tersebut.
Menurut pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/MEN/1994
menyebutkan bahwa Tenaga Kerja Harian Lepas adalah tengaa kerja yang bekerja pada
pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu
maupun kontinyuitas pekerjaan dengan menerima upah didasarkan atas kehadirannya
secara harian. Contohnya seperti tenaga kerja yang bekerja sebagai tenaga kerja harian
lepas di sebuah pabrik rokok. Tenaga kerja tersebut diberi berdasarkan kehadirannya setiap
harikerjanya maka ia tidak akan menerima upah. Maka tenaga kerja harian lepas menerima
upah sesuai dengan kehadirannya di tempat kerja.
Menurut pasal 1 angka 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/MEN/1994
menyebutkan bahwa tenaga kerja borongan merupakan tenaga kerja yang bekerja pada
pengusaha untuk melakukan pekerjaan terntetu yang berubah-ubah dalam hal waktu
dengan menerima upah didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil kerja.
Contohnya seorang pekerja bangunan yang bekerja dibawah pengawasan seorang mandor,
para pekerja tersebut bekerja untuk menyelesaikan sebuah bangunan, pekerja tersebut
menerima upah seminggu sekali dan hubungan kerja berakhir bila bangunan tersebut telah
selesai dibangun.
Menurut pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/MEN/1994
menyebutkan bahwa Tenaga Kerja Kontrak adalah tenaga kerja yang bekerja pada
pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah yang didasarkan
atas kesepakatan untuk hubungan kerja waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan
tertentu. Tenaga kerja kontrak termasuk kedalam Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu
(PKWT) karena PKWT merupakan perjanjian kerja yang terdapat angka waktu atau
selesainya suatu pekerjaan ini sesuai dengan pasal 56 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Tenaga Ketenagakerjaan.
Hukum Ketenagakerjaan
Pengertian hukum perburuhan sangat bergantung pada hukum positif masing-masing
negara. Oleh karena itu, tidak heran jika definisi hukum perburuhan (ketenagakerjaan)
yang dikemukakan oleh para ahli hukum berbeda-beda, terutama dari segi luasnya.
Ruang lingkup penerapan undang-undang ketenagakerjaan (ketenagakerjaan) juga
berbeda dari satu negara ke negara lain. Disamping itu, perbedaan sudut pandang juga
menyebabkan para ahli hukum memberikan definisi hukum perburuhan
(ketenagakerjaan ) yang berbeda pula. Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi
hukum perburuhan (ketenagakerjaan) oleh beberapa ahli.
Dengan definisi tersebut paling tidak ada dua hal yang hendak dicakup yaitu: Pertama,
hukum perburuhan (ketenagakerjaan) hanya mengenai kerja sebagai akibat adanya
hubungan kerja. Berarti kerja di bawah pimpinan orang lain. Dengan demikian hukum
perburuhan (ketenagakerjaan) tidak mencakup (1) kerja yang dilakukan seseorang atas
tanggung jawab dan resiko sendiri, (2) kerja yang dilakukan seseorang untuk orang lain
yang didasarkan atas kesukarelaan, (3) kerja seorang pengurus atau wakil suatu
perkumpulan. Kedua, peraturan–peraturan tentang keadaan penghidupan yang langsung
bersangkut-paut dengan hubungan kerja, diantaranya adalah :
1. Peraturan-peraturan tentang keadaan sakit dan hari tua buruh/pekerja;
2. Peraturan-peraturan tentang keadaan hamil dan melahirkan anak bagi buruh/pekerja
wanita;
3. Peraturan-peraturan tentang pengangguran;
4. Peraturan-peraturan tentang organisasi-organisasi buruh/pekerja atau majikan/pengusaha
dan tentang hubungannya satu sama lain dan hubungannya dengan pihak pemerintah
dan sebagainya.
Iman Soepomo memberikan definisi hukum perburuhan (ketenagakerjaan) sebagai
berikut : “Hukum perburuhan (ketenagakerjaan) adalah himpunan peraturan, baik
tertulis maupun tidak yang berkenaan dengan kejadian dimana seseorang bekerja pada
orang lain dengan menerima upah”.
Mengkaji pengertian di atas, pengertian yang diberikan oleh Iman Soepomo
tampak jelas bahwa hukum perburuhan (ketenagakerjaan) setidak-tidaknya mengandung
unsur :
a. Himpunan peraturan (baik tertulis dan tidak tertulis).
b. Berkenaan dengan suatu kejadian/peristiwa.
c. Seseorang bekerja pada orang lain.
d. Upah.
A. Ruang Lingkup Hukum Ketenagakerjaan
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 telah disesuaikan dengan perkembangan reformasi,
khususnya yang menyangkut hak berserikat/berorganisasi, penyelesaian perselisihan
industrial. Dalam undang- undang ketenagakerjaan ini tidak lagi ditemukan istilah buruh
dan majikan, tapi telah diganti dengan istilah pekerja dan pengusaha. Dalam Pasal 1
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa
Ketenagakerjaan adalah segala hal ikhwal hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah melakukan pekerjaan. Berdasarkan pengertian
Ketenagakerjaan tersebut dapat dirumuskan pengertian Hukum Ketenagakerjaan segala
jenis aspek peraturan hukum yang berkaitan dengan tenaga kerja baik sebelum bekerja,
selama atau dalam hubungan kerja, dan sesudah hubungan kerja. Jadi pengertian hukum
ketenagakerjaan lebih luas dari hukum perburuhan yang selama ini dikenal sebelumnya
yang ruang lingkupnya hanya berkenaan dengan hubungan hukum antara buruh dengan
majikan dalam hubungan kerja saja.
B. Fungsi Hukum Ketenagakerjaan
Secara umum, hukum dapat dibagi menjadi dua, yaitu hukum imperatif (dwingend recht
atau hukum memaksa) dan hukum fakultatif (regelend recht atau aanvulend recht
atau hukum tambahan). Menurut Budiono Abdul Rachmad, bahwa hukum imperatif
adalah hukum yang harus ditaati secara mutlak, sedangkan hukum fakultatif adalah
hukum yang dapat dikesampingkan (biasanya menurut perjanjian).
Dari segi ini, yakni sifatnya, sebagian besar hukum perburuhan bersifat imperatif.
Kenyataan ini sesuai dengan fungsi dan tujuan hukum perburuhan, yaitu:
1) Untuk mencapai atau melaksanakan keadilan sosial dalam bidang
ketenagakerjaan;
2) Untuk melindungi tenaga kerja terhadap kekuasaan yang tidak terbatas dari pengusaha,
misalnya dengan membuat atau mnciptakan peraturanperaturan yang sifatnya
memaksa agar pengusaha tidak bertindak sewenang-wenang terhadap para tenaga
kerja sebagai pihak yang lemah.
Sedangkan mengenai hukum perjanjian sendiri diatur di dalam Kitab Undang-
undang Hukum Perdata Buku ke III. Disamping bersifat perdata, juga bersifat publik
(pidana), oleh karena :
1) Dalam hal-hal tertentu negara atau pemerintah turut campur tangan dalam masalah-
masalah ketenagakerjaan, misalnya dalam masalah pemutusan hubungan kerja, dalam
masalah upah dan lain sebagainya.
2) Adanya sanksi-sanksi atau aturan-aturan hukum di dalam setiap undang-undang atau
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
Di samping keharusan atau kewajiban dengan ancaman kebatalan, ada pula keharusan
atau kewajiban dalam hukum perburuhan dengan ancaman pidana, misalnya :
1) Ancaman pidana terdapat di dalam Undang-undang No. 3 Tahun 1992. Dalam Pasal
4 ayat (1) ditegaskan bahwa program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana
dimaksud Pasal 3 wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang
melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan undang-undang
ini.
2) Kemudian di dalam Pasal 29 ayat (1) ditegaskan bahwa barang siapa tidak
memenuhi kewajiban dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) diancam dengan hukuman
kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Daftar Pustaka
Abdul Khakim. 2003. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti. Hal. 55
G. Kartasapoetra dkk. 1994. Hukum Perburuhan di Indonesia Berlandaskan Pancasila.
Jakarta. Sinar Grafika. Hal. 17
Asri Wijayanti. 2009. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi. Jakarta. Sinar Grafika.
Hal 1
Glosarium
Pidana : keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan apa yang
dilarang dan termasuk ke dalam tindak kriminal
Perdata. : ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban seseorang dalam
masyarakat.
Battum up policy : Suatu kebijakan pemerintah yang harus tumbuh dari bawah
Buruh : Pelaku dalam suatu pekerjaan seperti buruh tani, kuli bangunan dan lain
sebagainya
Pegawai : Orang yang bertugas didalam suatu perusahan negeri ataupun swasta
Pengusaha : orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya
Organisasi : suatu wadah atau tempat berkumpulnya orang dengan 3 sistematis,
terpimpin, terkendali, terencana, rasional dalam memanfaatkan segala sumber daya baik
dengan metode, material, lingkungan dan uang serta sarana dan prasarana, dan lain
sebagainya dengan efisien dan efektif untuk bisa mencapai tujuan organisasi.
diskriminasi : suatu perbuatan, praktik atau kebijakan yang memperlakukan seseorang
atau kelompok secara berbeda dan tidak adil atas dasar karakteristik dari seseorang atau
kelompok
Martabat. : hak seseorang untuk dihargai dan dihormati dan diperlakukan secara etis
Industrial : suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan
pengolahan/pembuatan bahan baku atau pembuatan barang jadi di pabrik dengan
menggunakan keterampilan dan tenaga kerja dan penggunaan alat-alat dibidang
pengolahan hasil bumi, dan distribusinya sebagai kegiatan utama.
Alternatif : suatu pilihan di antara dua atau pun beberapa kemungkinan. Alternatif
dikategorikan ke dalam kelompok NOMINA atau kata benda
Akmal wahid
20001002
PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas dan produktivitas serta kinerja unit kerja, baik di dunia usaha maupun
di birokrasi, harus dilakukan secara berkesinambungan agar dapat berfungsi optimal dan
mencapai tujuannya. Sejak zaman dahulu, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat,
konsep manajemen dan organisasi telah dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan konsep birokrasi Max Weber. Konsep
manajemen ilmiah Taylor, Fannyol dengan empat belas prinsip, dan konsep perilaku
manusia yang mengutamakan motivasi dan akses demokrasi. Konsep dan prinsip
organisasi dan kepemimpinan ini dapat meningkatkan efisiensi dan organisasi di
perusahaan, negara bagian, dan organisasi sosial.
PEMBAHASAN
a.Defenisi
Mutu laboratorium klinik meliputi mutu hasil penelitian dan mutu pelayanan. Kualitas
hasil, mis H. hasil uji laboratorium yang dapat dipercaya (memuaskan standar mutu),
sedangkan mutu kegiatan pelayanan sesuai dengan kebutuhan atau harapan pelanggan
(mengurangi penanganan keluhan pasien/pelanggan).
Sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan, laboratorium klinik berperan penting
dalam diagnosis. Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium merupakan
informasi penting yang digunakan dokter untuk menegakkan diagnosis berdasarkan
riwayat kesehatan dan riwayat pasien. Hasil pemeriksaan laboratorium juga merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis preventif.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2013, pelayanan
laboratorium klinik merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis, menentukan penyebab penyakit, mendukung sistem
peringatan dini, memantau pengobatan, menjaga kesehatan, dan mencegah penyakit.
Laboratorium klinik harus diselenggarakan dengan standar yang tinggi untuk mendukung
upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Hasil penelitian laboratorium klinis berkualitas tinggi adalah tujuan dari penelitian
laboratorium sehari-hari. Sebagai karyawan ATLM, Anda bertanggung jawab atas hasil
studi laboratorium klinis yang andal. Untuk mendapatkan hasil tersebut, Anda harus dapat
melakukan kontrol kualitas pada hasil pemeriksaan.
Pelayanan laboratorium klinik harus mengutamakan mutu, efisien, efektif dan profesional.
Hal ini menentukan keunggulan kompetitif dan kelangsungan hidup laboratorium di era
globalisasi saat ini. Hasil pemeriksaan yang diberikan oleh laboratorium harus memenuhi
standar mutu agar dapat diandalkan dan memuaskan pelanggan dengan
mempertimbangkan aspek teknis seperti akurasi yang tinggi dan terdokumentasi dengan
baik agar terpelihara secara ilmiah.
Untuk mendapatkan mutu laboratorium yang diharapkan, maka banyak hal yang harus
diperhatikan, seperti:
Untuk mencapai hasil laboratorium berkualitas tinggi dengan akurasi dan presisi tinggi,
semua operasi dan prosedur laboratorium harus terintegrasi, mulai dari persiapan sampel,
pengambilan sampel, pemeriksaan sampel hingga komunikasi hasil uji laboratorium
kepada pelanggan.
Kualitas kinerja laboratorium tidak hanya penting bagi pelanggan, tetapi juga bagi
pemasok. Dalam pelayanan laboratorium kesehatan, rendahnya kualitas hasil penelitian
pada akhirnya menimbulkan biaya tambahan untuk rework dan keluhan pelanggan.
Penjaminan mutu diperlukan untuk mengatasi biaya penggantian akibat buruknya kualitas
hasil uji laboratorium.
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium klinik adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan Laboratorium Klinik.
Kegiatan pemantapan mutu (quality assurance) terdiri dari:
Meningkatkan moral staf ATLM (kepercayaan dalam memberikan hasil tes, kesadaran
akan upaya yang dilakukan dan reputasi yang diberikan kepada mereka). Lakukan
verifikasi bila ada hasil yang dicurigai pengguna laboratorium (konsumen) karena
seringkali tidak sesuai dengan gejala klinis. Menghemat biaya pasien dengan mengurangi
jumlah positif palsu, menghilangkan kebutuhan akan "Duplikat". Berikut disajikan
beberapa definisi para ahli dalam bidang ini sebagai sub-pembahasan.
“Tim kendali mutu adalah kelompok kerja kecil yang secara sukarela melakukan kegiatan
pengendalian dan perbaikan terus-menerus dengan menggunakan teknik kendali mutu.
Berkaitan dengan uraian tersebut di bawah ini dinyatakan bahwa serendah apapun jabatan
seseorang dalam organisasi sebenarnya mereka ingin membuat organisasi bangga, kepada
siapa mereka bekerja Bersama-sama mereka membuat organisasi Sebagai departemen
sumber daya manusia, mereka tentu ingin peran mereka untuk menunjukkan organisasi
tempat mereka bekerja.
Ditambah dengan keinginan untuk mengambil tanggung jawab dan menerima tanggung
jawab, untuk melakukan pekerjaan yang lebih bermakna. Juga bangga membangun
organisasi sehingga diakui keberadaannya di lingkungan kerja maupun di lingkungan
organisasi dan masyarakat, serta berkembang dan maju karena kemajuan dan lain-lain.
Tentunya jika organisasi memperhatikan motivasi, semangat kerja dan kebutuhan yang
sangat mendasar, maka akan mudah bagi organisasi untuk menggerakkan, menggerakkan
dan mengarahkan unit-unit usaha para anggotanya, termasuk pegawai biasa, untuk
kepentingan organisasi. Memang, pandangan tentang lokasi dan kemungkinan penggunaan
sumber daya manusia dalam suatu organisasi harus diterapkan pada organisasi mana pun,
termasuk lembaga pemerintah.
Orang-orang yang diterima sebagai pegawai yang bagaimanapun rendahnya dengan latar
belakang pendidikan yang memadai sebenarnya dapatmemberi sumbangan lebih dari yang
diberikan selama ini. Namun sayang,pegawai sebagai kekayaan organisasi yang demikian
besar itu masih tetapterpendam dalam diri setiap pegawai, tanpa guna dan belum terjamah
secara maksimal.
utu laboratorium klinik meliputi mutu hasil penelitian dan mutu pelayanan. Kualitas hasil,
mis H. hasil uji laboratorium yang dapat dipercaya (memuaskan standar mutu), sedangkan
mutu pelayanan adalah kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan atau harapan pelanggan
(manajemen keluhan pasien/penurunan pelanggan). Bagian dari sistem perawatan
kesehatan memainkan peran penting dalam diagnosis. Informasi yang diperoleh dari
pemeriksaan laboratorium merupakan informasi penting yang digunakan dokter untuk
menegakkan diagnosis berdasarkan riwayat kesehatan dan riwayat pasien. Hasil tes
laboratorium juga merupakan bagian integral dari kontrol dan tindakan perawatan
pencegahan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun
2013, pelayanan laboratorium klinik merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis, mengetahui penyebab penyakit, mendukung
sistem peringatan dini, mengontrol pengobatan . , untuk menjaga kesehatan dan mencegah
penyakit. Laboratorium klinik harus diselenggarakan dengan standar yang tinggi untuk
mendukung upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, tiap pegawai yang menajadi anggota gugus kendalimutu, dilibatkan atau
melibatkan diri sepenuhnya dalam kebersamaan, secarabersama-sama untuk memecahkan
masalah yang ditetapkan bersama, dandipecahkan secara bersama pula oleh peserta gugus
sendiri. Dalam upayapemecahan masalahan tersebut, gugus kendali mutu menganut asas
kegunaankepentingan gugus kendali mutu adalah kepentingansemua pihak dan kemajuan
yang optimal akan dicapainya hanya bila ada keterbukaan untuk saling belajar dari semua
pihak. Sedangkan belajar jugadilakukan antargugus, sehingga asas ini perlu diperlihara dan
dipertahankanoleh pihak manapun.
B. Sejarah
Total Quality Control (pengendalian mututerpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan
Dr.E.W. deming dan dikembangkandi Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan
Quality ControlCircle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
Tujuan gugus kendali mutu dapat pula diterjemahkan sebagai keuntungan yang diperoleh
dengan adanya kegiatan gugus kendali mutu dalam perusahaanatau organisasi. Tujuan
gugus kendali mutu tersebut adalah :
8.Menciptakan hubungan kerja antara atasan dan bawahan yang lebih serasi
Gugus kendali mutu ini juga bertujuan menggalang kerja sama kelompok. Dalam kaitan ini
adalah dalam rangka meningkatkan peran masing-masing pegawai dalam mencapai tujuan
bersama antara lain denganmelakukan transformasi peran individu yang menuntut
kemampuan, cara kerja,cara piker, dan peran baru pegawai. Membentuk tim kerja dan
komunikasi yangterbuka dengan seluruh pegawai adalah sangat penting sekali bagi
organisasi,karena dengan tim kerja pegawai tidak hanya dalam menyelesaikan tugastetapi
juga sharing knowledge.Berkaitan dengan sasaran program gugus kendali mutu, berikut
inidikemukakan pendapat dari para ahli di bidang ini.
Untuk mencapai keberhasilan maka program gugus kendali mutu harusmentapkan sasaran-
sasaran dengan jelas antara lain :
1.Pengembangan diri
2.Pengembangan bersama
3.Perbaikan mutu
KESIMPULAN
Mutu laboratorium klinik meliputi mutu hasil pemeriksaan dan mutu layanan. Mutu hasil
yaitu hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat dipercaya (memenuhi standar mutu),
sedangkan mutu layanan adalah aktivitas yang diberikan sesuai kebutuhan atau harapan
pelanggan (mengatasi keluhan pasien/pelanggan menurun).
Laboratorium klinik sebagai bagian dari pelayanan kesehatan mempunyai arti penting
dalam diagnostik. Data hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang penting
digunakan untuk menegakkan diagnosis oleh klinisi berdasarkan anamnase dan riwayat
penyakit pasien. Hasil uji laboratorium juga merupakan bagian integral dari penapisan
kesehatan dan tindakan preventif kedokteran.
2. Ada dua kesalahan teknik dalam pemeriksaan yaitu random eror dan sistematik eror. Di
bawah ini termasuk penyebab kesalahan random eror, kecuali...
a. Penanganan material tidak konsisten dari satu analis ke analis
b. Fluktuasi dalam temperatur dan volume
c. Penanganan reagen, kalibrator dan kontrol tidak konsisten
d. Kesalahan perhitungan dan penulisan serta pencatatan hasil.
e. Perawatan instrumen dan kondisi lingkungan tidak konsistenAdistya Ramadhany
3. Dibawah ini yang merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalammemili
alat untuk pemeriksaan adalah….
a. Kebutuhan.
b. Sistem alat
c. Nilai ekonomis
d. Jawaban a,b,c benar
4. Proses pemantauan yang menjamin bahwa hanya jasa layanan yang memenuhi
spesifikasiyang boleh diberikan kepada pelanggan merupakan pengertian dari.......
a. Kegiatan pengawasan laboratorium
b. Kegiatan pemantapan mutu
c. Kegiatan pemeriksaan laboratorium
d. Jawaban a,b,c benarAlma Suphia Devi
DAFTAR PUSTAKA
Glosarium
Gugus adalah substituen atau bagian spesifik dalam molekul yang bertanggung jawab
terhadap karakteristik reaksi kimia dari molekul-molekul tersebut.
Operasional adalah suatu konsep yang bersifat abstrak guna memudahkan pengukuran
suatu variabel.
Internal adalah menyangkut bagian dalam (tubuh, diri, mobil, dan sebagainya).
Eksternal adalah menyangkut bagian luar.
Visualisasi (Inggris: visualization) adalah suatu rekayasa dalam pembuatan gambar,
diagram atau animasi untuk penampilan suatu informasi.
Implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan.
Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiata-
kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktivitas.
Produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya
diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal.
Partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam situasi baik secara mental, pikiran atau
emosi dan perasaan yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan dalam upaya
untuk memberikan sumbangan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan dan
ikut bertanggung jawab terhadap kegiatan pencapaian tujuan tersebut.
Spesimen memiliki arti bagian dari kelompok atau bagian dari keseluruhan.