Anda di halaman 1dari 5

Membangun Masyarakat Yang Kreatif dalam Bidang Jasa Boga Melalui Pendidikan

Kejuruan 1
Nama : Jemisensius Agung
NIM : 210102028
I. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat esensial. Melalui
pendidikan itu manusia menemukan pencerah kehidupan, yakni pengetahuan. Layaknya
kebutuhan akan makanan, manusia juga senantiasa membutuhkan asupan pengetahuan yang
banyak. Dengan demikian pendidikan yang baik sangat menentukan kualitas seseorang.
Dewasa ini pun pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan
pekerjaan bagi setiap orang. Tingkat pendidikan menjadi tolok ukur untuk mendapat
pekerjaan yang layak. Pekerjaan yang layak tentu akan berpengaruh pada pendapatan dan
kesejahteraan hidup. Inilah yang disebut oleh Aristoteles bahwa “ada suatu tujuan yang dicari
demi suatu tujuan yang lebih jauh”. 2 Hal ini yang kemudian memicu rasa kompetitif setiap
orang untuk menempuh pendidikan yang lebih baik.
Pendidikan dan pekerjaan di tanah air kita masih menjadi persoalan yang sangat pelik.
Bahwasannya “terdapat kecenderungan kuat dari dunia pendidikan nasional tidak mampu
mengantisipasi kebutuhan masyarakat dan perkembangan dunia kerja”.3 Hal itu tidak berarti
kurangnya perhatian dari pemerintah negeri ini terhadap hal tersebut, “telah dilakukan
sejumlah kebijaksanaan dan langkah untuk menciptakan relevansi yang besar dengan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan dunia kerja, misalnya dengan pembentukan SMK
dan politeknik”.4 Berdasarkan pemaparan di atas, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang
keberadaan sekolah kejuruan. Menurut penulis keberadaan sekolah kejuruan mampu
membangun masyarakat yang kreatif, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja. Dalam
tulisan ini, penulis mengambil ruang pembahasan yang spesifik, yakni pada bidang jasa boga.

1 Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Program Studi Filsafat Keilahian Tahun 2021.
2 Magnis, Suseno. 1997. 13 Tokoh Etika. Yogyakarta : Kanisius. hal. 30
3 Azyumardi, Azra. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta : Kompas. hal.17
4 Azyumardi, Azra. hal. 17
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan salah satu manfaat dari pendidikan kejuruan, yakni
membangun masyarakat yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri. Lebih
khusus pada usaha masyarakat dalam bidang jasa boga.
Dalam pembuatan tulisan ini pun, penulis menggunakan metode studi pustaka, dengan
memanfaatkan beberapa sumber seperti buku dan artikel. Selain itu penulis juga
menggunakan hasil penelusuran di internet. Semua sumber ini berisikan tentang pendidikan
kejuruan dan jasa boga. Sumber-sumber ini bertujuan untuk mendukung argumen penulis.

II. Membangun Masyarakat Yang Kreatif dalam Bidang Jasa Boga Melalui
Pendidikan Kejuruan
Pada periode pertama kepemimpinan presiden Jokowi, ia menjalankan
kepemimpinannya dengan semangat utama revolusi mental. Revolusi mental atau karakter ini
kemudian diterapkan di semua bidang, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan, dengan
tema besarnya penguatan pendidikan karakter (PPK). Hal itu diterangkan dalam “pasal 2 No
20 tahun 2018 dinyatakan bahwa “PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai pancasila
dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai seperti religius, jujur, toleran,
disiplin, bekerja keras, mandiri, demokratis…”5 Nilai-nilai tersebut sebenarnya merujuk pada
tujuan untuk meningkatkan kreativitas pelajar, yang dapat menuju pada pembangunan
masyarakat yang kreatif, yang mampu ikut secara aktif dalam pembangunan nasional.
Salah satu wujud kreativitas masyarakat yaitu dengan berwirausaha. Melalui kegiatan
wirausaha masyarakat menunjukan sikap mandiri dan kerja keras, sebagai bentuk penerapan
dari tujuan pendidikan karakter tersebut. Berlandaskan pada kenyataan tersebut, penulis
melihat adanya jalan untuk membangun masyarakat yang kreatif melalui pendidikan
kejuruan, khususnya dalam bidang layanan makanan atau jasa boga. Berikut ini akan
dijelaskan bagaimana peran pendidikan kejuruan, melalui bidang jasa boga dalam
membangun masyarakat yang kreatif. Tentu akan dijelaskan pula maksud dari masyarakat
yang kreatif itu.
2.1 Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan bukanlah suatu hal yang baru di tanah air kita. Bahkan usianya
melebihi usia kemerdekaan bangsa Indonesia.

5 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pengutan Pendidikan Karakter,


https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_Nomor20.pdf diakses pada tanggal 17 November
2021.
Pendidikan kejuruan sudah ada di Indonesia sebelum proklamasi
kemerdekaan, dengan tujuan utama memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang diperlukan bagi kehidupan orang dewasa. Pada
waktu itu belum diperkirakan pengetahuan dan tingkat keterampilan yang
akan menunjang pada pembangunan nasional.6

Dengan demikian tidak dapat ditolak, bahwa cita-cita bangsa kita untuk meningkatkan
kesejahteraan ternyata telah dimulai sebelum kemerdekaan. Pendidikan kejuruan telah
menjadi peletak dasar dalam pembangunan nasional. Bahkan sampai saat ini pendidikan
kejuruan mempunyai andil yang besar dalam menyiapkan para pelajar yang siap terjun dalam
dunia kerja, dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai. “Sehingga diharapkan
tamatannya menjadi tenaga kerja produktif, mampu meningkatkan pendapatan dan taraf
hidup, serta dapat mengembangkan dirinya dalam menghadapi perubahan yang semakin
cepat”7
Pendidikan kejuruan telah membuka peluang bagi masyarakat untuk membuka
lapangan kerja secara mandiri. Melalui keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh,
masyarakat dapat secara kreatif membangun usaha sendiri. Ini merupakan nilai positif dari
pendidikan kejuruan, tidak hanya menyiapkan peserta didik untuk siap bekerja pada lapangan
kerja yang sudah ada, melainkan juga menyiapkan mereka untuk membangun lapangan kerja
sendiri.
2.2 Jasa Boga
Salah satu jenis keahlian atau bidang yang banyak diminati di sekolah kejuruan adalah
tata boga. Hal ini bukan karena tanpa alasan, melainkan karena terbukanya peluang untuk
bekerja. Selain itu, banyaknya peminat dari jurusan ini, karena adanya kemudahan dalam
menciptakan lapangan kerja sendiri.
Wirausaha dalam bidang ini dikenal dengan istilah jasa boga. Tata boga dan jasa boga
merupakan dua istilah yang sangat berbeda, jadi perlu berhati-hati dalam penggunaanya.
“Tata boga merupakan istilah yang biasa digunakan dalam kegiatan pengolahan makanan,
seperti memasak. Jasa boga adalah istilah umum untuk layanan makanan, seperti rumah
makan, kedai, dan lain-lain”.8

6 Arie Wibowo Kurniawan dkk. 2015. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dari Masa ke Masa. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Republik Indonesia. hal. 32
7 Arie Wibowo Kurniawan dkk. hal. 114
8 Diyanti Octivani, “Tata boga/Gastronomi” Jurnal pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Padang. hal. 9
Bidang jasa boga mempunyai daya tarik tersendiri dalam menarik minat banyak orang
untuk berwirausaha. Bahkan kita dapat memperhatikan di sekitar kita, terdapat begitu banyak
usaha-usaha masyarakat dalam bidang ini, seperti rumah makan dengan varian menu
makanan. Selain itu, hal yang cukup berpengaruh juga, yaitu mentalitas manusia zaman
sekarang, yang lebih suka membeli makanan daripada memasaknya sendiri. Mentalitas
seperti ini merupakan bentuk perubahan dari dunia modern. Para pelajar yang siap kerja harus
mengembangkan dirinya dalam menghadapi perubahan seperti ini. Dua alasan utama tersebut
yang kemudian mendorong banyak orang untuk terjun berwirausaha dalam bidang jasa boga.

2.3 Wirausaha
Salah satu wujud sikap kreatif di dalam masyarakat, yaitu dengan menciptakan
lapangan kerja sendiri atau berwirausaha. Hal ini disebabkan oleh begitu banyak hal penting
yang diperoleh dari kegiatan wirausaha. Dua manfaat itu ditegaskan oleh Mahanani, “menjadi
pengusaha merupakan alternatif yang tepat. Paling tidak dengan berwirausaha berarti
menyediakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain”. 9 Kedua
manfaat tersebut terlihat begitu sederhana, namun sebenarnya sangat penting untuk
diwujudkan. Hal-hal tersebut sangat membantu dalam menjawab persoalan yang telah
disebutkan sebelumnya, yaitu dapat menciptakan relevansi antara kebutuhan masyarakat
dengan perkembangan dunia kerja. Selain itu Mahanani juga menegaskan, “wirausaha
memiliki peran menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi
pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat”10 Mengurangi masalah
pngangguran merupakan hal yang sangat positif, karena pengangguran masih menjadi
persoalan yang sangat sulit di Indonesia. Angka pengangguran yang tinggi itu akan sulit
dikurangi jika gaya pendidikan hanya mempersiapkan para pelajar untuk bekerja, melainkan
para pelajar harus dipersiapkan agar secara kreatif mampu berwirausaha. Wirausaha dapat
dijadikan sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah pengangguran di tanah air ini.
III. Penutup

Masyarakat yang kreatif merupakan model masyarakat yang ingin diwujudkan oleh setiap negara.

Di Indonesia, telah dilakukan usaha dari sektor pendidikan untuk mewujudkan hal itu. Bentuk usaha itu

tidak hanya dengan mewujudkan suatu pendidikan seperti yang pada umumnya, melainkan juga dengan

9 Nurhasanah, Skripsi : “Potensi Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Tata Boga Jurusan Ilmu Kesejahteraan”
Universitas Negeri Padang. 2016. hal. 3.
10 Nurhasanah. hal. 4
menghadirkan sekolah kejuruan yang mempersiapkan para pelajar untuk terjun dalam dunia kerja. Sekolah

kejuruan juga menyiapkan orang-orang yang secara kreatif dapat menciptakan lapangan kerja sendiri atau

berwirausaha. Salah satu wirausaha yang paling banyak diminati yakni jasa boga atau usaha layanan

makanan. Usaha seperti rumah makan atau pun kedai dapat kita temukan di banyak tempat. Usaha-usaha

masyarakat itu, baik yang kecil maupun menengah sangat membantu dalam mewujudkan pembangunan

nasional. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa sekolah kejuruan sangat diperlukan untuk mewujudkan

masyarakat yang kreatif.

Daftar Pustaka

Suseno, Magnis. 13 Tokoh Etika. Yogyakarta : Kanisius. 1997.

Azra, Azyumardi. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta : Kompas. 2002.

Kurniawan, Arie Wibowo dkk. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dari Masa ke Masa.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Republik
Indonesia. 2015.

Octivani, Diyanti. Tata boga/Gastronomi. Jurnal pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial


Universitas Negeri Padang.

Nurhasanah. Potensi Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Tata Boga Jurusan Ilmu


Kesejahteraan. Skripsi, Universitas Negeri Padang. 2016.

Anda mungkin juga menyukai