Anda di halaman 1dari 13

"MAKALAH MATA KULIAH SISTEM EKONOMI INDONESIA"

(PENGARUH KETERBATASAN LAPANGAN PEKERJAAN TERHADAP

PEREKONOMIAN INDONESIA)

DISUSUN OLEH:

WILDY SAPUTRI RESKI

(210222104)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

T. A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipanjatkan ke Hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmatdan Karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat. Makalah ini membahas secara singkat tentang
“PENGARUH KETERBATASAN LAPANGAN PEKERJAAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA”.

Penulisan makalah ini ada merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah "SISTEM EKONOMI
INDONESIA” yang diberikan oleh Ibu Dr.Fitra, SE., MM. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan makalah ini.

Makalah yang penulis susun ini memang masih jauh darikata sempurna baik dari bentuk
penyusunannya maupun materinya. Kritik dari pembaca yang membangun sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Semogamakalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis khususnya.

i
BAB 1

PENDAHULU

A. Latar Belakang

Permasalahan lapangan pekerjaan menjadi suatu fenomena yang umum terjadi di Indonesia.
Susahnya lapangan pekerjaan menjadi Hal yang harus diperhatikan pada masyarakat Lapangan
pekerjaan merupakan sesuatu hal yang penting.Lapangan pekerjaan dapat dikatakan sebagai sebuah
lahan yang dicari oleh masyarakat luas.Banyak orang yang berlomba lomba untuk mencari pekerjaan
saat ini.Sulitnya lapangan pekerjaan membuat masyarakat perlu mengembangkan potensi yang ada
didalam dirinya agar mereka dapat memperoleh pekerjaan yang layak didalam persaingan yang ketat ini.

Bisa di katakan bahwa masalah kurangnya lapangan pekerjaan merupakan salah satu permasalah
ekonomi terbesar yang terjadi di Indonesia, di karena jika lapangan pekerjaan kurang makan akan
menimbulkan pengangguran yang akan menyebabkan angka kemiskinan di Indonesia semakin
meningkat, Hal ini akan memicu Perkembangan ekonomi di masyarakat semakin menurun.

Pengangguran tersebut pun semakin meningkat dengan adanya pandemi Covid-19 di awal tahun
2020 lalu. Adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menghentikan pergerakan ekonomi,
pendidikan, dan berbagai aktivitas masyarakat lainnya. Peraturan Pembatasan Sosial Bersakala Besar
(PSBB) ini memuat bahwa PSBB paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan
kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Kebijakan tersebut
dikeluarkan untuk menghambat penyebaran Covid-19 yang mengancam kesehatan manusia (Ginting &
Herdiyana, 2020). Salah satu akibat dari PSBBI tersebut adalah banyaknya tenaga kerja yang dirumahkan
hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
Lulusan baru Universitas sebagai anak muda mengalami dampak yang cukup terasa dari pandemi
Covid-19 ini.Ini merupakan salah satu penjelasan mengapa lulusan sarjana banyak yang menganggur.
Kesempatan kerja yang terbatas. Kualifikasi pekerjaan yang tidak sesuai. Minimnya kemandirian pencari
kerja untuk berwirausaha.

Pengangguran memberikan problematika tersendiri bagi negara. Pengangguran dapat


mempengaruhi daya beli masyarakat. Karena tidak adanya pendapatan yang diterima, pengeluaran
untuk membiayai kehidupan sehari-hari pun menjadi terganggu. Makin tinggi jenjang pendidikan si
penganggur, akan semakin berbahaya bagi negara. Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat berharap
banyak dengan mengenyam pendidikan tinggi, yakni untuk mendapatkan pekerjaan yang didambakan
dan kemudian meningkatkan taraf hidup mereka. Selain itu, kesempatan kerja yang terbatas telah
membuat kompetisi semakin ketat antar pencari kerja dan seringkali mereka melamar dan menerima
pekerjaan apa saja meskipun tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari datar belakang yang di bahasa di atas kita dapat mengambil rumusan masalah yaitu:

a. Bagaimana cara mengatasi kelangkaan lapangan kerja di Indonesia?

b. Kebijakan apa yang dilakukan pemerintah untuk mengulangi Pengangguran di Indonesia?

c. Upaya Mengatasi pengangguran terdidik di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN

a. Untuk Mengetahui cara mengatasi kelangkaan Lapangan kerja di Indonesia

b. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam menanggulangi penggangguran di Indonesia

b. Untuk mengetahui Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran terdidik di
Indonesia.

BAB 2

PEMBAHASAN
A. Bagaimana cara mengatasi kelangkaan lapangan kerja di Indonesia?

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi Kelangkaan Lapangan pekerjaan:

1.Melatih Para Pencari Kerja untuk Membuat Usaha Sendiri

Hal ini dilakukan agar lowongan kerja menjadi semakin banyak dan tingkat pengangguran menjadi
menurun.

Dengan mengarahkan para pencari kerja untuk membuat usaha sendiri yang sesuai dengan passion
mereka, pekerja juga jadi semakin semangat berwirausaha.

2. Memberikan Penyuluhan ke Masyarakat

Beri penyuluhan untuk masyarakat mengenai teknologi dan perekonomian.Hal ini dilakukan karena
banyak orang menganggap bahwa pengangguran adalah masalah yang harus diatasi oleh pemerintah
padahal pengangguran juga dapat diatasi oleh pencari kerja.

Pencari kerja yang lebih awam dengan keuangan dan teknologi tentunya akan lebih mudah diterima
oleh perusahaan dibandingkan dengan yang tidak awam.

3. Memberikan Pelatihan Sertifikasi ke Pencari Kerja

Memberi pelatihan bersertifikasi pada pencari kerja juga dapat membantu mengatasi tingkat
pengangguran yang tinggi.

Hal tersebut karena pencari kerja yang memiliki sertifikasi atau keahlian melalui pelatihan
bersertifikasi akan memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan.

4. Perpanjang Tunjangan Ketenagakerjaan

Cara mengatasi pengangguran yang satu ini cocok ketika pengangguran terjadi karena banyak
perusahaan yang melakukan PHK.

Perpanjangan tunjangan ini pernah dilakukan di Amerika Serikat dengan cara memberikan subsidi
bagi orang yang mengalami PHK.

5. Tingkatkan Jiwa Kewirausahaan

Cara mengatasi Kurangnya lapangan pekerjaan yaitu dengan meningkatkan jiwa kewirausahaan. Ini
juga menjadi salah satu cara cukup efektif untuk dilakukan. Meningkatkan jiwa kewirausahaan bisa
dilakukan sejak dini misalnya dimulai dari sekolah.
Hal ini karena jika seseorang telah memiliki jiwa kewirausahaan sejak dini maka dia tidak perlu terlalu
bingung bila lapangan pekerjaan kurang. Dengan jiwa kewirausahaan yang dimiliki, tentu akan membuat
mereka bisa mendirikan bisnis sendiri.

Selain mempermudahnya, mereka juga bisa memberikan lapangan pekerjaan baru bagi orang lain. Maka
dari itu, menanamkan jiwa kewirausahaan di sekolah dinilai sangat diperlukan dan bisa menjadi
prioritas. Sayang, cara ini masih belum terlalu dilakukan dengan serius sehingga hasilnya juga masih
belum terlihat.

6.Tingkatkan Mutu Pendidikan

Meningkatkan mutu pendidikan juga menjadi salah satu cara mengatasi pengangguran selanjutnya.
Seperti yang diketahui, semakin tinggi mutu pendidikan maka hal itu akan membuat negara menjadi
lebih maju. Bukan tanpa alasan yang tak jelas.

Dengan mutu pendidikan yang bagus, sumber daya manusia juga memiliki kualitas yang bagus pula.
Pendidikan juga dapat dilakukan agar menghasilkan generasi penerus yang potensial. Dan tentu saja ini
menjadi hal yang sangat penting. Baik untuk mereka maupun pemerintah. Oleh karenanya, pemerintah
juga harus memperhatikan mutu pendidikan dalam mengatasi pengangguran.

7. Transmigrasi

Cara mengatasi pengangguran yang terakhir adalah dengan transmigrasi. Transmigrasi menjadi
sangat penting jika membahas mengenai cara mengatasi pengangguran. Sebab, lapangan pekerjaan
akan penuh bila terlalu banyak penduduk di suatu daerah. Bahkan tak jarang justru membuat lapangan
pekerjaan menjadi sangat minim.

Transmigrasi inilah yang menjadi salah satu cara mengatasinya dengan memindahkan penduduk.
Dari wilayah padat penduduk menuju daerah yang sedikit penduduk. Dengan melakukannya maka untuk
mendapatkan lapangan pekerjaan baru di berbagai daerah bisa terbagi dengan seimbang.

8. Menyediakan Informasi Lowongan Kerja

Cara mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan dengan menyediakan platform penyedia info lowongan
kerja. Dalam memberikan informasi yang valid bagi pencari kerja, pemerintah bisa bekerja sama dengan
perusahaan penyedia info lowongan kerja dan perusahaan yang masih membuka kesempatan berkarir
lewat bursa kerja online.

9. Memperbaiki Kondisi Ekonomi Makro

Pertumbuhan ekonomi akan merangsang penciptaan lapangan kerja dan memberi dampak positif
bagi kaum muda yang sedang menganggur. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus pada
sektor industri yang ramah terhadap pencari kerja muda untuk menghasilkan tenaga kerja yang
berkualitas.

B. Kebijakan untuk Menanggulangi Pengangguran


1. Kebijakan Fiskal

Ini adalah kebijakan untuk mengarahkan kondisi ekonomi suatu negara melalui pendapatan dan
pengeluaran pemerintah yang didapat dari pajak. Dengan memberlakukan kebijakan ini, maka
pemerintah bermaksud mengontrol kondisi ekonomi menuju keadaan yang mereka inginkan.

Jika memberlakukan kebijakan fiskal, pemerintah bisa mempengaruhi pendapatan nasional, tinggi
maupun rendahnya investasi negara, distribusi penghasilan nasional, dan juga kesempatan kerja.

Adapun tujuan diperlakukannya kebijakan fiskal antara lain adalah untuk:

1. Menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih kuas bagi rakyat.

2. Mencegah atau mengurangi angka pengangguran.

3. Menciptakan stabilitas ekonomi suatu negara.

4. Mencapai kestabilan harga dalam jangka panjang.

5. Mendorong lajunya investasi.

6. Mencapai keadilan distribusi pendapatan masyarakat.

7. Mewujudkan keadilan sosial, masyarakat yang tidak memiliki kerenggangan status ekonomi yang
terlalu jauh.

8. Memacu pertumbuhan ekonomi sebuah negara.

Contoh nyata kebijakan fiskal yang dilakukan sebuah negara misalnya adalah dengan
memberlakukan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sebagai gantinya, pemerintah juga memberikan
benefit untuk masyarakat yang memiliki NPWP. Contoh lainnya adalah dengan menaikkan jumlah dan
jenis pajak yang harus dipenuhi oleh rakyat.

Untuk mengurangi pengangguran, pemerintah menggunakan pendapatan dari kebijakan fiskal untuk
berbagai pembangunan. Pembangunan ini nantinya akan menciptakan peluang kerja baru sehingga
mengurangi tingkat pengangguran.

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan ini dilakukan pemerintah dengan cara mengatur ketersediaan uang di sebuah negara. Hal
ini dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya agar rakyat bisa lebih sejahtera, menahan inflasi,
dan mencapai rakyat yang bisa bekerja penuh.

Dengan diberlakukannya kebijakan moneter dengan benar, sebuah negara bisa mendapat berbagai
dampak positif. Misalnya harga barang yang stabil, pemerataan pembangunan, dan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi.
Kebijakan moneter pertama kali akan dilakukan oleh Bank Sentral. Dengan cara mengatur keseimbangan
persediaan uang yang beredar dan persediaan barang. Hal ini akan menekan inflasi. Kemudian
diharapkan tercapai kesempatan kerja penuh bagi para pencari kerja, distribusi barang pun akan lebih
lancar.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan ketika pemerintah memberlakukan kebijakan moneter adalah:

1. Fasilitas Diskonto atau Diacount Rate, yaitu adalah memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank
umum untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Terkadang bank umum bisa mengalami kekurangan
uang. Karena itu, mereka akan meminjam ke bank sentral. Agar jumlah uang bertambah, pemerintah
akan menurunkan tingkat bunga bank sentral. Sebaliknya, untuk mengurangi peredaran uang,
pemerintah akan menaikkan tingkat bunga bank sentral.

2. Rasio Cadangan Wajib atau Reserve Requirement Ratio, yaitu adalah pengaturan jumlah uang yang
beredar dengan cara memainkan jumlah dna cadangan perbankan yang harus disimpan. Jika ingin
menambah jumlah uang yang beredar, pemerintah akan menurunkan rasio cadangan wajib. Sebaliknya,
jika ingin mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah akan menaikkan rasio cadangan wajib.

3. Operasi Pasar Terbuka atau Open Market Operation, yaitu adalah menjual atau membeli surat
berharga pemerintah dengan tujuan mengendalikan jumlah uang yang beredar. Bila pemerintah akan
menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah.
Sebaliknya, jika ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah. Contoh surat berharga pemerintah antara lain adalah Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

4. Imbauan Moral atau Miral Persuasion, tujuannya sama untuk mengatur jumlah uang yang beredar.
Metode ini dilakukan dengan cara memberi umbauan kepada para pelaku ekonomi. Misalnya memberi
imbauan kepada pihak perbankan penyedia kredit agar lebih berhati-hati dalam memberikan kredit.
Tujuannya agar mengurangi jumlah yang yang beredar.

3. Kebijakan Lain untuk Menekan Angka Pengangguran

Selain dengan memberlakukan kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah juga bisa melakukan cara lain
untuk mencegah ataupun mengurangi angka pengangguran. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara
lain adalah:

1. Memperbanyak Proyek Magang Bagi Calon Tenaga Kerja

Di Indonesia, kegiatan magang belum terlalu populer. Namun dibandingkan di masa lalu, bekerja
magang sudah cukup banyak dilakukan pada beberapa perusahaan. Melalui proyek magang, calon
tenaga kerja bisa lebih awal mempelajari dunia kerja yang sesungguhnya. Dengan begitu, mereka pun
bisa menambah dan mempelajari keahlian baru.

Dengan mengadakan proyek magang yang tepat, calon tenaga kerja bisa belajar lebih profesional dan
menjadi tenaga kerja yang lebih berkualitas.
2. Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja

Kualitas tenaga kerja yang kurang bisa menjadi alasan banyaknya angka pengangguran di sebuah negara.
Jenis pekerjaan yang ditawarkan tidak sesuai dengan kualitas yang dimiliki para pencari kerja. Karena itu,
penting bagi tenaga kerja untuk meningkatkan kualitas mereka.

Latihan atau pengembangan profesionalisme tenaga kerja bisa menjadi jalan keluarnya. Selain itu,
pendidikan yang meratajuga sangat berpengaruh. Baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan
formal bisa didapat dari sekolah dan universitas.

Sementara itu, pendidikan informal bisa didapat dari kursus atau oelatihan tertentu. Sehingga tenaga
kerja bisa menyesuaikam keterampilan atau bakat mereka dengan jenis pekerjaan yang diincar.

3. Menciptakan Lapangan Pekerjaan yang Luas Bagi Rakyat

Hal ini bisa dilakukan dengan 2 cara. Yang pertama adalah dengan mengembangkan industri padat
karya. Contoh nyatanya adalah dengan cara mengembangkan industri melalui peningkatan modal asing
dan dan modal dalam negeri. Cara yang kedua adalah menyelenggarakan proyek pekerjaan umum.
Contoh nyatanya adalah proyek pembangunan jalan tol, yang merupakan pekerjaan umum.

Cara lain untuk memperluas kesempatan kerja adalah dengan mengirim tenaga kerja ke luar negeri.
Tentunya hal ini harus dilakukan secara legal melalui Departemen Tenaga Kerja.

4. Meningkatkan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan asuransi kesehatan dan jaminan sosial, menjamin
keselamatan kerja, dan memenuhi hak tenaga kerja. Selain itu, tentunya eprusahaan juga harus
memenuhi Upah Minimum Regional (UMR).

5. Mengembangkan Sektor Informal

Pengembangan sektor informal dapat berperan penting dalam menekan angka pengangguran. Karena
untuk bekerja di sektor informal, tidak diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi. Sehingga di negara
berkembang yang tingkat pendidikannya belum merata, hal ini bisa sangat membantu.

Pekerjaan di sektor informal sebenarnya sangat beragam. Misalnya petani, peternak, pedagang asongan,
pedagang kaki lima, buruh harian, dan lain-lain.

6. Program Transmigrasi

Transmigrasi adalah program perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya. Program ini
bisa memeratakan kesempatan kerja. Wilayah yang berada di pelosok pun bisa lebih berkembang
dengan adanya pendatang. Karena pendatang bisa mengembangkan usaha baru, sehingga penduduk asli
pun bisa memiliki kesempatan kerja yang baru.

7. Peningkatan Investasi

Jika sebuah negara melakukan investasi, maka ini dapat mengembangkan jalannya bisnis di sebuah
negara. Dengan demikian perekonomian pun akan terus berputar. Tenaga kerja akan terus dibutuhkan
dengan banyaknya lapangan pekerjaan. Sehingga angka pengangguran pun dengan sendirinya akan
berkurang.

Selain berbagai kebijakan dari pemerintah di atas, pengangguran juga bisa ditekan dengan peningkatan
kualitas tenaga kerja secara mandiri. Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja secara mandiri, bisa
dilakukan dengan memanfaatkan berbagai pelatihan yang tersedia secara online.

Pengangguran luar biasa hebatnya. Fenomena ini menjadi isu yang tak ada habisnya diperbincangkan.
Hal ini sulit dicegah, dikarenakan penanganan yang tidak dipersiapkan sebelumnya. Negara hanya
mampu mengurangi pengangguran agar tidak terjadi peningkatan.Pengangguran merupakan suatu hal
yang tidak asing lagi didengar diseluruh belahan dunia, terutama di negara Indonesia yang merupakan
negara berkembang.Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak (Arena
Putri, 2016).

Lulusan sarjana di Indonesia mencapai angka 700 hingga 800 ribu tiap tahunnya. Begitu pula masih
ditambah lulusan jenjang pendidikan yang lain, seperti SMK/SMA, SMP, SD, bahkan yang tidak
mengalami masa sekolah. Dalam setahun Indonesia bisa mencetak sekitar 2juta angkatan kerja baru.
Kabar gembiranya, tahun ini Badan Pusat Statistik atau BPS merilis informasi terkait data pengangguran
di Indonesia yang mengalami penurunan. Pada Agustus 2021 lalu, BPS mengungkapkan bahwa jumlah
pengangguran naik menjadi 7,04 juta jiwa. Sebelumnya hanya 7,03 juta jiwa di bulan Agustus 2021.
Peningkatan ini namun diiringi dengan penurunan angka Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT, dari
5,61% menjadi 5, 50%. TPT sendiri merupakan prosentase jumlah pengangguran yang termasuk dalam
penduduk usia kerja terhadap jumlah angkatan kerja (Maria Juwita, 2022).

Tahun ini tepatnya pada bulan Februari 2022, BPS melaporkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia
berkurang sebanyak 140.000 jiwa. Prosentase TPT yang juga turun ke angka 5,13% dari 5,33% pada
Februari 2022. Total jumlah angkatan kerja tahun 2018 naik sebanyak 2,39 juta dari Februari 2022
menjadi 133, 94 juta jiwa. Jumlah pengangguran sebanyak 6,87 juta dan yang bekerja sebanyak 127,07
juta jiwa (Hendra Kusuma, 2022).

Terjadinya pengangguran disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, banyaknya pengangguran terjadi
dikarenakan lemahnya daya pikir masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja. Kebanyakan orang di
Indonesia tidak berani mengambil resiko yang besar untuk menjadi wiraswasta. Mereka lebih suka
menjadi pekerja. Telah kita ketahui, jika hanya menjadi pekerja atau karyawan,akan hidup dibawah
tekanan atau suruhan. Berbeda jika kita menjadi pengusaha, maka kita berpeluang membangun
lapangan kerja. Kedua, tingkat pendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan kesusahan
untuk mencari pekerjaan.Padahal, lapangan pekerjaan membutuhkan pekerja yang memiliki riwayat
pendidikan yang baik dan pengalaman yang luas.

Ketiga, adanya diskriminasi ras, gender, dan penyandang dissabilitas. Kondisi dan diskriminasi terhadap
penyandang dissabilitas dalam peluang bersaing di dunia kerja menyebabkan mereka menyerah dalam
mencari pekerjaan, dan mengambil jalan pintas sebagai pengemis. Keempat, bergantung pada harta
orangtua. Tak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa kasus ada anak yang terlahir didalam keluarga
mampu yang menyebabkan mereka bergantung pada harta keluarganya. Mereka lebih memilih untuk
tidak bekerja dikarenakan keluarga mereka sudah mampu untuk mencukupinya. Masih banyak faktor-
faktor lainnya yang menyebabkan adanya pengangguran.

Kebanyakan tingkat pengangguran didominasi oleh anak muda. Baik anak muda yang tidak sekolah, yang
lulus SMA, bahkan banyak juga lulusan sarjana tapi mengalami pengangguran. Kementerian riset,
teknologi, dan Pendidikan Tinggi mencatat sekitar 8,8 % dari total 7 juta pengangguran di Indonesia
adalah sarjana. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan, apalagi daya saing semakin kuat, begitu pula
dengan pekerja asing yang datang ke Indonesia.

Bupati Nasir menuturkan bahwa perguruan tinggi dan para mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan
teknologi jika ingin bertahan dalam persaingan. Menurut dia, jumlah sarjana yang lulus setiap tahun tak
sebanding dengan serapan tenaga kerja. Untuk itu pemerintahan terus berupaya memperluas lapangan
kerja dan meningkatkan produktivitas (Dhita Seftiawan, 2018).

Kesulitan sarjana menembus dunia kerja karena relevansi antara mutu perguruan tinggi dan kebutuhan
dunia industri masih rendah. Begitu pula tidak jarang lulusan perguruan tinggi yang cenderung terlalu
banyak memilih pekerjaan karena menganggap memiliki kompetensi lebih tinggi daripada lulusan SMA
atau SMK. Banyak lulusan sarjana tidak mau melaksanakan pekerjaan yang setara dengan SMA/SMK.
Kemenristekdikti mendata, tahun lalu jumlah tenaga kerja lulusan sarjana hanya sebesar 17,5%.
Persentasi tersebut lebih kecil ketimbang tenaga kerja lulusan SMA/SMK yang mencapai 82%,
sedangkan lulusan SD mencapai 60 %.

Dampak terjadinya pengangguran pun beragam, diantaranya adalah mengakibatkan terjadinya


kemiskinan, memunculkan tindakan kriminal (seperti perampokan, pencurian) dan menurunkan tingkat
keterampilan. Semakin lama menganggur, semakin turun pula tingkat keterampilan seseorang.
Pengangguran adalah salah satu masalah yang harus ditanganidengan tepat dan cepat. Banyaknya
dampak dari adanya pengangguran, maka pemerintah dan masyarakat Indonesia harus bersinergi
mengatasi fenomena tersebut.

Salah satu upaya menanggulangi penganggurandengan memberikan pendidikan gratis bagi yang kurang
mampu. Adanya pendidikan gratis, maka mereka tetap bisa mendapatkan ilmu yang akan digunakan
untuk bekal dalam bekerja. Sinergi pemerintah dalam menyediakan lapangan kerjadapat mengatasi
tingkat pengangguran. Namun tidak hanya dari pihak pemerintah, masyarakat juga harus bersinergi
untuk membangun lapangan kerja bagi yang lainnya. Selainitu perlunya pengembangan lembaga
pelatihan kerjaseperti kursus keterampilan (seperti kursus menjahit, membuat kue, LPK bahasa, dan
lain-lain). Sehingga walaupun mereka tidak mengenyam pendidikan formal namun mereka tetap dapat
bekerja dan bisa membuka usaha yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Pentingnya solusi ini
diharapkan mampu meminimalisir dari tingginya angka pengangguran.

Banyaknya pengangguran dapat membahayakan negara Indonesia. Negara akan sulit mengalami
kemakmuran dan kesejahteraan. Untuk itu, jangan sampai pengangguran mengalami peningkatan terus
menerus. Pengangguran di kalangan sarjana juga cukup tinggi. Padahal mereka telah menempuh
pendidikan yang cukup lama, namun tetap saja pengangguran di kalangan sarjana masih banyak terjadi.
Sebagai mahasiswa harus sungguh-sungguh dalam belajar, jangan hanya untuk meraih predikat sarjana
saja. Sarjana yang menganggur, kebanyakan dikarenakan tidak seriusnya mereka dalam menuntut ilmu
selama menjadi mahasiswa. Mainset yang keliru seperti bersikap acuh dan tak peduli dengan kuliah
mereka. Penguatan atmosfir akademik, peningkatan kompetensi dan didukung oleh kemampuan yang
memadai aspek afektif atau sikap mental, akan memudahkan lulusan/para sarjana untuk bersaing di
dunia kerja.

Untuk memenangkan persaingan maka lulusan/sarjana harus mampu untuk menggali potensi diriya
sendiri. Potensi diri merupakan sikap mental yang secara implisit merupakan bentuk dari “personality”
seseorang. Personality yang kuat akan membentuk karakter diri yang kuat, yang menjadi modal untuk
memenangkan kompetisi di dunia kerja sebagai upaya meminimalisir pengangguran. Mari kita bangun
personality yang kuat untuk menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

Anda mungkin juga menyukai