Anda di halaman 1dari 18

EKOLOGI ADMINISTRASI DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN

PEMERINTAH MENGATASI PENGANGGURAN DI INDONESIA


Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Genap mata kuliah Ekologi
Administrasi yang dibina oleh Dr. Mochammad Makmur, MS.

Disusun oleh.

DEASY AYU SARTIKA DEWI

135030101111066

Kelas D

PRODI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Ekologi Administrasi dalam
Perspektif Kebijakan Mengatasi Pengangguran di Indonesia”. Penulisan makalah ini adalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan Ujian Tengah Semester mata
kuliah Ekologi Administrasi.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan paper ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan paper ini, khususnya kepada :
1. Dr. Mochammad Makmur, MS. selaku Dosen Ekologi Administrasi Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
2. Teman-teman semua di Kelas D Ekologi Administrasi Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal „Alamiin.Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, April 2015


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i

Daftar isi............................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................4

1.3 Manfaat Penulisan ..............................................................................................4

BAB II Pembahasan

2.1 Ekologi Administrasi .........................................................................................5

2.2 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran di Indonesia ......................9

2.3 Manfaat Ekologi Administrasi dalam Upaya

Mengatasi Pengangguran di Indonesia ...........................................................11

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................13

3.2 Saran ...............................................................................................................14

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering
kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah- masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat
dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan
efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dankeluarganya. Tingkat pengangguran yang
terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga
mengganggupertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran
terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,
dilakukan oleh lebih banyak orang. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah
mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah
penganggur yang besar, pendapatan yang relative rendah dan kurang merata.
Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan
pemborosan sumber daya dan potensi yang ada,menjadi beban keluarga dan masyarakat,
sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal,
dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang. Kondisi pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada,
menjadi beban.
Keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan
keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka
panjang. Pembangunan bangsa Indonesia ke depan sangat tergantung pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian
kerja,sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan
dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan
dan pendidikan anggota keluarganya. Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro
yang bertumpu padasinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan
dan perluasan kesempatan kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil
yang mandiri perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses,pendamping, pendanaan usaha kecil
dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung. Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling
mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Gerakan Nasional
Penanggulangan Pengangguran (GNPP), Mengingat 70 persen penganggur didominasi oleh
kaum muda, maka diperlukan penanganan khusus secara terpadu program aksi penciptaan dan
perluasan kesempatan kerja khusus bagi kaum muda oleh semua pihak.
Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi
ketenaga kerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga
tidak pernah mencapai 7 hingga 8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga
ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang bisa terserap bisa mencapai 400
ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan
menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun.
Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan
menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Jugakompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan
pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan
kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat
inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dll. Menurut data BPS angka pengangguran
pada tahun 2002, sebesar 9,13 juta penganggur terbuka, sekitar 450 ribu diantaranya adalah yang
berpendidikan tinggi. Bila dilihat dari usia penganggur sebagian besar (5.78 juta) adalah pada
usia muda (15-24 tahun). Selain itu terdapat sebanyak 2,7 juta penganggur merasa tidak mungkin
mendapat pekerjaan (hopeless). Situasi seperti ini akan sangat berbahaya dan mengancam
stabilitas nasional.Masalah lainnya adalah jumlah setengah penganggur yaitu yang bekerja
kurang dari jam kerja normal 35 jam perminggu, pada tahun 2002 berjumlah 28,87 juta
orang. Sebagian dari mereka ini adalah yang bekerja pada jabatan yang lebih rendah dari tingkat
pendidikan, upah rendah, yang mengakibatkan produktivitas rendah. Dengan demikian masalah
pengangguran terbuka dan setengah penganggur berjumlah 38 juta orang yang harus segera
dituntaskan.
Bayangkan, pada 1997, jumlah pengangguran terbuka mencapai 4,18 juta. Selanjutnya,
pada 1999 (6,30juta), 2000 (5,81 juta), 2001(8,005 juta), 2002(9,13 juta) dan 2003(11,35
juta). Sementara itu, data pekerja dan pengangguran menunjukkan, pada 2001: usia kerja
(144,033 juta), angkatan kerja (98,812 juta). Penduduk yang kerja (90,807 juta), penganggur
terbuka (8,005 juta), setengah penganggur terpaksa (6,010 juta), setengah penganggur sukarela
(24,422 juta).
Pada 2002: usia kerja (148,730 juta), angkatan kerja(100,779 juta), penduduk yang
kerja(91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengahpenganggur terpaksa (28,869 juta),
setengah penganggur sukarela tidak diketahui jumlah pastinya. Hingga tahun 2002 saja telah
banyak pengangguran, apalagi di tahun 2003 hingga 2007 pasti jumlah penggangguran semakin
bertambah dan mengakibatkan kacaunya stabilitas perkembangan ekonomi Indonesia.
Ekologi Administrasi merupakan lingkungan yang dipengaruhi dan mempengaruhi
administrasi, yakni: Politik, ekonomi, budaya, tekhnologi, security dan natural resource. Inti dari
administrasi negara adalah pelayanan publik. Administrasi negara dalam melayani publik
bertujuan untuk menyejahterakan dan memenuhi kebutuhan publik atau masyarakat dengan cara
menyediakan barang dan jasa.
Peran suatu masyarakat di dalam bidang politik (infra-struktur), di bidang ekonomi
(pendapatan/institusi), dibidang sosial budaya (pendidikan dan agama), dan bidang hankam
(tentram/tertib) jelas sangat mempengaruhi akan jalannya roda Pemerintahan. Begitu sebaliknya,
Administrasi negara juga akan mempengaruhi faktor-faktor lingkungannya, yaitu dengan jalan
membina, menata dan memproses kelangsungan roda pemerintahan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ekologi administrasi?
2. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi pengangguran di Indonesia?
3. Bagaimana manfaat ekologi administrasi dalam upaya mengatasi pengangguran di
Indonesia?

1.3 Manfaat Penulisan


1. Mengetahui apa itu ekologi administrasi.
2. Mengetahui peran pemerintah dalam mengatasi pengangguran di Indonesia.
3. Mengetahui manfaat ekologi administrasi dalam upaya mengatasi pengangguran di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ekologi Administrasi


Ekologi Administrasi terdiri dua terminology yaitu “Ekologi” dan “Administrasi” kedua
terminology ini dapat ditelusuri dari berbagai sudut. Setiap sudut pandang tersebut memberikan
pengertian yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pengalaman, pendidikan dan
cara pandang dari para ahli yang bersangkutan. Meskipun demikian dari masing-masing cara
pandang yang berbeda itu dapat ditelusuri beberapa hal yang merupakan persamaannya. Dengan
persamaan – persamaan tersebut maka dapat di rumumuskan berbagai kriteria yang merupakan
karakteristik dari Ekologi Administrasi itu sendiri, sehingga dapat diambil batasan mendekati arti
yang sebenarnya, bahkan tidak menutup kemungkinan diperoleh pengertian yang sesungguhnya.
2.1.1 Definisi Ekologi
 Kata ekologi pertama kali di perkenalkan oleh Ernest Hackel, seorang biologis Jerman
pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata Oikos dan Logos, Oikos = Rumah atau
tempat tinggal, sedangkan Logos = telaah atau studi. Jadi Ekologi adalah ilmu tentang
rumah atau tempat tinggal mahluk, biasanya ekologi didefinisikan sebagai berikut :
“Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan
lingkungan”.
 Ekologi adalah tata hubungan total (menyeluruh) dan mutual (timbal balik) antara
organisme dan lingkungan sekelilingnya (environment)”.
 Ekologi (ecology) adalah ilmu yang mempelajari organisme - organisme dalam
hubungan mereka dengan lingkungan fisik mereka seperti iklim, tanah, sinar, angin dan
lembab A. C. yang dipelajari bagaimana organisme - organisme itu menyesuaikan diri
pada lingkungannya dan bagaimana hal-hal itu berakibat tercapainya bentuk terakhir
bagi daerah tertentu.
 Ekologi adalah suatu kajian yang berhubungan dengan inter-relasi antara organisme
dengan lingkungan. Dasar empirisnya terletak dalam hasil penelitian bahwa organisme-
organisme yang hidup ini berfariasi menurut lingkungan.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
lingkungan mempunyai batas tertentu dan ísi tertentu. Secara praktis ruang lingkungan itu
dapat ditentukan oleh faktor alam, faktor sosial dan sebagainya.Sedangkan secara teoritis
batas lingkungan sulit untuk ditentukan.
Manusia sebagai mahkluk hidup merupakan salah satu komponen yang terpenting
dalam proses saling pengaruh mempengaruhi antar manusia dan antara manusia dengan
lingkungan. Agar mudah di pahami, maka untuk selanjutnya lingkungan ini dapat dibagi
dalam tiga kelompok dasar yang sangat menonjol, yakni :
1) Lingkungan fisik (physical environment);
2) Lingkungan biologi (biological environment):
3) Lingkungan sosial (social environment).
Kemudian lebih lanjut dikatakan bahwa “Ekologi merupakan suatu synthesa, suatu
penilai paduan kembali daripada hasil-hasil studi yang telah dilakukan terhadap unsur-
unsur masing-masing dan satu persatu yang diperoleh dengan analisa”.
2.1.2 Definisi Administrasi
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis-menulis,
jadi merupakan kegiatan tata usaha seperti mengetik, mengirim surat dan menyimpan arsip,
sedangkan administrasi dalam arti luas meliputi kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu, atau dengan kata lain administrasi dalam arti
luas yaitu kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang terlebih dahulu
telah ditetapkan.
Kegiatan itu meliputi antara lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan. Sedangkan pengertian administrasi itu sendiri adalah : “Keseluruhan proses
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu
bentuk usaha bersama demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu”. Atau
dengan pengertian lain administrasi itu dapat diartikan sebagai berikut :
a) Administrasi adalah fungsi daripada atau apa yang harus dijalankan oleh setiap orang
yang memimpin atau mengepalai suatu organisasi.
b) Administrasi adalah dari pimpinan, pembinaan, pengarahan dan pengendalian daripada
suatu organisasi secara keseluruhan.
2.1.3 Ekologi Administrasi
Ekologi Administrasi merupakan lingkungan yang dipengaruhi dan mempengaruhi
administrasi, yakni: Politik, ekonomi, budaya, tekhnologi, securitydan natural resource.
Menurut Fred. W. Riggs, Ekologi Administrasi Negara adalah Serangkaian proses
yang terorganisir dari suatu aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk
memecahkan masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikanterutama di bidang
organisasi, sumber danmanusia dan keuangan.
Pengertian Ekologi Administrasi Negara adalah serangkaian proses yang
terorganisir dari suatu aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikan terutama di bidang organisasi,
sumberdaya manusia, dan keuangan.
2.1.4 Faktor-faktor Ekologis dalam Administrasi di Indonesia
1) Lokasi dan keadaan Geografis
a. Pengaruh lokasi dan posisi geografi terhadap administrasi Negara
Untuk melihat pengaruh lokasi dan posisi geografi terhadap administrasi
Negara, perlu disebutkan bentuk wujudnya Negara Indonesia terdiri dari kepulauan,
letak astronomiknya yang berada di daerah tropik, posisi silang antara 2 benua dan
2 samudra.
b. Pengaruh administrasi Negara terhadap geografi Indonesia
Selain pengaruh administrasi Negara terhadap geografi (lokasi dan posisinya),
ada pengaruh dari segi lain yang dapat ditelusuri melalui perubahan cara pandang
atau wawasan bangsa Indonesia terhadap geografinya. Geografi Indonesia
merupakan lautan yang ditengah-tengahnya bertebaran pulau-pulau, dengan
sendirinya laut antara 2 pulau menjadi perairan “dalam”. Wawasan ini akan
terwujud apabila diperlengkapi perangkat admisnistrasi Negara yang mampu,
seperti Departemen Hankam, Departemen Perhubungan, Departemen Dalam
Negeri, Departemen Luar Negeri dan sebagainya.
2) Keadaan dan Kekayaan Alam
a. Pengaruh keadaan dan kekayaan alam terhadap administrasi Negara
Pengaruh keadaan dan kekayaan alam ini terhadap administrasi Negara
nampak pada usaha-usaha untuk memanfaatkan sumber-sumber alam tadi bagi
pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Negara-negara sedang berkembang pada umumya belum mampu menggali
sumber-sumber kekayaan alam secara maksimal, oleh karenanya bantuan asing,
baik berupa modal maupun tenaga ahli tidak dapat dihindarkan. Demikina pula
Indonesia, untuk menggali sumber-sumber minyak di lepas pantai pada akhir-akhir
ini diperlukan kerja sama dengan pihak asing.
b. Pengaruh administrasi Negara terhadap keadaan dan kekayaan alam
Pengaruh administrasi Negara terhadap keadaan dan kekayaan alam sangat
terbatas, karena kekayaan alam ini merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Pengaruhnya kalau ada, terbatas pada merubah sumber-sumber dari potensi menjadi
kemampuan real. Misalnya, air terjun merupakan potensi tenaga diubah untuk
benar-benar menjadi tenaga, tanah yang subur diubah menjadi tanaman padi diubah
agar benar-benar menghasilkan padi.
3) Keadaan dan Kemampuan Penduduk
a. Pengaruh keadaan dan kemampuan penduduk terhadap administrasi Negara
Dalam melihat pengaruh faktor keadaan dan kemampuan penduduk ini, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
 Jumlah Penduduk
 Distribusi Sosial
 Komposisi (umur)
 Penghasilan Penduduk
 Tingkat Pendidikan
 Kesehatan Penduduk
b. Pengaruh administrasi Negara terhadap keadaan dan kemampuan penduduk
Program-program pemerintah yang diimplementasikan oleh administrasi Negara
dapat merubah keadaan dan kemampuan penduduk.
1. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi khususnya Direktorat Jendral
Transmigrasi dengan jajarannya dan bekerjasama dengan unsure-unsur
administrasi Negara lain misalnya dengan Departemen Dalam Negeri atau
Badan Koordinasi Penyelenggaraan Transmigrasi dapat lebih
menyeimbangkan penyebaran spasial penduduk.
2. Departemen Kesehatan, dengan program-programnya di bidang kesehatan
dapat mempengaruhi keadaan kesehatan penduduk.
2.2 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran di Indonesia
2.2.1 Definisi Pengangguran
Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu
tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan
upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan
aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi
pengangguran diantaranya:
a. Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya
b. Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja
yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu
sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
c. Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja.
2.2.2 Jenis-jenis Pengangguran
 Berdasarkan Jam Kerja
1. Open Unemployment atau Pengangguran Terbuka. Merupakan jenis pengagguran
yang benar-benar tidak memiliki pekerjaan.
2. Under Unemployment atau Setengah Menganggur. Merupakan jenis pengangguran
yang tidak bekerja optimal semata-mata karena tak ada lapangan pekerjaan. Jenis
pengagguran ini juga diartikan mereka yang bekerja kurang dari 35 jam dalam
seminggu.
3. Disguised Unemployment atau Pengangguran Terselubung. Merupakan jenis
pengangguran yang tidak bekerja secara optimal karena tidak mendapatkan
pekerjaan yang sesuai kemampuan dan bakatnya.
 Pengangguran Menurut Keynes
1. Voluntary Unemployment. Merupakan jenis pengangguran yang memang disengaja.
Alasannya adalah karena pekerjaan yang ditawarkan tidak sesuai dengan keinginan
pekerja, umumnya alasannya adalah upah yang tidak sesuai.
2. Involuntary Unemployment. Merupakan jenis pengangguran yang tidak disengaja.
Pengangguran jenis ini adalah mereka yang mau bekerja dengan upah yang berlaku
tetapi lapangan pekerjaannya tidak ada.
2.2.3 Penyebab Terjadinya Pengangguran
1. Pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan banyak pengangguran dan
meningkatkan jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan
kesempatan kerja.
2. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta oleh dunia
kerja.
3. Perkembangan teknologi tinggi yang tidak diimbangi oleh keterampilan dan pendidikan
dari para pencari kerja.
4. Tidak ada kecocokan upah, karena tidak semua perusahaan mampu dan bersedia
memperkerjakan seorang pelamar dengan tingkat upah yang diminta pelamar.
5. Tidak memiliki kemauan wirausaha, sehingga ia harus menunggu uluran tangan dari
orang lain.
6. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan negara.
Penyebab terjadinya pengangguran di Indonesia:
1. Kebijakan pemerintah yang tidak tepat
2. Distorsi harga faktor produksi
3. Pengangguran penduduk berpendidikan tinggi
4. Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional
2.2.4 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran di Indonesia
1. Mendorong dan menyokong majunya pendidikan. Pendidikan yang baik akan
menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas.
2. Mendorong peningkatan latihan kerja. Keterampilan kerja harus diperbaiki sebab
dengan demikian bisa memenuhi kebutuhan industri modern.
3. Pemerintah menggalakan juga semangat kewiraswastaan. Dengan demikian, lapangan
kerja akan semakin luas.
4. Mendorong dan memfasilitasi terbukanya usaha sektor informal, misalnya saja home
industry.
5. Memberi kesempatan dan peluang bagi mayarakat untuk bekerja di luar negeri.
6. Kembali mengintensifkan program keluaga bencana agar tidak terjadi ledakan
penduduk yang memperbesar jurang jumlah antara lapangan pekerjaan dan pencari
kerja.
7. Program transmigrasi kembali digalakkan.
8. Mengoptimalkan pembangunan berbasis sistem padat karya.
9. Memberi kemudahan mereka yang hendak meminta pinjaman sebagai modal kerja.
10. Melaksanakan bursa tenaga kerja dalam rangka mempertemukan antarpermintaan dan
penawaran tenaga kerja
11. Mengadakan perluasan kesempatan kerja, misalnya melalui pembangunan proyek-
proyek umum atau mendirikan industri-industri yang bersifat padat karya, dan program
transmigrasi yang ditujukan selain dalam rangka persebaran tenaga kerja, tapi juga
dalam rangka perluasan kesempatan kerja;
12. Meningkatkan mutu tenaga kerja;

2.3 Manfaat Ekologi Administrasi dalam Upaya Mengatasi Pengangguran di Indonesia


Dalam mengatasi pengangguran di Indonesia, ekologi administrasi memiliki beberapa cara yang
digunakan :
1. Menciptakan SDM yang berkualitas
Dalam hal mengatasi pengangguran tentu erat kaitannya dengan factor ekologi
disekitarnya, salah satunya adalah sumber daya manusia atau manusia yang hidup di lingkungan
tersebut. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang tepat untuk mengatasi pengangguran,
salah satunya adalah dengan melakukan rekrutmen yang berkualitas dan diikuti dengan
penempatan yang tepat. Jika pemerintah sangat serius untuk menangani pengangguran melalui
peran aparatur negara, maka sudah selayaknya pemerintah mengoptimalkan potensi para aparatur
negara pada posisi yang tepat.
Dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang direkrut melalui proses rekrutmen
yang baik, maka individu tersebut selanjutnya menjalani pelatihan, pengembangan dan
penempatan. Dengan demikian sumber daya manusia yang handal telah dipersiapkan untuk
mengatasi pengangguran yang merupakan proyek besar dan membutuhkan kerja keras dan juga
berbagai berbagai inovasi.
2. Meningkatkan mutu pendidikan
Masalah kependidikan yang serius dihadapi oleh negara berkembang pada umumnya,
antara lain berkisar pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, fasilitas dan
lapangan pekerjaan. Kekurangtersediaan lapangan pekerjaan akan berimbas pada kemapanan
social dan eksistensi pendidikan dalam perspektif masyarakat.
Pada masyarakat yang tengah berkembang, pendidikan diposisikan sebagai sarana untuk
peningkatan kesejahteraan melalui pemanfaatan kesempatan kerja yang ada. Dalam arti lain,
tujuan akhir program pendidikan adalah teraihnya lapangan kerja yang diharapkan. Atau
setidaknya setelah lulus dapat bekerja di sektor formal yang memiliki nilai “gengsi” yang lebih
tinggi disbanding sektor informal.
Dengan demikian, keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga berpotensi untuk tidak dapat
tertampungnya lulusan program pendidikan di lapangan kerja, secara linear berpotensi
menggugat eksistensi dan urgensi pendidikan dalam perspektif masyarakat
Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Seperti telah disebutkan
sebelumnya bahwa pendidikan mampu meningkatkan status social seseorang. Hal ini karena
pendidikan itu sendiri mempunyai peran yang penting bagi diri sendiri maupun masyarakat
setempat. Lembaga pendidikan mempersiapkan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Jika
proses perjalanan pendidikan sepanjang masa ditinjau secara menyeluruh, maka dapat dilihat
kenyataan bahwa kemajuan dalam pendidikan beriringan dengan kemajuan ekonomi secara
bersamaan. Peserta didik yang menamatkan sekolah diharapkan sanggup melakukan pekerjaan
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Semakin tinggi pekerjaannya, maka semakin besar
kesempatannya untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Untuk itu mutu pendidikan harus
ditingkatkan supaya kemampuan/skill nya terus meningkat dan mampu memperoleh pekerjaan
yang layak.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Ekologi merupakan suatu synthesa, suatu penilai paduan kembali daripada hasil-hasil
studi yang telah dilakukan terhadap unsur-unsur masing-masing dan satu persatu yang
diperoleh dengan analisa.
2. Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha bersama demi tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
3. Ekologi administrasi adalah serangkaian proses yang terorganisir dari suatu aktivitas
publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah publik
melalui perbaikan-perbaikan terutama di bidang organisasi, sumberdaya manusia, dan
keuangan.
4. Faktor-faktor ekologis dalam administrasi di Indonesia :
1) Lokasi dan keadaan Geografis
2) Keadaan dan Kekayaan Alam
3) Keadaan dan Kemampuan Penduduk
5. Pengangguran adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia
angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja
mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam
mencari kerja tersebut.
6. Jenis-jenis pengangguran :
1) Berdasarkan jam kerja.
a. Open Unemployment atau Pengangguran Terbuka
b. Under Unemployment atau Setengah Menganggur
c. Disguised Unemployment atau Pengangguran Terselubung
2) Pengangguran menurut Keynes
a. Voluntary Unemployment
b. Involuntary Unemployment
7. Manfaat ekologi administrasi dalam mengatasi mengatasi pengangguran adalah dengan
menciptakan SDM yang berkualitas dan meningkatkan mutu pendidikan.

3.2 Saran
1. Pemerintah harus segera membuka lapangan pekerjaan untuk mengatasi pengangguran
yang semakin bertambahnya tahun semakin meningkat.
2. Pemerintah harus benar-benar memanfaatkan ekologi administrasi secara konsisten
dengan cara membuat kebijakan itu jangan dijadikan tameng untuk melindungi diri hal
yang dapat merugikan masyarakat atau rakyat Indonesia secara universal.
DAFTAR PUSTAKA

Makmur, Mochammad. Ekologi Administrasi Publik dalam Perspektif Implementasi Kebijakan

Publik. 2009. Malang.

Pamudji. 2004. Ekologi Administrasi Negara. Jakarta. Bumi Aksara.

Pamudji, S. (1974). Ekologi Administrasi Negara. Jakarta: Yayasan Karya Uharma IIP.

Prajudi Atmosudirdjo, S. 1978. Faktor Ekologi Dalam Administrasi

Pemerintahan. Jakarta: Yayasan Karya Dharma IIP

Siagian, Sondang P. 1976. Administrasi dan Pembangunan, Jakarta: Gunung Agung.

Soedjiran R, dkk. 1986. Pengantar ekologi. Bandung : Remadja Karya.

http://langitkelamtanpailmu.blogspot.com/2014/01/makalah-ekologi-administrasi-negara.html

http://bhebheblog.blogspot.com/2014/06/ekologi-administrasi-negara-indonesia.html

http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran-friksional-

struktural-musiman-siklikal

Anda mungkin juga menyukai